Setelah mengambil keperluannya, Nara di bawa oleh sang supir ke kediaman keluarga Dawson. Rumah mewah yang berdiri di atas lahan luas itu tampak kokoh bak kastil kerajaan.
Dari gerbang utama, bahkan mereka butuh sekitar 2 menit menggunakan mobil untuk sampai di depan pintu rumah besar itu. Nara tak henti-hentinya tercengang, ia akan benar-benar menjadi tikus di sana.
"Selamat datang Nara... semoga Kau betah di sini." sambut Irene saat Nara baru saja memasuki rumah.
Nara hanya tersenyum, entah dia akan betah atau tidak di sana. Ia tak melihat satu orang pun selain Irene disana. Biasanya rumah megah membutuhkan banyak pekerja kan?
"Apa tidak ada orang lain di sini?"
Irene tersenyum kecil, ia membawa koper Nara ke dalam sambil bercerita "Tentu saja ada, mereka tinggal di puri belakang rumah ini."
"Apa mereka saudara Anda?" tanya Nara penasaran.
"Bukan, mereka para pekerja di sini. Mana mungkin Aku sanggup mengurus rumah ini sendirian. Ada seorang koki yang memasak untuk kami, dia memasaknya di puri itu kemudian di bawa kesini. Begitu pula dengan Laundry, seseorang mengambil pakaian kotor lalu mereka cuci di sana. Mereka juga membersihkan rumah saat Ammar sudah berangkat ke kantor. Ammar merasa terganggu jika mereka melakukan pekerjaannya kapan saja. Itu sebabnya mereka ku suruh bekerja saat Ammar tidak ada di rumah."
"Jadi di rumah sebesar ini hanya Anda dan Ammar?"
"Sekarang Kau. Kami juga punya dapur di rumah ini, jika Kau ingin membuat kopi atau memasak untukmu sendiri silahkan. Asal jangan menimbulkan suara berisik saat Ammar di rumah. Saat pulang dari kantor Ammar akan masuk ke kamarnya hingga pagi, lalu kembali berangkat ke kantor lagi."
"sss.. Apa dia tidak bosan?" gumam Nara membayangkan.
"Entahlah, bahkan di kantor pun ia jarang mendatangi rapat Dewan direksi."
"Bagaimana dengan Saya? Apa Saya tidak boleh kemanapun?"
"Boleh, akan ada orang yang mengawasi mu nanti. Jadi jangan khawatir."
Sampai lah mereka di ruang utama, ruangan yang sangat luas dan bisa langsung melihat tiga lantai dengan pagar melingkar di setiap sisi.
Nara mendongakkan wajahnya, memandangi lampu kristal yang tergantung di tengah-tengah. Mungkin besar lampu itu melebihi tubuhnya.
"Jika Pak Damar menduduki posisi tertinggi setelah kursi pimpinan, Lalu apa jabatan Anda dan Ammar di sana?"
Irene bilang ia dan Ammar akan jarang di rumah, lalu pekerjaan apa yang mereka pegang di kantor?
"Berkat kelicikannya, dia menjadikan Kami Konsultan. Sementara Anak sulung nya menduduki kursi Direktur. Itu lah kenapa Kami ingin merebut kembali perusahaan yang di bangun oleh Orang tua Kami."
"Dia licik sekali," gumam Nara sedikit prihatin, namun jika dipikir-pikir sejujurnya nasib dirinya lebih memprihatinkan.
"Kau pilih kamar yang mana?"
Nara langsung menunjuk kamar di lantai dasar dekat ruang keluarga. Malas rasanya jika harus naik turun tangga atau lift. terlebih ia sering lapar kalau malam hari.
"Baiklah, kalau Kau butuh sesuatu bisa mendatangi Ku. Kamar ku yang di sana." tunjuk Irene pada kamarnya di lantai Dua.
"Dan jika Kau membutuhkan Ammar, kamarnya di sana." sambung Irene sambil tersenyum kecil. Siapa tau Nara ingin menuntut hak nya sebagai istri, di luar rencana yang mereka susun. jika sesuatu terjadi pada hubungan kontrak mereka itu sungguh di luar jangkauan Irene.
Nara hanya mengangkat ujung bibirnya, lagipula di matanya Ammar benar-benar Pria aneh. Walaupun hubungan mereka palsu bukankah seharusnya pengantin baru mengambil cuti beberapa hari? Ammar langsung bekerja di hari pertama pernikahannya, bukankah itu gila?
...~~~...
Malam hampir tiba, Para pelayan segera menyiapkan keperluan Ammar. Dari mulai menyiapkan makanan, merapikan kamar dan baju-baju Ammar yang sudah di cuci. Mereka mengantarkan semua itu ke kamar Ammar.
Nara melihat wanita paruh baya yang mendorong keranjang berisi keperluan Ammar ke dalam lift. Ia pun menawarkan bantuan.
"Apa perlu Saya bantu?"
"Tidak usah Nona.. ini tugas Kami."
Nara pun mundur, ia benar-benar bingung karena hanya bisa melihat para pelayan yang bekerja.
"Nona Nara, Jika merasa bosan Anda bisa berkunjung ke puri di belakang rumah. Ada banyak orang yang bisa Anda ajak bicara di sana." ujar Pelayan yang tengah mengepel lantai. Wanita bertubuh gemuk itu tampak berusia 50 tahunan, sepertinya ia sudah lama bekerja dengan keluarga Dawson.
Nara mengangguk, canggung rasanya berhadapan dengan orang-orang di rumah itu.
Hari menjadi gelap, semua lampu di ruangan tengah di padamkan karena Ammar tidak menyukai cahaya. Ia merasa lelahnya akan berkurang saat melihat sekeliling yang temaram.
Sudah dua jam Nara menonton TV, di kursi besar itu ia duduk seorang diri bak tahanan. Suasana kamar yang belum sesuai menambah kesan mencekam.
Saat melihat iklan makanan, Nara tiba-tiba menjadi lapar. Ia pun teringat di kulkas ada roti yang kelihatannya cukup enak.
Ia keluar kamar, menyusuri lorong sambil menghitung setiap pilar yang di lewatinya. Takut saja kalau ia akan tersesat.
Sesampainya di dapur Nara mengambil roti, menyeduh susu lalu meletakkannya di nampan. Kemudian segera kembali menuju kamar.
Nara berputar sambil mengamati sekitar, lalu tiba-tiba sosok tinggi besar muncul di hadapannya.
Hampir saja ia berteriak, namun saat menyadari sosok itu adalah Ammar ia menahan rasa terkejutnya.
Di balik remangnya suasana, mata mereka bertemu. Ammar menatap tajam wajah Nara tanpa berkedip.
"Kau tau makna dari pernikahan kontrak kan?" tanya Ammar bernada kesal.
Nara melipat dahinya, "Tau..." sahutnya pelan.
"Lalu kenapa repot-repot membawakan ku roti? Bersikaplah seolah Kau tak pernah melihatku. Jangan mengharapkan apapun!" tegas nya dengan suara berat. Ia meninggalkan Nara yang terpaku di tempat.
Nara mendecit jengkel seperti tikus sembari menggeleng heran "Siapa bilang ini untukmu!" rutuknya kesal karena Ammar salah sangka dan langsung mencecarnya.
Ia pun kembali melanjutkan langkah menuju kamarnya. Sambil menggerutu atas sikap Ammar barusan. ini bahkan baru hari pertama mereka, Ammar benar-benar Pria menjengkelkan baginya. Kenapa sikapnya berbeda dengan Irene, walaupun wajah Irene terlihat ketus namun ia sangat ramah dan terbuka pada Nara.
...~~...
Pagi datang, bukan Nara namanya kalau tidak mengisi perut di pagi hari. Ia membuat roti panggang dengan alat yang serba canggih.
Sembari menyiapkan piring, Nara bersenandung dengan decitan halus di ujung giginya. Bau roti panggang, selai strawberry dan salad buah yang di olah Nara begitu menusuk di hidung Ammar.
Tentu saja Ammar merasa sangat kesal, kehadiran Nara benar-benar seperti tikus yang terus menganggu kedamaian nya.
"Apa Irene tidak memberitahumu!" tukas Ammar membuat Nara terkejut.
"Apa..?" tanya Nara, bukankah Irene bilang ia boleh memakai dapur sesukanya.
"Jangan menyiapkan makanan untukku! Jangan memasak sesuatu yang berbau tajam. Hentikan decitan tikus dari mulutmu itu!" Matanya benar-benar seperti menusuk wajah Nara, tampaknya ia benar-benar marah.
"Dan satu lagi, jangan bicara padaku apalagi menunjukkan lubang tikus di pipimu itu!" geram Ammar kemudian berbalik badan meninggalkan Nara.
"Siapa yang menyiapkan makan untukmu? Memangnya Kau siapa sampai Aku harus repot-repot membuatkan mu makanan!" rutuknya pelan, ia takut Ammar bisa mendengar itu.
Nara terbiasa memakan makanan sederhana, ia belum bisa menyesuaikan lidah dengan menu makanan yang di buatkan oleh Koki. Selain porsinya sedikit, rasanya juga kurang nikmat bagi pecinta micin seperti dirinya.
"haisss..! Aku jadi tidak nafsu makan!" gumam Nara, namun ia melahap habis roti panggang buatannya hanya dengan dua kali gigitan.
Di tengah rasa jengkelnya, ponsel Nara berdering. Itu panggilan masuk dari Direktur rumah sakit tempatnya bekerja.
Direktur menyuruhnya datang ke rumah sakit untuk menyerahkan surat pengunduran diri. Karena berita tentang dirinya kemarin, citra Rumah sakit jadi jelek di mata umum. Walaupun pada akhirnya Nara di nyatakan tidak bersalah, tetap saja pihak rumah sakit tidak bisa menerimanya kembali demi menjaga nama baik
.
...**************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Esti Restianti
suka banget babnya panjang" hihi
2023-02-21
2
mbak i
baca tipus tipis dulu ya Miss,,,soalnya jahitan lagi numpuk,,,takut nggak rampung,,pada waktunya🤣🤣🤣sehat terus ya Miss moon,,,dan berharap,,ada bonchap untuk pak Rey😁😁😁😁
2022-10-22
2
NayaRaa Chika
Ammar percaya diri sekali Anda yaa.... 🤭🤭😂😂
2022-10-21
1