Amber mengintip dari luar, dia memperhatikan perdebatan Freya dan Bara. Amber menyesali sikap Freya, seharusnya dia merayu Bara. Bukan malah bertengkar dengan Bara. Sepertinya dia harus mengambil alih, pikir Amber.
Amber segera ke kamar dan mengambil obat yang telah dia persiapkan. Amber memasukannya ke dalam saku gaunnya. Amber kemudian mengambil botol wine dan tiga gelas untuk mereka. Amber memasuki ruangan sebelum Bara keluar.
"Oh ... aku sepertinya berubah pikiran, ternyata bosan juga di kamar." Sahut Amber. Meletakan botol wine dan gelas di atas meja.
"Apakah kau akan pergi tidur sekarang, sir?" Tanya Amber dia harus bisa mencegah Bara pergi dan memulai rencana mereka. Amber melirik dan memberikan pelototan kepada Freya. Freya mengerti dengan pelototan Amber, dia merasa bodoh, kenapa harus terbawa emosi.
"Aku rasa iya, karena Freya tidak menyukai permainanku." Sindir Bara. Dia memang hampir lepas kendali dan hampir mencium Freya.
"Bagaimana jika kita minum sedikit lagi, anggap saja ini perpisahan karena kau akan kembali ke London, sir." Rayu Amber. Dia melirik Freya lagi, agar Freya membantunya membujuk Bara.
"Aku rasa itu bagus, bibi, jika sir Bara tidak setuju, kita berdua saja." Freya mulai memprovokasi Bara.
"Apa kau lupa peraturan di sini, Freya?" Bara kembali mengingatkan Freya. Sekalipun Amber tidak menyukai ketidak sopanan Bara dalam memanggil Freya, namun, harus ditepisnya.
"Oh please ... tidak usah kaku, di sini hanya ada kita bertiga, sir ... bermurah hatilah sedikit dengan Freya ... tidak ada salahnya dia sedikit minum ... untuk menghilangkan sedih karena ditinggal suami." Bujuk Amber. Dia tahu Bara sedikit kaku dengan tradisi.
"Baiklah ... mari kita minum." Bara ingin menghilangkan perasaan tertariknya kepada Freya. Mungkin dengan sedikit minuman akan membuatnya lupa. Dan pikirannya menjadi sedikit teralihkan.
Amber menuangkan wine ke gelas mereka. Bara meminumnya dengan sekali tegukan. Amber dan freya mengikuti. Kemudian Amber kembali menuangkan wine ke gelas Bara. Entah gelas yang keberapa? Namun, Amber dan Freya hanya minum dua gelas saja.
Bara mulai mabuk, dia mencerocos tidak jelas. Amber telah memasukan obat ke dalam minuman Bara yang kelima.
"Sir ... apakah anda baik-baik saja?" Tanya Freya memastikan Bara mulai tidak sadar.
Amber dan Freya menggotong Bara naik ke lantai dua. Ke kamar Freya, kemudian membaringkannya di ranjang Freya. Amber membantu Freya membuka sepatu Bara.
"Selanjutnya, aku serahkan padamu ... jangan sampai gagal ... besok pagi aku akan memasuki kamar ini ... jadi beractinglah dengan baik." Amber kemudian keluar dari kamar Freya.
Freya membuka semua pakaian Bara dengan susah payah. Dia mencoba untuk membukanya dari dalam selimut, agar tidak melihat aset Bara. Freya takut dirinya khilaf. Freya membuat pakaian Bara berserakan seolah-olah mereka menghabiskan malam panas.
Freya kemudian membuka pakaiannya sendiri. Masuk ke dalam selimut bersama Bara. Freya sedikit risih, ini kali pertama dia tidur bersama pria. Freya mencoba agak berjauhan, agar mereka tidak saling bersentuhan.
Freya mencoba tertidur, namun, tidurnya tidak nyenyak. Dia masih sedikit khawatir. Bagaimana jika Bara tidak percaya? Akhirnya Freya tertidur juga setelah lelah berpikir.
***
Bara bergerak karena merasakan sesuatu memeluknya dan membelai-belai dadanya. Bara mencoba meraba apakah yang memeluknya? Bara merasakan sesuatu yang kenyal dan lembut.
"Freya, ayo bangun!" Amber membuka pintu kamar Freya. Bara masih memejamkan mata, heran kenapa Amber memanggil Freya di kamarnya?
"Apa yang kau lakukan di kamar Freya?" Teriak Amber.
***
"Apa yang kau lakukan di kamar Freya?" Teriak Amber.
Bara akhirnya menyadari sesuatu, dia segera duduk dan melihat Freya tertidur sambil memeluknya. Bara mengintip ke balik selimut dan ternyata benar Freya, tanpa sehelai benangpun.
Bara mulai mencerna, kemarin mereka minum. Dia mabuk dan tidak ingat apa yang terjadi setelahnya. Bara menoleh ke arah Amber yang masih di depan pintu. Amber kemudian menutup pintu, agar para pelayan tidak melihat kejadian pagi ini.
"Madam ... Freya?" Bara bergantian melihat Amber dan Freya yang masih tertidur.
"Bisa anda jelaskan, apa yang terjadi, sir?" Amber memasang tampang kaget.
"Saya juga tidak tahu, miss ... yang saya ingat kemarin malam kita minum." Bara mencoba menjelaskannya.
Semabuk-mabuknya dia tidak akan dia meniduri seorang wanita, apalagi ini wanita yang pernah menjadi milik orang yang dikenalnya.
"Kemarin, aku meninggalkan kalian setelah gelas kelima." Bohong Amber.
Freya bangun dan menarik selimut.
"Kau telah bangun Freya! Coba jelaskan padaku, apa yang terjadi? Aku tidak pernah mengajarkanmu untuk tidur dengan sembarangan pria." Amber pura-pura memarahi Freya.
"Aku bukan pria sembarangan!" Bara membela dirinya. Merasa terhina Amber menuduhnya pria sembarangan. Diapun tidak akan meniduri Freya jika sadar.
Freya mulai beracting, dia menangis.
"Katakan Freya ... jangan menangis ...!" Teriak Amber lagi.
"Maafkan aku, bibi, aku ...." Freya sengaja tidak meneruskan kalimatnya, dia mulai terisak kembali. Freya merasa bersalah membohongi Bara. Tapi, dia harus melakukannya. Jika masih ingin tinggal di mansion. Tidak tahu kapan Bara akan mengusir mereka.
"Aku ... apa? Kau membuat, bibi khawatir." Lanjut Amber lagi.
"Kemarin malam ... sir Bara sangat mabuk dan dia ...," Freya kembali tidak melanjutkan kalimatnya.
"Dia, apa? Freya, bicaralah yang jelas." Amber mulai tidak sabaran. Bara juga bingung dan masih mencoba mengingat kejadian semalam.
"Dia memaksaku ... tidak perlu dijelaskan ... bibi pasti mengerti ...." putus Freya. Bara juga kaget mendengar pengakuan Freya.
"Kau tahu, Freya janda tapi dia bukan wanita murahan, kau harus bertanggung jawab, sir." Putus Amber.
"Bertanggung jawab?" Dengan hal yang dia bahkan tidak ingat melakukannya. Dan lagian hanya sekali, bukankah itu hal biasa?
"Jangan coba mengelak, sir, aku tahu kau pasti berpikir ini hal biasa ... tapi tidak bagi Freya. Dia gadis terhormat, maksudku wanita terhormat. Dan tega sekali kau melakukan itu padanya? Dia kakak iparmu!"
"Baik ... baik ... aku akan bertanggung jawab, hari ini juga aku akan menikahi Freya." Putus Bara. Dia tidak suka berdebat dengan wanita. Apalagi dengan wanita sepantaran kakak bahkan ibunya.
Bara menyesal kenapa dia harus mabuk. Dia melanggar prinsipnya sendiri menjamah wanita yang pernah dimiliki oleh orang yang dikenalnya. Milik saudaranya, kakak iparnya.
Bara merasa menjadi pria brengsek. Bara memukul kepalanya sendiri. Seharusnya dia tidak minum.
"Kau ... serius?" Tanya Freya, dia tidak percaya ini akan berhasil. Setidaknya Freya memiliki kesempatan untuk merayu Bara dan membuat Bara menghamilinya. Freya telah lama menginginkan anak. Sepertinya Bara akan mewujudkannya. Freya senang Bara adalah saudara Edward karena Freya memang telah merasa tertarik padanya saat pertama kali mereka bertemu.
Dan sekarang impian Freya akan terwujud, dia akan menjadi istri Bara. Freya tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti pernikahan sebelumnya bersama Edward. Tidak akan, Freya akan berjuang kali ini membuat Bara jatuh cinta padanya dan menginginkannya. Freya mulai kembali merajut masa depannya.
🍒🍒🍒
Hi jangan lupa mampir ke karya teman author ya
...MY POSSESSIVE BILLIONAIRE...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments