Kejutan dari Ariel

Hari ini Ariel pulang tanpa sepengetahuan Luna, ia sengaja ingin memberikan kejutan untuk Luna. Sebenarna ia pulang besok, tapi karena urusannya selesai, jadi ia bisa pulang hari ini. Sepanjang jalan, Ariel sudah tak sabar untuk bertemu sang istri, ia juga membelikan oleh-oleh untuk Luna, Bibi Imah, Bibi Neni serta untuk Laras yang merupakan sahabat istrinya.

Sesampai di depan rumah, Ariel memarkirkan mobilnya begitu saja, lalu ia keluar dari dalam mobil sambil membawa tas kerjanya dan membawa beberapa tas yang berisi hadiah untuk sang istri dan yang lainnya.

Saat ia membuka pintu, ia melihat Istrinya yang tengah memainkan hpnya di sova ruang tamu. "Mas Ariel," Luna kaget melihat suaminya yang sudah pulang. Ia pun segera menghampirinya dan memeluk suaminya itu.

"Kok sudah pulang?" tanya Luna sambil mengambil tas yang di pegang Ariel dan menaruhnya di kursi sofa.

"Kejutan, kamu gak suka?" tanya Ariel.

"Suka kok. Suka banget malah. Ini apa?" tanya Luna.

"Hadiah buat kamu, yang warna maroon buat kamu, sedangkan warna kuning buat Bibi Imah, warna hijau buat Bibi Neni dan warna hitam buat Laras."

"Makasih ya, Mas."

"Enggak kamu buka hadiahnya?" tanya Ariel.

"Nanti aja, aku masih kangen," balas Luna manja. Mendengar hal itu pun membuat Ariel merasa senang, tak sia-sia, ia kerja di sana dan menyelesaikan dengan cepat, karena akhirnya ia bisa bertemu dengan istrinya dan melepas rindu yang membuatnya tersiksa.

Mereka pun berpelukan di ruang tamu, tak lupa Ariel menutup pintu agar tak ada yang melihat dari depan, walaupun itu gak mungkin, tapi jaga-jaga aja, karena ia tak ingin jika harus berbagi keindahan dengan orang lain. Baginya, Luna itu seperti berlian, jadi ia tak ingin siapapun melihatnya apalagi menyentuhnya. Baginya, Luna adalah miliknya, hanya dirinya yang boleh menatapnya dengan puas.

Setelah puas pelukan, Ariel melepas pelukannya. "Kita udahin ya, lanjutin nanti lagi. Aku masih lelah setelah menyetir berjam-jam lamanya, aku mau istirahat. Kamu kasihkan hadiah itu buat Bibi Neni dan yang lainnya."

"Iya, Mas."

Dan setelah itu, Luna membiarkan suaminya pergi ke kamar, sedangkan Luna ia mengambil dua tas yang berwarna kuning dan hijau unuk ia berikan ke dua asisten rumah tangganya.

"Bibi," panggilnya.

"Iya, Non." jawab mereka kompak.

"Ini buat Bibi Neni dan ini buat Bibi imah," ucapnya sambil memberikan tas itu kepada mereka.

"Loh, ada acara apa, Non? Kok kasih hadiah segala?" tanya Bibi Imah bingung.

"Ini bukan dari aku, Bi. Tapi dari Mas ARiel," jawab Luna terkekeh.

"Loh Tuan sudah pulang?" tanya Bibi Neni.

"Sudah, Bi. Sekarang lagi ada di kamar. Ya sudah, aku mau ke kamar juga ya, Bi. Nanti tolong siapkan makan siangnya ya, Bi."

"Iya, Non," sahut Bibi Imah.

Setelah itu, Luna kembali ke ruang tamu dan mengambil hadiah  miliknya dan milik Laras. Punya Laras, akan ia berikan saat Laras datang ke rumah ini. Atau saat ia di izinkan keluar untuk pergi ke rumah Laras, walaupun rasanya mustahil sih karena suamina itu super duper protektif sekali.

Sesampai di kamar, Luna menaruh hpnya di meja, begitupun dengan tas suaminya dan juga hadiah miliknya dan milik Laras. Ia mendengar ada suara air di kamar mandi.

Luna pun berjalan ke arah lemari dan mengambil baju dan sarung milik suaminya itu. Sambil menunggu, Luna menyemprotkan parfum ke semua ruangan terutama di bagian bantal dan kasur.

Tak lupa ia juga menaikkan suhu AC, agar lebih adem, tak tak panas. Setelah selesai ia duduk santai sambil memainkan Hpnya lagi.

Ariel keluar dari kamar mandi dan hanya memakai handuk saja, itu pun hanya ia lilitkan dari perutnya sampai lutut saja, hingga menampakkan tubuh Ariel yang cukup kekar. Walaupun jarang olah raga, namun Ariel sangat menjaga pola makannya sehingga kulitnya sangat kencang dan putih bersih.

"Kenapa, Sayang?" tanya Ariel karena melihat Luna yang sedari tadi menatapnya.

"Enggak papa, itu bajunya sudah aku siapkkan."

"Makasih ya."

"Sama-sama, Mas."

Setelah itu, Ariel mengeringkan tubuhnya dulu dengan handuk, termasuk wajah dan juga rambutnya, setelah itu, barulah ia memakai baju kaso dan sarung yang sudah di siapkan oleh istrinya.

Melihat Ariel sudah selesai pakai baju, Luna menaruh Hpnya di meja samping tempat tidur. Lalu ia berbaring di kasur, Ariel pun ikkut berbaring di samping Luna.

"Laras tinggal di mana, Yank?" tanya Ariel.

"Gak jauh dari sini, kok. Mas boleh gak kapan-kapan aku main ke rumah Laras, deket kok, gak jauh dari sini," ujar Luna dengan tatapan mengibanya.

"Emmm gimana ya?" tanya Ariel, ia pura-pura sedang mikir. Melihat Ariel yang kelamaan mikir, Luna merasa gemas sendiri. Ia bangun dari tidurnya dan duduk di atas perut Ariel sampai melihat ke arah Ariel yang masih terus pura-pura mikir.

"Boleh gak?" tanya Luna sambil menghentak-hentakkan bo kongnya ke perut Ariel.

"Aw, sakit sayang."

"Biarin, makanya jawab dulu, boleh apa gak?" tanya Luna yang terus menghentakk-hentakkan bokongnya di atas perut Ariel yang six pack itu.

"Baiklah, baiklah. Okey, okey. Aku izinin," jawab Ariel agar Luna berhenti menhentak-hentakkan bo kong nya lagi.

"Makasih ya."

"Iya, tapi ada syaratnya," ujar Ariel lagi sambil menatap istrinya yang tengah duduk di atasnya. Luna emang suka duduk di atas perutnya, dan Ariel pun tak mempermasalahkan itu. Toh ia juga merasa senang akan hal itu.

"Apa?"

"Harus di antar Bibi Imah atau Bibi Neni, dan itupun di sana gak boleh lama,"

"Okay. Tapi Laras kan kerja dari Senin sampai Sabtu. Dan berangkatnya pun pagi pulang malam, jadi aku bisa ketemu Laras cuma hari Minggu aja, sedangkan Minggu kamu libur kerja," ucap Luna cemberut. Ia memainkan dada Ariel yang ia buka kancingnya.

"Ya sudah kalau gitu, hari MInggu aja, kamu suruh Laras ke rumah ini, atau jika kamu mau, kamu bisa datang ke rumahnya, tapi jangan lama-lama."

"Beneran, gak papa aku ke rumah Laras?" tanya Luna memastikan, karena ini pertama kalinya suaminya mau membiarkan dia keluar tanpa di dampingin Ariel.

"Iya, masih satu perumahan kan?" tanyanya.

"Iya."

"Iya sudah gak papa."

"Makasih ya, Mas."

"Sama-sama."

Mereka pun berbincang mengenai apa saja, Ariel juga menceritakan pekerjaannya selama di luar kota. Ia bercerita sambil menggenggam kedua tangan Luna, dan menatap Luna yang juga menatap ke arahnya. Mereka berbincang dengan Luna yang masih tetap berada di atasnya.

Setelah Ariel selesai bercerita, barulah Luna yang menanggapi cerita suaminya itu, lalu ia juga menceritakan kegiatanya selama Ariel tak ada di rumah.

"Tapi kamu gak merasa kesepian yank, saat malam hari. Jujur aku kesepian banget, aku kadang melihat foto-foto kamu di hp aku, buat menghibur diri aku sendiri. Jauh dari kamu itu gak enak banget. Lain kali, kalau aku pergi ke luar kota, kamu ikut ya, sekalian jalan-jalan," ujar Ariel dan Luna pun menganggukkan kepal.

"Baiklah, lain kali aku akan ikut jika Mas ada pekerjaan di luar kota."

"Sini turun, kita bobok siang ya, Mas hari ini benar-benar capek banget," ujar ARiel dan Luna pun mengiyakan. Ia turun dari tubuh Aril dan merebahkan tubuhnya di samping Ariel. Ariel pun tidur menyamping sambil memeluk sang istri.

"Aku sayang banget sama kamu, Sayang. Maafin Mas jika selama ini kesannya Mas selalu ngurung kamu di rumah, itu Mas lakukan karena Mas gak mau kehilangan kamu. Mas gak rela kamu di lirik cowok di luaran sana," ucap Ariel sambil menci um kening sang istri.

"Enggak papa kok, Mas. Aku ngerti," sahut Luna. Walaupun ingin rasanya ia bilang, ia tak suka seperti ini dan ia ingin diberi kebebasan, namun ia tak mau membuat suaminya itu marah. Jadi ia memilih untuk pura-pura mengerti aja dan membiarkan suaminya melakukan apa yang dia suka, dan Luna sendiri akan berusaha menurutinya selama tidak melewati batas.

"Iya sudah, kita tidur siang ya. Nanti Mas mau ke resto."

"Aku ikut ya, aku  mau ketemu Laras, sekalian mau ngasih hadiah kamu buat Laras."

"Baiklah, nanti kamu ikut Mas ke resto."

Mendengar hal itu, Luna pun merasa senang sekali. Ia juga sudah tak sabar bertemu Laras dan karyawan suaminya itu.

Episodes
1 Story Ariel dan Luna
2 Burung Dalam Sangkar
3 Kedatangan Laras, Sahabat Luna
4 Kekhawatiran Bibi Imah dan Bibi Neni
5 Keinginan Laras
6 Kekaguman Yang Berlebihan
7 Kebaikan Luna
8 Sifat Asli Laras Yang Sangat Buruk
9 Ketegasan Luna Yang Patut Diacungi Jempol
10 Sindiran Untuk Laras
11 Kegalauan Luna
12 Hari Pertama Kerja
13 Karyawan Resto
14 Hadiah dari Luna
15 Kejutan dari Ariel
16 Suami Protektiv
17 Bermesraan Di Depan Laras
18 Rasa Iri Dengki
19 Ariel dan Laras
20 Kejujuran Ariel
21 Kedatangan Laras Ke Rumah Ariel
22 Menguji Cinta Ariel
23 Suasana Yang Kaku
24 Penyesalan Itu Mulai Ada
25 Jangan Memaksa Aku, Mas
26 Tuduhan Tanpa Bukti
27 Pertengkaran Sengit Di Pagi Hari
28 Dion Erlangga Mahabharata
29 Bersenang-senang Tanpa Suami
30 Bagaimana Akhir Dari Cerita Suamiku Dilamar Sahabatku?
31 Ariel Cemburu Terhadap Dion
32 Sikap Ramah Luna Yang Membuat Dion Semakin Terpukau
33 Kejutan Untuk Ariel
34 Firasat Luna Yang Tidak Enak
35 Fikiran Kacau Balau
36 Masih Tak Ada Kabar
37 Kertas Cek In Hotel
38 Mencari Bukti
39 Pandai Bersandiwara
40 Biarkan CCTV Yang Membuktikan
41 Ariel Kabur Dari Luna
42 Detik-Detik Sebelum Terungkap
43 Terbongkar
44 Detik-Detik Sebelum Dilabrak Oleh Luna
45 Perjanjian Pernikahan
46 Cara Luna Melupakan Masalahnya
47 Luna Nantang Si Ariel
48 Debat Di Atas Tempat Tidur
49 Sikap Dingin Luna Membuat Ariel Frustasi
50 Berusaha Mengambil Hati Luna Kembali
51 Menyadap Hp Ariel
52 Merayu Luna, Mencoba Meluluhkan Hatinya
53 Menangis Di Atas Sajadah
54 Bukti Kedua Yang Dimiliki Oleh Luna
55 Rencana Luna
56 Sifat Ariel Yang Makin Merajalela
57 Misi Luna
58 Tak Curiga
59 Kedatangan Laras ke Rumah Luna
60 Masalah CCTV
61 Jatuh Cinta Bikin Orang Jadi Bodoh
62 Melakukan Di Kamar Mandi
63 Sembunyi Di Bawah Tempat Tidur
64 Jangan Mau Jadi Pelakor
65 Suara Hati Ariel
66 Firasat Seorang Ibu
67 Kecurigaan Mereka Semua
68 Ingin Mengakhiri Hubungan. Benarkah?
69 Putus Atau Lanjut
70 Jadwal Pulang Kampung
71 Persiapan Pulang Kampung
72 Keberanian Ariel Membawa Laras Masuk Ke Dalam Istananya
73 Rumah Sultan Dion
74 Persiapan Ulang Tahun Luna
75 Ulang Tahun Luna
76 Kehancuran Laras dan Ariel
77 Hinaan Untuk Mereka Pelaku Zi na
78 Masuk Rumah Sakit
79 Keresahan Ariel dan Penyesalannya
80 Keadaan Laras
81 Kembali Ke Rumah Masing Masing
82 Kedatangan Mertua
83 Ariel Menemui Laras
84 Ariel Semakin Kejam
85 Ariel Ingin Menemui Luna
86 Pertengkaran Luna dan Ariel
87 Kehebohan Di Dunia Maya 1
88 Menjadi Cibiran Para Tetangga
89 Kekecewaan Orang Tua Ariel
90 Laras Mendatangi Rumah Luna
91 Laras Menghadapi Kemarahan Lintang dan Bunda Naira
92 Luna Vs Laras
93 Kemarahan Bapaknya Laras
94 Siksaan Untuk Laras
95 Tersiksa Lahir Batin
96 Jiwa Terguncang
97 Datang Sembunyi-Sembunyi
98 Luna Akan Balik Ke Jakarta
99 Ngambek
100 Kedatangan Dion Dari Luar Negeri
101 Otw Jakarta
102 Ariel Ikut Balik Ke Jakarta
103 Ariel Emosi Karena Luna Tak Kunjung Sampai
104 Ariel Yang Malang
105 Laras Yang Masih Berusaha Untuk Kabur Agar Bisa Menemui Ariel
106 Kebahagiaan Luna Vs Penderitaan Laras dan Ariel
107 Kondisi Ariel Yang Semakin Drob
108 Luna Balik Ke Jakarta
109 Luna OTW jenguk Ariel di RS
110 Noah Dibuat Bungkam Oleh Luna
111 Ariel Sadar
112 Luna Yang Tak Lagi Peduli
113 Ketegasan Luna Menghadapi Ariel
114 Meninggal Dunia
115 Kekecewaan Mereka Terhadap Luna
116 Penyesalan Emang Selalu Ada Di Belakang
117 Kemarahan Ariel Pada Semua Orang
118 Ariel Vs Laras
119 Bakti Istri sebelum Resmi Jadi Janda
120 Noah Memenuhi Ngidam Si Bumil
121 Noah Skakmat Luna
122 Masa Lalu Ariel dan Luna
123 Kandungan Luna
124 Pelarian Laras
125 Karma Mulai Berjalan
126 Kutukan Buat Laras
127 Kekesalan Noah Pada Luna
128 Dion, Luna dan Ariel
129 Pembicaraan Sesama Laki-laki
130 Back To Ariel
131 Ketakutan Luna
132 Ungkapan Hati Ardi, Papanya Ariel
133 Noah Bertemu Laras
134 Ardi Vs Luna
135 Pengobatan Ke Luar Negeri
136 Perkembangan Ariel
137 Detik-Detik Mau Lahiran
138 Kemarahan Ardi
139 Pilih Kasih
140 Melewati Masa Kritis
141 Kekecewaan Ariel
142 Keputusan Ariel
143 Surat Cerai
144 Diana Ariella Alfarizi
145 Kekecewaan Bibi Imah
146 Ariel Akan Segera Pergi Jauh
147 Kedatangan Orang Tua Luna
148 Kekecewaan Ayah Lukman
149 Kesadaran Lintang Akan Kesalahannya
150 Perdebatan Luna dengan sang Ayah
151 Q&A
152 Ketegasan Ayah Lukman Pada Dion
153 LDR
154 Menjadi Ibu Yang Baik Untuk Diana
155 Semakin Merasa Bersalah
156 Foto Bersama
157 Rutin Tiap Hari
158 Laras Melahirkan
159 Bintang
160 Dania Larasati
161 Lamaran
162 Semua Pasti Berlalu
163 Keadaan Ariel
164 Merindukannya
165 Sakit
166 Ceroboh
167 Ikatan Batin
168 Jaga Jarak
169 Berat Rasanya
170 Perhatian Luna Untuk Ariel
171 Pertengkaran Ariel dan Luna
172 Kekaguman Luna Terhadap Ariel
173 Survei
174 Waktu Yang Berharga
175 Kesakitan Itu Masih Ada
176 Diana Vs Dania
177 Bimbang Antara Diam atau Mencari
178 Dia Sudah Tiada
179 Menemui Jalan Buntu
180 Penyesalan Itu Pasti Ada
181 Dunia Itu Sempit
182 Mencari Fakta
183 Fakta Mengejutkan
184 Keputusan Dari Semua Pihak
185 Ariel dan Dania
186 Suka Duka Bersama
187 Akhir Yang Tidak Terduga
188 Lamaran Dadakan
189 Anak Jadi Korban Keegoisan Orang Tua
190 Ikatan Batin
191 Mesra Depan Mata
192 Mantan Mertua VS Mantan Menantu
193 Harapan Ariel
194 Keakraban itu Mulai Ada
195 Teman Baru
196 Hari Bahagia Itu Pasti Akan Tiba
197 Kehidupan Yang Berbeda
198 Kepergian Ariel Untuk Kedua Kalinya
199 Perubahaan Dalam Diri Luna
200 Gulung Tikar
201 Pertengkaran sengit
202 Ide Gila
203 Marah
204 Mengadu
205 Kematian Itu Datang
206 POV Luna
207 Kekecewaan Seorang Ibu
208 Bersimpuh di Kakinya
209 Teka Teki Luna, Dion, Ariel
210 Dion Vs Lintang
211 Gagal
212 Ini Pasti Mimpi
213 Luna Vs Lintang
214 Keadaan Yang Berbalik
215 Harus Dewasa Sebelum Waktunya
216 Jawaban Untuk Mereka
217 Pertengkaran Suami Istri
218 Sikap Yang Berbeda
219 Permintaan Luna
220 Ketegasan Dion
221 Penyesalan Luna
222 Rumah Sederhana Dion dan Luna
223 Pelangi Setelah Hujan
224 Antara Suami dan Anak
225 Kehidupan Ariel
226 Kabar Duka
227 Ariel Maulana Syarif
228 Ariel Balik ke Indonesia
229 Pertemuan Anak dan Ayah
230 20 Bab Menuju TAMAT
231 19 Bab Menuju Tamat
232 18 Bab Menuju Tamat
233 17 Bab Menuju Tamat
234 16 Bab Menuju Tamat
235 15 Bab Menuju Tamat
236 14 Bab Menuju Tamat
237 13 Bab Menuju Tamat
238 12 Bab Menuju Tamat
239 11 Bab Menuju Tamat
240 10 Bab Menuju Tamat
241 9 Bab Menuju Tamat
242 8 Bab Menuju Tamat
243 7 Bab Menuju Tamat
244 6 Bab Menuju Tamat
245 5 Bab Menuju Tamat
246 4 Bab Menuju Tamat
247 3 Bab Menuju Tamat
248 2 Bab Menuju Tamat
249 Tamat
250 Extra Part 1 Sudah Direvisi
Episodes

Updated 250 Episodes

1
Story Ariel dan Luna
2
Burung Dalam Sangkar
3
Kedatangan Laras, Sahabat Luna
4
Kekhawatiran Bibi Imah dan Bibi Neni
5
Keinginan Laras
6
Kekaguman Yang Berlebihan
7
Kebaikan Luna
8
Sifat Asli Laras Yang Sangat Buruk
9
Ketegasan Luna Yang Patut Diacungi Jempol
10
Sindiran Untuk Laras
11
Kegalauan Luna
12
Hari Pertama Kerja
13
Karyawan Resto
14
Hadiah dari Luna
15
Kejutan dari Ariel
16
Suami Protektiv
17
Bermesraan Di Depan Laras
18
Rasa Iri Dengki
19
Ariel dan Laras
20
Kejujuran Ariel
21
Kedatangan Laras Ke Rumah Ariel
22
Menguji Cinta Ariel
23
Suasana Yang Kaku
24
Penyesalan Itu Mulai Ada
25
Jangan Memaksa Aku, Mas
26
Tuduhan Tanpa Bukti
27
Pertengkaran Sengit Di Pagi Hari
28
Dion Erlangga Mahabharata
29
Bersenang-senang Tanpa Suami
30
Bagaimana Akhir Dari Cerita Suamiku Dilamar Sahabatku?
31
Ariel Cemburu Terhadap Dion
32
Sikap Ramah Luna Yang Membuat Dion Semakin Terpukau
33
Kejutan Untuk Ariel
34
Firasat Luna Yang Tidak Enak
35
Fikiran Kacau Balau
36
Masih Tak Ada Kabar
37
Kertas Cek In Hotel
38
Mencari Bukti
39
Pandai Bersandiwara
40
Biarkan CCTV Yang Membuktikan
41
Ariel Kabur Dari Luna
42
Detik-Detik Sebelum Terungkap
43
Terbongkar
44
Detik-Detik Sebelum Dilabrak Oleh Luna
45
Perjanjian Pernikahan
46
Cara Luna Melupakan Masalahnya
47
Luna Nantang Si Ariel
48
Debat Di Atas Tempat Tidur
49
Sikap Dingin Luna Membuat Ariel Frustasi
50
Berusaha Mengambil Hati Luna Kembali
51
Menyadap Hp Ariel
52
Merayu Luna, Mencoba Meluluhkan Hatinya
53
Menangis Di Atas Sajadah
54
Bukti Kedua Yang Dimiliki Oleh Luna
55
Rencana Luna
56
Sifat Ariel Yang Makin Merajalela
57
Misi Luna
58
Tak Curiga
59
Kedatangan Laras ke Rumah Luna
60
Masalah CCTV
61
Jatuh Cinta Bikin Orang Jadi Bodoh
62
Melakukan Di Kamar Mandi
63
Sembunyi Di Bawah Tempat Tidur
64
Jangan Mau Jadi Pelakor
65
Suara Hati Ariel
66
Firasat Seorang Ibu
67
Kecurigaan Mereka Semua
68
Ingin Mengakhiri Hubungan. Benarkah?
69
Putus Atau Lanjut
70
Jadwal Pulang Kampung
71
Persiapan Pulang Kampung
72
Keberanian Ariel Membawa Laras Masuk Ke Dalam Istananya
73
Rumah Sultan Dion
74
Persiapan Ulang Tahun Luna
75
Ulang Tahun Luna
76
Kehancuran Laras dan Ariel
77
Hinaan Untuk Mereka Pelaku Zi na
78
Masuk Rumah Sakit
79
Keresahan Ariel dan Penyesalannya
80
Keadaan Laras
81
Kembali Ke Rumah Masing Masing
82
Kedatangan Mertua
83
Ariel Menemui Laras
84
Ariel Semakin Kejam
85
Ariel Ingin Menemui Luna
86
Pertengkaran Luna dan Ariel
87
Kehebohan Di Dunia Maya 1
88
Menjadi Cibiran Para Tetangga
89
Kekecewaan Orang Tua Ariel
90
Laras Mendatangi Rumah Luna
91
Laras Menghadapi Kemarahan Lintang dan Bunda Naira
92
Luna Vs Laras
93
Kemarahan Bapaknya Laras
94
Siksaan Untuk Laras
95
Tersiksa Lahir Batin
96
Jiwa Terguncang
97
Datang Sembunyi-Sembunyi
98
Luna Akan Balik Ke Jakarta
99
Ngambek
100
Kedatangan Dion Dari Luar Negeri
101
Otw Jakarta
102
Ariel Ikut Balik Ke Jakarta
103
Ariel Emosi Karena Luna Tak Kunjung Sampai
104
Ariel Yang Malang
105
Laras Yang Masih Berusaha Untuk Kabur Agar Bisa Menemui Ariel
106
Kebahagiaan Luna Vs Penderitaan Laras dan Ariel
107
Kondisi Ariel Yang Semakin Drob
108
Luna Balik Ke Jakarta
109
Luna OTW jenguk Ariel di RS
110
Noah Dibuat Bungkam Oleh Luna
111
Ariel Sadar
112
Luna Yang Tak Lagi Peduli
113
Ketegasan Luna Menghadapi Ariel
114
Meninggal Dunia
115
Kekecewaan Mereka Terhadap Luna
116
Penyesalan Emang Selalu Ada Di Belakang
117
Kemarahan Ariel Pada Semua Orang
118
Ariel Vs Laras
119
Bakti Istri sebelum Resmi Jadi Janda
120
Noah Memenuhi Ngidam Si Bumil
121
Noah Skakmat Luna
122
Masa Lalu Ariel dan Luna
123
Kandungan Luna
124
Pelarian Laras
125
Karma Mulai Berjalan
126
Kutukan Buat Laras
127
Kekesalan Noah Pada Luna
128
Dion, Luna dan Ariel
129
Pembicaraan Sesama Laki-laki
130
Back To Ariel
131
Ketakutan Luna
132
Ungkapan Hati Ardi, Papanya Ariel
133
Noah Bertemu Laras
134
Ardi Vs Luna
135
Pengobatan Ke Luar Negeri
136
Perkembangan Ariel
137
Detik-Detik Mau Lahiran
138
Kemarahan Ardi
139
Pilih Kasih
140
Melewati Masa Kritis
141
Kekecewaan Ariel
142
Keputusan Ariel
143
Surat Cerai
144
Diana Ariella Alfarizi
145
Kekecewaan Bibi Imah
146
Ariel Akan Segera Pergi Jauh
147
Kedatangan Orang Tua Luna
148
Kekecewaan Ayah Lukman
149
Kesadaran Lintang Akan Kesalahannya
150
Perdebatan Luna dengan sang Ayah
151
Q&A
152
Ketegasan Ayah Lukman Pada Dion
153
LDR
154
Menjadi Ibu Yang Baik Untuk Diana
155
Semakin Merasa Bersalah
156
Foto Bersama
157
Rutin Tiap Hari
158
Laras Melahirkan
159
Bintang
160
Dania Larasati
161
Lamaran
162
Semua Pasti Berlalu
163
Keadaan Ariel
164
Merindukannya
165
Sakit
166
Ceroboh
167
Ikatan Batin
168
Jaga Jarak
169
Berat Rasanya
170
Perhatian Luna Untuk Ariel
171
Pertengkaran Ariel dan Luna
172
Kekaguman Luna Terhadap Ariel
173
Survei
174
Waktu Yang Berharga
175
Kesakitan Itu Masih Ada
176
Diana Vs Dania
177
Bimbang Antara Diam atau Mencari
178
Dia Sudah Tiada
179
Menemui Jalan Buntu
180
Penyesalan Itu Pasti Ada
181
Dunia Itu Sempit
182
Mencari Fakta
183
Fakta Mengejutkan
184
Keputusan Dari Semua Pihak
185
Ariel dan Dania
186
Suka Duka Bersama
187
Akhir Yang Tidak Terduga
188
Lamaran Dadakan
189
Anak Jadi Korban Keegoisan Orang Tua
190
Ikatan Batin
191
Mesra Depan Mata
192
Mantan Mertua VS Mantan Menantu
193
Harapan Ariel
194
Keakraban itu Mulai Ada
195
Teman Baru
196
Hari Bahagia Itu Pasti Akan Tiba
197
Kehidupan Yang Berbeda
198
Kepergian Ariel Untuk Kedua Kalinya
199
Perubahaan Dalam Diri Luna
200
Gulung Tikar
201
Pertengkaran sengit
202
Ide Gila
203
Marah
204
Mengadu
205
Kematian Itu Datang
206
POV Luna
207
Kekecewaan Seorang Ibu
208
Bersimpuh di Kakinya
209
Teka Teki Luna, Dion, Ariel
210
Dion Vs Lintang
211
Gagal
212
Ini Pasti Mimpi
213
Luna Vs Lintang
214
Keadaan Yang Berbalik
215
Harus Dewasa Sebelum Waktunya
216
Jawaban Untuk Mereka
217
Pertengkaran Suami Istri
218
Sikap Yang Berbeda
219
Permintaan Luna
220
Ketegasan Dion
221
Penyesalan Luna
222
Rumah Sederhana Dion dan Luna
223
Pelangi Setelah Hujan
224
Antara Suami dan Anak
225
Kehidupan Ariel
226
Kabar Duka
227
Ariel Maulana Syarif
228
Ariel Balik ke Indonesia
229
Pertemuan Anak dan Ayah
230
20 Bab Menuju TAMAT
231
19 Bab Menuju Tamat
232
18 Bab Menuju Tamat
233
17 Bab Menuju Tamat
234
16 Bab Menuju Tamat
235
15 Bab Menuju Tamat
236
14 Bab Menuju Tamat
237
13 Bab Menuju Tamat
238
12 Bab Menuju Tamat
239
11 Bab Menuju Tamat
240
10 Bab Menuju Tamat
241
9 Bab Menuju Tamat
242
8 Bab Menuju Tamat
243
7 Bab Menuju Tamat
244
6 Bab Menuju Tamat
245
5 Bab Menuju Tamat
246
4 Bab Menuju Tamat
247
3 Bab Menuju Tamat
248
2 Bab Menuju Tamat
249
Tamat
250
Extra Part 1 Sudah Direvisi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!