Part 4 JADI, KAMU BUKAN ORANG SURUHAN PAMANKU?

Bima menatap tajam ke arah wanita itu. Kedua tangannya mengepal, rahangnya mengeras.

Apa katanya? Aku ingin membunuhnya? Kalau aku memang ingin melenyapkan dia, ngapain aku susah-susah membawanya ke rumah sakit?

"Dasar perempuan gila!"

"Apa? Kau menyebutku gila?" Gadis itu menunjuk ke arah dirinya sendiri.

"Dasar brengsek! Kamu–" Gadis itu menghentikan ucapannya saat rasa sakit menyerang kepalanya yang tertutup perban.

"Sakit sekali ...," rintihnya sambil memegangi kepalanya.

Bima yang masih terlihat menahan marah, mengendurkan kepalan tangannya.

"Kamu baru sadar setelah dua hari tidak sadarkan diri. Seharusnya kamu istirahat, bukannya malah marah-marah dan mengatakan sesuatu yang tidak jelas!" ucap Bima dengan nada kesal. Laki-laki itu masih sangat marah saat mendengar makian dan tuduhan tidak berdasar dari perempuan cantik di depannya itu.

"Dua hari aku tidak sadarkan diri?" perempuan itu tampak terkejut mendengar ucapan Bima.

"Aku tidak sengaja menabrakmu saat kamu tiba-tiba melintas di depan mobilku."

"Apa?" Kedua bola mata bulat itu membola.

"Kamu menuduhku ingin melenyapkanmu. Tapi, aku yakin, sebenarnya kamu sendirilah yang ingin mati bukan?" Bima kembali menatap tajam ke arah gadis itu.

"Heh! Kalau aku ingin mati, aku tidak akan–"

"Aduh! Kenapa kepalaku sakit sekali?" Gadis itu kembali memegangi kepalanya.

Dengan berat hati, Bima membantu gadis itu merebahkan tubuhnya dengan hati-hati. Wanita itu memejamkan mata sambil meringis kesakitan. Bima dengan cepat memencet bel darurat agar petugas medis segera datang.

Melihat perempuan itu kesakitan, Bima kembali merasa bersalah. Bayangan saat dirinya menabrak perempuan itu kembali terekam jelas di kepalanya.

"Maafkan aku karena kemarin aku tidak sengaja menabrakmu." Suara Bima terdengar, membuat perempuan itu membuka matanya.

Manik mata bulat itu menatap Bima dengan lekat. Wajah cantiknya terlihat pucat. mulutnya sesekali mendesis merasakan sakit di kepalanya.

"Jadi ... kamu bukan orang suruhan pamanku?" Gadis itu memindai wajah Bima yang menurutnya sangat tampan. Laki-laki di depannya itu terlihat sangat berkharisma dan sangat ... menawan!

'Apa-apaan kamu, Karin, apa sekarang kamu sedang memujinya?'

"Menurutmu?" ucap Bima sambil meraih gelas berisi air mineral di atas nakas. Kemudian, membantu perempuan itu minum.

"Apa tampangku seperti orang yang akan melenyapkanmu?" Bima menatap perempuan itu dengan tajam.

Mendengar ucapan Bima, gadis itu hanya menggeleng pelan.

"Entahlah!"

"Apa wajahku seperti wajah penjahat, sampai kamu mengira kalau aku akan melukaimu?" Bima melanjutkan ucapannya.

"Aku tidak yakin. Orang-orang suruhan paman juga memiliki wajah tampan sepertimu. Lagipula, bukankah penjahat sekarang juga bersembunyi dibalik wajah malaikatnya?"

Bima berdecak kesal mendengar jawaban gadis itu.

"Kalau aku berniat membunuhmu, aku akan benar-benar menabrakmu kemarin. Aku juga tidak perlu susah-susah membawamu ke rumah sakit kalau aku memang berniat melenyapkanmu!" kesal Bima.

"Tahu begini, mending aku tinggalkan saja dirimu kemarin di tengah jalan biar mobil orang lain yang melindas tubuhmu dengan mobil mereka!"

"Kau–!"

"Kenapa? Kamu tidak terima?"

"Dengar, Nona! Aku memang tidak sengaja menabrakmu. Tapi aku bukan penjahat yang ingin melenyapkanmu seperti yang kamu tuduhkan!" ucap Bima penuh penekanan.

"Saat itu pikiranku sedang kacau karena perempuan yang aku cintai meninggalkan aku. Aku tidak fokus menyetir, karena itu aku sangat terkejut saat tiba-tiba melihat kamu melintas di depan mobilku."

"Aku tidak bisa menghindar meskipun aku sudah menginjak rem, karena posisimu sudah tepat di hadapan mobilku."

Mendengar ucapan Bima, Karina mencoba mengingat-ingat kejadian sebelum dirinya masuk rumah sakit. Perempuan cantik itu memegangi kepalanya yang kembali berdenyut sakit. Ingatannya kembali pada saat dirinya sedang menghadiri sebuah pesta di hotel bersama paman dan bibinya.

Orang-orang bertubuh tinggi besar mengejarnya saat Karina mencoba melarikan diri dari pesta yang diadakan di sebuah hotel bintang lima. Karina beserta paman dan bibinya pergi ke pesta kolega bisnis sang paman.

Di tengah pesta, tanpa sengaja Karina mendengar percakapan antara Paman dan sang bibi bersama dengan seseorang. Sepasang suami istri yang memberikannya tempat tinggal itu beberapa menit yang lalu meninggalkannya di tengah pesta dengan alasan ingin menemui kolega bisnisnya yang lain.

Namun, alasan mereka itu ternyata hanyalah modus untuk menjebaknya. Karina sungguh tidak menyangka kalau kedua orang yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya sendiri itu ternyata berniat jahat kepadanya.

Paman dan bibinya itu ternyata berniat meninggalkan pesta setelah mereka menerima uang pembayaran dari pria tua bangka bertubuh tambun yang saat ini sedang bersama mereka. Untung saja Karina urung mendekati sang paman dan istrinya. Kalau tidak, perempuan cantik itu pasti tidak akan mendengar kebusukan dari dua orang yang selama ini sangat ia sayangi itu.

Di sana, sekitar dua meter dari tempatnya bersembunyi sekarang, Karina dengan begitu jelas mendengar sang paman dan istrinya sedang melakukan transaksi jual beli. Jual beli manusia!

Paman dan bibi tercintanya, menjual dirinya pada laki-laki tua bertubuh tambun itu dengan harga ... ratusan juta!

Karina menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak sebelum akhirnya kewarasannya kembali. Dengan jelas, mereka bertiga menyebutkan nominal rupiah yang mereka sepakati. Setelah itu, Karina juga mendengar, setelah laki-laki tua itu menikmati tubuhnya untuk pertama kali, dia akan menjual kembali Karina pada seseorang yang siap menikahinya.

'Brengsek!'

Sekuat tenaga, Karina berlari. Perempuan itu mencopot sepatu hak tinggi yang melekat pada kakinya agar ia bisa leluasa berlari meninggalkan hotel.

Ternyata, orang-orang suruhan sang paman mengetahui kalau Karina melarikan diri. Karina terus melarikan diri hingga tanpa sadar, dirinya sampai di tengah jalan dan tidak menyadari kalau ada mobil yang melintas di depannya.

Suara pintu di buka dan derap langkah dokter dan dua orang perawat yang mengikuti, membuat Karina tersadar dari lamunannya.

*

*

Baca juga karya punya temen Author yuk!

Author: Lena Laiha

Raka Adijaya Prasetya adalah seorang pengusaha muda yang sukses terpaksa harus menikahi Rea Anastasya gadis cantik dan manja. Bukan perjodohan yang memaksa mereka harus menikah tapi kesalah pahaman diantara keduanya yang mengharuskan Raka menikahi Rea.

Hingga akhirnya hari pernikahan itu tiba, Rea dan Raka membuat satu perjanjian diawal pernikahan mereka.

Setelah satu tahun ternyata mereka menjadi saling mencintai.

Saat Rea hamil Lisa mantan kekasihnya Raka mendorong Rea ke jurang yang menyebabkan Rea keguguran dan harus kehilangan rahimnya.

Bagaimanakah kisah selanjutnya?

Apakah Raka akan meninggalkan Rea karena Rea tak bisa memberinya keturunan dan Raka akan kembali kepada sang mantan kekasih?

Terpopuler

Comments

Ade Suharto

Ade Suharto

oh begitu ceritanya

2022-12-04

1

𝕾𝖊𝖗𝖊𝖓𝖆𝖉𝖊 𝕰𝖚𝖓𝖔𝖎𝖆

𝕾𝖊𝖗𝖊𝖓𝖆𝖉𝖊 𝕰𝖚𝖓𝖔𝖎𝖆

lanjut, Kak.. keren ceritanya

2022-09-19

0

Titik Supadmi

Titik Supadmi

next thor...👍👍👍👍

2022-09-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!