TAKDIR
Suara decitan mobil terdengar begitu nyaring saat Bima dengan penuh tenaga menginjak rem mobil karena terkejut melihat seseorang yang tiba-tiba melintas di depan mobilnya. Beruntung, saat itu Bima sedang mengendarai mobilnya dengan santai.
Namun, karena jarak mobil yang terlalu dekat, seseorang yang melintas di depan mobilnya itu pun tertabrak mobil yang dikendarai Bima, hingga tubuhnya terlempar ke tengah jalan.
Beruntung, jalan yang dilalui oleh Bima bukan jalanan ramai. Bahkan saat kecelakaan terjadi, tidak ada satu pun kendaraan yang lewat. Namun, tidak sampai lima menit setelah kecelakaan, beberapa mobil melintas dan berhenti untuk melakukan pertolongan saat melihat seseorang tergeletak di tengah jalan.
Bima bergegas keluar dari mobil setelah tersadar dari keterkejutannya. Pria itu langsung mendekati seseorang yang tergeletak dengan darah yang mengalir dari kepalanya.
Empat orang keluar dari mobil, kemudian membantu Bima menggotong tubuh perempuan yang tergeletak di tengah jalan itu masuk ke dalam mobil Bima. Setelah mengucapkan terima kasih pada empat orang yang menolongnya, Bima segera masuk ke dalam mobil. Kemudian, langsung tancap gas dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit terdekat.
Laki-laki itu terlihat sangat panik saat melihat keadaan perempuan yang tidak sengaja ditabraknya itu. Ada rasa takut yang perlahan mengalir ke hatinya. Bima sangat cemas melihat keadaan perempuan yang kini terbaring tak sadarkan diri di kursi belakang mobilnya.
Setelah beberapa menit, mobil itu sampai di depan rumah sakit. Bima bergegas keluar dari mobil, membuka pintu belakang kemudian, meraih tubuh perempuan itu dengan pelan dan menggendongnya.
Laki-laki berwajah tampan dan bertubuh kekar itu berlari masuk ke dalam rumah sakit sambil menggendong perempuan cantik berwajah pucat dengan darah mengalir dari kepalanya itu sambil berteriak minta tolong.
Beberapa petugas rumah sakit berlari mendorong brankar mendekati Bima setelah mendengar teriakan pria itu.
Bima menggusar rambutnya dengan kasar. Laki-laki itu meringis saat tangannya tak sengaja menyentuh keningnya. Laki-laki itu baru menyadari kalau keningnya ternyata terluka. Keningnya membentur kaca dengan keras saat dirinya menginjak rem dengan mendadak.
Seorang perawat perempuan mendekati Bima. Perempuan berwajah cantik itu tersenyum sambil menunjuk luka memar dan bengkak pada kening Bima.
"Bapak terluka. Mari ikut saya, biar saya obati luka Bapak." Suster cantik itu tersenyum ramah.
"Saya tidak apa-apa, Suster. Hanya luka memar saja, nanti juga sembuh."
"Tapi tetap harus diobati Pak," ujar perempuan itu. Kalau tidak segera diobati, luka Bapak bisa infeksi," jelas suster cantik itu tanpa memudarkan senyum di wajahnya.
Tidak ingin berdebat, Bima pun menganggukkan kepala, menyetujui ucapan perempuan itu.
Sang perawat tersenyum, kemudian menyuruh Bima mengikutinya ke dalam ruangan. Bima menurut, laki-laki itu mengikuti wanita itu dari belakang.
***
Bima kembali menunggu di depan ruangan IGD setelah beberapa menit lalu seorang perawat membantu mengobati lukanya. Sementara itu, perempuan yang ditabraknya itu sampai sekarang belum juga keluar dari ruang IGD, hingga membuat hati Bima semakin cemas.
Laki-laki itu meraih ponselnya, mencoba menelepon Aldrian. Berharap, laki-laki itu bisa segera ke rumah sakit untuk menemaninya sekarang. Bima benar-benar merasa panik. Apalagi, saat ini keadaan hatinya sedang tidak baik-baik saja.
Di tempat lain, Aldrian menghentikan mobilnya di pinggir jalan saat ponsel di saku kemejanya berbunyi.
"Ada apa?" ucap Aldrian setelah mengangkat panggilan teleponnya.
"Cepat datang ke rumah sakit Harmoni, aku menunggumu!" Suara Bima terdengar bergetar. Sementara Aldrian sangat terkejut mendengar ucapan Bima.
"Rumah sakit?" Aldrian tampak terkejut.
"Apa yang terjadi? Kenapa kamu ada di rumah sakit?" Suara Aldrian terdengar panik. Pikirannya sudah membayangkan yang tidak-tidak. Apalagi, Aldrian sangat tahu kalau saat ini Bima sedang tidak baik-baik saja.
Laki-laki itu baru saja ditinggalkan oleh orang yang sangat dicintainya. Pikirannya sangat kacau karena menghadapi kenyataan kalau orang yang sangat dicintainya meninggalkan dia dan memilih pergi berobat ke luar negeri bersama pria lain.
Bodohnya aku. Seharusnya aku mengikuti dia dan mengantarkannya sampai pulang ke rumah.
Aldrian merutuki kebodohannya. Seharusnya tadi ia mengikuti mobil Bima dari belakang. Seharusnya ia tidak membiarkan Bima pulang sendirian dalam keadaan kacau.
Kepergian Renata adalah pukulan berat bagi Bima. Di saat laki-laki itu mulai mencintai Renata, perempuan itu justru pergi meninggalkannya.
"Aldrian!" Suara Bima kembali menyadarkan Aldrian.
"Apa yang terjadi sama kamu, Bima. Kenapa kamu ada di rumah sakit? Kamu tidak apa-apa bukan?"
"Aku menabrak seseorang."
"Apa?"
*
*
*
Haloooo ... Author datang lagi bawa cerita Bima dan Renata nih! Buat kalian yang penasaran gimana kisah mereka selanjutnya, yuk ikuti terus kisah mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Sanie Iza
hadir
2022-12-21
0
Astrid valleria.s.
baru hadir thor😀🤭
2022-12-08
1
Ade Suharto
hadir ☝
2022-12-02
1