Bab 4 : Pernikahan

Hari yang mendebarkan pun tiba, Nara termenung sementara Perias menata rambutnya. Ia tertunduk sambil terus menggaruk ujung kuku, tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kehidupannya yang dulu ia lewati dengan pertengkaran kini berubah 180 derajat.

Dalam 7 hari Nara merasakan badai besar seolah ini sebuah pintu menuju ambang kematian. Ia kehilangan Neneknya, di tahan atas tuduhan pembunuhan, di cecar seluruh masyarakat. Kemudian hari ini, ia menikahi seseorang yang sama sekali tak pernah ia lihat seumur hidupnya.

Entah ini keputusan yang tepat atau bukan. Nara yang tadinya hidup sengsara di bawah tekanan Neneknya, kini menuju ke kehidupan antah berantah sebab kematian Nenek nya pula.

"Nara, acara segera di mulai." Irene masuk sambil membawakan Nara kalung berlian.

"Anggap saja ini hadiah kecil dari ku." bisik nya. wajah elegan Irene terlihat sangat menonjol hari ini, riasan bold dan gaun merah tua menambah kesan hangat yang memancarkan kemewahan.

Nara hanya tersenyum saat Irene memakaikan kalung itu, hadiah kecil katanya. Padahal itu setara dengan 1 mobil mewah.

Irene mendampingi Nara, mereka keluar menuju altar pernikahan. Sepanjang langkahnya, wajah Nara terus tertunduk. Ia merasa sangat asing. Sendiri di tengah-tengah kerumunan orang-orang terpandang, seperti sedang berdiri di panggung pertunjukan.

Sampai lah ia di hadapan Pria yang akan menikahinya. Gugup dan takut, ia menyimak dengan seksama janji pernikahan yang di ucapkan Ammar dengan amat lantang.

Setelah Ammar selesai dengan janjinya, Nara pun mengucapkan janji yang tertulis di atas buku pernikahan mereka. Suaranya terdengar bergetar, di balik tudung berwarna putih nan berlapis menutupi wajahnya nafas Nara terdengar sangat laju.

Di hadapan Tuhan, di saksikan para tamu undangan. Resmi lah mereka berdua menjadi sepasang suami istri. Suami istri yang sah di mata Hukum dan Agama.

Di iringi tepuk tangan para tamu, Ammar meraih selendang di kepala Nara dan menyingkapkannya ke belakang. Wajah Nara masih tertunduk, ia tak berani menatap wajah Pria yang kini menjadi suaminya itu.

"Tatap wajahku." bisik Ammar, perlahan Nara mengangkat wajah dan pandangannya.

Garis rahang yang tegas, tatapan dingin namun tajam serta tubuh tingginya yang gagah membuat Nara terlihat sangat kecil di hadapan Pria itu.

Ammar tersenyum, senyum yang amat dingin dan kaku. "Senyum lah, Kau harus membuat pernikahan ini tampak nyata." tegas Ammar berbisik.

Barulah Nara tersenyum, ia berusaha membuka senyum selebar mungkin walau bibirnya bergetar takut. Mendengar suaranya saja benar-benar membuat Nara merinding.

Lesung pipi nya menyembul di balik senyum palsu itu. Mata mereka saling bertatapan seolah sedang merayakan kebahagiaan.

Satu persatu tamu mereka pun menyalami, memberikan ucapan selamat, serta mendoakan agar pernikahan mereka abadi di dunia dan di surga.

Seseorang yang di bicarakan Irene kemarin pun menghampiri pasangan pengantin baru itu. Dia adalah Damar, Pria paruh baya yang akan menjabat sebagai Pimpinan GT grup.

"Begitu Aku mencalonkan diri, Kau langsung menikah. Apakah pernikahan ini untuk merebut posisi itu hahahahah.." Damar melontarkan candaan yang sengaja ia jadikan sindiran.

Irene pun menghampiri mereka "Jaga ucapan Anda, jangan merusak acara pernikahan Ammar!" ketus Irene tak senang.

"Tenanglah, Aku hanya bercanda." Damar melemparkan tawa sambil menengguk minumannya.

"Kalian bahkan tidak saling mencintai, ck..ck.. Aku penasaran berapa banyak mereka membayar mu hingga Kau mau di nikahi olehnya." ia mencecar Nara dengan tatapan piciknya.

Nara yang terbawa suasana jengkel pun menyahuti Pria tua itu "Aku lebih penasaran, berapa banyak yang Anda inginkan hingga ingin merebut kursi Pimpinan."

Tawa Damar langsung pudar, tatapan piciknya berubah menjadi jengah.

Irene pun menjadi panik, ia lupa memberitahu Nara agar tidak asal bicara terutama bila di dekat Ammar.

"Tentu Aku membayarnya sangat banyak, Karena istri ku bukan wanita murahan." tukas Ammar mengimbuhkan, ia melingkarkan tangannya di pinggang Nara agar Damar semakin terpojok.

Nara hampir tak bisa bernafas saat itu, selama ini ia bahkan marah jika ada Pria yang memandanginya. Namun sekarang, ia malah harus membiarkan Pria asing itu menyentuh tubuhnya.

Irene sedikit lega mendengar itu, namun ia mengkhawatirkan Nara yang pasti akan di marahi oleh Ammar.

"Jangan menyentuhku.." bisik Nara.

Ammar mendengarnya, namun ia harus berpura-pura agar pernikahan itu terlihat indah dan nyata.

"Rileks..." bisik Irene dari kejauhan. Ia ingin Nara melepaskan nafasnya dan tersenyum dengan tenang.

Nara pula mengangguk, ia perlahan mengatur nafasnya. Wajahnya bahkan berusaha menghindar dari dada bidang Ammar. Sepanjang acara, ia terus mengepalkan jemarinya.

Sementara Ammar terus menyebarkan senyum palsu nya, menyambut para kolega dan teman dekat mendiang Papanya. Ia pun sungguh tersiksa, berdiri di sebelah orang asing, bertemu banyak orang dan melihat keramaian. ingin rasanya ia segera mengakhiri hari ini.

Setelah acara pernikahan mereka selesai, tanpa menyapa dan melihat istrinya Ammar langsung pulang ke rumah. Nara tak perduli soal itu, ia hanya memikirkan bagaimana caranya beradaptasi dengan kehidupan mereka nanti?

...~...

Keesokan harinya dari penthouse Nara di jemput seorang supir untuk mengambil barangnya di rumah Nenek. Irene tak ikut kali ini, ia sedang menyiapkan seluruh kamar di rumahnya. Nantinya ia akan menyuruh Nara memilih tidur di kamar mana saja, itu sebabnya ia bersiap.

Deburan ombak pesisir seolah menyambut kedatangan Nara. Baru beberapa hari ia tak menghirup udara disana, rasanya sangat tenang bisa menghirup udara itu lagi.

Bu Mina, tetangga dekat yang membuka warung nasi langsung berdiri melihat Nara turun dari mobil mewah. Ia tampak terharu dengan nasib anak itu. Entah apa yang akan terjadi padanya yang sebatang kara itu.

"Nara... Aku lega Hakim mencabut tuntutannya, Kau baik-baik saja kan?" ia menatap nanar wajah gadis itu.

"Aku baik-baik saja Bu, terimakasih sudah menjadi salah satu orang yang mempercayaiku."

"Tidak Nara, jangan berterimakasih. Aku justru harus meminta maaf padamu atas kesaksian yang ku berikan hari itu." Mina tampak menyesal, ia tidak tau jika satu kata saja yang ia ucapkan sebagai saksi maka satu fakta pula yang terungkap.

Saat hari kejadian Polisi mengintrogasi Bu Mina. Polisi bertanya apakah selama ini Nara dan Neneknya terlibat pertengkaran? Bu Mina yang tak tau apa-apa menjelaskan apa yang selalu ia dengar. Ia mengatakan kalau Nara sering mengumpat Nenek nya agar lebih cepat mati. Itu lah titik yang membuat motif Nara semakin kuat di mata Polisi.

"Tidak apa-apa Bu, semua sudah terjadi. Aku baik-baik saja sekarang. Jadi jangan khawatir." senyum Nara terkembang, ia tulus memaafkan Bu Mina.

Setelah beberapa menit bercengkrama dengan Bu Mina, Nara memasuki rumah Neneknya. Udara langsung terasa berbeda, terulang kembali semua kegaduhan ia dan Neneknya. Kini rumah itu akan sepi, seluruh kenangan yang ia miliki tertinggal di rumah itu.

Dengan tatapan berkaca, Nara mengamati seluruh sudut rumah. Terutama titik dimana sang Nenek tergeletak bersimbah darah. Ia berharap ada petunjuk yang tertinggal, andai saja ia pulang lebih awal saat itu. Pasti semua ini tidak akan terjadi.

...*****************...

Terpopuler

Comments

🌺awan's wife🌺

🌺awan's wife🌺

lanjut terusssss

2022-10-15

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog (Bab 1)
2 Bab 2 : Lembah hitam
3 Bab 3 : Kesepakatan
4 Bab 4 : Pernikahan
5 Bab 5 : Beradaptasi
6 Bab 6 : Dasi
7 Bab 7 : Pelantikan
8 Bab 8 : Rubanah
9 Bab 9: Pintu rahasia
10 Bab 10 : Kopi dan Snack
11 Bab 11 : Hantu?
12 Bab 12 : Demam
13 Bab 13 : Kucing Bu Mina
14 Bab 14 : Meminta maaf
15 Bab 15 : Membagi kompensasi
16 Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17 Bab 17 : Pembaruan kontrak
18 Bab 18 : Penyelidikan para korban
19 Bab 19 : Menghadiri pesta
20 Bab 20 : Pencucian uang
21 Bab 21 : Micky mouse
22 Bab 21 : Menyerahkan bukti
23 Bab 23 : Penggerak boneka
24 Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25 Bab 24 : Dendam balasan
26 Bab 26 : Kesaksian Palsu
27 Bab 27 : Ruang rahasia.
28 Bab 28 : Usaha yang salah
29 Bab 29 : Tikus peliharaan
30 Bab 30 : Merasa tertipu
31 Bab 31 : Sangat membingungkan
32 Bab 32 : Data pribadi
33 Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34 Bab 34 : Sidang
35 Bab 35 : 5 Miliar
36 Bab 36 : Korban baru
37 Bab 37 : Mengelabui
38 Bab 38 : Mall X2
39 Bab 39 : Meninggalkan kesan
40 Bab 40 : Obat bius
41 Bab 41 : Mimpi palsu
42 Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43 Bab 43 : Hari peringatan
44 Bab 44 : 1003
45 Bab 45 : Tiga detik
46 Bab 46 : Kejutan berulang
47 bab 47 : Villa terpencil
48 Bab 48 : Hancur
49 Bab 49 : Bukan Cinta
50 Bab 50 : Balas membalas
51 Bab 51 : Akhir dari segalanya
52 Bab 52 : Kekosongan
53 Bab 53 : Tidak ingin egois
54 Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55 Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56 Bab 56 : Tangis haru
57 Bab 57 : Breaking News
58 Bab 58 : Jangan datang
59 Bab 59 : Rantai dendam
60 Bab 60 : Salah jalan
61 Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62 Bab 62 : Merah muda
63 Bab 63 : Merah muda 2
64 Bab 64 : Membuat sup buah
65 Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66 Bab 66 : Memancing
67 Bab 67 : Fakta tentang kematian
68 Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69 Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70 Bab 70 : Melindungi.
71 Bab 71 : Terkepung
72 Bab 72 : Queen of Game
73 Bb 73 : Wajah asli
74 Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75 Bab 75 : Perasaan yang salah
76 Bab 76 : Pria paling egois
77 Bab 77 : Hormon
78 Bab 78 : Pernyataan
79 Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80 Bab 80 : Ingin tetap bersama
81 Episode 81 : Mengubah keadaan.
82 Episode 82 : VIP
83 Bab 83 : Ambulance
84 Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85 Bab 85 : Berbahagialah...
86 Bonus Chapter
87 Bunos chapter 2
88 Salam sayang
89 Tak Mau (jadi) Yang Kedua
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog (Bab 1)
2
Bab 2 : Lembah hitam
3
Bab 3 : Kesepakatan
4
Bab 4 : Pernikahan
5
Bab 5 : Beradaptasi
6
Bab 6 : Dasi
7
Bab 7 : Pelantikan
8
Bab 8 : Rubanah
9
Bab 9: Pintu rahasia
10
Bab 10 : Kopi dan Snack
11
Bab 11 : Hantu?
12
Bab 12 : Demam
13
Bab 13 : Kucing Bu Mina
14
Bab 14 : Meminta maaf
15
Bab 15 : Membagi kompensasi
16
Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17
Bab 17 : Pembaruan kontrak
18
Bab 18 : Penyelidikan para korban
19
Bab 19 : Menghadiri pesta
20
Bab 20 : Pencucian uang
21
Bab 21 : Micky mouse
22
Bab 21 : Menyerahkan bukti
23
Bab 23 : Penggerak boneka
24
Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25
Bab 24 : Dendam balasan
26
Bab 26 : Kesaksian Palsu
27
Bab 27 : Ruang rahasia.
28
Bab 28 : Usaha yang salah
29
Bab 29 : Tikus peliharaan
30
Bab 30 : Merasa tertipu
31
Bab 31 : Sangat membingungkan
32
Bab 32 : Data pribadi
33
Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34
Bab 34 : Sidang
35
Bab 35 : 5 Miliar
36
Bab 36 : Korban baru
37
Bab 37 : Mengelabui
38
Bab 38 : Mall X2
39
Bab 39 : Meninggalkan kesan
40
Bab 40 : Obat bius
41
Bab 41 : Mimpi palsu
42
Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43
Bab 43 : Hari peringatan
44
Bab 44 : 1003
45
Bab 45 : Tiga detik
46
Bab 46 : Kejutan berulang
47
bab 47 : Villa terpencil
48
Bab 48 : Hancur
49
Bab 49 : Bukan Cinta
50
Bab 50 : Balas membalas
51
Bab 51 : Akhir dari segalanya
52
Bab 52 : Kekosongan
53
Bab 53 : Tidak ingin egois
54
Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55
Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56
Bab 56 : Tangis haru
57
Bab 57 : Breaking News
58
Bab 58 : Jangan datang
59
Bab 59 : Rantai dendam
60
Bab 60 : Salah jalan
61
Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62
Bab 62 : Merah muda
63
Bab 63 : Merah muda 2
64
Bab 64 : Membuat sup buah
65
Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66
Bab 66 : Memancing
67
Bab 67 : Fakta tentang kematian
68
Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69
Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70
Bab 70 : Melindungi.
71
Bab 71 : Terkepung
72
Bab 72 : Queen of Game
73
Bb 73 : Wajah asli
74
Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75
Bab 75 : Perasaan yang salah
76
Bab 76 : Pria paling egois
77
Bab 77 : Hormon
78
Bab 78 : Pernyataan
79
Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80
Bab 80 : Ingin tetap bersama
81
Episode 81 : Mengubah keadaan.
82
Episode 82 : VIP
83
Bab 83 : Ambulance
84
Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85
Bab 85 : Berbahagialah...
86
Bonus Chapter
87
Bunos chapter 2
88
Salam sayang
89
Tak Mau (jadi) Yang Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!