Part 14 KE RUMAH BIMA

"Aku ikut denganmu!" Suara Karina membuat Bima yang sudah membuka pintu menghentikan langkahnya. Pria itu, menoleh ke arah Karina yang langsung bangkit dari ranjang.

Gadis itu menatap Bima yang menatapnya datar. Tidak ada ekspresi dari wajah tampan itu, membuat Karina tiba-tiba meragu dengan keputusannya untuk ikut dengan pria yang ia ketahui masih berstatus sebagai suami orang itu.

Gadis itu menunduk saat tatapannya bertemu dengan kedua netra Bima. Tatapan mata pria itu seolah menghipnotis Karina.

"Kamu tunggu di sini, aku akan mengurusnya sebentar." Bima berucap datar. Laki-laki itu kemudian berlalu dari kamar. Dia ingin menyelesaikan biaya rumah sakit Karina sebelum mengajak perempuan itu untuk ikut ke rumahnya.

***

Mobil yang dikendarai oleh Bima sampai di depan rumah besar milik pria itu. Bima turun dari mobil diikuti oleh Karina. Laki-laki itu melangkah masuk ke dalam rumah tanpa menoleh sedikitpun ke arah gadis itu.

Nyebelin banget sih, tuh orang! Ngajakin tapi nggak ada basa-basinya.

Karina menggerutu kesal. Tetapi, tak urung, gadis itu tetap mengikutinya dari belakang.

"Kamu boleh istirahat di sana." Bima menunjuk sebuah kamar.

Netranya menatap Karina yang kini berdiri tepat di belakangnya. Sejenak, kedua mata mereka bertemu. Namun, Bima langsung memutus pandangannya.

"Kamu boleh istirahat dulu di dalam. Nanti aku suruh bibi untuk mengurus semua keperluanmu." Suara Bima kembali terdengar. Pria itu kemudian membuka pintu kamar, menyuruh Karina masuk dan beristirahat di sana.

"Terima kasih," ucap Karina. Kedua matanya menatap Bima yang hanya mengangguk pelan.

Laki-laki itu kemudian berlalu dari hadapan Karina tanpa mengucap sepatah katapun lagi.

Karina menghela napas panjang, netranya kemudian berkeliling ke seluruh area kamar yang cukup luas. Gadis berparas cantik itu mendekati ranjang, lalu naik dan merebahkan tubuhnya di sana.

Senyumnya mengembang. Rasanya, dia seperti kembali pada kehidupannya yang dulu.

Saat dirinya masih tinggal bersama dengan paman dan bibinya di rumah mereka.

Tetapi, itu dulu. Sebelum kebusukan mereka akhirnya terbongkar.

Karina memejamkan mata. Mencoba mengingat kejadian demi kejadian yang menimpanya beberapa hari belakangan ini.

"Kenapa nasibku jadi seperti ini?" gumam Karina.

Gadis itu menghela napas panjang. Tak berapa lama kemudian, Karina pun tertidur karena lelah memikirkan nasibnya.

***

Bima menatap langit-langit kamar. Gurat kesedihan tampak terlihat pada wajah tampannya. Laki-laki itu berulang kali menarik napas panjang, berharap luka hatinya mereda saat dirinya meraup udara untuk memenuhi rongga dadanya.

Kenapa kamu tidak mau memaafkan aku Ren? Kenapa kamu tidak memberiku kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahanku?

Air mata Bima lolos begitu saja. Setiap kali ia mengingat Renata, lelaki itu pasti akan menangis dengan sendirinya.

Luka, kesedihan, bercampur menjadi satu setiap kali Bima mengingat Renata. Begitu banyak penyesalan yang selalu Bima rasakan setiap kali mengingat perempuan yang sangat dicintainya itu.

Cintanya yang begitu terlambat pada Renata membuat Bima seringkali menyesal. Seandainya saja dulu dia menyadari cintanya lebih awal, mungkin, apa yang terjadi antara dia dan Renata tidak akan pernah terjadi.

Saat ini mereka berdua pasti akan hidup bahagia tanpa harus saling menyakiti satu sama lain.

Bima sangat tahu, kalau Renata juga sama, masih mencintainya.

Namun, karena perbuatannya, wanita itu kini berbalik menjadi sangat membencinya.

Seandainya saat itu aku lebih percaya padamu dibandingkan dengan dia, saat ini, ibu dan anak kita pasti masih hidup.

Aku memang brengsek! Seandainya aku mau menuruti keinginan mama, saat ini aku pasti akan bahagia bersama dengan wanita yang dipilihkan mama untukku

Aku memang brengsek! Seandainya aku mau menuruti keinginan mama, saat ini aku pasti akan bahagia bersama dengan wanita yang dipilihkan mama untukku.

Renata ... aku menyesal. Sangat menyesal!

Menyesal karena telah menyia-nyiakan kesempatan untuk bersama kamu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***