Laras bekerja dengan semangat, apalagi Nani mengajarinya dengan pelan, bahkan ia tak marah ketika harus menjelaskan berulang-ulang. Saat jam istirahat, Anggi juga memperkenalkan dengan semua karyawan di sana. Ada Mbak Friska, Mbak Fita sebagai mencatat pesanaan dan ada Mas Andi dan Mas Reyhan sebagai pengantar pesanaan. Ada Mas Alfin, Mbak Cika dan Mbak Shella sebagai chef yang memasak berbagai macam makanan. Ada Mas Tyo dan Mbak Felly, yang buat minuman. Ada Ibu Laila dan Ibu Fatimah, sebagai pencuci piring. Ada Ibu Luluk dan Ibu Intan, sebagai OB. Sedangakn Mbak Anggi sendiri sebagai manajer atau tangan kanan Ariel. Sedangkan Nani sendiri bagian kasir, dan kini ada Laras yang membantunya. Jadi ada 16 karyawan yang kini bekerja di resto milik Ariel.
Dan tak ada satu pun di antara mereka yang bersikap seperti senior, mereka sangat ramah sekali. Bahkan mereka juga sangat menghormati Ibu Laila, Ibu Fatimah, Ibu Luluk, dan Ibuk Intan, karena di sini mereka yang umurnya di atas tiga puluh tahun. Sedangkan yang lain, rata-rata umur dua puluh satu tahun sampai dua puluh sembilan tahun.
Memang Ariel mencari yang muda agar bisa gesit dalam hal bekerja, sedangkan kalau Ibu-Ibu karena pekerjaannya mudah, jadi tak apa jika umurnya lebih dari tiga puluh tahun, yang penting punya semangat bekerja.
Ariel juga membebaskan mereka makan di resto itu untuk sarapan pagi dan makan siang, tapi tidak boleh sampai membawa makanan itu pulang, apapun alasannya. Jika masih kurang dan masih lapar, mereka bahkan masih di perbolehkan untuk makan malam di sana. Kenapa Ariel tidak mengizinkan membawa makanan pulang dari resto. Karena Ariel takut, jika makanan itu akan di jual lagi di luaran sana dan akan mencermarkan nama baik resto miliknya. Untuk itu, Ariel bersikap tegas untuk melarang semua karyawannya membawa makanan dari resto.
Dan mereka pun mematuhinya, walaupun mereka ingin berbagi makanan yang enak untuk keluarga yang ada di rumah, tapi tetap saja, mereka tak berani untuk melakukannya. Sehingga makanan itu hanya bisa di nikmati oleh mereka saaat di resto saja. Jika pun mereka ingin membawa makanan itu, maka mereka harus beli, tentu harganya cukup mahal dan mereka hanya bisa membeli sebulan sekali, kalau setiap hari, mungkin mereka bisa-bisa saat gajian, pulang gak bawa uang.
Melihat peraturan itu, Laras pun merasa senang. Karena ia bisa sarapan pagi, makan siang dan makan malam di resto. Sehingga uang yang diberikan Luna, bisa ia buat untuk beli baju dan yang lainnya. Ia ingin tampil cantik dan rapi setiap hari, seperti yang sudah di kasih tau oleh Anggi tadi pagi. Lagian ia juga ingin tampil cantik, agar bisa dapat jodoh yang kaya raya seperti Luna karena ia tak ingin selamanya hanya kerja sebagai karyawan, ia juga ingin merubah hidupnya menjadi lebih baik. Syukur-syukur menjadi istri dari seorang pengusaha yang kaya raya. Sehingga ia cukup duduk diam di rumah dan menikmati fasilitas yang ada, seperti Luna contohnya.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Laras beserta yang lainnya pun sudah bersiap-siap untuk pulang. Saat Laras berada di depan restoran, tiba-tiba seorang pria muda menghampirinya. "Apa benar, Anda Mbak Laras?" tanyanya sopan.
"Iya, ada apa?" tanya Laras bingung.
"Saya di suruh Non Luna untuk menjemput Anda dan mengantarkan Anda selamat sampai tujuan," jawabnya. Mendengar hal itu, Laras hanya menganggukkan kepala.
"Lun, kenapa kamu baik banget sih sama aku? Apakah aku bisa membalas kebaikan kamu? Walaupun aku sedikit kecewa karena kamu mengusir aku dari rumah kamu, tapi dengan kebaikan kamu ini, membuat aku malu karena aku selalu menyusahkan kamu," gumam Laras dalam hati.
"Ayo, Mbak." Mas itu membuka pintu mobil belakang. Dan Laras pun segera masuk dan duduk di sana. Setelah itu, sang sopir pun langsung menutup pintu itu kembali.
Setelah mobil mulai melaju membelah jalanan, Laras hanya menyenderkan kepalanya di kursi. Hari ini, ia benar-benar lelah, namun ia cukup senang karena di hari pertama kerja, ia tak melakukan kesalahan, ia juga sudah bisa bekerja dengan baik berkat bantuan Nina. Dan lagi ia punya banyak teman di sana yang semuanya baik-baik.
Dan itu membuat Laras bersyukur bisa bekerja di resto itu. Tak lama kemudian, ia pun sudah sampai di depan rumahnya.
"Makasih ya, Mas."
"Sama-sama, Mbak. Kalau gitu, saya permisi dulu." Setelah itu mobil itu pun pergi meninggalkan Laras yang kini berada di rumah kontrakan yang akan ia tempati sendirian.
Saat ia membuka pintunya dan menghidupkan lampu depan dan lampu di ruang tamu, betapa kagetnya dia melihat ada banyak baju dan celana yang masih terbungkus plastik, tentunya masih baru.
"Siapa yang menaruh baju ini di sini, apakah Luna, karena hanya dia yang memegang kunci cadangan rumah ini," ujar Laras pada diri sendiri.
Ia pun segera mengambil Hpnya di tasnya dan menghidupkan datanya, ia tak memegang hp sama sekali sejak tadi pagi. Dan benar saja, ada lima pesan dari Luna.
"Syukurlah jika kamu sudah sampai, selamat bekerja ya."
"Laras, jangan lupa makan siang ya."
"Gimana pekerjaannya hari ini? Lancar? Nanti malam akan ada seseorang yang menjemput kamu. Jadi kamu gak perlu pulang naik bus umum, aku takut kamu kenapa-napa."
"Laras, aku menyiapkan baju dan celana yang masih baru buat kamu. Bisa kamu pakai untuk bekerja setiap harinya. Sebenarnya itu punyaku, tapi belum pernah aku pakai sama sekali, jadi aku berikan buat kamu aja. Nanti jika aku ada izin keluar, kita bisa keluar bareng dan beli baju bareng. Untuk sementara waktu, kamu bisa pakai itu dulu."
"Nanti pulang kerja, langsung istirahat aja ya, kamu pasti lelah sekali."
Itulah pesan yang di kirim oleh Luna. Laras pun segera membalas pesan tersebut.
"Maaf ya, baru bales. Aku baru buka hp. Dan terima kasih sudah mengirim mobil buat jemput aku dan teriima kasih juga sudah memberikan baju dan celana kamu, aku suka. Akan aku pakai buat besok. Dan masalah pekerjaan hari ini, semuanya berjalan lancar, aku betah kerja di sana karena teman-teman di sana sangat baik sama aku. Aku juga sudah bisa bekerja dengan baik karena di bantu oleh Mbak Nani, temanku sesama kasir. Aku mau mandi dulu ya, terus istirahat, aku juga besok kayaknya gak bisa ke rumah kamu, karena aku harus berangkat pagi-pagi sekali."
Setelah itu, Laras mematikan datanya lagi da menaruh hpnya ke dalam tas. Tak lupa ia mencungi pintu agar tak ada orang lain masuk sembarangan ke rumahnya. Lalu, ia segera menata baju dan celana itu di lemari, tak lupa ia juga membuang bungkusnya terlebih dahulu. Setelah selesai, barulah ia segera mandi dan merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia sangat lelah, benar-benar lelah.
Dan tak lama kemudian, ia pun terlelap karena sangking lelahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 250 Episodes
Comments