Karina menghela napas lega saat dokter yang memeriksanya pergi meninggalkan ruangan diikuti oleh kedua perawat yang mendampingi sang dokter.
Perempuan itu menatap pria tampan di depannya dengan seksama. Karina masih belum percaya seratus persen pada pria itu. Bayangan paman dan bibinya, dua orang yang sangat disayanginya itu berniat jahat di belakangnya membuat Karina tidak mudah mempercayai orang lain apalagi orang asing.
"Bima." Bima mengulurkan tangannya pada Karina. Laki-laki itu ingin berkenalan agar dia tahu siapa nama perempuan yang telah ditabraknya itu.
"Karina." Karina menyambut uluran tangan Bima.
"Apa kepalamu masih pusing?" Bima terlihat khawatir sekaligus merasa tidak enak.
"Masih. Tapi sudah agak berkurang daripada tadi," jawab Karina pelan.
"Sekali lagi maafkan aku karena aku sudah menabrakmu. Aku benar-benar tidak sengaja," ucap Bima.
"Aku juga minta maaf karena aku sudah menuduhmu tadi. Aku takut kalau kamu adalah orang suruhan paman dan bibiku." Karina menatap wajah Bima. Meneliti apa ada kebohongan pada wajah tampan itu.
Mereka berdua terdiam. Sama-sama mengembuskan napas panjang. Kemudian kembali saling menatap satu sama lain.
"Aku akan mengantarmu pulang. Kata dokter, kamu sudah boleh pulang kalau kamu mau." Bima menatap wajah pucat di hadapannya.
Karina tampak terkejut mendengar penuturan Bima.
"Pu–pulang?" Bibir Karina bergetar.
Bima mengangguk pelan. Netranya menatap lekat ke arah gadis itu.
"Aku tidak mau pulang."
"Kenapa tidak mau pulang?"
"Aku sudah bilang padamu tadi 'kan, kalau aku tidak mau bertemu dengan pamanku. Aku tidak mau dia memaksaku menikah dengan tua bangka itu!" Kedua mata Karina berkaca-kaca.
"Kenapa kamu harus pulang ke rumah pamanmu?" Bima merasa heran.
"Aku tinggal bersama paman dan bibiku semenjak kedua orang tuaku meninggal. Mereka berdua yang merawatku dari kecil." Buliran air mata mengalir deras di kedua pipi Karina.
"Kamu yatim piatu?"
Karina mengangguk. Tangannya mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
"Memangnya ada apa dengan pamanmu sampai-sampai kamu ingin kabur dari mereka?" Jiwa kepo Bima meronta-ronta. Merasa penasaran dengan cerita gadis cantik di hadapannya.
"Kamu bilang, mereka yang merawatmu dari kecil. Terus, kenapa kamu tidak mau pulang ke rumah pamanmu?"
Karina melirik ke arah Bima dengan kesal. Kenapa laki-laki itu dari tadi tidak mengerti kalau aku tidak ingin bertemu paman?
"Lalu, kamu bilang tadi ... paman kamu ingin menikahkan kamu dengan tua bangka?" lanjut Bima semakin penasaran. Entah kenapa, lelaki cuek yang biasanya tidak peduli dengan masalah orang lain itu merasa penasaran dengan masalah yang menimpa gadis itu.
"Paman menjualku."
"Apa?" Bima tampak terkejut.
"Kamu bilang, mereka merawatmu dari kecil. Tapi kenapa–"
"Entahlah! Aku sendiri sampai saat ini masih tidak percaya kenapa paman dan bibiku tega menjualku pada laki-laki tua bangka itu." Karina mengepalkan kedua tangannya.
"Aku tidak mau pulang ke rumah paman, aku tidak mau menikah dengan orang itu." Karina mengusap wajahnya kasar.
"Dari mana kamu tahu kalau pamanmu menikahkan kamu dengan laki-laki yang kamu sebut tua bangka itu?"
"Kemarin, waktu aku ikut menghadiri pesta bersama paman dan bibiku, aku mendengar sendiri mereka sedang melakukan transaksi jual beli. Mereka menjualku pada laki-laki tua." Karina kembali meneteskan air mata, sementara itu, Bima melebarkan matanya, merasa tak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Kamu yakin?"
Karina mengangguk pasti. "Aku kabur setelah mendengar paman ingin menjualku. Setelah mereka tahu aku kabur, semua anak buahnya mengejarku."
Bima menatap perempuan itu dengan perasaan ... entahlah! Pria itu ingin mempercayai gadis itu, tetapi, masih ada sedikit keraguan di sana. Bagaimana seandainya perempuan itulah yang sebenarnya bermaksud jahat?
"Jadi, apa rencanamu sekarang?"
"Aku tidak tahu."
Sejenak hening di antara mereka. Bima kembali menatap gadis itu sekilas. Karina memejamkan mata. Napasnya terdengar berat.
'Tidak! Aku tidak mau kembali ke sana. Meskipun mereka sudah merawatku dari kecil, tetapi, bukankah selama ini mereka juga tidak pernah bersikap baik padaku?'
Air mata Karina kembali mengalir.
'Tuhan ... kapan aku akan merasakan kebahagiaan seperti orang-orang? Dari kecil, aku sudah kehilangan kedua orang tuaku. Aku hidup penuh luka di rumah paman, dan sekarang ....'
Ingatan Karina kembali pada saat ia melihat sang paman sedang bernegosiasi dengan pria tua itu. Kepalanya botak, perutnya membuncit, wajahnya seram. Membayangkan itu semua, Karina bergidik ngeri. Apalagi, saat pria itu mengatakan akan menjual kembali tubuhnya pada orang lain setelah dia puas menikmati tubuhnya.
"Aku tidak mau pulang." Karina membuka matanya.
"Aku tidak mau pulang. Aku mohon ... bisakah kamu menolongku sekali lagi? Aku janji setelah aku–" Karina tidak melanjutkan ucapannya saat mendengar suara pintu terbuka dengan kasar. Karina dan Bima menatap ke arah pintu secara bersamaan.
"Pa–paman ...."
*
*
Sambil nunggu update, yuk, mampir di novel temen Author
Bercerita tentang seorang anak yang bernama Hana yang mengalami trauma karena telah gagal nikah, tetapi tiba-tiba ia masuk kedalam novel yang ia benci yang berjudul "Being the Youngest Brother"
Hana pun menjadi adik dari 2 kakak laki-laki tampan dan terkenal di sekolahnya, yang membuat nya sangat tidak menyukai mereka.
Tetapi ia mengingat dan belum pasti alur cerita tersebut yang menurut nya, akan ada yang membunuh dirinya, yaitu tokoh antagonis yang sedang berpacaran dengan kakaknya di dalam novel.
Ia pun memutuskan untuk bisa membuat sang kakak putus dari pacar nya, agar ia terhindar dari maut kematian itu.
Bagaimana kisah Liuzzi untuk memisahkan sang kakak dan pacar nya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Sultan Fatih
koq lama beud sih thor Up nya?? 🤭😍
2022-09-23
1
Deva Lova
kyanya dr sinposis awal bsa dibilang Bima n Renata bakalan ketemu lg stlh mrk menjalani hubungan dengan pasangan mrk masing
2022-09-22
3
Nenk Jelita
mana gak jls TDK lanjut LG c Bima nya
2022-09-19
1