Karina melangkah dengan pelan menuju dapur. Gadis itu bangun pagi-pagi sekali karena merasa lapar. Karina tertidur saat dirinya baru saja sampai di rumah Bima dan bawu terbangun pagi ini.
Gadis itu tertidur seperti kerbau sampai tidak ingat apa pun lagi. Sepertinya, Karina sangat kelelahan akibat kejadian yang dialaminya, hingga saat dia menemukan tempat yang nyaman, gadis itu langsung tertidur dengan pulas.
Aroma wangi masakan menguar dari arah dapur membuat Karina memegangi perutnya yang terasa semakin lapar.
Padahal masih pagi buta, tapi kenapa mereka sudah memasak masakan yang baunya menggugah selera seperti ini?
Perut Karina terdengar mengeluarkan bunyi karena terlalu lapar.
"Pagi, Non." Suara seseorang yang menyapa dari belakang Karina membuat gadis itu terjengkit kaget.
Senyum Karina terbit sebagai jawaban.
"Halo, Bi."
Asisten rumah tangga itu membalas senyuman Karina sambil mengangguk hormat.
"Kalau Nona sudah lapar, silakan tunggu di meja makan. Sebentar lagi, Den Bima juga datang untuk sarapan," ucap Bi Santi, asisten rumah tangga Bima.
"Sarapan? Sepagi ini?" Karina merasa heran.
"Iya, Non, Den Bima terbiasa sarapan pagi-pagi sekali," jawab Bi Santi.
Karina mengangguk. Sementara Bi Santi kembali melanjutkan acara masaknya yang tertunda.
Tak berapa kemudian, Bi Santi selesai memasak. Karina tak tinggal diam. Gadis itu membantu Bi Santi menata sarapan pagi itu di meja makan.
Bi Santi sebenarnya merasa tidak enak hati karena gadis cantik yang merupakan tamu sang majikan itu ikut membantunya memasak dan menghidangkan makanan itu di meja makan.
Namun, karena gadis itu memaksa, Bi Santi pun akhirnya membiarkan saja. Perempuan itu tersenyum melihat betapa cekatannya Karina membantunya memasak dan menghidangkan piring-piring itu di meja makan.
Benar-benar luar biasa. Sang majikan, lelaki irit bicara itu, sekalinya membawa teman wanita, ternyata tidak mengecewakan. Tidak seperti wanita-wanita cantik dari keluarga kaya di luaran sana.
"Sepertinya kamu pantas menggantikan Bi Santi mengurus dapur." Suara seseorang di belakang membuat mereka berdua menoleh ke arah pemilik suara.
Bima dengan wajah datar menatap kedua perempuan beda generasi itu. Tangan kanannya menarik kursi kemudian duduk dengan tenang.
Bi Santi dengan gegas melayani majikannya. Perempuan berusia hampir kepala empat itu dengan sigap mengambilkan makanan yang tersedia di meja makan.
Sementara itu, wajah Karina yang tadinya ceria langsung berubah cemberut saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Bima.
Dia memang benar-benar menyebalkan!
Karina menggerutu dengan perasaan sebal. Laki-laki itu datang-datang langsung menghancurkan moodnya yang sedang baik.
Karina duduk di depan Bima. Sementara Bi Santi segera menyingkir dari sana setelah berpamitan pada Bima kalau dirinya ingin membersihkan taman di samping rumah.
Bima terlihat mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Laki-laki itu menatap Karina yang masih terdiam tanpa menyentuh makanannya.
"Kamu tidak makan?" Bima menaikkan alisnya. Apalagi, saat melihat wajah cemberut gadis di depannya. Anehnya, semakin cemberut, gadis itu justru semakin terlihat sangat cantik.
Mendengar ucapan Bima, Karina mengambil sendok, kemudian langsung menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
Saat mulai mengunyah makanan itu, moodnya langsung kembali. Masakan Bi Santi sangat enak. Rasanya sangat pas di lidahnya.
"Bi Santi benar-benar juara. Masakannya enak sekali." Karina tersenyum. Netranya menatap wajah tampan Bima. Pria itu tampak menikmati makanannya.
Sejenak, Karina terpesona menatap laki-laki di depannya. Bima terlihat sangat tampan dengan memakai jas berwarna hitam dengan kemeja putih di dalam serta celana berwarna hitam. Jangan lupakan dasinya yang terlihat sangat cocok dengan baju yang dipakainya.
Pria itu terlihat sangat menikmati sarapan paginya. Sepertinya, masakan Bi Santi begitu memanjakan lidahnya.
Karina menatap tak berkedip ke arah Bima. Kekesalannya terhadap Bima beberapa menit lalu langsung menghilang.
Laki-laki itu benar-benar mempunyai pesona luar biasa. Karina yang notabene jarang tertarik sama laki-laki saja bisa langsung terpesona oleh ketampanan Bima, apalagi gadis di luaran sana yang seringkali bertingkah genit menggoda lawan jenis.
Karina menggelengkan kepalanya. Menghalau rasa yang perlahan masuk ke dalam hatinya.
"Perhatikan makananmu." Suara berat yang keluar dari mulut pria itu membuat Karina tersadar dari lamunannya. Perempuan itu menatap ke arah makanannya yang berantakan.
Gara-gara melamun, gadis itu tanpa sadar mengacak-acak makanannya sampai keluar dari piring. Dengan gugup Karina kemudian membereskan makanannya yang berserak.
Setelah itu, Karina melanjutkan sarapan paginya. Tingkahnya sedikit kikuk saat mengetahui kalau Bima menangkap basah dirinya saat sedang menatap pria itu.
Makanan dalam piring Bima tandas tak bersisa. Laki-laki itu kemudian mengelap mulutnya setelah menghabiskan segelas air putih yang disediakan oleh Bi Santi.
Bima bangkit dari duduknya. Laki-laki itu kemudian menerima tas kerja yang diberikan Bi Santi padanya. Perempuan itu entah dari semenjak kapan, tiba-tiba saja sudah berdiri di samping Bima.
"Terima kasih, Bi."
Tatapan Bima beralih pada Karina yang masih duduk menikmati sarapannya.
"Kalau kamu ingin merasa aman, sebaiknya kamu diam saja di dalam rumah. Ingat, Jangan macam-macam!" Bima menatap tajam perempuan itu.
Karina mencebik kesal. Namun, tak urung, wanita itu menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Bi, awasi dia. Kalau dia macam-macam usir dia dari rumah ini!"
Tanpa menunggu jawaban dan reaksi terkejut dari Bi Santi, Bima melangkah meninggalkan kedua wanita itu.
"Ganteng-ganteng tapi nyebelin!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Made Elviani
smoga Bima tetap teguh hatinya n menjaga hatinya hanya utk Renata
2022-12-06
1
amalia gati subagio
tampan mungkin lah, kelakuan... asemmmm bajigur laknat ho ho ho yach ongoing insyaf kate ne he
2022-11-27
1
Dewi Ariyanti
karina terpesona sama bima bimapun sama ya tadi juga terpesona sama karin waktu cemberut dibilang cantik semoga berjodoh ya bim sama karin
2022-11-11
1