Irene tampak sedang berkemas, dua koper besar dan pasport berjajar di sebelahnya. Ia akan ke Jepang untuk perjalanan bisnis. Ini pertama kali untuknya, ia akan memeriksa anak perusahaan di sana. Sekarang seluruh GT grup berada penuh di bawah pengawasan mereka.
Sementara itu, di kamarnya Nara tengah menonton berita. Lagi-lagi pembunuhan kembali terjadi, kini korbannya Wanita berusia 30 tahun.
"Dia kan model pendatang baru itu?" gumam Nara, pembunuh itu benar-benar tak pandang bulu.
Tiga tusukan berjajar di perut, serta luka lebam di seluruh tubuh menandakan ia di aniaya sebelum akhirnya meregang nyawa.
Tak terasa air mata Nara menetes, ia teringat apa yang terjadi dengan Neneknya hari itu. Pastilah dengan sisa tenaga Nenek berusaha menyelamatkan diri, namun ia akhirnya tewas mengenaskan.
"Aku akan menangkap mu!" Nara meyakinkan dirinya, ia harus membuat Psikopat itu merasakan karma yang setimpal.
...~...
Pagi datang, Ammar tampak kelelahan karena semalaman menonton tutorial memasang dasi. Irene akan pergi selama satu minggu, itu sebabnya ia bingung. Selama ini selalu Irene yang memasangkan dasi untuknya.
Namun setelah menonton berulang semalaman, tetap saja saat di praktekkan dasinya malah melilit tak tentu arah.
"Kau serius mempelajari itu? minta saja Nara melakukannya." celetuk Irene, ia masuk ke kamar Ammar dengan tawa geli.
"Tidak bisa kah Kau tetap di sini? Utus saja orang mu mengurus semuanya." Ammar tampak tak mau berpisah dengan Irene, bisa apa dia tanpa wanita itu? Ia hanyalah Pria dengan ambisius yang besar, namun sangat kolot dan manja soal kehidupan sehari-hari.
Irene memegang pundak Ammar, tatapan lekat nan teduh seperti memberikan semangat untuk awal baru yang mereka jalani.
"Kita harus mengurusnya sendiri Ammar, jangan percaya dengan siapapun."
"Baiklah.. telpon Aku jika Kau mengalami kesulitan."
Mau tak mau Ammar harus membiarkan Irene pergi. Sebenarnya ia takut kalau sesuatu terjadi pada Irene, karena hanya dia satu-satunya orang yang Ammar miliki. Ia tak mau hal yang menimpa orang tua mereka terjadi lagi, namun mereka harus berani dan mengambil segala resiko jika ingin berperang.
Dari jauh Nara memperhatikan mereka, tatapan Ammar tampak sangat tak mau melepaskan kepergian Irene, begitu pula sebaliknya. Irene juga merasa tak yakin akankah ia bisa menjaga diri di sana.
"Irene pergi? apakah hanya ada Kami berdua nantinya?" gumam Nara merasa bingung, akan sangat menyeramkan berada di sana seorang diri. Biasanya Irene yang ia andalkan jika butuh sesuatu.
"Apa Saya boleh menginap di rumah Nenek selama Anda pergi?" tanya Nara pelan, ia mendekati Irene dengan kepala tertunduk, tak berani melihat Ammar. Ya setelah apa yang ia perbuat mengenai dasi itu, ia benar-benar merasa terancam.
Irene menunduk, menyamakan tinggi nya dengan Nara. "hhhh.. Apa yang Kau pakai?" kekeh Irene, ia mengangkat dagu Nara dan menertawakan plaster luka di pipi Nara.
Plaster berwarna biru tua dengan motif kepala kucing itu memang mencolok di wajah Nara.
Nara pun meraba plaster itu "ini... Dia tidak suka melihat lesung pipiku." bisik nya, ia mengarahkan lirikan pada Ammar.
"hahaha Aneh sekali, padahal Kau tampak manis dengan itu." kekeh Irene lagi, ia tak mengerti apa yang di lakukan pasangan pengantin baru itu.
"Benarkan? Dia memang aneh!" ketus Nara kesal.
"Bagaimana? apakah Saya boleh menginap di rumah Nenek?" ia bertanya lagi, berharap Irene mengizinkan. di lihat dari senyumnya sih Irene seperti tak keberatan. Dia tau Nara kurang nyaman di sana.
"Apa Kau gila?!" tukas Ammar membuat Nara terkejut.
"Bagaimana kalau ada yang mengikuti mu? Status pernikahan Kita tidak boleh ada yang tau!" Ammar membelalakkan matanya, membuat raut wajah tegas itu semakin tajam.
"Ya nama nya berumah tangga pasti ada ombaknya, kalau mereka tau Aku di sana bilang saja Kita sedang bertengkar." sahut Nara terbata.
"Bertengkar di usia pernikahan satu minggu? Apa itu masuk akal? Otak mu benar-benar payah!" Ammar meninggalkan Nara dan naik ke kamarnya. bahkan saat ia beranjak suasana mencekam masih pekat di rasa.
Irene menggelengkan kepalanya, jika Ammar sudah bilang tidak maka tak akan berubah menjadi Iya. "Sepertinya Kau harus tetap di sini Nara." ia memakai kacamatanya kemudian pergi dari hadapan Nara.
Ingin menangis, ingin berteriak karena kesal. semua berkalut di batin Nara, ia benar-benar seperti tahanan di sini, sama seperti saat ia di penjara. Yang membedakan hanyalah ia tidur dan makan dengan sangat layak.
...~~...
Malam pun datang, sejak pagi Nara hanya diam di kamarnya sambil menonton Televisi. Hanya beberapa menit ia bercengkrama dengan para pelayan di sana. Beradaptasi dengan orang baru cukup sulit bagi Nara, ia tak pandai membuka obrolan ataupun basa-basi. Akibatnya hanya canggung yang di rasa saat ia mencoba akrab dengan para pelayan.
Karena lapar, Nara pergi ke dapur untuk membuat mie instan. Lagi pula Ammar belum pulang, ia bisa leluasa.
Nara berjalan menyusuri lorong ke arah dapur, hanya cahaya rembulan yang menembus kaca yang menyinari saat itu. Seluruh lampu ruangan di padamkan saat sudah jam Delapan malam.
Setelah mematikan kompor, Nara membuka lemari kabinet di bagian atas. Dan tiba-tiba seekor induk tikus melewati kakinya di ikuti beberapa anak tikus yang berlari.
"ASTAGA!" ia berteriak saat keluarga tikus itu melewati kakinya.
"Dasar tikus sialan!" rutuknya kesal sembari memegangi dada. Jantungnya hampir copot di buat tikus itu.
cit..cit..cit...
Seekor anak tikus berputar putar di dekat kaki Nara, tampaknya tikus itu tertinggal jejak induknya. Bulu yang belum tumbuh sempurna membuat tikus itu tampak amat lemah.
Tak tega lah Nara melihatnya terus bercicit mencari sang induk. Akhirnya ia memberanikan diri menaruh tikus itu ke dalam gelas, dan mengantarkannya ke arah sang induk yang hampir menghilang di ujung lorong.
Tepat di jam Sembilan malam, Ammar pulang. Ia menghidupkan lampu tangga dan melihat kamar Nara yang terbuka.
Ammar sedikit menoleh, didapatinya kamar itu kosong. "Kemana tikus itu?" ucapnya monolog.
Ia melangkah mundur dan memperhatikan sekeliling kamar Nara yang tampak hening. Kemudian ia memeriksa dapur, sama saja di sana. hening dan sepi tak ada tanda-tanda Nara bahkan bau nya pun tak tercium.
Wajah Ammar berubah jengah, ia mengepalkan tangan di atas meja dengan kemurkaan yang jelas. "Apa dia benar-benar menginap di sana!"
Ammar mengeluarkan ponsel dan menghubungi petugas yang menjaga gerbang utama. Ia menanyakan jam berapa Nara keluar, namun petugas mengatakan Nara tidak ada keluar rumah hari ini.
Dengan langkah tergesa, Ammar menuju ruang kontrol CCTV dan memeriksa kemana Nara pergi. Apa mungkin Nara sengaja menyusup keluar, pikirnya.
Sementara itu, sampailah Nara di ruangan bawah tanah. Ruangan yang tampak gelap dan lembab itu terasa sangat kosong dan sesak. Lorong panjang dan berliku, serta banyak nya pintu membuat Nara bersusah payah mengingatnya.
Setelah tiba di salah satu lorong, Nara menemukan induk tikus dan empat ekor anaknya.
"Dapat, kembali lah pada Ibu mu." Nara mengeluarkan anak tikus di dalam gelas itu sambil tersenyum lebar.
"Aneh sekali, rumah mewah seperti ini ada tikusnya. Apa para pelayan tidak teliti?" gumamnya beranjak, terpikir pula olehnya bagaimana keadaan rumah tua Nenek. pasti banyak hewan bersarang di sana.
Langkah Nara terhenti seketika, ia tak tau seberapa jauh melangkah. Semua lorong tampak sama, tak ada pintu atau pun jalan keluar. yang ada hanya lorong berliku yang tampak gelap mencekam, jujur saja Nara pasti merinding saat ini.
Tapi Nara tak putus asa, ia berbelok ke arah kanan hingga akhirnya melihat sebuah pintu besar berwarna hijau tua di ujung lorong. Jika ia tak bisa menemukan jalan yang ia lewati tadi, maka pintu itu pasti satu-satunya jalan keluar dari sana.
"Pasti ini jalan pintas," pikirnya, ia memandangi pintu yang terkunci oleh gembok besar itu.
Sepertinya hari ini Nara beruntung, ia melihat alat pemadam api di dinding. Timbullah ide untuk membobol pintu besar itu menggunakan alat pemadam api.
...***********...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Eni Istiarsi
bacanya sambil tahan nafas 😂
2022-10-17
1
💞 NYAK ZEE 💞
Nara yang kesasar Q yang ikut deg degan ......itu ruangan apa .....
2022-10-16
1
🌺awan's wife🌺
nyasar kemana kamu Ra,,,,
2022-10-16
1