Bab 18 : Penyelidikan para korban

Di kantor Detektif...

Sam membuat daftar nama para korban di sebuah papan. Ia juga membuat analisa bagaimana mereka secara tidak langsung berhubungan dengan kasus kebakaran tersebut.

"Pembunuhan berantai ini di mulai sejak 10 tahun silam. Sudah 15 korban tewas mengenaskan. 11 di antaranya adalah Pengacara, Polisi, mantan karyawan GT grub serta dua orang pekerja lepas. Lalu tiga orang anak berusia di bawah umur.

Anak pertama berusia 11 tahun. ia tewas sekitar 9 tahun silam. Ibunya seorang pekerja paruh waktu di gedung pertemuan itu.

Anak kedua berusia 9 tahun, ia putra seorang pekerja lepas. Tiga hari setelah kebakaran itu terjadi, ia menerima uang dalam jumlah besar melalui rekening pribadi.

Dan Anak ketiga berusia 14 tahun, cucu tunggal Pimpinan Excel grup. Di ketahui ia beberapa kali terlibat kerja sama dengan Direktur GT grub."

Sam berhenti sejenak, ia membuat tulisan baru yakni nama Damar.

"Seperti yang Kita ketahui, Sejak GT grub berdiri Damar merupakan orang yang paling dekat dengan Pimpinan dan Wakilnya. Dia juga orang yang melimpahkan kejadian itu pada Ayah, hingga akhirnya di penjara dengan tuduhan kecerobohan."

Sandra merasa ada yang janggal, jika 14 korban memiliki hubungan secara tidak langsung dengan Damar. Lalu apa hubungan Nenek nya Nara?

"Keluarga Nara tak pernah terlibat dengan Damar. Lalu siapa dan kenapa Psikopat itu menjebak Nara sedemikian rupa?"

"Ini yang harus Kita pecahkan. Jadi Kita hanya harus fokus terhadap kasus Nara. Jika ini terungkap, Kita akan mengetahui siapa pembunuh itu. Dan Kita bisa tau apakah Direktur Rumah sakit itu memiliki hubungan juga dengan kasus ini."

Seketika sekujur tubuh Galih merinding membayangkan semua kasus itu saling bertaut. "Wahhh... Nara benar-benar kartu Emas bagi Kita. Jika ternyata Damar dalang dari semua ini, maka Kita bisa memecahkan Kasus Nara, membebaskan Ayahmu dan menemukan pelaku sebenarnya. Ini sungguh gila...!"

"Tapi Damar sangat dekat dengan mendiang Pimpinan dan Wakilnya, apakah mungkin dia yang melakukan itu?" Sandra tiba-tiba ragu, sejauh ini tampaknya Damar tak pernah terlibat kasus seperti itu.

Sam menarik nafasnya, lalu kembali duduk di kursi sembari menggulung lengan kemejanya.

"Sebuah pohon bahkan merasa bahagia saat benalu merambat di batangnya, ia pikir mereka akan bisa tumbuh bersama. Namun benalu malah menyerap nutrisi si pohon dan tumbuh merayap, sementara pohon itu perlahan kehilangan daun dan buahnya. Lama kelamaan pohon akan mati di kuasai benalu. Bukan tidak mungkin Damar melakukan semua ini dengan sangat apik, karena dia tau caranya tumbuh subur di atas pohon. yakni merayap perlahan."

"Bagaimana kalau ternyata Nara memang membunuh? Tak jarang juga pelaku yang mengaku sebagai korban. Bagaimana kalau ternyata Kita dipermainkan oleh Psikopat itu?" ujar Sandra lagi.

"Otak mu benar-benar rusak. Bagaimana bisa Kau mengatakan itu? Nara bahkan tak tega memukul seekor lalat, dan Kau bilang dia benar-benar membunuh Nenek nya?"

"Sam.. jaga ucapan mu, bagaimana pun dia yang paling berguna di antara Kita." Galih tampak tak terima melihat Sandra diomeli.

Kalau bukan karena keahlian Sandra dalam meretas segala macam perangkat, mereka pasti kesulitan mendapatkan barang bukti. Memang itu perbuatan ilegal, mereka tau itu. Tapi jika para penjahat melakukan segala cara, bukan kah mereka juga harus melakukan segala cara untuk menangkapnya?

"Kau membela nya?" Sam terdengar kesal saat melihat sahabatnya lebih membela adik perempuannya.

Galih menangguk cepat. "mm.. Karena dia cantik dan bisa di andalkan. Kita hanya Detektif biasa tanpa dirinya."

Mendengar itu Sandra melempar tatapan sinis, namun hati nya sedikit berdebar walau wajahnya mengatakan sebaliknya.

"Bagaimana denganmu? Kau membela Nara karena dia juga cantik?" lanjut Galih sambil melempar lirikan meledek.

"Hei..! jaga ucapan mu, jika orang lain mendengar bisa menyebabkan salah paham." Sam mengacungkan jarinya di depan wajah Galih.

"Ya...ya..ya..." sahut Galih menangguk dengan senyum kecil.

...~~~~...

Pukul 16:00...

Di halaman depan, tampak Nara tengah menyiram tanaman bonsai menggunakan selang. Namun tak hanya bonsai yang ia guyur, ia mengarahkan selang ke atas kepala lalu menari di bawah percikan air. Ia merasa tengah bermain di bawah hujan yang menyejukkan.

"Apa yang Kau lakukan?" suara dalam Ammar yang tiba-tiba muncul itu membuat Nara terkejut hingga selang yang di pegang nya jatuh dan membuat kaki Ammar basah.

"Astaga..!" pekik Nara saat melihat wajah Ammar. Ia langsung berlari mematikan kran air yang tak jauh dari sana.

"aissss..! Dasar tikus pembawa sial." gerutu Ammar kesal.

"Maaf.. maafkan Aku. Aku tidak bermaksud membuat mu seperti ini." Nara mengatupkan tangannya ke arah Ammar.

Seluruh tubuhnya yang basah kuyup sungguh membuatnya terlihat seperti tikus kecil di mata Ammar.

Begitu pula dengan Ammar, mulai dari lutut hingga sepatunya basah kuyup akibat ulah Nara barusan. Benar-benar menjengkelkan.

"Bersiaplah... Aku di undang ke pernikahan salah satu pemegang saham."

"Baik.. Apa yang perlu Ku siapkan? menyetrika baju mu? atau menyemir sepatumu?" ia mengira Ammar akan memberinya hukuman.

Ammar mendorong dahi Nara dengan jari telunjuknya. "Kenapa otakmu dungu sekali? Kau yang harus bersiap, Kita akan pergi ke sana."

"Aku..? Kenapa bukan Irene?"

"Karena Kau istri ku..." Ammar langsung berbalik menuju rumah.

"HEI... Bukan kah barusan Kau menyentuhku!" pekik Nara kesal. Lagi-lagi Ammar melanggar kontraknya.

"Ya.. Aku akan mengirim 100 juta sekarang." sahut Ammar tanpa berbalik, tampak pula ia mengambil ponselnya dan mengirimkan uang 100 juta ke nomor rekening Nara.

Nara menyabetkan selangnya ke pohon bonsai hingga beberapa daunnya gugur.

"sss! Kenapa dia jadi seenaknya padaku? Apa dia pikir membayar penalti serupa dengan nafkah? Pria itu benar-benar brengshake!"

"Cepatlah..!" seru Ammar.

"Iya..!" sahut Nara sambil membelalakkan matanya.

...~...

Sampailah mereka di gedung pernikahan. Tak banyak tamu yang datang. Hanya beberapa rekan dan kerabat dekat yang menghadiri acara tersebut. Meski begitu pernikahan itu tampak sangat mewah.

"khm..." Ammar melipat tangannya di samping pinggang dan mengkode Nara untuk memasukkan lengannya di sana.

Nara memahami, namun ia ragu karena itu pelanggaran kontrak kan?

"Aku tak mau melanggar kontrak." bisik nya.

Ammar membuang nafas kesal, namun tetap tersenyum walau tampak hambar. "Hari ini anggap saja kontrak itu tidak berlaku." ia menggamit lengan Nara dan merangkulnya.

Namun Nara menepis, ia menarik kembali lengannya. "Tidak mau, Katamu tidak ada pengecualian. Lagi pula kenapa sekarang Kau jadi seenaknya menyentuhku? Apa karena Kau memiliki banyak uang makanya Kau dengan mudah melanggar kontrak itu?"

"Kau terlihat cantik.." bisik Ammar sembari menyelipkan rambut Nara ke belakang telinga.

Nara membelalak, hampir saja ia mengomeli Ammar lagi. Tapi ia langsung paham, Ammar melakukan itu karena Damar sedang menuju ke arah mereka.

"Wah... Pengantin baru ini tampak mesra sekali." sapa Damar.

"Tapi dari kejauhan Ku lihat kalian sedikit berdebat tadi, ada apa?" imbuh nya, membuat Ammar semakin kesal karena Damar berlagak akrab.

Walaupun tak disahuti oleh Ammar, ia tetap tersenyum lebar. Tatapan piciknya kini berpindah kepada Nara.

"Hallo nona, bagaimana perkembangan kasus mu? Jika Kau membutuhkan bantuan ku tidak usah sungkan."

"Jangan menganggu nya! urus saja dirimu sendiri." ketus Ammar.

Damar mendekat dan berbisik pada Ammar. "Kau tampak sangat melindungi istri kontrak mu ini."

"Jaga ucapan mu!" balas Ammar menggeratkan rahangnya.

"Kalau Kau bisa menjaga sikapmu, Aku akan menjaga sikap ku. Kau pikir Aku tidak tau rahasia mu hah?"

"Omong kosong.." Ammar menggandeng Nara dan membawa nya pergi dari hadapan Damar.

Di tinggali tatapan tajam oleh Ammar, ia malah tersenyum lebar. "ck..ck.. Kasihan sekali gadis polos itu di kelabui olehnya."

Ammar dan Nara duduk di sebuah kursi yang telah di sediakan. Sembari menyaksikan pengantin yang mengikat janji, Nara mencicipi hidangan yang tersedia. Sementara Ammar hanya duduk diam dengan wajah datarnya yang tampak kaku seperti biasa.

"Boleh kah Aku bertanya, kenapa waktu itu Kau menemui Direktur rumah sakit?"

"Tidak." sahut Ammar cepat.

"Detektif yang menangani kasus Nenek bilang kalau dia sedang menjalani bisnis pengedaran obat ilegal. Mereka mencurigai dia dalang dari kejadian itu. Kau tidak terlibat dengan bisnis kotor itu kan?"

Ammar menatap tajam Nara, ia risih mendengarkan Nara terlalu banyak bicara. Ingin sekali ia mencabik wajah gadis itu menggunakan kedua matanya.

...*********...

Terpopuler

Comments

dina firara

dina firara

heemmmm...nara ??? salah satu anak dadi petinggi GT group kah??

2022-12-05

1

Rinnie Erawaty

Rinnie Erawaty

ini setiap tokohnya punya misteri masing2 kayaknya 🤔

2022-11-28

0

💞 NYAK ZEE 💞

💞 NYAK ZEE 💞

kak othor.....kepala Q pusing......ini yang benar yg salah yg mana ....
mereka punya mesteri semua.....
di sini hanya Nara yg kelihatan oon sendiri ....

2022-10-20

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog (Bab 1)
2 Bab 2 : Lembah hitam
3 Bab 3 : Kesepakatan
4 Bab 4 : Pernikahan
5 Bab 5 : Beradaptasi
6 Bab 6 : Dasi
7 Bab 7 : Pelantikan
8 Bab 8 : Rubanah
9 Bab 9: Pintu rahasia
10 Bab 10 : Kopi dan Snack
11 Bab 11 : Hantu?
12 Bab 12 : Demam
13 Bab 13 : Kucing Bu Mina
14 Bab 14 : Meminta maaf
15 Bab 15 : Membagi kompensasi
16 Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17 Bab 17 : Pembaruan kontrak
18 Bab 18 : Penyelidikan para korban
19 Bab 19 : Menghadiri pesta
20 Bab 20 : Pencucian uang
21 Bab 21 : Micky mouse
22 Bab 21 : Menyerahkan bukti
23 Bab 23 : Penggerak boneka
24 Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25 Bab 24 : Dendam balasan
26 Bab 26 : Kesaksian Palsu
27 Bab 27 : Ruang rahasia.
28 Bab 28 : Usaha yang salah
29 Bab 29 : Tikus peliharaan
30 Bab 30 : Merasa tertipu
31 Bab 31 : Sangat membingungkan
32 Bab 32 : Data pribadi
33 Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34 Bab 34 : Sidang
35 Bab 35 : 5 Miliar
36 Bab 36 : Korban baru
37 Bab 37 : Mengelabui
38 Bab 38 : Mall X2
39 Bab 39 : Meninggalkan kesan
40 Bab 40 : Obat bius
41 Bab 41 : Mimpi palsu
42 Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43 Bab 43 : Hari peringatan
44 Bab 44 : 1003
45 Bab 45 : Tiga detik
46 Bab 46 : Kejutan berulang
47 bab 47 : Villa terpencil
48 Bab 48 : Hancur
49 Bab 49 : Bukan Cinta
50 Bab 50 : Balas membalas
51 Bab 51 : Akhir dari segalanya
52 Bab 52 : Kekosongan
53 Bab 53 : Tidak ingin egois
54 Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55 Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56 Bab 56 : Tangis haru
57 Bab 57 : Breaking News
58 Bab 58 : Jangan datang
59 Bab 59 : Rantai dendam
60 Bab 60 : Salah jalan
61 Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62 Bab 62 : Merah muda
63 Bab 63 : Merah muda 2
64 Bab 64 : Membuat sup buah
65 Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66 Bab 66 : Memancing
67 Bab 67 : Fakta tentang kematian
68 Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69 Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70 Bab 70 : Melindungi.
71 Bab 71 : Terkepung
72 Bab 72 : Queen of Game
73 Bb 73 : Wajah asli
74 Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75 Bab 75 : Perasaan yang salah
76 Bab 76 : Pria paling egois
77 Bab 77 : Hormon
78 Bab 78 : Pernyataan
79 Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80 Bab 80 : Ingin tetap bersama
81 Episode 81 : Mengubah keadaan.
82 Episode 82 : VIP
83 Bab 83 : Ambulance
84 Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85 Bab 85 : Berbahagialah...
86 Bonus Chapter
87 Bunos chapter 2
88 Salam sayang
89 Tak Mau (jadi) Yang Kedua
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog (Bab 1)
2
Bab 2 : Lembah hitam
3
Bab 3 : Kesepakatan
4
Bab 4 : Pernikahan
5
Bab 5 : Beradaptasi
6
Bab 6 : Dasi
7
Bab 7 : Pelantikan
8
Bab 8 : Rubanah
9
Bab 9: Pintu rahasia
10
Bab 10 : Kopi dan Snack
11
Bab 11 : Hantu?
12
Bab 12 : Demam
13
Bab 13 : Kucing Bu Mina
14
Bab 14 : Meminta maaf
15
Bab 15 : Membagi kompensasi
16
Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17
Bab 17 : Pembaruan kontrak
18
Bab 18 : Penyelidikan para korban
19
Bab 19 : Menghadiri pesta
20
Bab 20 : Pencucian uang
21
Bab 21 : Micky mouse
22
Bab 21 : Menyerahkan bukti
23
Bab 23 : Penggerak boneka
24
Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25
Bab 24 : Dendam balasan
26
Bab 26 : Kesaksian Palsu
27
Bab 27 : Ruang rahasia.
28
Bab 28 : Usaha yang salah
29
Bab 29 : Tikus peliharaan
30
Bab 30 : Merasa tertipu
31
Bab 31 : Sangat membingungkan
32
Bab 32 : Data pribadi
33
Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34
Bab 34 : Sidang
35
Bab 35 : 5 Miliar
36
Bab 36 : Korban baru
37
Bab 37 : Mengelabui
38
Bab 38 : Mall X2
39
Bab 39 : Meninggalkan kesan
40
Bab 40 : Obat bius
41
Bab 41 : Mimpi palsu
42
Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43
Bab 43 : Hari peringatan
44
Bab 44 : 1003
45
Bab 45 : Tiga detik
46
Bab 46 : Kejutan berulang
47
bab 47 : Villa terpencil
48
Bab 48 : Hancur
49
Bab 49 : Bukan Cinta
50
Bab 50 : Balas membalas
51
Bab 51 : Akhir dari segalanya
52
Bab 52 : Kekosongan
53
Bab 53 : Tidak ingin egois
54
Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55
Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56
Bab 56 : Tangis haru
57
Bab 57 : Breaking News
58
Bab 58 : Jangan datang
59
Bab 59 : Rantai dendam
60
Bab 60 : Salah jalan
61
Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62
Bab 62 : Merah muda
63
Bab 63 : Merah muda 2
64
Bab 64 : Membuat sup buah
65
Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66
Bab 66 : Memancing
67
Bab 67 : Fakta tentang kematian
68
Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69
Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70
Bab 70 : Melindungi.
71
Bab 71 : Terkepung
72
Bab 72 : Queen of Game
73
Bb 73 : Wajah asli
74
Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75
Bab 75 : Perasaan yang salah
76
Bab 76 : Pria paling egois
77
Bab 77 : Hormon
78
Bab 78 : Pernyataan
79
Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80
Bab 80 : Ingin tetap bersama
81
Episode 81 : Mengubah keadaan.
82
Episode 82 : VIP
83
Bab 83 : Ambulance
84
Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85
Bab 85 : Berbahagialah...
86
Bonus Chapter
87
Bunos chapter 2
88
Salam sayang
89
Tak Mau (jadi) Yang Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!