Bab 5 : Beradaptasi

Setelah mengambil keperluannya, Nara di bawa oleh sang supir ke kediaman keluarga Dawson. Rumah mewah yang berdiri di atas lahan luas itu tampak kokoh bak kastil kerajaan.

Dari gerbang utama, bahkan mereka butuh sekitar 2 menit menggunakan mobil untuk sampai di depan pintu rumah besar itu. Nara tak henti-hentinya tercengang, ia akan benar-benar menjadi tikus di sana.

"Selamat datang Nara... semoga Kau betah di sini." sambut Irene saat Nara baru saja memasuki rumah.

Nara hanya tersenyum, entah dia akan betah atau tidak di sana. Ia tak melihat satu orang pun selain Irene disana. Biasanya rumah megah membutuhkan banyak pekerja kan?

"Apa tidak ada orang lain di sini?"

Irene tersenyum kecil, ia membawa koper Nara ke dalam sambil bercerita "Tentu saja ada, mereka tinggal di puri belakang rumah ini."

"Apa mereka saudara Anda?" tanya Nara penasaran.

"Bukan, mereka para pekerja di sini. Mana mungkin Aku sanggup mengurus rumah ini sendirian. Ada seorang koki yang memasak untuk kami, dia memasaknya di puri itu kemudian di bawa kesini. Begitu pula dengan Laundry, seseorang mengambil pakaian kotor lalu mereka cuci di sana. Mereka juga membersihkan rumah saat Ammar sudah berangkat ke kantor. Ammar merasa terganggu jika mereka melakukan pekerjaannya kapan saja. Itu sebabnya mereka ku suruh bekerja saat Ammar tidak ada di rumah."

"Jadi di rumah sebesar ini hanya Anda dan Ammar?"

"Sekarang Kau. Kami juga punya dapur di rumah ini, jika Kau ingin membuat kopi atau memasak untukmu sendiri silahkan. Asal jangan menimbulkan suara berisik saat Ammar di rumah. Saat pulang dari kantor Ammar akan masuk ke kamarnya hingga pagi, lalu kembali berangkat ke kantor lagi."

"sss.. Apa dia tidak bosan?" gumam Nara membayangkan.

"Entahlah, bahkan di kantor pun ia jarang mendatangi rapat Dewan direksi."

"Bagaimana dengan Saya? Apa Saya tidak boleh kemanapun?"

"Boleh, akan ada orang yang mengawasi mu nanti. Jadi jangan khawatir."

Sampai lah mereka di ruang utama, ruangan yang sangat luas dan bisa langsung melihat tiga lantai dengan pagar melingkar di setiap sisi.

Nara mendongakkan wajahnya, memandangi lampu kristal yang tergantung di tengah-tengah. Mungkin besar lampu itu melebihi tubuhnya.

"Jika Pak Damar menduduki posisi tertinggi setelah kursi pimpinan, Lalu apa jabatan Anda dan Ammar di sana?"

Irene bilang ia dan Ammar akan jarang di rumah, lalu pekerjaan apa yang mereka pegang di kantor?

"Berkat kelicikannya, dia menjadikan Kami Konsultan. Sementara Anak sulung nya menduduki kursi Direktur. Itu lah kenapa Kami ingin merebut kembali perusahaan yang di bangun oleh Orang tua Kami."

"Dia licik sekali," gumam Nara sedikit prihatin, namun jika dipikir-pikir sejujurnya nasib dirinya lebih memprihatinkan.

"Kau pilih kamar yang mana?"

Nara langsung menunjuk kamar di lantai dasar dekat ruang keluarga. Malas rasanya jika harus naik turun tangga atau lift. terlebih ia sering lapar kalau malam hari.

"Baiklah, kalau Kau butuh sesuatu bisa mendatangi Ku. Kamar ku yang di sana." tunjuk Irene pada kamarnya di lantai Dua.

"Dan jika Kau membutuhkan Ammar, kamarnya di sana." sambung Irene sambil tersenyum kecil. Siapa tau Nara ingin menuntut hak nya sebagai istri, di luar rencana yang mereka susun. jika sesuatu terjadi pada hubungan kontrak mereka itu sungguh di luar jangkauan Irene.

Nara hanya mengangkat ujung bibirnya, lagipula di matanya Ammar benar-benar Pria aneh. Walaupun hubungan mereka palsu bukankah seharusnya pengantin baru mengambil cuti beberapa hari? Ammar langsung bekerja di hari pertama pernikahannya, bukankah itu gila?

...~~~...

Malam hampir tiba, Para pelayan segera menyiapkan keperluan Ammar. Dari mulai menyiapkan makanan, merapikan kamar dan baju-baju Ammar yang sudah di cuci. Mereka mengantarkan semua itu ke kamar Ammar.

Nara melihat wanita paruh baya yang mendorong keranjang berisi keperluan Ammar ke dalam lift. Ia pun menawarkan bantuan.

"Apa perlu Saya bantu?"

"Tidak usah Nona.. ini tugas Kami."

Nara pun mundur, ia benar-benar bingung karena hanya bisa melihat para pelayan yang bekerja.

"Nona Nara, Jika merasa bosan Anda bisa berkunjung ke puri di belakang rumah. Ada banyak orang yang bisa Anda ajak bicara di sana." ujar Pelayan yang tengah mengepel lantai. Wanita bertubuh gemuk itu tampak berusia 50 tahunan, sepertinya ia sudah lama bekerja dengan keluarga Dawson.

Nara mengangguk, canggung rasanya berhadapan dengan orang-orang di rumah itu.

Hari menjadi gelap, semua lampu di ruangan tengah di padamkan karena Ammar tidak menyukai cahaya. Ia merasa lelahnya akan berkurang saat melihat sekeliling yang temaram.

Sudah dua jam Nara menonton TV, di kursi besar itu ia duduk seorang diri bak tahanan. Suasana kamar yang belum sesuai menambah kesan mencekam.

Saat melihat iklan makanan, Nara tiba-tiba menjadi lapar. Ia pun teringat di kulkas ada roti yang kelihatannya cukup enak.

Ia keluar kamar, menyusuri lorong sambil menghitung setiap pilar yang di lewatinya. Takut saja kalau ia akan tersesat.

Sesampainya di dapur Nara mengambil roti, menyeduh susu lalu meletakkannya di nampan. Kemudian segera kembali menuju kamar.

Nara berputar sambil mengamati sekitar, lalu tiba-tiba sosok tinggi besar muncul di hadapannya.

Hampir saja ia berteriak, namun saat menyadari sosok itu adalah Ammar ia menahan rasa terkejutnya.

Di balik remangnya suasana, mata mereka bertemu. Ammar menatap tajam wajah Nara tanpa berkedip.

"Kau tau makna dari pernikahan kontrak kan?" tanya Ammar bernada kesal.

Nara melipat dahinya, "Tau..." sahutnya pelan.

"Lalu kenapa repot-repot membawakan ku roti? Bersikaplah seolah Kau tak pernah melihatku. Jangan mengharapkan apapun!" tegas nya dengan suara berat. Ia meninggalkan Nara yang terpaku di tempat.

Nara mendecit jengkel seperti tikus sembari menggeleng heran "Siapa bilang ini untukmu!" rutuknya kesal karena Ammar salah sangka dan langsung mencecarnya.

Ia pun kembali melanjutkan langkah menuju kamarnya. Sambil menggerutu atas sikap Ammar barusan. ini bahkan baru hari pertama mereka, Ammar benar-benar Pria menjengkelkan baginya. Kenapa sikapnya berbeda dengan Irene, walaupun wajah Irene terlihat ketus namun ia sangat ramah dan terbuka pada Nara.

...~~...

 

Pagi datang, bukan Nara namanya kalau tidak mengisi perut di pagi hari. Ia membuat roti panggang dengan alat yang serba canggih.

Sembari menyiapkan piring, Nara bersenandung dengan decitan halus di ujung giginya. Bau roti panggang, selai strawberry dan salad buah yang di olah Nara begitu menusuk di hidung Ammar.

Tentu saja Ammar merasa sangat kesal, kehadiran Nara benar-benar seperti tikus yang terus menganggu kedamaian nya.

"Apa Irene tidak memberitahumu!" tukas Ammar membuat Nara terkejut.

"Apa..?" tanya Nara, bukankah Irene bilang ia boleh memakai dapur sesukanya.

"Jangan menyiapkan makanan untukku! Jangan memasak sesuatu yang berbau tajam. Hentikan decitan tikus dari mulutmu itu!" Matanya benar-benar seperti menusuk wajah Nara, tampaknya ia benar-benar marah.

"Dan satu lagi, jangan bicara padaku apalagi menunjukkan lubang tikus di pipimu itu!" geram Ammar kemudian berbalik badan meninggalkan Nara.

"Siapa yang menyiapkan makan untukmu? Memangnya Kau siapa sampai Aku harus repot-repot membuatkan mu makanan!" rutuknya pelan, ia takut Ammar bisa mendengar itu.

Nara terbiasa memakan makanan sederhana, ia belum bisa menyesuaikan lidah dengan menu makanan yang di buatkan oleh Koki. Selain porsinya sedikit, rasanya juga kurang nikmat bagi pecinta micin seperti dirinya.

"haisss..! Aku jadi tidak nafsu makan!" gumam Nara, namun ia melahap habis roti panggang buatannya hanya dengan dua kali gigitan.

Di tengah rasa jengkelnya, ponsel Nara berdering. Itu panggilan masuk dari Direktur rumah sakit tempatnya bekerja.

Direktur menyuruhnya datang ke rumah sakit untuk menyerahkan surat pengunduran diri. Karena berita tentang dirinya kemarin, citra Rumah sakit jadi jelek di mata umum. Walaupun pada akhirnya Nara di nyatakan tidak bersalah, tetap saja pihak rumah sakit tidak bisa menerimanya kembali demi menjaga nama baik

.

...**************...

Terpopuler

Comments

Esti Restianti

Esti Restianti

suka banget babnya panjang" hihi

2023-02-21

2

mbak i

mbak i

baca tipus tipis dulu ya Miss,,,soalnya jahitan lagi numpuk,,,takut nggak rampung,,pada waktunya🤣🤣🤣sehat terus ya Miss moon,,,dan berharap,,ada bonchap untuk pak Rey😁😁😁😁

2022-10-22

2

NayaRaa Chika

NayaRaa Chika

Ammar percaya diri sekali Anda yaa.... 🤭🤭😂😂

2022-10-21

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog (Bab 1)
2 Bab 2 : Lembah hitam
3 Bab 3 : Kesepakatan
4 Bab 4 : Pernikahan
5 Bab 5 : Beradaptasi
6 Bab 6 : Dasi
7 Bab 7 : Pelantikan
8 Bab 8 : Rubanah
9 Bab 9: Pintu rahasia
10 Bab 10 : Kopi dan Snack
11 Bab 11 : Hantu?
12 Bab 12 : Demam
13 Bab 13 : Kucing Bu Mina
14 Bab 14 : Meminta maaf
15 Bab 15 : Membagi kompensasi
16 Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17 Bab 17 : Pembaruan kontrak
18 Bab 18 : Penyelidikan para korban
19 Bab 19 : Menghadiri pesta
20 Bab 20 : Pencucian uang
21 Bab 21 : Micky mouse
22 Bab 21 : Menyerahkan bukti
23 Bab 23 : Penggerak boneka
24 Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25 Bab 24 : Dendam balasan
26 Bab 26 : Kesaksian Palsu
27 Bab 27 : Ruang rahasia.
28 Bab 28 : Usaha yang salah
29 Bab 29 : Tikus peliharaan
30 Bab 30 : Merasa tertipu
31 Bab 31 : Sangat membingungkan
32 Bab 32 : Data pribadi
33 Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34 Bab 34 : Sidang
35 Bab 35 : 5 Miliar
36 Bab 36 : Korban baru
37 Bab 37 : Mengelabui
38 Bab 38 : Mall X2
39 Bab 39 : Meninggalkan kesan
40 Bab 40 : Obat bius
41 Bab 41 : Mimpi palsu
42 Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43 Bab 43 : Hari peringatan
44 Bab 44 : 1003
45 Bab 45 : Tiga detik
46 Bab 46 : Kejutan berulang
47 bab 47 : Villa terpencil
48 Bab 48 : Hancur
49 Bab 49 : Bukan Cinta
50 Bab 50 : Balas membalas
51 Bab 51 : Akhir dari segalanya
52 Bab 52 : Kekosongan
53 Bab 53 : Tidak ingin egois
54 Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55 Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56 Bab 56 : Tangis haru
57 Bab 57 : Breaking News
58 Bab 58 : Jangan datang
59 Bab 59 : Rantai dendam
60 Bab 60 : Salah jalan
61 Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62 Bab 62 : Merah muda
63 Bab 63 : Merah muda 2
64 Bab 64 : Membuat sup buah
65 Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66 Bab 66 : Memancing
67 Bab 67 : Fakta tentang kematian
68 Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69 Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70 Bab 70 : Melindungi.
71 Bab 71 : Terkepung
72 Bab 72 : Queen of Game
73 Bb 73 : Wajah asli
74 Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75 Bab 75 : Perasaan yang salah
76 Bab 76 : Pria paling egois
77 Bab 77 : Hormon
78 Bab 78 : Pernyataan
79 Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80 Bab 80 : Ingin tetap bersama
81 Episode 81 : Mengubah keadaan.
82 Episode 82 : VIP
83 Bab 83 : Ambulance
84 Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85 Bab 85 : Berbahagialah...
86 Bonus Chapter
87 Bunos chapter 2
88 Salam sayang
89 Tak Mau (jadi) Yang Kedua
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog (Bab 1)
2
Bab 2 : Lembah hitam
3
Bab 3 : Kesepakatan
4
Bab 4 : Pernikahan
5
Bab 5 : Beradaptasi
6
Bab 6 : Dasi
7
Bab 7 : Pelantikan
8
Bab 8 : Rubanah
9
Bab 9: Pintu rahasia
10
Bab 10 : Kopi dan Snack
11
Bab 11 : Hantu?
12
Bab 12 : Demam
13
Bab 13 : Kucing Bu Mina
14
Bab 14 : Meminta maaf
15
Bab 15 : Membagi kompensasi
16
Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17
Bab 17 : Pembaruan kontrak
18
Bab 18 : Penyelidikan para korban
19
Bab 19 : Menghadiri pesta
20
Bab 20 : Pencucian uang
21
Bab 21 : Micky mouse
22
Bab 21 : Menyerahkan bukti
23
Bab 23 : Penggerak boneka
24
Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25
Bab 24 : Dendam balasan
26
Bab 26 : Kesaksian Palsu
27
Bab 27 : Ruang rahasia.
28
Bab 28 : Usaha yang salah
29
Bab 29 : Tikus peliharaan
30
Bab 30 : Merasa tertipu
31
Bab 31 : Sangat membingungkan
32
Bab 32 : Data pribadi
33
Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34
Bab 34 : Sidang
35
Bab 35 : 5 Miliar
36
Bab 36 : Korban baru
37
Bab 37 : Mengelabui
38
Bab 38 : Mall X2
39
Bab 39 : Meninggalkan kesan
40
Bab 40 : Obat bius
41
Bab 41 : Mimpi palsu
42
Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43
Bab 43 : Hari peringatan
44
Bab 44 : 1003
45
Bab 45 : Tiga detik
46
Bab 46 : Kejutan berulang
47
bab 47 : Villa terpencil
48
Bab 48 : Hancur
49
Bab 49 : Bukan Cinta
50
Bab 50 : Balas membalas
51
Bab 51 : Akhir dari segalanya
52
Bab 52 : Kekosongan
53
Bab 53 : Tidak ingin egois
54
Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55
Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56
Bab 56 : Tangis haru
57
Bab 57 : Breaking News
58
Bab 58 : Jangan datang
59
Bab 59 : Rantai dendam
60
Bab 60 : Salah jalan
61
Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62
Bab 62 : Merah muda
63
Bab 63 : Merah muda 2
64
Bab 64 : Membuat sup buah
65
Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66
Bab 66 : Memancing
67
Bab 67 : Fakta tentang kematian
68
Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69
Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70
Bab 70 : Melindungi.
71
Bab 71 : Terkepung
72
Bab 72 : Queen of Game
73
Bb 73 : Wajah asli
74
Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75
Bab 75 : Perasaan yang salah
76
Bab 76 : Pria paling egois
77
Bab 77 : Hormon
78
Bab 78 : Pernyataan
79
Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80
Bab 80 : Ingin tetap bersama
81
Episode 81 : Mengubah keadaan.
82
Episode 82 : VIP
83
Bab 83 : Ambulance
84
Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85
Bab 85 : Berbahagialah...
86
Bonus Chapter
87
Bunos chapter 2
88
Salam sayang
89
Tak Mau (jadi) Yang Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!