[Aku pergi ke rumah Nenek.]
Nara mengirimkan pesan singkat kepada Ammar. Ia tengah menunggu jemputan Sandra, mereka akan pergi untuk menyelidiki Bu Mina.
Walaupun sangat tidak mungkin bagi Nara bahwa Bu Mina pelakunya, Sandra tetap ingin menyelidiki. Mereka harus benar-benar melihat celah yang tersembunyi agar bisa menemukan pembunuh itu.
Sembari menunggu Sandra, Nara melihat-lihat seluruh ruangan. Selama Dua bulan ia tinggal di sana, belum pernah sekalipun Nara melihat-lihat rumah itu.
Nara membuka salah satu ruangan yang ternyata ruang CCTV. "wahh.. hebat sekali mereka, berapa uang yang mereka habiskan untuk membeli semua ini." gumamnya berdecak kagum.
Setiap sudut rumah itu terangkum jelas di layar monitor. Terpikir pula oleh Nara untuk melihat kemana camilan nya malam itu. Apa benar benar makhluk halus yang menghabiskannya?
Nara mencari rekaman malam itu, setelah beberapa menit ia pun menemukan detik-detik saat ia meninggalkan camilannya di dapur.
Ia terlihat sedikit memicingkan mata ke arah layar monitor, takut kalau ternyata benar-benar makhluk astral yang muncul.
"OH!! Ternyata Kau yang memakannya!" Nara heboh sendiri saat menyaksikan Ammar menghabiskan camilannya.
Jengkel rasanya, kemarin Ammar mengatakan kalau jajanan itu membawa virus. tapi ternyata dia menyantapnya begitu lahap.
Beberapa saat kemudian, rasa jengkel Nara berganti menjadi tawa geli saat melihat Ammar bersembunyi di dalam lemari kabinet. Ya, saat ia datang ke sana dan Ammar terburu-buru bersembunyi, membuat perut Nara geli ingin tertawa lebar.
"Dia kelihatan menyukai itu, kenapa tidak bilang saja. eh, jangan-jangan kemarin dia sengaja mengambil snack ku untuk di makan, bukan di teliti? ck... gengsi nya besar sekali." ledek nya tak henti-henti.
Namun jika di pikir pikir Ammar seperti menemukan hal baru. Mungkin selama ini ia hanya makan makanan yang sudah di siapkan, tak pernah menyentuh makanan luar apalagi snack yang di jual bebas di pasaran.
Nara jadi membayangkan, seberapa dalam diri Ammar terkurung di dalam kesunyiannya. Entah kenapa tiba-tiba ia merasa iba kepada Pria batu itu. Mengurung diri selama bertahun-tahun bukanlah hal mudah. Pasti lah ada sebab yang begitu menyakitkan hingga ia bertahan di dalam kesunyian nya selama ini.
Tiba-tiba Nara berpikir untuk memberikan beberapa snack. Ia kembali ke kamarnya kemudian mengambil sejumlah jajanan yang kemarin sempat di pegang oleh Ammar.
"ah.. dia juga sempat mengambil ini kemarin." Nara mengambil biskuit matcha kemudian memasukkannya ke dalam wadah bersama jajanan yang lain.
Kemudian ia menuliskan sesuatu di atas kertas, dan menempelkan ke wadah jajanan tersebut.Ia akan membawa itu ke kamar Ammar.
...~~~...
Sandra dan Nara tiba di rumah Bu Mina, mereka tampak di jamu oleh Bu Mina dengan menu yang ia jual hari ini.
"Tumben warung Ibu sepi, biasanya ada beberapa kucing yang berseliweran."
Nara membuka percakapan, ia sengaja memancing ke arah sana.
"Iya nih, kucing Saya mati baru-baru ini. Seperti nya kena penyakit menular." sahut Bu Mina, ia tengah menata beberapa lauk pauk yang baru matang.
Sandra dan Nara langsung bertukar tatapan penuh tanya.
"Berarti mati semua Bu? Padahal cantik-cantik ya kucing Ibu." lanjut Nara, ia memperlihatkan raut wajah prihatin.
"Nggak semua nya punya Saya sih, Saya cuma punya satu. Yang lain cuma datang untuk mencuri makanan hahahahah..."
Nara sedikit merinding membayangkan jika Bu Mina benar membunuh kucing-kucing itu. Sementara Sandra berpikir keras, tak ada bukti lagi untuk membuat Bu Mina masuk ke dalam daftar tersangka. Namun ia tak berniat mundur, ia akan tetap menyimpan video Bu Mina yang membunuh kucing tempo hari.
Bisa saja Bu Mina memang dalang nya. Tapi ia tak mau gegabah, jika mereka bertindak ceroboh sedikit saja. Maka bisa jadi peluang besar untuk tersangka melarikan diri.
...~...
Setelah satu minggu, Irene kini pulang ke rumah. Dari raut wajahnya yang sumringah tampaknya ia bisa mengendalikan masalah di luar sana. Seluruh aset, saham serta keuntungan sudah ia balikkan atas namanya dan Ammar.
Irene menuju kamar Ammar, namun ternyata Ammar belum pulang padahal hari sudah malam. Ia memasuki kamar itu, memandangi seluruh kamar yang tertata rapi seperti biasa.
Kemudian pandangannya terpaku pada wadah camilan di atas meja. "Seharusnya Anda bilang saja kalau ingin memakannya... Nara."
Irene membaca tulisan di kertas yang tertempel pada wadah snack tersebut. Ia pun mengulum senyum, "Ada orang lain yang memasuki kamar ini.."
"Irene.. Kau sudah pulang? Kenapa tidak memberitahu, Aku bisa menjemputmu." Ammar memeluk Irene, melepaskan rindu dan menghempaskan kegelisahannya. Kepergian Irene membuat hari-hari Ammar terasa sedikit kosong.
"ch.. berhenti mengkhawatirkan ku, Aku bahkan lebih mengkhawatirkan mu." Irene membalas pelukan Ammar, ia pula menepuk pundak Ammar pelan.
Walaupun Ammar terlihat keras dan tangguh, Irene tau betul Ammar masih sangat layak di khawatirkan. Apalagi dengan tempramen Ammar yang sangat buruk, ia takut Ammar menjadikan Nara sasaran empuk.
"Tidak ada yang menganggu mu selama Aku pergi kan?" tanya Irene.
"Tidak, tapi tikus mu benar-benar menganggu."
Irene melepas pelukannya, menatap geli wajah Ammar yang tampak sangat kesal. "Tikus...? Nara maksud mu?"
"mm.. Kapan Kau akan mengusirnya? Aku sudah tidak tahan lagi dengan keberadaannya di sini."
"Ku pikir ada yang berubah setelah Aku meninggalkan kalian." ujar Irene terkekeh pelan.
"Semenjak ada dia Aku selalu sial, dan Kau bilang tidak ada yang berubah? Kedamaian Ku berubah Irene." kesal Ammar, ia bertambah jengah karena Irene terus terkekeh.
"Bertahanlah sebentar lagi Ammar, rencana Kita belum sepenuh nya berhasil. Kita harus memberi pelajaran kepada pembunuh orang tua Kita. Setelah itu baru Kita bisa mengembalikan Nara ke asalnya."
"Tidak bisa kah sampai di sini? Aku tidak mau orang lain terlalu jauh mencampuri urusan Kita." Ammar mencela perkataan Irene. Bukankah dari sini mereka bisa bertindak sendiri tanpa status pernikahan? Walaupun pasti banyak yang mengecam dan mengatakan mereka hanya memanfaatkan pernikahan itu.
Irene menghela nafas berat, ia memejamkan matanya agar tak mengeluarkan kata-kata yang bisa memancing emosi Ammar.
"Kau menceraikan istrimu tak lama setelah mendapatkan kursi Pimpinan, Ku rasa semua orang akan mempertanyakan itu Ammar. Bersabarlah..."
"Aku paling benci bersabar.." gumam Ammar terdengar ketus. Ia melempar jas nya ke atas kasur kemudian masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
hhhhffff.....!
Deru nafas Irene terdengar kasar, baru saja ia menginjakkan kaki di rumah nya tapi malah langsung terlibat hal panas dengan Ammar. Jika bukan karena untuk kebaikan Ammar, Irene akan langsung memakai cara buta untuk melenyapkan orang-orang yang mencelakai orang tua mereka.
Karena merasa lelah, Irene pun pergi ke kamarnya untuk beristirahat.
Setelah beberapa saat, Ammar keluar dari kamar mandi. Ia memikirkan yang barusan terjadi, sedikit sesal menghinggapi benaknya saat teringat wajah lelah Irene. Tak seharusnya ia membentak nya tadi.
"Maafkan Aku Irene.." lirihnya tertunduk.
Ia melihat ke arah meja, dimana terletak wadah penuh dengan camilan yang kemarin hendak di curi. Ia pun menghampirinya, lalu membaca tulisan di kertas kecil yang tertempel di sana.
Namun bukannya senang, ia malah merasa kesal karena Nara dengan lancang masuk ke dalam kamarnya. Ia mengambil wadah itu dan berjalan dengan langkah jenjangnya yang terdengar cepat.
Saat ia sampai di lantai satu, bertepatan pula dengan Nara yang baru pulang. Seharian ia dan Sandra berkeliling mencari petunjuk petunjuk kecil yang ada.
"NARA..!" panggil Ammar. Suara besarnya membuat Nara terhentak kaget.
Ammar menumpahkan isi wadah yang ia bawa hingga snack dan wafer yang di berikan Nara berjatuhan ke lantai.
Nara hanya melihat itu, ia mengepalkan tangan agar jemari nya tak gemetaran. Apakah tindakannya itu membuat Ammar sangat marah?
"Kau tidak ingat? Di kontrak tertulis jelas bahwa Kau di larang masuk ke kamar Ku! Kenapa Kau bertindak sangat lancang!"
...*********...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
mbak i
sini mar,,tak cium,,,biar nggak marah marah Mulu😁
2022-10-22
1
Laura Wijaya
amarrr sukanya marah2 nanti Bucin ma Nara tau rasa Lo🙄
2022-10-22
1
Eni Istiarsi
pengin nyubit Ammar dech 🙄
2022-10-18
1