Dua minggu Bara menghabiskan waktu di Maidstone, lebih lama dari rencana awalnya, mempelajari seluk beluk usaha keluarganya. Setidaknya Bara bersyukur jika semua property masih utuh dan tidak dijual atau tergadaikan, mengingat kondisinya.
Satu hal lagi yang Bara ketahui, Freya pernah mengajukan pinjaman ke Bank namun ditolak dengan alasan pembukuan keuangan usahanya tidak bagus. Sehingga Bank tidak percaya, sekalipun aset Horisson sangat menjanjikan.
"Saya akan segera kembali ke London." Ujar Bara saat makan malam. Freya hanya diam, ada perasaan kehilangan yang dia rasakan. Namun, segera ditepisnya. Bukankah hal itu yang seharusnya dia cemaskan, tapi sampai saat ini, Bara seperti tertarik padanya, namun, selalu mengendalikan diri dengan baik.
Bara memperhatikan sikap Freya, wanita ini tidak mengomentari kata-katanya, apakah Freya sangat senang jika dia tidak di Maidstone lagi? Rasa kecewa terlintas dalam diri Bara. Dia seperti tidak ikhlas dengan sikap Freya.
"Dan kapan tepatnya anda akan ke London, sir." Amber mengambil alih untuk berbasa-basi demi kesopanan. Dan tentunya untuk memulai rencana mereka. Dia tidak bisa membiarkan Bara pergi begitu saja, sebelum menikahi Freya.
"Besok pagi sekali, mungkin saya tidak akan sempat berpamitan kepada kalian ... ada sedikit masalah di London yang mengharuskan saya kembali secepatnya" Amber kesal dengan masalah tersebut yang membuat Bara tidak tinggal lama.
Amber merasa Bara seperti perlahan-lahan mengambil alih semuanya. Amber harus memastikan bahwa Bara tidak mengusir mereka. Jadi rencana harus segera dijalankan.
"Kapan anda akan kembali, sir?" Tanya Freya penuh harap, apakah Bara akan kembali? Setidaknya beban Freya sedikit berkurang sejak Bara berada di sini.
"Aku tidak bisa memastikanya, Freya. Aku harap semua berjalan dengan semestinya." Ucap Bara.
Sekarang yang harus dipikirkan Amber adalah mulai melaksanakan rencana. Mereka telah mempersiapkan segalanya dan harus berhasil sebelum Bara kembali ke London. Karena mereka tidak tahu kapan Bara kembali ke Maidstone?
"Apakah kalian pernah ke London?" Tanya Bara, pertanyaan basa-basi demi kesopanan, tentu saja mereka pernah ke London mengingat jarak Maidstone ke London hanya memakan waktu lebih kurang satu jam.
"Saya belum pernah ke London, sir. Namun bibi Amber pernah bekerja di London." Jawab Freya.
"Hanya beberapa bulan saat saya masih muda, dan saya kembali ke sini karena ibu Freya meninggal, Freya saat itu berusia enam tahun." Amber mengenang saat mudanya.
Dia memang kembali karena ibu Freya meninggal. Selama seminggu Amber menemani Freya, ketika Amber akan kembali ke London, Freya ingin ikut dengannya. Akhirnya Amber memutuskan untuk berhenti bekerja dan tinggal kembali di Maidstone. Tujuannya adalah merawat Freya kecil, namun Freya ternyata anak yang dewasa dan mandiri, sehingga Amber tidak perlu bersusah payah merawatnya.
"Ternyata aku lebih beruntung, bisa bersama ibuku lebih lama darimu, Freya." Bara meminum winenya.
"Mungkin sebaiknya kita minum sedikit lebih banyak, untuk menghilangkan kesedihan ... tentu saja kecuali Freya ... aku bisa menemanimu minum, sir." Tawar Amber. Rencana harus segera dimulai.
"Aku rasa tidak ada salahnya ... mari kita minum sedikit dan melupakan beban masalah yang kita hadapi." Ucap Bara mengangkat botol minum dan melakukan cheer kepada Amber, sementara Freya hanya meminum segelas jus.
Dia mulai was-was, apakah Amber telah memulai rencana mereka? Terus terang Freya belum siap.
***
Setelah makan malam, Freya dan Amber bersantai di ruang keluarga. Freya membaca novel historical romance. Sedangkan Amber merajut syal untuk diberikan kepada pelayan atau siapapun yang nantinya membutuhkan syal tersebut.
Bara yang memasuki mansion, melirik ke arah mereka. Selesai minum Bara memang keluar sebentar. Membuat Amber berpikir bagaimana agar rencana mereka berjalan sempurna.
"Selamat malam, apa kau menyukai membaca novel, Freya?" Tanya Bara menghampiri mereka.
"Ya, aku menyukainya, sir." Jawab Freya.
"Oh, please Freya, cukup panggil Bara saja." Bara mengingatkan Freya tentang panggilan resmi yang selalu digunakan saat menyebutnya.
"Aku merasa tidak sopan." Ucap Freya lagi.
"Dan aku, tidak peduli dengan kesopanan." Bara menatap Freya.
"Apa kau dari luar, sir?" Tanya Amber.
"Ya, mam." Jawab Bara tanpa melepaskan tatapannya dari Freya.
"Apa Jimmy, telah memeriksa semuanya." Tanya Amber lagi.
"Ya." Balas Bara singkat. Jimmy adalah penjaga mansion, dia memang biasa memeriksa seluruh mansion dan memastikannya aman.
"Apa kalian, suka main kartu?" Bara mengambil posisi duduk di samping Freya.
"Aku tidak pandai bermain kartu, tapi Freya pintar, beberapa kali saat kami mengundang tetangga untuk makan malam, kami selalu mengadakan permainan kartu, dan Freya selalu menang, belum pernah ada yang mengalahkannya." Beritahu Amber.
"Wah, aku jadi ingin bermain denganmu, Freya." Kata-kata bermain yang diucapkan Bara mengandung makna ganda, membuat Freya merinding. Beberapa kejadian membuat mereka sangat dekat. Dan sebenarnya itu bagus. Hanya saja Bara seperti menarik ulur kedekatannya dengan Freya.
"Kalau begitu, kau harus siap jika dikalahkan Freya." Kekeh Amber.
Freya sendiri, mencoba menghindari tatapan intens Bara. Freya bangkit dari kursi menuju lemari, dia mengambil kartu untuk bermain.
Freya meletakan kartu di atas meja, Bara mengambil kartu tersebut dan mengocoknya dengan lihai kemudian membagikannya.
Mereka bertiga bermain dengan tenang, walaunpun hanya Bara yang memenangkan pertandingan.
"Ternyata kau sangat ahli bermain kartu." Ucap Freya menyusun kartunya.
"Mungkin karena pengalamanku dan memang pekerjaanku berkecimpung di dunia ini" Bara menunjuk kartu yang dimaksud dengan dunia ini.
"Dan, apa tepatnya pekerjaanmu, sir?" Tanya Amber penasaran.
"Aku bekerja di Royal Horisson Clubs and Casino." Jawab Bara, mengeluarkan satu kartu.
"Namanya seperti nama keluargamu, apa kau pemiliknya?" Freya tidak tahan untuk bertanya.
"Ya." Jawab Bara.
Freya dan Amber saling bertatapan, sekalipun mereka di Maidstone, bukan berarti mereka tidak mengetahui berita dan mereka sangat tahu bahwa Royal Horisson clubs and casino adalah kasino terbesar di Inggris.
Freya memang sempat bertanya-tanya, apakah ada hubungan kasino tersebut dengan keluarga suaminya? Dan pertanyaan tersebut terjawab sudah.
Pantasan Bara tidak terlalu peduli bahkan tidak menginginkan warisannya, mengingat kekayaannya melebihi warisan yang didapatinya.
"Sepertinya permainan kartu ini kalian lanjutkan saja, anak-anak muda, usiaku tidak bisa diajak berkompromi lagi ... aku akan kembali ke kamar." Amber meninggalkan Freya dan Bara bermain. Sengaja dilakukan Amber karena ingin memberi kesempatan kepada Freya.
Freya yang penasaran karena belum pernah menang. Dia bahkan kesal karena Bara tidak mengalah dan membiarkannya menang.
Akhirnya Bara memgeluarkan kartu dari lengan kemejanya. Freya memelototi Bara. Ternyata Bara bermain curang.
"Aku tidak menyangka kau bermain curang, sir." Kesal Freya menatap tajam Bara.
"Oh ... ayolah Freya ini hanya hiburan." Sahut Bara, meletakan kartunya di atas meja.
"Tapi kau bermain curang, dasar pembohong. Kau bukanlah laki-laki terhormat." Freya berdiri hendak meninggalkan Bara. Namun tangannya langsung ditahan Bara.
Bara menarik Freya sehingga dia terjatuh di sofa. Bara mengukung Freya, menatap Freya dengan tajam.
"Apa kau tidak pernah berbohong Freya?" Pertanyaan tersebut sontak membuat Freya gugup.
"Lepaskan aku, kau menyakitiku." Freya mencoba melepaskan diri dan menghindari pertanyaan dari Bara, yang menyudutkannya.
Bara berdiri dari sofa dan melepaskan Freya dari kukungannya. Dia sadar tidak bisa mengendalikan diri jika di dekat Freya. Dia harus segera kembali ke London, mungkin bertemu Selena dapat mengalihkan rasa ketertarikannya akan Freya.
🍒🍒🍒
Hi mampir ke karya teman author juga ya
...APA SALAHKU IBU?...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
NandhiniAnak Babeh
gregetan iiih liat klakuan si bara 😅😅😅
2023-01-03
1