Maidstone, Kent, Inggris.
Freya dan Amber masih berbicara serius di kamar Freya. Bukan kamar utama melainkan kamar di samping kamar utama. kamar tersebut tidak sebesar kamar utama. Namun, cukup membuat Freya nyaman dan betah. Melewati hari-harinya yang sepi, tanpa sekalipun Edward menemaninya.
Kamar tersebut telah di renovasi Freya, sesuai yang diinginkannya. Freya mengganti warna cat kamar itu menjadi berwarna mint green, menampilkan kemegahan permukaan yang terkesan segar dan sejuk. Freya juga menambahkan tanaman hias pada dekorasi kamarnya. Selain memberikan kesan yang lebih teduh, berbagai tanaman hias dapat jadi dekorasi yang menyegarkan buat kamar tersebut, sedangkan tanaman yang dipilih Freya adalah tanaman sukulen.
Kamar Freya berlantai kayu atau plywood membuat kamar yang di tempati Freya tersebut terkesan natural dan rustic. Bukan tanpa tujuan Freya merenovasi kamar, selain bertujuan untuk kenyamanannya juga karena warna cat kamar tersebut yang memang sudah sangat kusam sehingga membuat kamar itu menjadi gelap dan sedikit seram. Apalagi kamar itu telah sangat lama kosong.
"Jadi sekarang apa rencanamu?" Amber menatap Freya, berharap Freya memiliki ide yang dapat membebaskan mereka dari masalah pelik ini. Amber tidak bisa membayangkan bagaimana hidup mereka setelah ini. Bayangan kemiskinan dan terlunta-lunta menghampirinya.
Mereka telah terbiasa hidup nyaman tanpa kekurangan, sejak Freya menikah dengan Edward, sekalipun Freya tidak mendapatkan perhatian Edward. Namun hidup Freya dan keluarganya terjamin. Anggap saja harga yang harus Freya bayar untuk kenyamanan keluarganya.
"Mungkin saudara Edward lebih baik dan bermurah hati membuatkan kita rumah dan memberi sedikit dana perwalian." Freya mencoba menghibur bibinya, lebih tepatnya menghibur dirinya sendiri dengan pemikiran bahwa saudara Edward akan bermurah hati kepada mereka. Freya duduk di tepi ranjangnya.
Ranjang dengan model Vintage yang terbuat dari kayu ebony. tirai-tirai sekeliling ranjang di selipkan di tepi keempat sisi tiang ranjang tersebut. tirai-tirai berwarna putih, sedangkan ranjang berwarna kayu.
"Apa kau yakin, mengingat dia saudara Edward, aku tidak yakin, jika Edward dingin dan tidak peduli. Apalagi saudaranya yang tidak memiliki hubungan dengan kita dan tidak mengenal kita." Amber mengingatkan Freya, jika Freya lupa, bagaimana perlakuan Edward padanya? Bagaimana dinginnya Edward kepada keluarga Freya dan Amber sangat mengetahui kilatan menuduh di mata Edward kepada mereka. Seolah-olah mata tersebut memberitahu Amber bahwa mereka adalah kumpulan benalu yang tidak pantas berada di mansionnya.
Edward bahkan tidak perlu melakukan ramah-tamah kepada keluarga Freya. Bisa dikatakan Edward meremehkan mereka. Benar-benar sikap yang tidak bisa ditoleransi Amber. Bersyukur Frank, ayah Freya dalam kondisi yang kurang stabil.
"Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa, kita yang menjadikan tempat ini 'hidup', namun orang lain yang menikmati, pasti saudara Edward, akan dengan kejam mengusir kita, seperti ayahnya mengusir istri dan anaknya sendiri." Lanjut Amber, ngeri membayangkan. Jika si tua Albert saja tega mengusir istri dan anaknya tanpa ampun, apalagi saudara Edward yang tidak mengenal mereka, bahkan mungkin dendam dengan yang berhubungan dengan keluarganya.
"Jadi apa yang harus kita lakukan, bibi?" Freya juga sangat mengkhawatirkan masa depan mereka, jika hanya dirinya, Freya akan bisa pergi dari sini dan mencari pekerjaan baru yang bisa mencukupi hidupnya. Namun dia harus memikirkan ayahnya, Frank Hathaway yang pikun yang membutuhkan perhatian ekstra, bibinya yang telah mengorbankan hidupnya demi merawat Freya kecil setelah ibunya meninggal serta beberapa pekerja yang telah sangat bergantung padanya.
"Berapa banyak perhiasan yang kau miliki?" Tanya Amber.
"Kenapa bibi bertanya tentang perhiasan?" Freya bingung dengan maksud bibinya.
"Bisa saja, itu cukup, untuk kita memulai hidup baru setelah diusir." Ucap Amber dengan pasrah karena ketidak berdayaan mereka. Amber berpikir jika Freya memiliki sedikit perhiasan yang bisa mereka jual untuk bertahan hidup maupun memulai hidup baru. Akan tetapi itupun belum cukup karena mereka belum siap dengam kemungkinan untuk meninggalkan mansion.
Mereka tidak pernah sedikitpun berpikir akan mengalami kejadian seperti ini. Amber maupun Freya tidak pernah membayangkannya. Mereka pikir Edward akan sehat-sehat saja karena terakhir bertemu, Edward masih sehat. Enam bulan kemudian dia pulang dalam keadaan sedikit pucat.
"Itu tidak akan cukup, bibi, dan bibi tahu sendiri Edward tidak pernah membelikanku hadiah kecuali hadiah pernikahan." Freya mengingatkan Amber bahwa begitu tidak pedulinya Edward terhadap dirinya. Edward juga tidak pernah merepotkan diri dengan menyenangkan Freya dengan hadiah kecil.
Bahkan selama pernikahan mereka enam tahun, Edward hanya pulang sekali enam bulan untuk melihat perkebunan dan pabrik, itupun hanya selama dua hari, dia berada di mansion. Hanya saat terakhir hidupnya Edward berada seminggu di mansion, mungkin dia telah merasa bahwa hidupnya tidak akan lama dan meninggal di Maidstone.
Melihat Freya mengurus semuanya dengan baik, Edward semakin tidak peduli. Dia hanya mengambil uang untuk berfoya-foya di London. Freya bukannya tidak berusaha untuk mendekatkan diri dengan Edward dan mencoba membuat Edward tertarik padanya, namun Edward selalu menolaknya bahkan dengan kata-kata kasar. Semakin membuat Freya rendah diri dan tidak menarik. Freya bahkan tidak merasa cantik lagi karena sering diabaikan oleh Edward.
Saat Freya meminta ikut bersama Edward ke London, Edward memakinya dan mengancam akan menceraikan Freya dan mengusirnya serta keluarganya dari mansion. Sejak saat itu Freya hanya pasrah menerima nasibnya. Percuma berdebat dengan Edward karena bisa dipastikan Freya tidak akan menang. Freya terbiasa mengalah, agar Edward tidak menceraikannya.
Ingin dia pergi, tapi tidak bisa karena begitu banyak orang yang bergantung padanya. Akhirnya Freya menyibukan diri dengan mengurus mansion, perkebunan anggur, memastikan anggur mereka terawat dengan baik sehingga menghasilkan anggur yang berkualitas, baik untuk di jual secara langsung maupun menjadi bahan dasar wine yang diolah di pabrik sendiri.
"Kita masih punya harapan, sayang." Amber tersenyum karena menemukan ide yang sangat cemerlang, menurutnya. Sekalipun ide Amber sangat berisiko bagi kelangsungan hidup mereka semua. Namun, hanya itu cara yang bisa dia pikirkan. Freya sendiri bahkan tidak tahu harus melakukan apa. Jadi hanya itu satu-satunya cara yang bisa mereka lakukan.
"Kapan pria itu, saudara Edward, datang ke sini?" Tanya Amber lagi. Dia mendekati Freya yang duduk di tepi ranjang dan duduk di samping Freya.
"Menurut informasi dari sir Drake, sir Horisson yang baru akan kesini sekitar dua minggu lagi." Freya masih bertanya-tanya apa rencana bibinya.
"Artinya, kita masih punya kesempatan." Amber berdiri kemudian melirik sekilas ke tubuh Freya dari atas sampai ke bawah.
"Perfect." Ucapnya kembali yang membuat Freya semakin bingung, sebenarnya apa yang dipikirkan bibinya?
🍒🍒🍒
Hi mampir ke karya teman author ya
TERPAKSA MENIKAHI SUAMI SAHABATKU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Faiha Felicia
kasihan ditinggal mati, jd dilema
2022-09-27
0