Bab 16: Orang-orang dengan rahasia

Nara menoleh pada sumber suara yang tenyata Ammar. Ia membelalak, "Apa yang Anda lakukan di sini?"

"Bukankah seharusnya Aku yang bertanya, pesta apa yang sedang Kau rayakan bersama seorang Pria?"

Sam berdiri, dan mendekati Nara. "Siapa dia?"

"Dia Ammar. Ammar perkenalkan dia Detektif yang membantu kasus pembunuhan..."

"Aku suami mu, kenapa Kau hanya menyebutkan namaku?" potong Ammar menatap tajam, ia juga melangkah lebih dekat ke arah Nara.

"ohh.. ini suami kontrak yang Kau bicarakan." Sam mengulum senyum, lalu mundur sambil menatap tipis wajah Ammar.

"Kau membicarakan pernikahan Kita pada nya? Itu jelas tertulis di kontrak Kau tidak membaca?" Ammar mengecilkan suaranya, namun tetap ketus dan terdengar kesal.

"Jangan menyalahkannya, untuk membantu Klien terkadang Kami perlu riwayat hidupnya. Entah itu hubungan palsu ataupun bukan, itu sangat berpengaruh bagi Kami." sahut Sam membela, ia tak tega melihat Nara terintimidasi oleh tatapan Ammar.

Tentu saja Ammar semakin kesal, ia mengepalkan tangannya. Beraninya orang asing seperti Sam membicarakan urusan pribadinya.

"Kami tidak hanya berdua Ammar. Ada dua orang lainnya yang.."

"Aku tau. " ketus Ammar memotong, ia bisa melihat dari empat gelas yang tersaji di sana.

"Sekarang pulanglah, ada yang ingin Aku bicarakan denganmu!" ia menarik lengan Nara pergi dari sana.

"Pulang? bukankah ini masih jam kerja? Bagaimana dengan Kantor.."

"Tidak bisakah Kau tak banyak bertanya!" rutuk Ammar lagi-lagi memotong ucapan Nara.

"Maaf.." hanya itu yang terucap, ia berlari kecil menyesuaikan langkah jenjang Ammar yang berjalan cepat sembari menggeret tangannya.

...-...

...-...

Sesampainya di rumah, Ammar langsung menodong Nara dengan tatapan tajamnya. Ia menunggu Nara menjelaskan situasi tadi, tapi Nara yang tak memahami arti tatapan Ammar malah menerka apakah Ammar akan benar-benar memasukkannya lagi ke dalam penjara.

"Kau tidak mau menjelaskan?" ketus Ammar membuka suara.

"Menjelaskan apa..?" tanya Nara pelan, suaranya bahkan nyaris tak terdengar.

"Seberapa jauh mereka tau tentang Kita? Apa Kau juga membeberkan.."

"Tidak. Aku hanya menjelaskan pada mereka bahwa Kita terikat pernikahan kontrak untuk saling menguntungkan. Dia tidak tau Anda siapa, apalagi latar belakang keluarga Anda."

"Dia? berarti Kau hanya bertukar cerita dengan satu orang itu?" tanya Ammar lagi,

"hmm.. Dia kepala nya di sana, jadi dia yang harus paling tau." kini Nara berani menaikkan pandangannya menatap Ammar.

"Kalau Anda, apa yang Anda lakukan di sana?" Karena insiden tak terduga yang menimpanya, belakangan ini ia selalu mencurigai semua orang di sekitarnya tak terkecuali pula Ammar.

"Kau pikir dirimu berhak bertanya?" Ammar membuang muka, lalu menyilangkan kakinya di atas meja.

"Kurasa berhak." sahut Nara.

"ch.. Memang nya Kau siapa? Kau hanya orang asing jadi jangan berpikir untuk mencampuri urusanku."

"Kalau begitu Aku akan bertanya sebagai istrimu."

Ammar kembali menatap wajah Nara, melihat kedua mata bulat gadis itu yang berbinar. Tak ada rasa takut atau pun rasa hormat di rasa. Namun entah kenapa suasana hati Ammar tiba-tiba terasa tenang setelah sebelumnya berkecamuk seperti di terjang badai panas.

"Bukankah Anda sendiri yang mengatakan, walaupun pernikahan Kita kontrak. Itu tetap sah di mata hukum. Jadi biarkan Aku bertanya sebagai istrimu, bukan sebagai orang asing." ia menatap lekat Pria yang menyandang status suaminya tersebut. Bukan tanpa sebab kecurigaannya, bukan kah Irene mengatakan Ammar tidak mau berbaur walaupun untuk urusan bisnis, jangankan bertemu di luar. Bertemu di kantor saja ia tak mau kalau bukan karena hal penting.

Lalu hal penting macam apa yang membuat Ammar keluar dan menemui seseorang di tepat private seperti itu?

"Aku menemui Direktur rumah sakit tempat mu bekerja dulu." jawaban itu mengalir begitu saja dari mulut Ammar. Padahal tadinya ia sangat kesal karena Nara dengan lancang mempertanyakan itu.

"Jangan bertanya lagi, Aku mau istirahat." Ammar beranjak meninggalkan Nara yang duduk mematung dengan beribu pertanyaan di kepalanya.

...~...

Setelah berbicara dengan seseorang melalui telepon, Irene bergegas ke kamar Ammar. Wajahnya tampak menyimpan amarah, begitu pula langkah nya yang begitu jenjang menghentak ke lantai dengan amat cepat.

Tanpa mengetuk, ia langsung membuka pintu kamar Ammar. Namun itu bukan pintu yang biasa di lihat oleh Nara, pintu itu terdapat di ruang pakaian Ammar yang mana terhubung langsung dengan ruang kerja, dan kamar Irene.

Ammar yang baru memejamkan matanya menoleh, ia mengangkat selimut lalu duduk menatap Irene.

"Apa yang Kau lakukan tadi siang? Kenapa Kau menemui Direktur rumah sakit itu!" kecam Irene, seolah semua rencana nya berantakan karena tindakan Ammar.

"Aku menyelidiki nya, karena Nara mencurigai Direktur itu lah penyebab kematian Neneknya."

Irene duduk di tepi ranjang Ammar, tatapan lekatnya tak lepas dari wajah sayu Ammar.

"Jangan terlibat dengan rencana Nara! Kita bisa terseret juga kalau begini. Kalau dia mencurigai Kita juga bagaimana?"

"Kenapa dia mencurigai Kita? Memangnya apa yang Kita lakukan?" Ammar kembali masuk ke dalam selimut dan menutupi wajahnya.

"Ammar, gadis itu tidak sebodoh yang Kau pikirkan. Jadi berhentilah mengurusi urusannya, lakukan saja rencana Kita untuk membereskan semua ini."

"hmm..." sahut Ammar malas.

...-...

...-...

Sementara itu di kamarnya Nara sedang berpikir keras. Ada keperluan apa Ammar dengan Direktur itu? Apakah hanya urusan bisnis? Lalu urusan bisnis macam apa yang melibatkan perusahaan software dan bidang kesehatan bertemu?

Karena sepakat untuk membagi informasi sekecil apapun, Nara langsung mengirim pesan pada Sandra mengenai pertemuan Ammar dan Direktur. Apa Ammar benar-benar menemui Direktur, dan apa sebenarnya tujuan Ammar. Sudah pasti Nara berharap Ammar membantu, namun Ammar bukanlah orang yang akan melakukan hal khusus secara cuma-cuma.

...~~...

Keesokan harinya....

Matahari tampak belum bersinar seutuhnya. Di iringi deburan ombak dan kicauan burung pagi, Bu Mina dengan semangat membersihkan pekarangan warungnya.

"Selamat pagi Bu Mina...." sapa seseorang yang barusan turun dari mobil.

Bu Mina berbalik, lalu senyum nya merekah saat melihat siapa yang datang.

"Selamat pagi Direktur Ryan. Sayang sekali saya belum membuka warung, tapi kalau Anda ingin sarapan. Saya bisa memasakkan menu spesial untuk Anda hehehe.." ia langsung meletakkan sapu nya, lalu mempersilahkan Direktur Ryan masuk.

"Penawaran mu tak pernah mengecewakan. Setelah berjaga malam Aku merasa sangat lapar." ujar Ryan sembari melangkah masuk mengikuti Bu Mina.

"Bagaimana kabar tetanggamu?" imbuhnya sembari menghempaskan diri pada sandaran kursi.

"Sepertinya kacau..." sahut Bu Mina, ia sedang berkutat menyiapkan sarapan untuk Direktur Ryan.

"Ku dengar dia di nikahi oleh Pria kaya, apa Kau tau siapa orang nya?"

"Melihat dari penampilannya yang berubah, sepertinya benar begitu. Ku dengar Pria dari sebuah perusahaan terbesar di asia. Tapi Aku tidak tau pasti seperti apa orang nya."

Nara memang tak pernah menceritakan siapa orang yang menikahinya, bagaimana latar belakang nya, serta bisnis apa yang di jalani. Itu semua tertulis dalam kontrak di barisan paling awal.

"Begitu... ternyata dia mendapatkan pijakan besar. Pantas saja begitu berani naik ke permukaan tanpa oksigen yang cukup. Kalian cukup dekat bukan? Bisa kah Kau mencari tahu siapa Pria yang menopang nya hingga berani mengguncang posisiku."

"Akan ku coba.." sahut Bu Mina menyanggupi.

Biar bagaimana ia tau sifat Nara, maka tidak akan sulit untuk mencari celah. Kalau ia beruntung mungkin ia juga bisa mengundang Nara dan suaminya makan malam di sana.

...***************...

Terpopuler

Comments

mbak i

mbak i

Soyo mumet Yo😁😁😁😁

2022-10-22

1

mbak i

mbak i

otak ku berputar putar pada Irene,,,,apa mungkin,,,,demi mendapatkan gadis untuk dinikahi Ammar,,,dia rela mbunuh,,,tapi ora mungkin ya,,,tapi mungkin juga sih,,,alah Miss moon,,,you selalu penuh misteri🤣

2022-10-22

1

masih banyak teka teki nya, aku nggak bisa menerka-nerka jawabannya, oouww jadi penasaran akut🤭🤣🤣🤣🤣

2022-10-19

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog (Bab 1)
2 Bab 2 : Lembah hitam
3 Bab 3 : Kesepakatan
4 Bab 4 : Pernikahan
5 Bab 5 : Beradaptasi
6 Bab 6 : Dasi
7 Bab 7 : Pelantikan
8 Bab 8 : Rubanah
9 Bab 9: Pintu rahasia
10 Bab 10 : Kopi dan Snack
11 Bab 11 : Hantu?
12 Bab 12 : Demam
13 Bab 13 : Kucing Bu Mina
14 Bab 14 : Meminta maaf
15 Bab 15 : Membagi kompensasi
16 Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17 Bab 17 : Pembaruan kontrak
18 Bab 18 : Penyelidikan para korban
19 Bab 19 : Menghadiri pesta
20 Bab 20 : Pencucian uang
21 Bab 21 : Micky mouse
22 Bab 21 : Menyerahkan bukti
23 Bab 23 : Penggerak boneka
24 Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25 Bab 24 : Dendam balasan
26 Bab 26 : Kesaksian Palsu
27 Bab 27 : Ruang rahasia.
28 Bab 28 : Usaha yang salah
29 Bab 29 : Tikus peliharaan
30 Bab 30 : Merasa tertipu
31 Bab 31 : Sangat membingungkan
32 Bab 32 : Data pribadi
33 Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34 Bab 34 : Sidang
35 Bab 35 : 5 Miliar
36 Bab 36 : Korban baru
37 Bab 37 : Mengelabui
38 Bab 38 : Mall X2
39 Bab 39 : Meninggalkan kesan
40 Bab 40 : Obat bius
41 Bab 41 : Mimpi palsu
42 Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43 Bab 43 : Hari peringatan
44 Bab 44 : 1003
45 Bab 45 : Tiga detik
46 Bab 46 : Kejutan berulang
47 bab 47 : Villa terpencil
48 Bab 48 : Hancur
49 Bab 49 : Bukan Cinta
50 Bab 50 : Balas membalas
51 Bab 51 : Akhir dari segalanya
52 Bab 52 : Kekosongan
53 Bab 53 : Tidak ingin egois
54 Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55 Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56 Bab 56 : Tangis haru
57 Bab 57 : Breaking News
58 Bab 58 : Jangan datang
59 Bab 59 : Rantai dendam
60 Bab 60 : Salah jalan
61 Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62 Bab 62 : Merah muda
63 Bab 63 : Merah muda 2
64 Bab 64 : Membuat sup buah
65 Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66 Bab 66 : Memancing
67 Bab 67 : Fakta tentang kematian
68 Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69 Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70 Bab 70 : Melindungi.
71 Bab 71 : Terkepung
72 Bab 72 : Queen of Game
73 Bb 73 : Wajah asli
74 Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75 Bab 75 : Perasaan yang salah
76 Bab 76 : Pria paling egois
77 Bab 77 : Hormon
78 Bab 78 : Pernyataan
79 Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80 Bab 80 : Ingin tetap bersama
81 Episode 81 : Mengubah keadaan.
82 Episode 82 : VIP
83 Bab 83 : Ambulance
84 Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85 Bab 85 : Berbahagialah...
86 Bonus Chapter
87 Bunos chapter 2
88 Salam sayang
89 Tak Mau (jadi) Yang Kedua
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog (Bab 1)
2
Bab 2 : Lembah hitam
3
Bab 3 : Kesepakatan
4
Bab 4 : Pernikahan
5
Bab 5 : Beradaptasi
6
Bab 6 : Dasi
7
Bab 7 : Pelantikan
8
Bab 8 : Rubanah
9
Bab 9: Pintu rahasia
10
Bab 10 : Kopi dan Snack
11
Bab 11 : Hantu?
12
Bab 12 : Demam
13
Bab 13 : Kucing Bu Mina
14
Bab 14 : Meminta maaf
15
Bab 15 : Membagi kompensasi
16
Bab 16: Orang-orang dengan rahasia
17
Bab 17 : Pembaruan kontrak
18
Bab 18 : Penyelidikan para korban
19
Bab 19 : Menghadiri pesta
20
Bab 20 : Pencucian uang
21
Bab 21 : Micky mouse
22
Bab 21 : Menyerahkan bukti
23
Bab 23 : Penggerak boneka
24
Bab 24 : Menginap di rumah Nenek
25
Bab 24 : Dendam balasan
26
Bab 26 : Kesaksian Palsu
27
Bab 27 : Ruang rahasia.
28
Bab 28 : Usaha yang salah
29
Bab 29 : Tikus peliharaan
30
Bab 30 : Merasa tertipu
31
Bab 31 : Sangat membingungkan
32
Bab 32 : Data pribadi
33
Bab 33 : Pernikahan sesungguhnya
34
Bab 34 : Sidang
35
Bab 35 : 5 Miliar
36
Bab 36 : Korban baru
37
Bab 37 : Mengelabui
38
Bab 38 : Mall X2
39
Bab 39 : Meninggalkan kesan
40
Bab 40 : Obat bius
41
Bab 41 : Mimpi palsu
42
Bab 42 : Mimpi atau bukan?
43
Bab 43 : Hari peringatan
44
Bab 44 : 1003
45
Bab 45 : Tiga detik
46
Bab 46 : Kejutan berulang
47
bab 47 : Villa terpencil
48
Bab 48 : Hancur
49
Bab 49 : Bukan Cinta
50
Bab 50 : Balas membalas
51
Bab 51 : Akhir dari segalanya
52
Bab 52 : Kekosongan
53
Bab 53 : Tidak ingin egois
54
Bab 54 : Hidup baru, lembaran lama.
55
Bab 55 : Kembali setelah 15 tahun
56
Bab 56 : Tangis haru
57
Bab 57 : Breaking News
58
Bab 58 : Jangan datang
59
Bab 59 : Rantai dendam
60
Bab 60 : Salah jalan
61
Bab 61 : Bermuka lebih dari dua
62
Bab 62 : Merah muda
63
Bab 63 : Merah muda 2
64
Bab 64 : Membuat sup buah
65
Bab 65 : Sesuatu yang janggal
66
Bab 66 : Memancing
67
Bab 67 : Fakta tentang kematian
68
Bab 68 : Pisau dalam genggaman
69
Bab 69 : Sikap yang tak bisa di tebak.
70
Bab 70 : Melindungi.
71
Bab 71 : Terkepung
72
Bab 72 : Queen of Game
73
Bb 73 : Wajah asli
74
Bab 74 : Sifat yang membingungkan
75
Bab 75 : Perasaan yang salah
76
Bab 76 : Pria paling egois
77
Bab 77 : Hormon
78
Bab 78 : Pernyataan
79
Bab 79 : Kecurigaan Ayah
80
Bab 80 : Ingin tetap bersama
81
Episode 81 : Mengubah keadaan.
82
Episode 82 : VIP
83
Bab 83 : Ambulance
84
Bab 84 : Takdir lain dari Tuhan
85
Bab 85 : Berbahagialah...
86
Bonus Chapter
87
Bunos chapter 2
88
Salam sayang
89
Tak Mau (jadi) Yang Kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!