Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Bima membuat Karina merasa sangat kesal. Wanita itu terdiam sambil menikmati makan malamnya.
Perutnya sangat lapar. Karina bahkan rasanya ingin melahap semua makanan yang ada di meja makan untuk meluapkan kekesalannya. Ya! Karina adalah tipe orang yang akan makan banyak jika hatinya sedang kesal.
"Kalau aku tahu dia tidak akan memperlakukan aku dengan baik, aku tidak akan mengikutinya untuk tinggal di rumah ini."
"Aku memang bodoh, bagaimana aku bisa berharap kebaikan pada orang asing? Keluargaku sendiri saja sangat membenciku, apalagi orang asing yang baru beberapa hari aku kenal?" Karina terus menggerutu dalam hati sambil menyantap makanannya dan sesekali melirik ke arah Bima yang tampak serius.
Pria itu makan dalam diam. Tak ada sepatah katapun lagi keluar dari mulutnya yang berbisa itu.
Setelah makan malam selesai, Bima langsung beranjak dari meja makan setelah berpamitan dengan Bi Santi. Netranya melirik ke arah Karina yang terlihat cemberut sambil menyantap makanannya yang belum habis.
Karina membantu Bi Santi membereskan sisa makanan dan juga piring kotor bekas makan malam. Gadis cantik itu tetap memaksa meskipun Bi Santi sudah melarangnya.
"Sebaiknya Non Karina istirahat saja. Bukankah Non bilang sudah beberapa hari ini tidak bisa beristirahat dengan benar?" Bi Santi menatap Karina dengan seksama. Gadis itu terlihat tidak baik-baik saja. Apalagi saat majikannya mengatakan kata-kata yang kasar padanya.
Bi Santi sungguh sangat kasihan pada gadis itu.
"Jangan diambil hati ucapan den Bima, Non. Dia memang suka begitu, tapi aslinya den Bima itu orangnya baik, Non." Bi Santi mencoba menghibur Karina. Senyum gadis cantik itu memudar setelah Bima mengatakan sesuatu yang membuatnya kesal. Jangankan Karina, Bi Santi pun merasa kesal mendengar ucapan sang majikan yang begitu menyakitkan hati.
"Aku hanya kesal. Kalau dia tidak menyukaiku, kenapa dia menyuruhku tinggal di sini? Benar-benar menyebalkan!" Karina menggerutu kesal.
"Mungkin suasana hati den Bima sedang tidak bagus, Non, makanya dia uring-uringan." Bi Santi tersenyum menatap Karina.
Sementara Karina hanya menggedikkan bahu. Gadis itu merasa malas membahas pria menyebalkan itu.
Setelah berbincang dengan Bi Santi sebentar, Karina langsung menuju kamar tamu. Gadis itu langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Besok pagi, aku akan keluar dari rumah ini daripada aku terus menerus dihina oleh pria menyebalkan itu.
***
Pagi-pagi sekali, gadis itu sudah terbangun. Namun, Karina tidak langsung menuju makan seperti kemarin. Gadis itu ingin menunggu Bima pergi ke kantornya, baru ia memutuskan pergi dari rumah besar itu.
Karina memutuskan untuk kembali ke kostan miliknya. Dia akan mencari kamar kost baru yang jauh dari jangkauan orang-orang suruhan pamannya.
Tapi, aku dia benar-benar bisa lari dari pamannya? Sementara, beberapa kali anak buah sang paman menemukannya.
Karina menghela napas panjang.
Kenapa aku harus bernasib seperti ini? Padahal, kehidupanku kemarin sangat bahagia meskipun aku harus bekerja keras untuk membiayai kehidupanku.
Karina membuka pintu saat terdengar suara ketukan dari luar. Gadis itu melangkah dengan gontai kemudian membuka pintu yang semalam memang sengaja dikuncinya.
Bi Santi berdiri di sana. Mengulas senyum.
"Kirain Non Karina belum bangun."
"Aku sudah bangun dari tadi, Bi." Karina membalas senyuman Bi Santi.
"Kalau begitu, ayo kita sarapan. Bibi udah siapin makanan."
"Aku mandi dulu ya, Bi. Nanti aku menyusul." Mendengar jawaban Karina, Bi Santi mengangguk kemudian meninggalkan kamar itu.
Sementara itu di meja makan, Bima tampak sedang menyantap sarapannya. Netranya menatap Bi Santi yang kini sedang berada di hadapannya.
"Non Karina sedang mandi, Den. Setelah mandi nanti dia baru akan sarapan." Bima mengangguk mendengar ucapan Bi Santi.
Setelah menghabiskan sarapannya, Bima kemudian langsung berangkat ke kantor. Sebelum masuk ke dalam mobilnya, Bima berpesan pada Bi Santi untuk memastikan Karina sarapan.
Sedangkan Karina baru saja sampai di meja makan. Gadis itu tersenyum saat Bi Santi menyiapkan makanan untuknya.
"Makasih, Bi."
Bi Santi tersenyum membalas perkataan Karina.
"Makanlah! Tadi den Bima berpesan untuk memastikan Non Karina makan dengan benar."
Karina mendongakkan wajahnya ke arah Bi Santi.
"Kenapa? Non Karina nggak percaya? Jangankan Non Karina, bibi saja nggak percaya." Bi Santi tertawa pelan.
Sementara Karina terlihat cemberut.
"Dia hanya pura-pura perhatian saja di depan Bibi," ucap Karina sambil menyantap makanannya.
Bi Santi menggeleng pelan sambil tersenyum.
***
Karina sampai di depan pintu gerbang rumah besar Bima. Perempuan itu memutuskan mengikuti kata hatinya untuk pulang ke kost-kostan.
Karina ingin mencari rumah kost baru yang jauh dari jangkauan paman dan anak buahnya.
Sebuah motor dengan pengendara berjaket hijau khas driver ojek online berhenti di depan Karina. Perempuan itu menerima helm dari sang driver setelah memastikan kalau ojek itu memang benar ojek pesanannya.
Kendaraan roda dua itu melaju meninggalkan rumah besar Bima. Namun, baru beberapa meter ojek itu melaju, sebuah mobil berwarna hitam menghadang jalan mereka.
Karina dan driver ojek online itu sangat terkejut. Hampir saja motor itu menabrak mobil yang berhenti di hadapannya. Belum selesai keterkejutannya Karina dan sang driver, beberapa orang berbaju hitam dan bertubuh kekar keluar dari dalam mobil.
Melihat wajah-wajah sangar yang mulai mendekat ke arah mereka berdua, seketika Karina menyesal karena dia memutuskan kabur dari rumah Bima.
Laki-laki menyebalkan itu memang benar, tempat teraman buat dirinya saat ini adalah rumahnya.
Sial!
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Rosita
semoga ada yg menolong karina selain bima.. kshn sj d rmh bima jg d marahin gtu 🤣
2022-11-17
1
Tiadayanglain
mati aja kau perempuan
di bilang kok ngeyel
2022-11-15
0
Sukliang
sebellll
bandelllll
2022-11-14
0