acara pernikahan saudara dari Indar berjalan dengan sangat meriah, bahkan semua kue yang ada di tempat itu di pesan dari toko kuenya.
"jadi ibu pemilik catering hei jangan terlalu sibuk sayang, aku kesepian," kata Abimana yang menahan istrinya
Indar tersenyum dan mengecup pipi suaminya, "maaf ya sayang, aku tak bisa melihat ada kekurangan, kamu tentu tau bukan jika aku tak bisa melihat ada sedikit saja masalah," kata Indar.
"baiklah sayang, tapi nanti malam, kamu harus menjadi milikku dan harus mengikuti semua keinginan ku, mengerti," kata Abimana berbisik.
"baiklah, nanti malam aku akan siap apapun yang kamu lakukan padaku," bisik Indar.
Abimana langsung ikut membantu istrinya itu, dan dia sangat sibuk, tapi di sisi lain dia malah menjadi pusat perhatian dari ibu-ibu dan para gadis yang melihat Abimana yang begitu sempurna.
Indar tak mengerti, kenapa beberapa bulan ini sepertinya dia sedikit mengalami perasaan bosan saat bersama suaminya.
"kenapa Indar, kamu bisa bosan dengan pria sebaik Abi, apa kurangnya dia," batin Indar menghela nafas.
saat resepsi sedang berjalan, tanpa di duga ada rombongan tamu yang datang ke pesta itu.
tapi tamu itu membuat Indar terkejut dan dia merasa marah, bahkan wanita itu tersenyum ke arah Indar dengan senyuman mengejek.
"wah lihatlah Reihan, ini wanita yang dulu kamu puja itu bukan, sekarang dia hanya seorang pelayan," kata Bu Rita mengejutkan semua orang.
"ibu... jangan membuat malu, lebih baik lekas naik dan ucapkan selamat sebelum kita pergi," marah Reihan mendengar perkataan dari ibunya itu.
"kenapa harus malu, itu memang benar bukan," kata Bu Rita.
"nyonya, sejak kapan ada pelayan dengan mengenakan jam mewah dan berpakaian seperti ku," kesal Indar yang tak tahan lagi
"eh gadis liar dan urakan, kamu berani menghina ku," marah Bu Rita.
"maaf ada apa ini,kenapa anda berani menunjuk ke arah putri ku, apa anda tau siapa dia?" tanya pak Bagyo.
"sayang ada apa?" tanya Abimana yang menghampiri istrinya.
"pak Bagyo, bagaimana bisa dia putrimu, dia itu gadis liar yang begitu kasar bahkan tak pernah punya aturan," kata Bu Rita yang masih tak percaya.
"siapa anda berani menghina istriku, anda bahkan tak sebaik itu bisa menghinanya seperti ini," kata Abimana yang merangkul Indar.
"kalau begitu kita batalkan saja kerja samanya, toh itu juga tak akan membawa untung, terlebih mulut anda berani menghina putri tunggal ku, jadi semua kerja sama kita aku akhiri di sini, dan Reihan seharusnya kamu bisa muat ibuku itu tidak selalu memandang dan menilai semua itu dengan rendah,mengerti," kata pak Bagyo.
" iya pak,saya minta maaf," kata Reihan merasa sangat malu.
"tidak usah, besok datang ke perusahaan ku untuk menyelesaikan semuanya, dan setelah ini tak perlu lagi kamu menghubungiku,"
Bu Rita masih tak percaya dengan apa yang di lihat dan di dengarnya.
sedang Febry juga baru tau jika Abimana adalah menantu dari pemilik real estate terbesar di kota itu.
bahkan pria itu selalu menyembunyikan identitas putrinya, dan sekarang ibu mertuanya sangat membuat malu.
"ibu puas, aku akan pergi, aku sudah tak bisa menghadapi semua orang," kata Reihan yang bergegas pergi.
"sudah Bu, sekarang kita ucapkan selamat di.baru kemudian pulang dan membahasnya," kata Febry yang juga penasaran ada kisah apa di balik ini semua.
sedang Abimana melihat istrinya yang masih marah itu, "kamu tak ingin menjelaskannya?"
"maaf tak jujur, ya dia adalah mantan kekasih ku yang membungkus karena aku miskin dan perkataan kasar ku, dia yang sudah menghancurkan aku hingga membuatku hampir melompat dari jembatan waktu itu," kata Indar memalingkan wajahnya dari suaminya.
dia malu melihat Abimana, pria itu terlalu baik untuknya dan sekarang dia seperti orang jahat.
"baiklah terima kasih sudah mau jujur, tak perlu malu untuk mengakuinya, karena itu bukan salah mu," kata Abimana.
"kalau begitu bawa aku pulang, aku merasa sesak saat ini," mohon Indar pada suaminya itu.
"baiklah ratuku," kata Abimana yang tak pernah membantah permintaan istrinya itu.
akhirnya mereka pun pergi dari pesta itu, Abimana juga tak mengira jika keluarga dari Febry begitu kasar pada istrinya.
mereka berdua menuju ke luar kota Surabaya, Indar kaget melihatnya, "sayang kita mau kemana?"
"lihat saja nanti," jawab Abimana.
mobil yang di kendarai Abimana menuju ke salah satu tempat wisata di daerah Pacet Mojokerto.
mobil itu berbelok di salah satu vila yang cukup asri dan terlihat begitu tenang.
"ini milik siapa? kenapa kita kesini," kata Indar.
"sudah masuk saja, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu," kata pria itu mengandeng tangan istrinya.
Indar terus melihat suaminya itu, hingga mereka sampai di sebuah ruang tamu.
dan dia di buat takjub dengan Semuanya, melihat kejutan besar itu membuat hati Indar merasa bersalah pada suaminya.
"selamat hari jadi sayang, hari ini tepat empat tahun lalu, aku bertemu dengan mu, dan tepat tiga tahun aku menikah dengan mu," kata Abimana.
Indar langsung memeluk tubuh suaminya, bagaimana bisa dia memiliki keinginan untuk menghianati suami sebaik Abimana.
"hei... kenapa kamu menangis seperti ini, tenang sayang, ini hanya kejutan kecil, dan ini adalah vila yang dua tahun ini aku persiapkan untuk tempat kita saat ingin berpikir sendirian, dan tenang, jadi hanya kita saja yang boleh kesini mengerti,"
"baiklah mas, aku mengerti," kata Indar dengan terharu.
sedang di rumah Reihan, Febry sedang menyaksikan kedua orang itu sedang saling beradu argumen tentang siapa yang benar dan salah.
bahkan Reihan terlihat begitu murka karena proyek besar yang di a tangani terancam batal dan itu karena mulut ibunya yang suka menghina orang.
"lihat yang ibu lakukan, sekarang perusahaan keluarga kita bisa rugi besar, ibu tau benar siapapun yang di tolak perusahaan Bagyo akan kesulitan untuk bertahan!"
"mas tenang, jangan berteriak lagi, itu ibumu," kata Febry menenangkan suaminya itu.
"kamu mengerti apa!! coba sekali saja kamu mengerti diriku, aku mungkin tak akan seperti ini, kamu hanya terus membuatku kesal!!" teriak Reihan yang kemudian naik ke lantai dua rumahnya dan membanting pintu.
"Reihan jangan lari," panggil Bu Rita.
Febry pun terduduk sedih mendengar ucapan suaminya, dia sendiri masih bingung, apa yang di maksud oleh Reihan tentang memahami.
dia juga tak ingin pernikahan seperti ini, tapi semua ini adalah keputusan para orang tua, dan dia juga sudah berjanji tak akan bercerai dengan Reihan apapun yang terjadi.
"sudah ya Febry jangan sedih, Reihan memang seperti itu," kata Bu Rita.
"iya Bu, kalau begitu saya pamit dulu, permisi," kata kata Febry yang langsung pergi.
hatinya sangat sakit dan terluka, bagaimana dia hidup terus seperti ini.
"ya Tuhan apa salahku, apa dosaku hingga aku di uji seperti ini, aku lelah menghadapi mas Reihan yang begitu kasar dan membenciku, dan sekarang di tambah aku tau jika wanita yang dulu di cintanya adalah wanita seperti mbak Indar yang begitu cantik dan sempurna," batin Febry yang menangis mengingat semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments