Setiap bangun pagi, yang di lakukan oleh Luna adalah mandi, pakai baju bagus, pakai make up, memakai parfum, lalul sholat. Setelah itu, ia membangunkan suaminya. Setelah suaminya bangun dan sholat, Luna akan pergi ke dapur untuk memastikan Bibi Imah memasak sesuai yang di request oleh Ariel tadi malam. Sedangkan tugas Bibi Neni bagian cuci baju dan bersih rumah.
Luna tak bisa lama-lama di dapur, karena ia takut akan bau bawang, Bibi Imah dan Bibi Neni pun mengerti. Jadi setelah memastikan Bibi Imah memasak sesuai permintaan suaminya, Luna akan kembali ke kamar. Dan melihat suaminya yang sudah selesai sholat, Luna pun menghampiri Ariel dan duduk di sampingnya.
"Mau jalan-jalan yank?" tanya Ariel.
"Kemana?" tanya Luna.
"Di sekitar kompleks aja, jalan kaki biar sehat," ucap Ariel dan Luna pun menganggukkan kepala.
"Ya sudah kamu ganti baju aja dulu, gak mungkin kan kita jalan-jalan pagi, pakai baju kayak gitu, cari baju kaos tapi yang agak longgar ya, aku gak rela bentuk tubuh kamu di nikmati oleh orang lain," ujar Ariel.
"Iya, Mas."
"Aku tunggu di luar."
Setelah suaminya keluar, Luna segera ganti baju, setelah itu memastikan make upnya masih bagus, tak lupa parfum ia semprotkan di bajunya. Lalu ia pergi ke lemari dan mengambil sepatu warna putih.
"Ayo, Mas. Aku sudah siap," ujar Luna. Melihat tampilan Luna, membuat Ariel tampak puas. Ia senang memiliki istri yang selalu tampil cantik setiap harinya.
"Ayo, Sayang." Ariel langsung menggandeng tangan Luna dan pergi jalan kaki mengintari wilayah komplek sekitar rumahnya.
"Kalau pagi-pagi gini enak ya, udaranya segar," ujar Ariel yang masih menggenggam tangan Luna.
"Iya, Mas."
"Oh ya, sahabatnya jadi nanti mau ke rumah?"
"Iya, tadi malam dia sudah chat aku."
"Oh, ya sudah. Tapi maaf ya, aku gak bisa menyambut kedatangannya, soalnya ada rapat saham di Perusahaan X. Gak papakan, setelah itu, aku juga harus pergi ke resto, ada sedikit masalah di sana."
"Gak papa, Mas. Dia pasti ngerti kok."
"Oh ya, gimana baju yang kemaren, kamu suka? Misal kurang, kamu bisa beli online dulu. Biar nanti aku yang transfer, atau kamu bisa tunggu Minggu depan, kita jalan-jalan lagi ke Malll mencari baju yang kamu suka."
Memang kemaren sore, Luna dan Ariel pergi ke Mall untuk beli baju couple. Ada tiga baju couple yang di beli oleh Luna, dan Ariel lah yang bagian membayar belanjaan itu, padahal Luna saudah di kasih jatah pribadi. Namun saat Luna jalan bareng Ariel, maka mau gak mau, Ariel yang akan membayarnya sehingga uang Luna tetap utuh. Bahkan uang tabungannya pun hampir menyentuh Dua Miliar, karena memang ia jarang jajan atau beli keperluan pribadi, jika pun ada yang beli, malah kebanyaan Ariel sendiri yang membayarnya.
"Aku suka, Mas," jawab Luna tersenyum cerah.
Setelah hampir setengah jam mereka jalan kaki, Ariel mengajak Luna pulang. Sesampai di rumah mereka istirahat sebentar, lalu mandi bergantian. Selesai mandi, barulah mereka sarapan pagi bersama. walaupun Luna malas untuk sarapan pagi ini, tapi demi suami. Luna tetap memaksakan untuk makan dan menelannya dengan susah payah.
Selesai sarapan, Luna akan mengantarkan Ariel sampai teras depan rumah. Di sana sudah ada sopir yang menunggu ARiel yang siap mengantarkan kemanapun Ariel pergi.
"Kamu hati-hati ya di rumah. Jangan makan sembarangan, harus banyak-banyak olah raga, agar kulit kamu tetap kencang kayak gini dan awet muda," ucapnya sambil mengusap kepala Luan dengan pelan.
"Iya, Mas."
"Iya sudah, aku berangkat dulu."
Dan setelah itu, Ariel pun berjalan ke arah mobil yang sudah standby. Sang sopir juga sigap membuka pintu mobil belakang.
"Aku berangkat ya, Sayang," ia masih sempat untuk pamita sekali lagi sambil melambaikan tangn.
"Iya, Mas. Hati-hati."
Dan setelah suaminya pergi, Luna pun menghela nafas kasar. Ia segera masuk ke dalam kamaar dan mengganti bajunya dengan baju santai. Ia juga segera menghapus make upnya dan menggelung rambutnya. Ia baru bisa bernafas lega setelah suaminya pergi kerja. Di dalam kamar, Luna menikmati hidupnya dengan bermain Hp.
Lalu tiba-tiba ada pesan masuk dari Laras.
[Lun, aku sudah dalam perjalanan, nanti jemput aku ya di stasiun]
Membaca pesan itu, Luna pun langsung membalasnya.
[Maaf, Laras. Aku gak bisa jemput kamu. Aku gak boleh keluar tanpa izin suamiku. Kamu pakai taxi online aja, biar nanti aku yang bayar di sini. Kamu juga kan sudah tau alamat rumah aku]
[Baiklah, sampai ketemu nanti ya.]
[Okay. Hati-hati ya. Aku tunggu kamu di rumah]
Luna merasa bahagia, setelah cukup lama ia gak bertemu dengan Laras, akhirnya kini ia bisa bertemu kembali. Ia sudah tak sabar untuk menghabiskan waktu berdua dengan Laras, bercerita ap aja seperti dulu lagi.
Saat jam menunjukkan pukul delapan pagi, Luna menaruh Hpnya. Ia mengganti bajunya dengan baju renang. Ia harus renang hari ini, karena kemaren dia sudah libur renang satu hari.
Bagi Luna, berenang dan olah raga kecil-kecilan di rumah itu wajib. Karena itu bisa menjaga kulitnya tetap kencang dan awet muda. Saat Luna berenang, Bibi Imah membawakan jus buah untuk Luna.
"Makasih ya, Bi."
"Sama-sama, Non."
Sejujurnya Bibi Imah merasa kasihan dengan majikannya itu. Memang benar, dalam hal ekonomi, Luna sangat di manjakan. Tapi sayangnya, Luna tak bisa bebas, karena banyak aturan yang harus dia lakukan, bahkan dia gak bisa bepergian tanpa di dampingi suaminya. Dan hanya diam di rumah seharian.
Namun sebagai pembantu, Bibi Imah tak bisa berbuat apa-apa, dan ia hanya bisa menghiburnya di kala, Luna merasa jenuh dengan aktivitasnya yang hampir sama setiap harinya.
Setelah puas melihat Luna yang tengah asyik berenang, Bibi Imah pergi dari sana. Sedangkan Luna, ia masih sibuk berenang. Setelah kelelahan, ia langsung menuju pinggir kolam dan duduk di sana sambil menikmati jus buah bikinan Bibi Imah. Bibi Imah emang sering membuatkan dirinya juz buah atau jus sayur tanpa gula. Karena katanya itu bagus buat kesehatan dan membuat kulit tampak cerah dan membuat bentuk tubuh menjadi ideal. Luna hanya tersenyum dan menerima semua apa yang Bibi buat untuknya, karena ia tau, Bibi Imah dan Bibi Neni sangat menyayangi dirinya, terutama Bibi Imah. Jadi mereka akan melakukan apapun untuknya, karena bagi mereka Luna bukan hanya atasannya tapi sudah mereka anggap seperti putrinya sendiri.
Luna juga sangat akrab sama mereka, dan memperlakukan mereka dengan baik, mungkin karena itulah, mereka saling dukung satu sama lain dan saling merangkul. Karena Luna tau, bukan hanya dirinya yang kadang merasa bosan, tapi mereka juga. Terutama Bibi Neni yang tak pernah keluar rumah sama sekali kecuali saat dia pulang, itu pun setahun sekali. Sedangkan Bibi Imah, masih bisa keluar walaupun hanya untuk belanja.
Setelah puas berenang dan hari semakin siang, Luna segera mandi dan mengganti baju. Apalagi ia cukup menggigil karena terlalu lama di kolam renang. Setelah mengganti baju, Luna mengajak Bibi Neni dan Bibi Imah menonton tivi di ruang keluarga. Sebenarnya nonton tivi sambil ngobrol dan nyemil itu nikmat luar biasa. Hanya saja, karena Luna tak bisa nyemil sembarangan, akhirnya mereka hanya mengobrol santai sambil menonton berita yang lagi viral.
Luna duduk di bawah, bersama dengan Bibi Imah dan Bibi Neri. Karena mereka tak akan mau jika duduk di atas sofa, akhirnya Luna lah yang mengalah dengan duduk di lantai dengan beralaskan karpet bulu yang cukup mahal.
"Bi, nanti ada sahabatku mau ke sini. Nanti tolong buatkan minuman dan cemilan ringan ya," ujar Luna memberitahu.
"Siap, Non," jawab Bibi Imah.
"Tapi Non, Non Luna harus hati-hati ya," ucap Bibi Imah.
"Kenapa, Bi?" tanya Luna heran.
"Ya Bibi takut aja seperti film yang sering Bibi tonton di tivi di channel indoresmi, dimana suaminya selingkuh dengan sahabat istrinya. Bibi gak mau itu terjadi," ujar Bibi Imah.
"Betul, Bibi mah setuju dengan Bibi Imah. Jangan sampai Non Luna mendekatkan sahabat Non dengan suami Non. Bahaya," imbuh Bibi Neni.
"InsyaAllah sahabat saya baik, Bi. Lagian dia ke sini selain kangen ingin ketemu saya, dia juga mau cari kerjaan di kota ini." Luna yang emang suka berfikis positif membela sahabatnya itu.
"Semoga aja, dia emang baik, Non," sahut Bibi Imah. Tapi entah kenapa, ia merasa jika sahabat majikannya itu akan jadi duri dalam pernikahan majikannya.
Namun Bibi Imah tak akan membiarkan itu terjadia, Bibi Imah dan Bibi Neni pasti akan membantu Nona Luna untuk menjaga pernikahannya itu. Karena Bibi Imah dan Bibi Neni sudah terlanjur menyayangi Luna, terlebih Luna sangat baik sama mereka, jarang-jarang mereka bisa mendapatkan majikan sebaik Luna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 250 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
sahabat makan tuan nya
2022-12-01
0