Part 13 AKU TIDAK PUNYA RUMAH

"Kamu dari tadi berada di sini, apa istrimu tidak mencarimu?" Karina menatap Bima yang terlihat sedikit terkejut mendengar pertanyaannya.

Laki-laki yang sedang menyuapinya itu menghentikan gerakan tangannya. Tatapan mata pria itu membuat Karina langsung menundukkan kepala. Merasa tidak enak karena sudah menanyakan hal pribadi.

"Ma–maaf! Aku tidak bermaksud–"

"Dia sedang di luar negeri," jawab Bima asal. Tangannya kembali bergerak menyuapi gadis itu.

"Cepat habiskan makananmu. Tidak usah banyak bicara!" Bima memasukkan sendok berisi makanan itu ke mulut Karina. Gadis itu berdecak. Namun, tak urung tetap membuka mulutnya menerima suapan dari Bima.

"Kamu mau pulang apa tetap di rumah sakit malam ini?" Bima mengalihkan pembicaraan. Laki-laki itu memberikan gelas berisi air putih pada Karina.

"Aku ingin pulang, tapi aku tidak punya rumah."

"Tidak punya rumah?" Bima mengernyit heran.

"Aku kabur dari rumah sakit karena ingin istirahat di kamar kostku, tapi aku tidak menyangka, kalau orang-orang suruhan paman sudah menungguku di sana." Karina menatap Bima yang saat itu sedang menatapnya juga

"Aku tidak merasa heran mereka ada di sana, dia saja bisa menemukanmu di sini," ucap Bima santai.

"Kau benar. Mereka sedang mengincarku, jelas saja mereka pasti akan terus mengikutiku." Gadis itu menghela napas lelah.

Suapan terakhir mendarat di mulut Karina. Gadis itu tersenyum canggung. Mengobrol dengan Bima, membuat gadis itu tidak menyadari kalau makanan di piring itu sudah habis.

"Sepertinya, kamu benar-benar kelaparan." Bima berdecak sambil mencibir ke arah gadis itu.

"Tidak punya uang tapi sok-sokan kabur dari rumah sakit," lanjut Bima kembali mencibir. Sementara Karina tersenyum malu-malu.

"Aku bosan di rumah sakit, makanya aku kabur. Aku tidak menyangka kalau nasibku malah sial saat kabur dari sini." Wajah Karina memerah saat menatap wajah tampan Bima.

Ah! Suami orang. Kenapa kamu terlihat begitu menggoda?

Karina menatap Bima tak berkedip. Laki-laki itu meletakkan bekas piring bekas makan Karina ke atas nakas.

"Jadi, kamu benar-benar tidak ingin pulang ke rumah?" Bima bertanya sekali lagi pada Karina. Sebelum menyuapi Karina tadi, pria itu sudah berkonsultasi dengan dokter kalau keadaan Karina baik-baik saja dan bisa langsung segera pulang.

Bima tidak mau mengambil resiko jika gadis itu kabur lagi dari rumah sakit. Beberapa hari ini waktu Bima tersita di rumah sakit menemani gadis itu. Bukannya apa-apa, laki-laki itu hanya ingin menebus kesalahannya karena telah menabrak Karina.

Bima tidak mau kalau masalah Karina nantinya akan menjadi masalah besar. Biar bagaimanapun, laki-laki itu sekarang adalah seorang pengusaha muda yang cukup diperhitungkan di dunia bisnis.

Jangan sampai ada masalah yang nantinya justru akan merugikan nama baiknya.

"Sudah aku bilang, aku tidak punya rumah." Karina menghela napas panjang.

"Aku tidak mungkin pulang ke kost-kostan. Mereka pasti saat ini sedang menunggu dan berjaga-jaga di sana," lanjut Karina.

Bima terdiam mendengar ucapan gadis itu. Akan tetapi, kalau dia tidak punya rumah, lalu, dia kan pulang kemana?

Bima masih terus berpikir, bagaimana caranya agar gadis itu bisa pulang ke rumahnya. Dia tidak mungkin terus-menerus di rumah sakit untuk menjaga gadis itu.

"Kalau kamu tidak bisa pulang ke rumahmu, terus kamu mau pulang ke mana lagi?" Bima menatap Karina dengan tatapan yang membuat Karina semakin meleleh. Tatapan laki-laki itu seolah menghipnotis Karina.

Sadar, *Karina, p*ria tampan itu suami orang.

"Entahlah! Aku juga tidak tahu mau kemana." Karina memalingkan wajahnya dari Bima. Gadis itu harus menahan diri untuk tidak terpesona dengan lelaki yang berstatus suami orang itu.

"Kalau kamu memang tidak punya rumah, untuk sementara waktu, kamu boleh tinggal di rumahku."

"Apa?" Mendengar ucapan Bima, Karina begitu terkejut. Namun, detik berikutnya, wanita itu merasa kesal.

"Kamu bilang, kamu punya istri bukan? Mana bisa aku pulang ke rumah pria yang sudah beristri?"

"Kenapa tidak bisa? Itu rumahku. Aku bebas melakukan apa pun dan menerima siapapun untuk datang ke rumahku." Bima menatap Karina yang semakin terkejut.

Laki-laki itu bukan tidak tahu kalau saat ini Karina sedang berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya.

Namun, Bima tidak berniat menjelaskan apa pun. Terserah, wanita di depannya itu mau berkomentar apa tentang dirinya.

"Kalau begitu, terserah padamu. Aku tidak bisa membantumu." Bima bangun dari tempat duduknya.

"Aku sudah membayar biaya pengobatanmu. Terserah kamu, mau pulang sekarang atau besok pagi." Setelah mengatakan itu, Bima beranjak menuju pintu.

Namun, belum sampai pria itu membuka pintu, suara Karina membuat langkahnya terhenti.

"Aku ikut denganmu!"

*

*

*

Akhir-akhir ini Author sangat sibuk di dunia nyata dan kebetulan juga sedang menulis beberapa novel on going, jadi harap bersabar ya ❤❤❤

Terpopuler

Comments

dewi bumi

dewi bumi

Bagus thor

2023-01-22

0

Lilis Rikawati

Lilis Rikawati

semangat terus Thor sehat selalu

2023-01-10

0

NO NAME

NO NAME

..

2022-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!