Freya mencoba menenangkan jantungnya yang berdetak dengan kencang. Freya sendiri tidak tahu kenapa dia bisa bersikap membiarkan Bara akan melakukan hal yang dia inginkan.
Pesona Bara membuat Freya tidak bisa berpikir jernih. Dia tidak seharusnya memperlihatkan ketertarikannya pada pertemuan pertama mereka. Dia merasa murahan. Diakui Freya dia memang kesepian, namun tidak akan sampai merendahkan harga dirinya.
Saat Edward sering meninggalkannya, tetangga mereka, bahkan beberapa teman-teman Sekolah Edward sering mengunjungi mansion dan mendekati Freya. Namun, Freya selalu bisa menghindar dan mengusir mereka dengan sopan.
Lalu kenapa Bara yang baru pertama ditemuinya membuat Freya sangat tergoda bahkan berimajinasi liar. Freya kembali mengingatkan dirinya bahwa Bara adalah adik iparnya, orang yang akan merampas semua yang dimiliki Freya saat ini.
Tapi setelah dipikir, mungkin sebaiknya dia memang harus merayu Bara demi memuluskan rencananya. Tidak, bukan seperti wanita murahan, dia harus membuat Bara menyukainya dengan cara yang elegan.
***
Pelayan memberitahu Freya makan siang telah siap di hidangkan. Freya tahu bahwa bibinya telah mempersiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan Bara.
Freya berganti pakaian, dia memakai dress berwarna hitam dengan potongan lengan pendek dan leher model sabrina yang menonjolkan belahan dadanya. Sudah menjadi tradisi di Maidstone, jika seoarang wanita yang suaminya baru meninggal akan memakai baju berwarna hitam setidaknya selama 6 bulan, Edward baru meninggal . Pakaian hitam membuat Freya seperti mayat hidup atau vampire-vampire di film-film horor yang pernah ditontonnya.
Freya memasuki ruang makan, di sana Bara, Amber dan ayahnya telah duduk. Bara menatap tajam Freya, meneliti seluruh tubuhnya, seolah-olah Freya adalah gadis di sebuah kontest peragaan busana sehingga dia harus menelitinya dengan seksama.
Bara menduduki kursi kepala keluarga yang biasanya Edward tempati saat dia berada di mansion Horisson. Freya melihat Bara juga telah berganti pakaian, dia mengenakan kemeja warna dongker dan celana senada. Rambut Bara juga disisir rapi, aura maskulin terpancar darinya.
Freya melangkah ke tempat duduk yang biasa dia duduki yaitu di samping kanan Bara. Freya sengaja berjalan sedikit melenggok dan meraba tangan Bara yang berada di atas meja, agar Bara terpikat. Bara merasa terkejut dengan sentuhan kecil Freya. Dia melirik Freya sekilas yang dibalas Freya dengan senyum menggoda.
"Apakah, anda telah berkenalan dengan ayah saya, sir?" Tanya Freya sopan.
"Yah, bibimu telah memperkenalkan kami, saat kami menunggumu untuk turun." Sindir Bara. Freya merasa tidak enak karena dia harus terlambat untuk makan siang. Bukan di sengaja tapi Freya butuh waktu untuk berpenampilan berkabung, namun tetap cantik, agaŕ Bara terpikat.
"Maaf atas keterlambatan saya." Ucap Freya dengan tulus.
"Kami memahami situasimu, sayang." Bela Amber.
"Wanita memang membutuhkan waktu lebih lama dari pria, sir." Lanjutnya.
Pelayan menyajikan makanan pembuka, mereka memulai makan dengan topik pembicaraan ringan seputar perjalanan yang di tempuh oleh Bara. Setelahnya pelayan menghidangkan makanan utama dan makanan penutup.
"Apakah kau ingin melihat pabrik, sir? Atau kau ingin beristirahat terlebih dahulu? Siapa tahu perjalanan ini membuatmu lelah?" Tanya Freya basa-basi. Dia hanya bersikap ramah.
"Lelah? Kurasa tidak ... dari London ke sini hanya membutuhkan waktu kurang lebih empat puluh lima menit ... dan aku belum terlalu tua untuk merasa cepat lelah dengan perjalanan yang hanya membutuhkan waktu empat puluh lima menit." Jawab Bara, dia hanya ingin secepatnya melihat kondisi property warisan ini. Dan kembali ke London mengurus bisnis-bisnisnya.
"Baiklah, kalau begitu selesai makan, saya akan mengajak anda berkeliling, sir." Lanjut Freya.
***
Selesai makan Freya dan Amber mengantar Bara ke pabrik wine Horisson. Memperkenalkannya dengan kepala pabrik yang menangani seluruh proses pembuatan wine.
Bara melihat bahwa pabriknya masih menggunakan cara tradisional, mesin-mesinnyapun masih jenis mesin lama. Namun setidaknya hasil wine yang dihasilkan cukup berkualitas dan terkenal.
Bara pernah membeli wine ini, rasanya memang sangat khas. Sementara Freya dan Amber mengawasi pekerja. Bara berbicara dengan kepala pabrik.
"Apakah tidak pernah terpikir bagi kalian untuk menggunakan mesin-mesin baru?" Tanya Bara, saat kepala pabrik mengajaknya berkeliling melihat proses pembuatan dan pengemasan wine Horisson.
"Ini bahkan jauh lebih baik dari pada enam tahun yang lalu, sir."
"Bagaimana bisa ini lebih baik?" Heran Bara. Mesin-mesin tua ini sama saja memperlambat mereka bekerja.
"Ya, sir, bahkan sebelum mrs. Horisson datang pabrik ini hampir terlupakan. Sir Albert sudah sangat tua dan sering sakit-sakitan, sementara, maaf, sir, bukan maksud saya menjelek-jelekan saudara anda, dia bahkan tidak peduli dengan pabrik maupun perkebunan dan pekerjanya. Dia lebih sering di London, kecuali hanya untuk mengambil uang." Lanjutnya dengan takut-takut. Bara mengerutkan kening dengan informasi ini.
"Namun, sebulan setelah menikah, mrs. Horisson melihat keadaan perkebunan dan pabrik, dia kemudian berinisiatif memperbaiki mesin-mesin, mrs. Horisson memang ingin membeli mesin-mesin baru, namun kami belum bisa karena dananya masih kurang, mrs. Horisson meminta bagian keuangan tetap menyisihkan sebagian pendapatan untuk nantinya bisa membeli mesin-mesin baru." Lanjut kepala pabrik lagi.
"Akan aku catat, aku akan mencoba mencari di London mesin-mesin yang kalian butuhkan." Bara sedikit kagum, ternyata Freya bukan tipikal istri yang hanya menghabiskan uang keluarganya. Fakta bahwa Edward tidak bisa diandalkan dalam mengurus usaha dan property keluarganya sangat Bara sayangkan.
Apa yang ada dalam pikiran Edward sehingga dia menelantarkan warisan dan istrinya? Apa Edward tidak melihat jika istrinya wanita yang akan banyak dikejar-kejar pria? Apa Edward tidak merasa cemburu jika pria lain akan menggoda istrinya, akibat sering ditinggalkan?
Kepala pabrik mengajak Bara menuju gudang. Disana dia melihat Freya tengah mencicipi wine bersama Amber. Hal itu tidak lepas dari pengamatan Bara. Bara heran, apakah Freya tidak mengetahui jika wanita yang suaminya baru meninggal di Maidstone tidak boleh minum?
Sekalipun Bara tidak tinggal di Maidstone dalam waktu yang lama. Namun, ibunya selalu mengingatkan dia tentang tradisi di Maidstone. Ibu berharap bisa kembali ke mansion Horisson. Namun sampai dia meninggal Albert tidak pernah, mencari dan membawa mereka kembali.
"Aku rasa yang kau lalukan salah, Freya." Tegur Bara. Bagaimana wanita muda itu meminum-minuman keras.
Freya dan Amber sadar, mereka memahami maksud Bara. Hanya saja Amber tidak suka jika Bara memanggil Freya dengan nama depannya, seharusnya Bara memanggil Freya dengan sebutan mrs. Horisson atau kakak ipar. Sekalipun Amber ingin Bara menikahi Freya namun baginya kesopanan harus tetap di jalankan.
"Ini, mungkin karena kebiasaan, Freya memang yang selalu memastikan kualitas wine yang akan di kirim." Amber berusaha membela Freya.
"Tapi, setidaknya, mulai saat ini, kau harus disiplin dan mengingat bahwa kau masih dalam suasana berduka, sekalipun telah berlalu tiga bulan sejak saudara laki-lakiku meninggal."
Freya hanya terdiam mendengar teguran Bara. Freya meletakan gelas wine. Bara mencoba rasa wine, apakah hasilnya sesuai expektasinya?
"Cukup bagus." Ujar Bara saat mencoba beberapa jenis wine yang di produksi oleh pabriknya.
🍒🍒🍒
Hi author masih akan mempromosikan karya teman-teman author ya.
...SECOND CHANGE
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments