Mumpung hari senin jangan lupa Vote ya buat Bara dan Freya
🍰🍰🍰
Mereka menuju tempat penyimpanan wine. Berjejer botol wine yang tersusun rapi di raknya. Bara melihat botol-botol tersebut dan tahun pembuatannya. Wine akan lebih mahal jika tahun pembuatannya semakin lama atau tua. Kalangan bangsawan dan orang kaya selalu menyajikan wine terbaik dengan tahun terlama. Kadang-kadang hanya untuk menunjukan kekayaan mereka dengan menyajikan wine klasik tersebut saat pesta-pesta mereka adakan.
Mereka lanjut melihat wine yang akan di kirim. Bara memperhatikan kemasannya.
"Sepertinya, kemasannya kurang menjual, aku akan menggantinya." Ucapan Bara lebih ke pada bahwa dia telah memutuskan dari pada memberikan pendapat dan meminta persetujuan Freya.
Freya merasa tidak senang karena Bara seperti mengambil alih usahanya selama ini. Freya terbiasa melakukannya sendiri, tanpa Edward ikut campur karena memang Edward tidak peduli dengan pabrik dan perkebunannya, apalagi Freya.
"Seharusnya, kau mendiskusikannya kepadaku terlebih dahulu, sir, sebelum memutuskannya sendiri, tanpa bertanya padaku." Freya mencoba mengingatkan Bara bahwa dia harus melibatkannya, sekalipun semua ini memang milik Bara. Tapi Freyalah yang mengelola selama enam tahun ini.
"Aku ingin berbicara empat mata dengan mrs. Horisson." Semua mengerti, mereka meninggalkan Bara dan Freya di gudang.
"Apa kau keberatan Freya?" Tanya Bara dia mendekatkan diri kepada Freya, membuat Freya waspada.
"Tentu saja, kau memutuskan seolah-olah kau mengetahui semuanya selama ini." Freya mencoba menjauhkan diri dari Bara yang semakin mendekat kepadanya dengan tatapan tajam.
"Kau memang mengurus semuanya dengan baik, namun aku bisa membaca seperti apa bisnis ini, jika hanya seperti ini. Apa kau tidak ingin wine ini bisa di export?"
"Tentu saja aku ingin." Freya tidak suka sikap Bara yang seperti meremehkannya.
"Aku cukup lama berkecimpung di usaha ini, cukup mengerti apa yang bisa dilakukan, mengingat seperti apa semua ini, saat ditinggalkan oleh ayahmu, bahkan saudaramu tidak peduli." Akhirnya Freya menyampaikan keluh-kesahnya kepada Bara, sekaligus mengingatkan Bara bahwa yang lebih berhak memiliki semua ini adalah dirinya. Jika dia tidak mulai mengurusnya saat itu, dapat dipastikan bahwa semua usaha Horisson telah berpindah tangan karena hampir bangkrut.
"Kuakui, kau cukup kompeten dalam mengurus semuanya. Namun aku bisa membaca masa depan." Sombong Bara.
"Kau, terlalu percaya diri, sir. Kau bahkan belum sehari di sini." Sarkas Freya.Tidak ingin kalah dari Bara. Freya merasa Bara terlalu menyombongkan diri. Memang dia memiliki usaha dan mengelolanya sendiri, sehingga meremehkan orang lain?
"Tidak perlu bertahun-tahun untuk memahami kondisi ini, dari kunjunganku hari ini, aku bisa melihat seperti apa tempat ini. Mungkin lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, tapi jika kau bersikeras mempertahankannya seperti ini. Aku pastikan usaha ini tidak akan lama lagi. Kalian ketinggalan banyak. Kau bahkan bisa menghancurkan usaha ini"
Freya tidak terima dengan kata-kata Bara yang menyakitkan dan terkesan menghina. Bahwa dia akan menghancurkan usaha, Bara salah, Freyalah yang menyelamatkan usaha ini. Bara tidak mengetahui usaha Freya untuk membuat usaha ini bangkit kembali. Dan sekarang dengan seenaknya Bara mengatakan Freya dapat menghancurkannya. Omong kosong dari mana itu? Freya telah menganggap tempat ini milik dan nyawanya, sehingga dia akan menjaganya sebaik mungkin.
Tidak terima, Freya menampar Bara karena kata-katanya yang pedas dan menyakiti Freya. Bara kaget, seumur-umur baru kali ini dia di tampar seorang wanita dan itu wanita yang baru dikenal dan dijumpainya. Kakak iparnya yang memesona. Bara mencengram tangan Freya.
"Apa kau sadar dengan yang kau lakukan?" Mata Bara memerah menahan amarah. Dia memegang pipi yang ditampar Freya. Dasar gadis bar-bar.
"Tentu saja, aku harus mengingatkanmu, kata-katamu menyakitiku. Aku tidak akan pernah menghancurkan usaha ini maupun semua harta Horisson. Setelah semua yang kulakukan. Kau tidak berhak menuduhku sembarangan." Suara Freya bergetar menahan amarahnya.
Biasanya Freya adalah orang yang sabar dan lembut. Namun sejak bertemu Bara semua sifatnya berubah, bahkan naluri liarnya juga bangkit sejak dia bertemu Bara.
"Itu adalah kata-kata yang sopan yang bisa aku berikan, jika kau mendapatiku di tempat berbeda kau akan tahu bahwa aku jarang menggunakan kesopanan dalam hidup maupun pergaulanku."
"Kau?" Freya bersiap untuk kembali melayangkan tamparan kepada Bara, namun, kali ini Bara lebih cepat, dia memegang tangan Freya dan menyandarkan tubuh Freya sehingga menabrak rak wine dibelakangnya. Bara mengukungnya.
"Seharusnya kau berpikir, jika ingin melakukan itu. Bara menahan amarah antara membalas memukul Freya atau menciumnya. Namun ingatan bahwa Freya adalah kakak iparnya, janda saudaranya, membuat Bara sadar. Bara kesal tidak bisa melakukan apapun terhadap Freya.
"Kau beruntung karena aku masih bisa menahan amarah, setidaknya aku ingat bahwa kau kakak iparku." Bara mengalihkan pandangannya dari bibir Freya, saat tangan Bara ingin menyentuh bibir Freya, Freya segera mengenyahkan dan menyingkirkan tangan tersebut.
"Kau sangat tidak sopan." Ujar Freya. Sekalipun dia ingin merayu Bara, namun, tidak jika dia sedang merasa kesal.
"Maka, menurut saja. Aku akan mengatur semuanya dengan baik" Ucap Bara datar. Dia masih menatap tajam Freya.
"Kau bukan ayahku atau suamiku yang dapat mengaturku." Kesal Freya.
"Aku bukan keduanya, tapi setidaknya aku pemilik tempat ini."
"Kau ...!" Ujar Freya bergetar. Freya tahu Bara pemilik semua ini, baiklah aku akan membuatmu menjadi milikku, batin Freya.
"Bersikaplah layaknya kakak ipar, aku bukanlah orang yang sabar, asal kau tahu." Bara semakin penasaran dengan rasa bibir Freya. Namun ditahannya, sekalipun dia menginginkan Freya tapi dia ingat bahwa Freya adalah kakak iparnya dan prinsip Bara tidak akan mengambil milik atau bekas orang yang dia kenal.
"Menyingkirlah." Cicit Freya, berusaha melepaskan diri dari Bara. Dia takut hilang kendali dan membuat Bara semakin tidak menginginkannya.
Bara meninggalkan Freya, semakin lama berada di sini berdua, semakin menguji keimanan Bara. Dia tidak ingin melanggar prinsipnya.
Freya menyesali pertengkaran mereka seharusnya dia bersikap lemah lembut dan menggoda Bara. Agar Bara terjerat padanya dan itu akan sangat membantu rencananya. Jika Bara bisa tertarik alami dengannya. Dia tidak perlu melakukan kebohongan yang berakibat fatal.
***
Setelah perdebatan di gudang, Freya memilih tidak menemani Bara untuk berkeliling dengan alasan bahwa dia ingin istirahat. Bara hanya ditemani kepala pabrik. Sedangkan Amber memberi alasan harus memastikan bahwa keadaan Freya baik-baik saja.
"Apa yang terjadi?" Amber langsung mencerca Freya dengan pertanyaan, begitu mereka tiba di kamar Freya.
"Aku hanya tidak suka dia mengatur semuanya ... seakan dia berhak dengan semua ini." Kesal Freya.
"Tapi dia memang berhak, sayang, dan aku tidak melihat sesuatu yang salah, bukankan itu akan membuat usaha semakin baik?" Freya tahu. Dia hanya kesal, seolah-olah yang dia lakukan selama ini salah. Dan harga dirinya merasa diremehkan.
"Ya, hanya saja ... aku tidak suka, bibi." Freya masih merasa kesal.
"Kalau begitu, pastikan semua berjalan benar, dan kau jangan mengacaukannya. Semakin cepat kau menjeratnya ke dalam pernikahan dan membuat kau hamil. ... maka akan semakin baik buat kita ... kita tidak perlu terlantar ...!" Amber mengingatkan Freya.
🍒🍒🍒
Hi jangan lupa buat mampir ke karya teman author ya.
Pecinta horror silahkan merapat.
...WANITA BAHU LAWEYAN
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Yulia Tresnawati
seru nih
2023-01-02
0