Burung Dalam Sangkar

Setiap bangun pagi, yang di lakukan oleh Luna adalah mandi, pakai baju bagus, pakai make up, memakai parfum, lalul sholat. Setelah itu, ia membangunkan suaminya. Setelah suaminya bangun dan sholat, Luna akan pergi ke dapur untuk memastikan Bibi Imah memasak sesuai yang di request oleh Ariel tadi malam. Sedangkan tugas Bibi Neni bagian cuci baju dan bersih rumah.

Luna tak bisa lama-lama di dapur, karena ia takut akan bau bawang, Bibi Imah dan Bibi Neni pun mengerti. Jadi setelah memastikan Bibi Imah memasak sesuai permintaan suaminya, Luna akan kembali ke kamar. Dan melihat suaminya yang sudah selesai sholat, Luna pun menghampiri Ariel dan duduk di sampingnya.

"Mau jalan-jalan yank?" tanya Ariel.

"Kemana?" tanya Luna.

"Di sekitar kompleks aja, jalan kaki biar sehat," ucap Ariel dan Luna pun menganggukkan kepala.

"Ya sudah kamu ganti baju aja dulu, gak mungkin kan kita jalan-jalan pagi, pakai baju  kayak gitu, cari baju kaos tapi yang agak longgar ya, aku gak rela bentuk tubuh kamu di nikmati oleh orang lain," ujar Ariel.

"Iya, Mas."

"Aku tunggu di luar."

Setelah suaminya keluar, Luna segera ganti baju, setelah itu memastikan make upnya masih bagus, tak lupa parfum ia semprotkan di bajunya. Lalu ia pergi ke lemari dan mengambil sepatu warna putih.

"Ayo, Mas. Aku sudah siap," ujar Luna. Melihat tampilan Luna, membuat Ariel tampak puas. Ia senang memiliki istri yang selalu tampil cantik setiap harinya.

"Ayo, Sayang." Ariel langsung menggandeng tangan Luna dan pergi jalan kaki mengintari wilayah komplek sekitar rumahnya.

"Kalau pagi-pagi gini enak ya, udaranya segar," ujar Ariel yang masih menggenggam tangan Luna.

"Iya, Mas."

"Oh ya, sahabatnya jadi nanti mau ke rumah?"

"Iya, tadi malam dia sudah chat aku."

"Oh, ya sudah. Tapi maaf ya, aku gak bisa menyambut kedatangannya, soalnya ada rapat saham di Perusahaan X. Gak papakan, setelah itu, aku juga harus pergi ke resto, ada sedikit masalah di sana."

"Gak papa, Mas. Dia pasti ngerti kok."

"Oh ya, gimana baju yang kemaren, kamu suka? Misal kurang, kamu bisa beli online dulu. Biar nanti aku yang transfer, atau kamu bisa tunggu Minggu depan, kita jalan-jalan lagi ke Malll mencari baju yang kamu suka."

Memang kemaren sore, Luna dan Ariel pergi ke Mall untuk beli baju couple. Ada tiga baju couple yang di beli oleh Luna, dan Ariel lah yang bagian membayar belanjaan itu, padahal Luna saudah di kasih jatah pribadi. Namun saat Luna jalan bareng Ariel, maka mau gak mau, Ariel yang akan membayarnya sehingga uang Luna tetap utuh. Bahkan uang tabungannya pun hampir menyentuh Dua Miliar, karena memang ia jarang jajan atau beli keperluan pribadi, jika pun ada yang beli, malah kebanyaan Ariel sendiri yang membayarnya.

"Aku suka, Mas," jawab Luna tersenyum cerah.

Setelah hampir setengah jam mereka jalan kaki, Ariel mengajak Luna pulang. Sesampai di rumah mereka istirahat sebentar, lalu mandi bergantian. Selesai mandi, barulah mereka sarapan pagi bersama. walaupun Luna malas untuk sarapan pagi ini, tapi demi suami. Luna tetap memaksakan untuk makan dan menelannya dengan susah payah.

Selesai sarapan, Luna akan mengantarkan Ariel sampai teras depan rumah. Di sana sudah ada sopir yang menunggu ARiel yang siap mengantarkan kemanapun Ariel pergi.

"Kamu hati-hati ya di rumah. Jangan makan sembarangan, harus banyak-banyak olah raga, agar kulit kamu tetap kencang kayak gini dan awet muda," ucapnya sambil mengusap kepala Luan dengan pelan.

"Iya, Mas."

"Iya sudah, aku berangkat dulu."

Dan setelah itu, Ariel pun berjalan ke arah mobil yang sudah standby. Sang sopir juga sigap membuka pintu mobil belakang.

"Aku berangkat ya, Sayang," ia masih sempat untuk pamita sekali lagi sambil melambaikan tangn.

"Iya, Mas. Hati-hati."

Dan setelah suaminya pergi, Luna pun menghela nafas kasar. Ia segera masuk ke dalam kamaar dan mengganti bajunya dengan baju santai. Ia juga segera menghapus make upnya dan menggelung rambutnya. Ia baru bisa bernafas lega setelah suaminya pergi kerja. Di dalam kamar, Luna menikmati hidupnya dengan bermain Hp.

Lalu tiba-tiba ada pesan masuk dari Laras.

[Lun, aku sudah dalam perjalanan, nanti jemput aku ya di stasiun]

Membaca pesan itu, Luna pun langsung membalasnya.

[Maaf, Laras. Aku gak bisa jemput kamu. Aku gak boleh keluar tanpa izin suamiku. Kamu pakai taxi online aja, biar nanti aku yang bayar di sini. Kamu juga kan sudah tau alamat rumah aku]

[Baiklah, sampai ketemu nanti ya.]

[Okay. Hati-hati ya. Aku tunggu kamu di rumah]

Luna merasa bahagia, setelah cukup lama ia gak bertemu dengan Laras, akhirnya kini ia bisa bertemu kembali. Ia sudah tak sabar untuk menghabiskan waktu berdua dengan Laras, bercerita ap aja seperti dulu lagi.

Saat jam menunjukkan pukul delapan pagi, Luna menaruh Hpnya. Ia mengganti bajunya dengan baju renang. Ia harus renang hari ini, karena kemaren dia sudah libur renang satu hari.

Bagi Luna, berenang dan olah raga kecil-kecilan di rumah itu wajib. Karena itu bisa menjaga kulitnya tetap kencang dan awet muda. Saat Luna berenang, Bibi Imah membawakan jus buah untuk Luna.

"Makasih ya, Bi."

"Sama-sama, Non."

Sejujurnya Bibi Imah merasa kasihan dengan majikannya itu. Memang benar, dalam hal ekonomi, Luna sangat di manjakan. Tapi sayangnya, Luna tak bisa bebas, karena banyak aturan yang harus dia lakukan, bahkan dia gak bisa bepergian tanpa di dampingi suaminya. Dan hanya diam di rumah seharian.

Namun sebagai pembantu, Bibi Imah tak bisa berbuat apa-apa, dan ia hanya bisa menghiburnya di kala, Luna merasa jenuh dengan aktivitasnya yang hampir sama setiap harinya.

Setelah puas melihat Luna yang tengah asyik berenang, Bibi Imah pergi dari sana. Sedangkan Luna, ia masih sibuk berenang. Setelah kelelahan, ia langsung menuju pinggir kolam dan duduk di sana sambil menikmati jus buah bikinan Bibi Imah. Bibi Imah emang sering membuatkan dirinya juz buah atau jus sayur tanpa gula. Karena katanya itu bagus buat kesehatan dan membuat kulit tampak cerah dan membuat bentuk tubuh menjadi ideal. Luna hanya tersenyum dan menerima semua apa yang Bibi buat untuknya, karena ia tau, Bibi Imah dan Bibi Neni sangat menyayangi dirinya, terutama Bibi Imah. Jadi mereka akan melakukan apapun untuknya, karena bagi mereka Luna bukan hanya atasannya  tapi sudah mereka anggap seperti putrinya sendiri.

Luna juga sangat akrab sama mereka, dan memperlakukan mereka dengan baik, mungkin karena itulah, mereka saling dukung satu sama lain dan  saling merangkul. Karena Luna tau, bukan hanya dirinya yang kadang merasa bosan, tapi mereka juga. Terutama Bibi Neni yang tak pernah keluar rumah sama sekali kecuali saat dia pulang, itu pun setahun sekali. Sedangkan Bibi Imah, masih bisa keluar walaupun hanya untuk belanja.

Setelah puas berenang dan hari semakin siang, Luna segera mandi dan mengganti baju. Apalagi ia cukup menggigil karena terlalu lama di kolam renang. Setelah mengganti baju, Luna mengajak Bibi Neni dan Bibi Imah menonton tivi di ruang keluarga. Sebenarnya nonton tivi sambil ngobrol dan nyemil itu nikmat luar biasa. Hanya saja, karena Luna tak bisa nyemil sembarangan, akhirnya mereka hanya mengobrol santai sambil menonton berita yang lagi viral.

Luna duduk di bawah, bersama dengan Bibi Imah dan Bibi Neri. Karena mereka tak akan mau jika duduk di atas sofa, akhirnya Luna lah yang mengalah dengan duduk di lantai dengan beralaskan karpet bulu yang cukup mahal.

"Bi, nanti ada sahabatku mau ke sini. Nanti tolong buatkan  minuman dan cemilan ringan ya," ujar Luna memberitahu.

"Siap, Non," jawab Bibi Imah.

"Tapi Non, Non Luna harus hati-hati ya," ucap Bibi Imah.

"Kenapa, Bi?" tanya Luna heran.

"Ya Bibi takut aja seperti film yang sering Bibi tonton di tivi di channel indoresmi, dimana suaminya selingkuh dengan sahabat istrinya. Bibi gak mau itu terjadi," ujar Bibi Imah.

"Betul, Bibi mah setuju dengan Bibi Imah. Jangan sampai Non Luna mendekatkan sahabat Non dengan suami Non. Bahaya," imbuh Bibi Neni.

"InsyaAllah sahabat saya baik, Bi. Lagian dia ke sini selain kangen ingin ketemu saya, dia juga mau cari kerjaan di kota ini." Luna yang emang suka berfikis positif membela sahabatnya itu.

"Semoga aja, dia emang baik, Non," sahut Bibi Imah. Tapi entah kenapa, ia merasa jika sahabat majikannya itu akan jadi duri dalam pernikahan majikannya.

Namun Bibi Imah tak akan membiarkan itu terjadia, Bibi Imah dan Bibi Neni pasti akan membantu Nona Luna untuk menjaga pernikahannya itu. Karena Bibi Imah dan Bibi Neni sudah terlanjur menyayangi Luna, terlebih Luna sangat baik sama mereka, jarang-jarang mereka bisa mendapatkan majikan sebaik Luna.

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

sahabat makan tuan nya

2022-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Story Ariel dan Luna
2 Burung Dalam Sangkar
3 Kedatangan Laras, Sahabat Luna
4 Kekhawatiran Bibi Imah dan Bibi Neni
5 Keinginan Laras
6 Kekaguman Yang Berlebihan
7 Kebaikan Luna
8 Sifat Asli Laras Yang Sangat Buruk
9 Ketegasan Luna Yang Patut Diacungi Jempol
10 Sindiran Untuk Laras
11 Kegalauan Luna
12 Hari Pertama Kerja
13 Karyawan Resto
14 Hadiah dari Luna
15 Kejutan dari Ariel
16 Suami Protektiv
17 Bermesraan Di Depan Laras
18 Rasa Iri Dengki
19 Ariel dan Laras
20 Kejujuran Ariel
21 Kedatangan Laras Ke Rumah Ariel
22 Menguji Cinta Ariel
23 Suasana Yang Kaku
24 Penyesalan Itu Mulai Ada
25 Jangan Memaksa Aku, Mas
26 Tuduhan Tanpa Bukti
27 Pertengkaran Sengit Di Pagi Hari
28 Dion Erlangga Mahabharata
29 Bersenang-senang Tanpa Suami
30 Bagaimana Akhir Dari Cerita Suamiku Dilamar Sahabatku?
31 Ariel Cemburu Terhadap Dion
32 Sikap Ramah Luna Yang Membuat Dion Semakin Terpukau
33 Kejutan Untuk Ariel
34 Firasat Luna Yang Tidak Enak
35 Fikiran Kacau Balau
36 Masih Tak Ada Kabar
37 Kertas Cek In Hotel
38 Mencari Bukti
39 Pandai Bersandiwara
40 Biarkan CCTV Yang Membuktikan
41 Ariel Kabur Dari Luna
42 Detik-Detik Sebelum Terungkap
43 Terbongkar
44 Detik-Detik Sebelum Dilabrak Oleh Luna
45 Perjanjian Pernikahan
46 Cara Luna Melupakan Masalahnya
47 Luna Nantang Si Ariel
48 Debat Di Atas Tempat Tidur
49 Sikap Dingin Luna Membuat Ariel Frustasi
50 Berusaha Mengambil Hati Luna Kembali
51 Menyadap Hp Ariel
52 Merayu Luna, Mencoba Meluluhkan Hatinya
53 Menangis Di Atas Sajadah
54 Bukti Kedua Yang Dimiliki Oleh Luna
55 Rencana Luna
56 Sifat Ariel Yang Makin Merajalela
57 Misi Luna
58 Tak Curiga
59 Kedatangan Laras ke Rumah Luna
60 Masalah CCTV
61 Jatuh Cinta Bikin Orang Jadi Bodoh
62 Melakukan Di Kamar Mandi
63 Sembunyi Di Bawah Tempat Tidur
64 Jangan Mau Jadi Pelakor
65 Suara Hati Ariel
66 Firasat Seorang Ibu
67 Kecurigaan Mereka Semua
68 Ingin Mengakhiri Hubungan. Benarkah?
69 Putus Atau Lanjut
70 Jadwal Pulang Kampung
71 Persiapan Pulang Kampung
72 Keberanian Ariel Membawa Laras Masuk Ke Dalam Istananya
73 Rumah Sultan Dion
74 Persiapan Ulang Tahun Luna
75 Ulang Tahun Luna
76 Kehancuran Laras dan Ariel
77 Hinaan Untuk Mereka Pelaku Zi na
78 Masuk Rumah Sakit
79 Keresahan Ariel dan Penyesalannya
80 Keadaan Laras
81 Kembali Ke Rumah Masing Masing
82 Kedatangan Mertua
83 Ariel Menemui Laras
84 Ariel Semakin Kejam
85 Ariel Ingin Menemui Luna
86 Pertengkaran Luna dan Ariel
87 Kehebohan Di Dunia Maya 1
88 Menjadi Cibiran Para Tetangga
89 Kekecewaan Orang Tua Ariel
90 Laras Mendatangi Rumah Luna
91 Laras Menghadapi Kemarahan Lintang dan Bunda Naira
92 Luna Vs Laras
93 Kemarahan Bapaknya Laras
94 Siksaan Untuk Laras
95 Tersiksa Lahir Batin
96 Jiwa Terguncang
97 Datang Sembunyi-Sembunyi
98 Luna Akan Balik Ke Jakarta
99 Ngambek
100 Kedatangan Dion Dari Luar Negeri
101 Otw Jakarta
102 Ariel Ikut Balik Ke Jakarta
103 Ariel Emosi Karena Luna Tak Kunjung Sampai
104 Ariel Yang Malang
105 Laras Yang Masih Berusaha Untuk Kabur Agar Bisa Menemui Ariel
106 Kebahagiaan Luna Vs Penderitaan Laras dan Ariel
107 Kondisi Ariel Yang Semakin Drob
108 Luna Balik Ke Jakarta
109 Luna OTW jenguk Ariel di RS
110 Noah Dibuat Bungkam Oleh Luna
111 Ariel Sadar
112 Luna Yang Tak Lagi Peduli
113 Ketegasan Luna Menghadapi Ariel
114 Meninggal Dunia
115 Kekecewaan Mereka Terhadap Luna
116 Penyesalan Emang Selalu Ada Di Belakang
117 Kemarahan Ariel Pada Semua Orang
118 Ariel Vs Laras
119 Bakti Istri sebelum Resmi Jadi Janda
120 Noah Memenuhi Ngidam Si Bumil
121 Noah Skakmat Luna
122 Masa Lalu Ariel dan Luna
123 Kandungan Luna
124 Pelarian Laras
125 Karma Mulai Berjalan
126 Kutukan Buat Laras
127 Kekesalan Noah Pada Luna
128 Dion, Luna dan Ariel
129 Pembicaraan Sesama Laki-laki
130 Back To Ariel
131 Ketakutan Luna
132 Ungkapan Hati Ardi, Papanya Ariel
133 Noah Bertemu Laras
134 Ardi Vs Luna
135 Pengobatan Ke Luar Negeri
136 Perkembangan Ariel
137 Detik-Detik Mau Lahiran
138 Kemarahan Ardi
139 Pilih Kasih
140 Melewati Masa Kritis
141 Kekecewaan Ariel
142 Keputusan Ariel
143 Surat Cerai
144 Diana Ariella Alfarizi
145 Kekecewaan Bibi Imah
146 Ariel Akan Segera Pergi Jauh
147 Kedatangan Orang Tua Luna
148 Kekecewaan Ayah Lukman
149 Kesadaran Lintang Akan Kesalahannya
150 Perdebatan Luna dengan sang Ayah
151 Q&A
152 Ketegasan Ayah Lukman Pada Dion
153 LDR
154 Menjadi Ibu Yang Baik Untuk Diana
155 Semakin Merasa Bersalah
156 Foto Bersama
157 Rutin Tiap Hari
158 Laras Melahirkan
159 Bintang
160 Dania Larasati
161 Lamaran
162 Semua Pasti Berlalu
163 Keadaan Ariel
164 Merindukannya
165 Sakit
166 Ceroboh
167 Ikatan Batin
168 Jaga Jarak
169 Berat Rasanya
170 Perhatian Luna Untuk Ariel
171 Pertengkaran Ariel dan Luna
172 Kekaguman Luna Terhadap Ariel
173 Survei
174 Waktu Yang Berharga
175 Kesakitan Itu Masih Ada
176 Diana Vs Dania
177 Bimbang Antara Diam atau Mencari
178 Dia Sudah Tiada
179 Menemui Jalan Buntu
180 Penyesalan Itu Pasti Ada
181 Dunia Itu Sempit
182 Mencari Fakta
183 Fakta Mengejutkan
184 Keputusan Dari Semua Pihak
185 Ariel dan Dania
186 Suka Duka Bersama
187 Akhir Yang Tidak Terduga
188 Lamaran Dadakan
189 Anak Jadi Korban Keegoisan Orang Tua
190 Ikatan Batin
191 Mesra Depan Mata
192 Mantan Mertua VS Mantan Menantu
193 Harapan Ariel
194 Keakraban itu Mulai Ada
195 Teman Baru
196 Hari Bahagia Itu Pasti Akan Tiba
197 Kehidupan Yang Berbeda
198 Kepergian Ariel Untuk Kedua Kalinya
199 Perubahaan Dalam Diri Luna
200 Gulung Tikar
201 Pertengkaran sengit
202 Ide Gila
203 Marah
204 Mengadu
205 Kematian Itu Datang
206 POV Luna
207 Kekecewaan Seorang Ibu
208 Bersimpuh di Kakinya
209 Teka Teki Luna, Dion, Ariel
210 Dion Vs Lintang
211 Gagal
212 Ini Pasti Mimpi
213 Luna Vs Lintang
214 Keadaan Yang Berbalik
215 Harus Dewasa Sebelum Waktunya
216 Jawaban Untuk Mereka
217 Pertengkaran Suami Istri
218 Sikap Yang Berbeda
219 Permintaan Luna
220 Ketegasan Dion
221 Penyesalan Luna
222 Rumah Sederhana Dion dan Luna
223 Pelangi Setelah Hujan
224 Antara Suami dan Anak
225 Kehidupan Ariel
226 Kabar Duka
227 Ariel Maulana Syarif
228 Ariel Balik ke Indonesia
229 Pertemuan Anak dan Ayah
230 20 Bab Menuju TAMAT
231 19 Bab Menuju Tamat
232 18 Bab Menuju Tamat
233 17 Bab Menuju Tamat
234 16 Bab Menuju Tamat
235 15 Bab Menuju Tamat
236 14 Bab Menuju Tamat
237 13 Bab Menuju Tamat
238 12 Bab Menuju Tamat
239 11 Bab Menuju Tamat
240 10 Bab Menuju Tamat
241 9 Bab Menuju Tamat
242 8 Bab Menuju Tamat
243 7 Bab Menuju Tamat
244 6 Bab Menuju Tamat
245 5 Bab Menuju Tamat
246 4 Bab Menuju Tamat
247 3 Bab Menuju Tamat
248 2 Bab Menuju Tamat
249 Tamat
250 Extra Part 1 Sudah Direvisi
Episodes

Updated 250 Episodes

1
Story Ariel dan Luna
2
Burung Dalam Sangkar
3
Kedatangan Laras, Sahabat Luna
4
Kekhawatiran Bibi Imah dan Bibi Neni
5
Keinginan Laras
6
Kekaguman Yang Berlebihan
7
Kebaikan Luna
8
Sifat Asli Laras Yang Sangat Buruk
9
Ketegasan Luna Yang Patut Diacungi Jempol
10
Sindiran Untuk Laras
11
Kegalauan Luna
12
Hari Pertama Kerja
13
Karyawan Resto
14
Hadiah dari Luna
15
Kejutan dari Ariel
16
Suami Protektiv
17
Bermesraan Di Depan Laras
18
Rasa Iri Dengki
19
Ariel dan Laras
20
Kejujuran Ariel
21
Kedatangan Laras Ke Rumah Ariel
22
Menguji Cinta Ariel
23
Suasana Yang Kaku
24
Penyesalan Itu Mulai Ada
25
Jangan Memaksa Aku, Mas
26
Tuduhan Tanpa Bukti
27
Pertengkaran Sengit Di Pagi Hari
28
Dion Erlangga Mahabharata
29
Bersenang-senang Tanpa Suami
30
Bagaimana Akhir Dari Cerita Suamiku Dilamar Sahabatku?
31
Ariel Cemburu Terhadap Dion
32
Sikap Ramah Luna Yang Membuat Dion Semakin Terpukau
33
Kejutan Untuk Ariel
34
Firasat Luna Yang Tidak Enak
35
Fikiran Kacau Balau
36
Masih Tak Ada Kabar
37
Kertas Cek In Hotel
38
Mencari Bukti
39
Pandai Bersandiwara
40
Biarkan CCTV Yang Membuktikan
41
Ariel Kabur Dari Luna
42
Detik-Detik Sebelum Terungkap
43
Terbongkar
44
Detik-Detik Sebelum Dilabrak Oleh Luna
45
Perjanjian Pernikahan
46
Cara Luna Melupakan Masalahnya
47
Luna Nantang Si Ariel
48
Debat Di Atas Tempat Tidur
49
Sikap Dingin Luna Membuat Ariel Frustasi
50
Berusaha Mengambil Hati Luna Kembali
51
Menyadap Hp Ariel
52
Merayu Luna, Mencoba Meluluhkan Hatinya
53
Menangis Di Atas Sajadah
54
Bukti Kedua Yang Dimiliki Oleh Luna
55
Rencana Luna
56
Sifat Ariel Yang Makin Merajalela
57
Misi Luna
58
Tak Curiga
59
Kedatangan Laras ke Rumah Luna
60
Masalah CCTV
61
Jatuh Cinta Bikin Orang Jadi Bodoh
62
Melakukan Di Kamar Mandi
63
Sembunyi Di Bawah Tempat Tidur
64
Jangan Mau Jadi Pelakor
65
Suara Hati Ariel
66
Firasat Seorang Ibu
67
Kecurigaan Mereka Semua
68
Ingin Mengakhiri Hubungan. Benarkah?
69
Putus Atau Lanjut
70
Jadwal Pulang Kampung
71
Persiapan Pulang Kampung
72
Keberanian Ariel Membawa Laras Masuk Ke Dalam Istananya
73
Rumah Sultan Dion
74
Persiapan Ulang Tahun Luna
75
Ulang Tahun Luna
76
Kehancuran Laras dan Ariel
77
Hinaan Untuk Mereka Pelaku Zi na
78
Masuk Rumah Sakit
79
Keresahan Ariel dan Penyesalannya
80
Keadaan Laras
81
Kembali Ke Rumah Masing Masing
82
Kedatangan Mertua
83
Ariel Menemui Laras
84
Ariel Semakin Kejam
85
Ariel Ingin Menemui Luna
86
Pertengkaran Luna dan Ariel
87
Kehebohan Di Dunia Maya 1
88
Menjadi Cibiran Para Tetangga
89
Kekecewaan Orang Tua Ariel
90
Laras Mendatangi Rumah Luna
91
Laras Menghadapi Kemarahan Lintang dan Bunda Naira
92
Luna Vs Laras
93
Kemarahan Bapaknya Laras
94
Siksaan Untuk Laras
95
Tersiksa Lahir Batin
96
Jiwa Terguncang
97
Datang Sembunyi-Sembunyi
98
Luna Akan Balik Ke Jakarta
99
Ngambek
100
Kedatangan Dion Dari Luar Negeri
101
Otw Jakarta
102
Ariel Ikut Balik Ke Jakarta
103
Ariel Emosi Karena Luna Tak Kunjung Sampai
104
Ariel Yang Malang
105
Laras Yang Masih Berusaha Untuk Kabur Agar Bisa Menemui Ariel
106
Kebahagiaan Luna Vs Penderitaan Laras dan Ariel
107
Kondisi Ariel Yang Semakin Drob
108
Luna Balik Ke Jakarta
109
Luna OTW jenguk Ariel di RS
110
Noah Dibuat Bungkam Oleh Luna
111
Ariel Sadar
112
Luna Yang Tak Lagi Peduli
113
Ketegasan Luna Menghadapi Ariel
114
Meninggal Dunia
115
Kekecewaan Mereka Terhadap Luna
116
Penyesalan Emang Selalu Ada Di Belakang
117
Kemarahan Ariel Pada Semua Orang
118
Ariel Vs Laras
119
Bakti Istri sebelum Resmi Jadi Janda
120
Noah Memenuhi Ngidam Si Bumil
121
Noah Skakmat Luna
122
Masa Lalu Ariel dan Luna
123
Kandungan Luna
124
Pelarian Laras
125
Karma Mulai Berjalan
126
Kutukan Buat Laras
127
Kekesalan Noah Pada Luna
128
Dion, Luna dan Ariel
129
Pembicaraan Sesama Laki-laki
130
Back To Ariel
131
Ketakutan Luna
132
Ungkapan Hati Ardi, Papanya Ariel
133
Noah Bertemu Laras
134
Ardi Vs Luna
135
Pengobatan Ke Luar Negeri
136
Perkembangan Ariel
137
Detik-Detik Mau Lahiran
138
Kemarahan Ardi
139
Pilih Kasih
140
Melewati Masa Kritis
141
Kekecewaan Ariel
142
Keputusan Ariel
143
Surat Cerai
144
Diana Ariella Alfarizi
145
Kekecewaan Bibi Imah
146
Ariel Akan Segera Pergi Jauh
147
Kedatangan Orang Tua Luna
148
Kekecewaan Ayah Lukman
149
Kesadaran Lintang Akan Kesalahannya
150
Perdebatan Luna dengan sang Ayah
151
Q&A
152
Ketegasan Ayah Lukman Pada Dion
153
LDR
154
Menjadi Ibu Yang Baik Untuk Diana
155
Semakin Merasa Bersalah
156
Foto Bersama
157
Rutin Tiap Hari
158
Laras Melahirkan
159
Bintang
160
Dania Larasati
161
Lamaran
162
Semua Pasti Berlalu
163
Keadaan Ariel
164
Merindukannya
165
Sakit
166
Ceroboh
167
Ikatan Batin
168
Jaga Jarak
169
Berat Rasanya
170
Perhatian Luna Untuk Ariel
171
Pertengkaran Ariel dan Luna
172
Kekaguman Luna Terhadap Ariel
173
Survei
174
Waktu Yang Berharga
175
Kesakitan Itu Masih Ada
176
Diana Vs Dania
177
Bimbang Antara Diam atau Mencari
178
Dia Sudah Tiada
179
Menemui Jalan Buntu
180
Penyesalan Itu Pasti Ada
181
Dunia Itu Sempit
182
Mencari Fakta
183
Fakta Mengejutkan
184
Keputusan Dari Semua Pihak
185
Ariel dan Dania
186
Suka Duka Bersama
187
Akhir Yang Tidak Terduga
188
Lamaran Dadakan
189
Anak Jadi Korban Keegoisan Orang Tua
190
Ikatan Batin
191
Mesra Depan Mata
192
Mantan Mertua VS Mantan Menantu
193
Harapan Ariel
194
Keakraban itu Mulai Ada
195
Teman Baru
196
Hari Bahagia Itu Pasti Akan Tiba
197
Kehidupan Yang Berbeda
198
Kepergian Ariel Untuk Kedua Kalinya
199
Perubahaan Dalam Diri Luna
200
Gulung Tikar
201
Pertengkaran sengit
202
Ide Gila
203
Marah
204
Mengadu
205
Kematian Itu Datang
206
POV Luna
207
Kekecewaan Seorang Ibu
208
Bersimpuh di Kakinya
209
Teka Teki Luna, Dion, Ariel
210
Dion Vs Lintang
211
Gagal
212
Ini Pasti Mimpi
213
Luna Vs Lintang
214
Keadaan Yang Berbalik
215
Harus Dewasa Sebelum Waktunya
216
Jawaban Untuk Mereka
217
Pertengkaran Suami Istri
218
Sikap Yang Berbeda
219
Permintaan Luna
220
Ketegasan Dion
221
Penyesalan Luna
222
Rumah Sederhana Dion dan Luna
223
Pelangi Setelah Hujan
224
Antara Suami dan Anak
225
Kehidupan Ariel
226
Kabar Duka
227
Ariel Maulana Syarif
228
Ariel Balik ke Indonesia
229
Pertemuan Anak dan Ayah
230
20 Bab Menuju TAMAT
231
19 Bab Menuju Tamat
232
18 Bab Menuju Tamat
233
17 Bab Menuju Tamat
234
16 Bab Menuju Tamat
235
15 Bab Menuju Tamat
236
14 Bab Menuju Tamat
237
13 Bab Menuju Tamat
238
12 Bab Menuju Tamat
239
11 Bab Menuju Tamat
240
10 Bab Menuju Tamat
241
9 Bab Menuju Tamat
242
8 Bab Menuju Tamat
243
7 Bab Menuju Tamat
244
6 Bab Menuju Tamat
245
5 Bab Menuju Tamat
246
4 Bab Menuju Tamat
247
3 Bab Menuju Tamat
248
2 Bab Menuju Tamat
249
Tamat
250
Extra Part 1 Sudah Direvisi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!