Bab 8 : Rubanah

Irene tampak sedang berkemas, dua koper besar dan pasport berjajar di sebelahnya. Ia akan ke Jepang untuk perjalanan bisnis. Ini pertama kali untuknya, ia akan memeriksa anak perusahaan di sana. Sekarang seluruh GT grup berada penuh di bawah pengawasan mereka.

Sementara itu, di kamarnya Nara tengah menonton berita. Lagi-lagi pembunuhan kembali terjadi, kini korbannya Wanita berusia 30 tahun.

"Dia kan model pendatang baru itu?" gumam Nara, pembunuh itu benar-benar tak pandang bulu.

Tiga tusukan berjajar di perut, serta luka lebam di seluruh tubuh menandakan ia di aniaya sebelum akhirnya meregang nyawa.

Tak terasa air mata Nara menetes, ia teringat apa yang terjadi dengan Neneknya hari itu. Pastilah dengan sisa tenaga Nenek berusaha menyelamatkan diri, namun ia akhirnya tewas mengenaskan.

"Aku akan menangkap mu!" Nara meyakinkan dirinya, ia harus membuat Psikopat itu merasakan karma yang setimpal.

...~...

Pagi datang, Ammar tampak kelelahan karena semalaman menonton tutorial memasang dasi. Irene akan pergi selama satu minggu, itu sebabnya ia bingung. Selama ini selalu Irene yang memasangkan dasi untuknya.

Namun setelah menonton berulang semalaman, tetap saja saat di praktekkan dasinya malah melilit tak tentu arah.

"Kau serius mempelajari itu? minta saja Nara melakukannya." celetuk Irene, ia masuk ke kamar Ammar dengan tawa geli.

"Tidak bisa kah Kau tetap di sini? Utus saja orang mu mengurus semuanya." Ammar tampak tak mau berpisah dengan Irene, bisa apa dia tanpa wanita itu? Ia hanyalah Pria dengan ambisius yang besar, namun sangat kolot dan manja soal kehidupan sehari-hari.

Irene memegang pundak Ammar, tatapan lekat nan teduh seperti memberikan semangat untuk awal baru yang mereka jalani.

"Kita harus mengurusnya sendiri Ammar, jangan percaya dengan siapapun."

"Baiklah.. telpon Aku jika Kau mengalami kesulitan."

Mau tak mau Ammar harus membiarkan Irene pergi. Sebenarnya ia takut kalau sesuatu terjadi pada Irene, karena hanya dia satu-satunya orang yang Ammar miliki. Ia tak mau hal yang menimpa orang tua mereka terjadi lagi, namun mereka harus berani dan mengambil segala resiko jika ingin berperang.

Dari jauh Nara memperhatikan mereka, tatapan Ammar tampak sangat tak mau melepaskan kepergian Irene, begitu pula sebaliknya. Irene juga merasa tak yakin akankah ia bisa menjaga diri di sana.

"Irene pergi? apakah hanya ada Kami berdua nantinya?" gumam Nara merasa bingung, akan sangat menyeramkan berada di sana seorang diri. Biasanya Irene yang ia andalkan jika butuh sesuatu.

"Apa Saya boleh menginap di rumah Nenek selama Anda pergi?" tanya Nara pelan, ia mendekati Irene dengan kepala tertunduk, tak berani melihat Ammar. Ya setelah apa yang ia perbuat mengenai dasi itu, ia benar-benar merasa terancam.

Irene menunduk, menyamakan tinggi nya dengan Nara. "hhhh.. Apa yang Kau pakai?" kekeh Irene, ia mengangkat dagu Nara dan menertawakan plaster luka di pipi Nara.

Plaster berwarna biru tua dengan motif kepala kucing itu memang mencolok di wajah Nara.

Nara pun meraba plaster itu "ini... Dia tidak suka melihat lesung pipiku." bisik nya, ia mengarahkan lirikan pada Ammar.

"hahaha Aneh sekali, padahal Kau tampak manis dengan itu." kekeh Irene lagi, ia tak mengerti apa yang di lakukan pasangan pengantin baru itu.

"Benarkan? Dia memang aneh!" ketus Nara kesal.

"Bagaimana? apakah Saya boleh menginap di rumah Nenek?" ia bertanya lagi, berharap Irene mengizinkan. di lihat dari senyumnya sih Irene seperti tak keberatan. Dia tau Nara kurang nyaman di sana.

"Apa Kau gila?!" tukas Ammar membuat Nara terkejut.

"Bagaimana kalau ada yang mengikuti mu? Status pernikahan Kita tidak boleh ada yang tau!" Ammar membelalakkan matanya, membuat raut wajah tegas itu semakin tajam.

"Ya nama nya berumah tangga pasti ada ombaknya, kalau mereka tau Aku di sana bilang saja Kita sedang bertengkar." sahut Nara terbata.

"Bertengkar di usia pernikahan satu minggu? Apa itu masuk akal? Otak mu benar-benar payah!" Ammar meninggalkan Nara dan naik ke kamarnya. bahkan saat ia beranjak suasana mencekam masih pekat di rasa.

Irene menggelengkan kepalanya, jika Ammar sudah bilang tidak maka tak akan berubah menjadi Iya. "Sepertinya Kau harus tetap di sini Nara." ia memakai kacamatanya kemudian pergi dari hadapan Nara.

Ingin menangis, ingin berteriak karena kesal. semua berkalut di batin Nara, ia benar-benar seperti tahanan di sini, sama seperti saat ia di penjara. Yang membedakan hanyalah ia tidur dan makan dengan sangat layak.

...~~...

Malam pun datang, sejak pagi Nara hanya diam di kamarnya sambil menonton Televisi. Hanya beberapa menit ia bercengkrama dengan para pelayan di sana. Beradaptasi dengan orang baru cukup sulit bagi Nara, ia tak pandai membuka obrolan ataupun basa-basi. Akibatnya hanya canggung yang di rasa saat ia mencoba akrab dengan para pelayan.

Karena lapar, Nara pergi ke dapur untuk membuat mie instan. Lagi pula Ammar belum pulang, ia bisa leluasa.

Nara berjalan menyusuri lorong ke arah dapur, hanya cahaya rembulan yang menembus kaca yang menyinari saat itu. Seluruh lampu ruangan di padamkan saat sudah jam Delapan malam.

Setelah mematikan kompor, Nara membuka lemari kabinet di bagian atas. Dan tiba-tiba seekor induk tikus melewati kakinya di ikuti beberapa anak tikus yang berlari.

"ASTAGA!" ia berteriak saat keluarga tikus itu melewati kakinya.

"Dasar tikus sialan!" rutuknya kesal sembari memegangi dada. Jantungnya hampir copot di buat tikus itu.

cit..cit..cit...

Seekor anak tikus berputar putar di dekat kaki Nara, tampaknya tikus itu tertinggal jejak induknya. Bulu yang belum tumbuh sempurna membuat tikus itu tampak amat lemah.

Tak tega lah Nara melihatnya terus bercicit mencari sang induk. Akhirnya ia memberanikan diri menaruh tikus itu ke dalam gelas, dan mengantarkannya ke arah sang induk yang hampir menghilang di ujung lorong.

Tepat di jam Sembilan malam, Ammar pulang. Ia menghidupkan lampu tangga dan melihat kamar Nara yang terbuka.

Ammar sedikit menoleh, didapatinya kamar itu kosong. "Kemana tikus itu?" ucapnya monolog.

Ia melangkah mundur dan memperhatikan sekeliling kamar Nara yang tampak hening. Kemudian ia memeriksa dapur, sama saja di sana. hening dan sepi tak ada tanda-tanda Nara bahkan bau nya pun tak tercium.

Wajah Ammar berubah jengah, ia mengepalkan tangan di atas meja dengan kemurkaan yang jelas. "Apa dia benar-benar menginap di sana!"

Ammar mengeluarkan ponsel dan menghubungi petugas yang menjaga gerbang utama. Ia menanyakan jam berapa Nara keluar, namun petugas mengatakan Nara tidak ada keluar rumah hari ini.

Dengan langkah tergesa, Ammar menuju ruang kontrol CCTV dan memeriksa kemana Nara pergi. Apa mungkin Nara sengaja menyusup keluar, pikirnya.

Sementara itu, sampailah Nara di ruangan bawah tanah. Ruangan yang tampak gelap dan lembab itu terasa sangat kosong dan sesak. Lorong panjang dan berliku, serta banyak nya pintu membuat Nara bersusah payah mengingatnya.

Setelah tiba di salah satu lorong, Nara menemukan induk tikus dan empat ekor anaknya.

"Dapat, kembali lah pada Ibu mu." Nara mengeluarkan anak tikus di dalam gelas itu sambil tersenyum lebar.

"Aneh sekali, rumah mewah seperti ini ada tikusnya. Apa para pelayan tidak teliti?" gumamnya beranjak, terpikir pula olehnya bagaimana keadaan rumah tua Nenek. pasti banyak hewan bersarang di sana.

Langkah Nara terhenti seketika, ia tak tau seberapa jauh melangkah. Semua lorong tampak sama, tak ada pintu atau pun jalan keluar. yang ada hanya lorong berliku yang tampak gelap mencekam, jujur saja Nara pasti merinding saat ini.

Tapi Nara tak putus asa, ia berbelok ke arah kanan hingga akhirnya melihat sebuah pintu besar berwarna hijau tua di ujung lorong. Jika ia tak bisa menemukan jalan yang ia lewati tadi, maka pintu itu pasti satu-satunya jalan keluar dari sana.

"Pasti ini jalan pintas," pikirnya, ia memandangi pintu yang terkunci oleh gembok besar itu.

Sepertinya hari ini Nara beruntung, ia melihat alat pemadam api di dinding. Timbullah ide untuk membobol pintu besar itu menggunakan alat pemadam api.

...***********...

Terpopuler

Comments

Eni Istiarsi

Eni Istiarsi

bacanya sambil tahan nafas 😂

2022-10-17

1

💞 NYAK ZEE 💞

💞 NYAK ZEE 💞

Nara yang kesasar Q yang ikut deg degan ......itu ruangan apa .....

2022-10-16

1

🌺awan's wife🌺

🌺awan's wife🌺

nyasar kemana kamu Ra,,,,

2022-10-16

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog (Bab 1)
2 Bab 2 : Lembah hitam
3 Bab 3 : Kesepakatan
4 Bab 4 : Pernikahan
5 Bab 5 : Beradaptasi
6 Bab 6 : Dasi
7 Bab 7 : Pelantikan
8 Bab 8 : Rubanah
9 Bab 9: Pintu rahasia
10 Bab 10 : Kopi dan Snack
11 Bab 11 : Hantu?
12 Bab 12 : Demam
13 Bab 13 : Kucing Bu Mina
14 Bab 14 : Meminta maaf
15 Bab 15 : Membagi kompensasi
16 Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17 Bab 17 : Pembaruan kontrak
18 Bab 18 : Penyelidikan para korban
19 Bab 19 : Menghadiri pesta
20 Bab 20 : Pencucian uang
21 Bab 21 : Micky mouse
22 Bab 21 : Menyerahkan bukti
23 Bab 23 : Penggerak boneka
24 Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25 Bab 24 : Dendam balasan
26 Bab 26 : Kesaksian Palsu
27 Bab 27 : Ruang rahasia.
28 Bab 28 : Usaha yang salah
29 Bab 29 : Tikus peliharaan
30 Bab 30 : Merasa tertipu
31 Bab 31 : Sangat membingungkan
32 Bab 32 : Data pribadi
33 Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34 Bab 34 : Sidang
35 Bab 35 : 5 Miliar
36 Bab 36 : Korban baru
37 Bab 37 : Mengelabui
38 Bab 38 : Mall X2
39 Bab 39 : Meninggalkan kesan
40 Bab 40 : Obat bius
41 Bab 41 : Mimpi palsu
42 Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43 Bab 43 : Hari peringatan
44 Bab 44 : 1003
45 Bab 45 : Tiga detik
46 Bab 46 : Kejutan berulang
47 bab 47 : Villa terpencil
48 Bab 48 : Hancur
49 Bab 49 : Bukan Cinta
50 Bab 50 : Balas membalas
51 Bab 51 : Akhir dari segalanya
52 Bab 52 : Kekosongan
53 Bab 53 : Tidak ingin egois
54 Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55 Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56 Bab 56 : Tangis haru
57 Bab 57 : Breaking News
58 Bab 58 : Jangan datang
59 Bab 59 : Rantai dendam
60 Bab 60 : Salah jalan
61 Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62 Bab 62 : Merah muda
63 Bab 63 : Merah muda 2
64 Bab 64 : Membuat sup buah
65 Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66 Bab 66 : Memancing
67 Bab 67 : Fakta tentang kematian
68 Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69 Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70 Bab 70 : Melindungi.
71 Bab 71 : Terkepung
72 Bab 72 : Queen of Game
73 Bb 73 : Wajah asli
74 Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75 Bab 75 : Perasaan yang salah
76 Bab 76 : Pria paling egois
77 Bab 77 : Hormon
78 Bab 78 : Pernyataan
79 Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80 Bab 80 : Ingin tetap bersama
81 Episode 81 : Mengubah keadaan.
82 Episode 82 : VIP
83 Bab 83 : Ambulance
84 Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85 Bab 85 : Berbahagialah...
86 Bonus Chapter
87 Bunos chapter 2
88 Salam sayang
89 Tak Mau (jadi) Yang Kedua
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog (Bab 1)
2
Bab 2 : Lembah hitam
3
Bab 3 : Kesepakatan
4
Bab 4 : Pernikahan
5
Bab 5 : Beradaptasi
6
Bab 6 : Dasi
7
Bab 7 : Pelantikan
8
Bab 8 : Rubanah
9
Bab 9: Pintu rahasia
10
Bab 10 : Kopi dan Snack
11
Bab 11 : Hantu?
12
Bab 12 : Demam
13
Bab 13 : Kucing Bu Mina
14
Bab 14 : Meminta maaf
15
Bab 15 : Membagi kompensasi
16
Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17
Bab 17 : Pembaruan kontrak
18
Bab 18 : Penyelidikan para korban
19
Bab 19 : Menghadiri pesta
20
Bab 20 : Pencucian uang
21
Bab 21 : Micky mouse
22
Bab 21 : Menyerahkan bukti
23
Bab 23 : Penggerak boneka
24
Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25
Bab 24 : Dendam balasan
26
Bab 26 : Kesaksian Palsu
27
Bab 27 : Ruang rahasia.
28
Bab 28 : Usaha yang salah
29
Bab 29 : Tikus peliharaan
30
Bab 30 : Merasa tertipu
31
Bab 31 : Sangat membingungkan
32
Bab 32 : Data pribadi
33
Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34
Bab 34 : Sidang
35
Bab 35 : 5 Miliar
36
Bab 36 : Korban baru
37
Bab 37 : Mengelabui
38
Bab 38 : Mall X2
39
Bab 39 : Meninggalkan kesan
40
Bab 40 : Obat bius
41
Bab 41 : Mimpi palsu
42
Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43
Bab 43 : Hari peringatan
44
Bab 44 : 1003
45
Bab 45 : Tiga detik
46
Bab 46 : Kejutan berulang
47
bab 47 : Villa terpencil
48
Bab 48 : Hancur
49
Bab 49 : Bukan Cinta
50
Bab 50 : Balas membalas
51
Bab 51 : Akhir dari segalanya
52
Bab 52 : Kekosongan
53
Bab 53 : Tidak ingin egois
54
Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55
Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56
Bab 56 : Tangis haru
57
Bab 57 : Breaking News
58
Bab 58 : Jangan datang
59
Bab 59 : Rantai dendam
60
Bab 60 : Salah jalan
61
Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62
Bab 62 : Merah muda
63
Bab 63 : Merah muda 2
64
Bab 64 : Membuat sup buah
65
Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66
Bab 66 : Memancing
67
Bab 67 : Fakta tentang kematian
68
Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69
Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70
Bab 70 : Melindungi.
71
Bab 71 : Terkepung
72
Bab 72 : Queen of Game
73
Bb 73 : Wajah asli
74
Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75
Bab 75 : Perasaan yang salah
76
Bab 76 : Pria paling egois
77
Bab 77 : Hormon
78
Bab 78 : Pernyataan
79
Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80
Bab 80 : Ingin tetap bersama
81
Episode 81 : Mengubah keadaan.
82
Episode 82 : VIP
83
Bab 83 : Ambulance
84
Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85
Bab 85 : Berbahagialah...
86
Bonus Chapter
87
Bunos chapter 2
88
Salam sayang
89
Tak Mau (jadi) Yang Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!