Part 3 BERAPA MEREKA MEMBAYARMU?

Bima menatap gadis cantik berwajah pucat yang kini masih terbaring di atas ranjang pasien. Pria itu menghela napas panjang, tatapannya tak lepas dari wajah perempuan itu.

'Kenapa dia belum sadar juga? Padahal, sudah dari kemarin dia tidak sadarkan diri. Semoga saja apa yang dikatakan oleh dokter benar. Kalau tidak, aku tidak tahu apa yang terjadi nanti.'

"Huuuhhh!" Hembusan napas panjang terdengar dari mulut pria berwajah tampan itu. Ia sungguh tidak menyangka kalau nasibnya akan buruk seperti ini. Sudahlah ditinggal mantan istri, menabrak orang pula. Rasanya, nasib baik memang belum berpihak padanya.

'Kenapa nasibku sial sekali? Sudahlah ditinggal Renata, sekarang malah nabrak orang!'

Bima memindai wajah cantik itu. Meskipun wajahnya terlihat pucat, tetapi tidak bisa menyembunyikan kecantikannya. Benar kata Aldrian. Perempuan itu memang sangat cantik. Namun, bukan itu yang membuat Bima penasaran. Biar bagaimanapun, Renata adalah gadis tercantik yang kini sangat dicintai oleh Bima. Bagi Bima, tidak ada perempuan lain yang lebih cantik dari Renata.

'Semoga kamu baik-baik saja.' Tangan Bima terulur mengusap kepala gadis cantik itu.

Bima tidak bisa menghubungi keluarga perempuan itu karena tidak ada satupun petunjuk. Wanita itu tidak membawa apa pun. Tidak ada kartu identitas atau pun ponsel yang tertinggal di lokasi kejadian. Perempuan itu tidak membawa tas seperti wanita lain pada umumnya. Namun, jika dilihat dari baju yang melekat pada tubuh perempuan itu saat kecelakaan terjadi, sepertinya dia baru saja menghadiri sebuah pesta.

'Siapa kamu sebenarnya? Apa kamu memang sengaja ingin bunuh diri, karena itu tiba-tiba kamu melintas di depan mobilku?'

'Seandainya benar, setelah kamu sadar, aku pasti akan membuat perhitungan denganmu!'

Bima tiba-tiba merasa kesal saat membayangkan seandainya perempuan yang terbaring lemah di atas ranjang pasien itu memang berbuat sesuatu seperti yang saat ini ada dalam pikirannya.

Bima baru saja ingin bangkit dari duduknya, tetapi, pria itu mengurungkan niatnya saat netranya menangkap pergerakan tangan gadis cantik berwajah pucat di depannya.

Pria berwajah tampan itu bergegas menekan tombol untuk memanggil petugas medis. Tak lama kemudian, seorang dokter dan perawat datang ke dalam ruangan itu.

Bima langsung menyingkir dari hadapan gadis itu saat seorang dokter mendekatinya dan segera memeriksa kondisi wanita yang ditabraknya itu.

Beberapa saat kemudian, dokter dan dua orang perawat itu keluar ruangan setelah mereka selesai memeriksa kondisi pasien. Sang dokter menjelaskan pada Bima kalau kondisi perempuan itu baik-baik saja.

Mendengar penjelasan sang dokter, Bima menarik napas lega. Laki-laki itu tersenyum, berterima kasih pada dokter muda yang memeriksa kondisi wanita itu.

Bima menaikkan alisnya saat melihat melihat gadis cantik yang ditabraknya itu ternyata sedang duduk sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Beberapa saat yang lalu, wanita itu terbaring lemah di atas ranjang. Namun, beberapa menit setelah dokter memeriksa kondisinya, tiba-tiba gadis itu sudah duduk dengan tatapan mata tajam yang mengarah padanya.

"Kamu sudah–"

"Tidak usah basa-basi!" tukas wanita itu dengan cepat, membuat Bima tersentak.

"Katakan padaku, berapa mereka membayarmu untuk melenyapkanku!"

"Apa?" Bima sangat terkejut mendengar ucapan gadis cantik yang baru tersadar beberapa menit lalu.

"Tidak usah sok polos! Berapa mereka membayarmu untuk melenyapkan aku?" Gadis itu kembali berteriak. Kedua matanya menatap tajam ke arah Bima. Sementara kedua tangannya berganti posisi. Kedua tangan mungil gadis itu terkepal. Rahangnya mengeras, sedangkan sorot matanya tajam penuh kemarahan.

"Aku tidak mengerti maksud kata-katamu, Nona!" Bima pun berucap dengan tegas. Kedua netra cokelatnya yang tadinya memancarkan rasa bersalah dan penyesalan karena telah menabrak gadis itu kini berganti dengan tatapan kesal.

Bima sungguh kesal dengan sikap perempuan di depannya itu.

"Tidak usah berpura-pura! Aku tahu kalau kamu itu adalah orang suruhan pamanku bukan? Kamu ditugaskan oleh orang tidak tahu malu itu untuk melenyapkan aku karena aku tidak mau menikah dengan bajingan tua itu?"

Bima kembali terkejut. Amarahnya naik mendengar gadis itu kembali memarahinya.

"Jaga ucapanmu, Nona! Aku–"

"Apa? Kamu mau mengelak? Aku sangat tahu pria seperti apa dirimu!" Gadis itu menatap tajam ke arah Bima. Kedua matanya yang bulat dengan bulu mata lentik itu bergerak-gerak memindai wajah tampan Bima yang masih tampak terkejut.

"Dengar baik-baik! Kalau pun kamu membunuhku sekarang, aku tidak akan takut! Aku lebih baik mati daripada aku harus menikah dengan bajingan tua yang telah dipilih oleh pamanku!"

*

*

Maaf baru update teman-teman 🙏🙏🙏

Baca juga novel karya temen aku yuk! Pasti bakal ketagihan deh!

Terpopuler

Comments

Ade Suharto

Ade Suharto

salah paham

2022-12-02

1

Bidan Simba

Bidan Simba

haaa NT kamu bakalan jatuh cinta wanita galak... indah ditolong madah nodong 😁🤔🤣

2022-10-09

0

Puspa Trimulyani

Puspa Trimulyani

😅😅😅 kalau aku jadi Bima juga,aku kesel sama perempuan itu,main tuduh saja hahaha

2022-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!