Indar dan Reihan saling lihat saat melihat semua orang sudah terkapar tak berdaya.
sedang keduanya yang memang toleransi alkohol tinggi masih santai, "lihatlah nyonya Abimana bisa bertahan meski habis enam kaleng,sedang suamimu tepar," ledek Reihan.
"aku bisa seperti ini karena dulu kekasihku yang bajingan terus mencekoki ku dengan Vodka hingga aku tahan banting seperti ini," kata Indar dengan santai.
"gila ya kekasihmu itu, tapi berguna bukan sekarang," kata Reihan.
"itu benar, tapi bagaimana ini, tak mungkin kita membiarkan mereka di sini dengan kondisi seperti ini," kata Indar yang tak ingin rumahnya berantakan.
"tunggu sebentar," kata Reihan mencoba menyadarkan dua pria itu dan Indar mencoba membangunkan dua wanita itu.
akhirnya setelah di beri air jeruk nipis murni, keempatnya sedikit sadar dan Reihan memanggil anak buahnya untuk mengantar mereka dengan mobilnya.
kini mereka lanjut duduk sambil menikmati bir yang masih ada, dan melihat kedua orang itu masih terkapar di karpet.
"dia ternyata sangat baik dan mencintai mu, kenapa kamu seperti tak bahagia," tanya Reihan.
"karena dia terlalu baik,kadang aku merasa kasihan dengannya, padahal aku sering mencoba memancing amarahnya, tapi nihil, dia tak akan pernah marah tapi malah sangat sayang padaku," kata Indar.
"wah pria gila," kata Reihan tertawa.
"kamu tau, aku bahkan memasukkan dua sendok garam di sarapan pagi ini, dan dia bilang masakan ku enak," kata ibdar tertawa.
"wah itu gila sih, kalau aku yang kamu perlakukan begitu, itu piring terbang ke kepalamu kau tau," kata Reihan tertawa sambil menoyor Indar.
"kamu nah memang pria kasar, kalau kamu bukankah mbak Febry sangat baik dan manis, kenapa kamu begitu membencinya?" tanya Indar penasaran.
"kami menikah karena perjodohan, kamu tau kan setelah pernikahan mu dengan pria itu, aku seperti orang gila yang terus pesta, coblos sana sini,dan untuk menghentikan ku mereka orang tua itu menikahkan aku dengan Febry yang memiliki sifat seperti suamimu itu, mudah minta maaf, tidak pernah marah bahkan saat aku memukulnya dan membentaknya," kata Reihan.
"wah orang tuamu salah pilih, masa untuk anaknya yang berandalan di Carikan anak lulusan pesantren begitu, ya mental," kata Indar tertawa.
"itulah kenapa saat kamu bilang kita harus mencoba memperbaiki semuanya, aku mau di ajak ke acara ini, dan akhirnya aku tau jika ini rumah mu," kata Reihan yang menaruh kepalanya di pundak Indar.
"hei, kira bisa dalam bahaya saat mereka sadar," kata Indar takut dan mendorong kepala Reihan untuk menjauh.
"mau taruhan, jika mereka akan tidur sampai besok pagi, sudah biar aku bantu membawa suamimu ke kamar," kata Reihan.
dia langsung menggendong tubuh Abimana ke kamar, dan saat masuk ke dalam kamar itu.
dia kaget karena interior kamar itu adalah kamar hotel yang mereka pertama kali melakukan hubungan suami istri setelah berpesta kelulusan beberapa tahun lalu.
Indar langsung mendorong pria itu keluar setelah menaruh Abimana, Reihan menatap ibdar dan langsung mencium paksa wanita itu.
Indar mendorong tubuh pria itu, "hei apa kamu gila berani melakukannya, cepat pergi,aku membencimu Reihan," kata Indar yang merasa sedih.
pria itu langsung mengendong istrinya pergi, dan dia mengunci pintu rumahnya.
dadanya merasa sesak karena seorang pria berani melecehkannya seperti itu, tapi di sudut hatinya itu adalah ciuman yang di rindukan.
Indar masuk kedalam kamar dan suaminya itu tak sadar sama sekali, "kenapa kamu terlalu baik, cobalah jadi sedikit kasar, aku bosan saat kamu terlalu soft dan baik," kata Indar yang tidur memeluk tubuh suaminya.
tapi dia kaget saat tiba-tiba suaminya mengalun tubuhnya dan tidur di dada Indar.
"dasar anak mami," kata ibdar mengusap rambut suaminya.
sedang di dalam mobil itu Reihan melakukan hal gila, setelah membuat istrinya sedikit sadar.
dia menghentikan mobil di tempat sepi yang ada semak-semak, "mas kita mau apa?"
"aku ingin melakukan hal gila dengan mu, mumpung kamu belum sadar sepenuhnya," bisik Reihan menarik istrinya yang sempoyongan.
keduanya melakukan hubungan di pinggir jalan, bahkan mereka tak takit ketahuan toh mereka suami istri.
Febry merasa gila bukannya malu, dia malah merasa senang dengan hal itu, terlebih adrenalinnya terasa sangat menantang dan sedang tinggi.
setelah puas, mereka pun memutuskan pulang,bahkan Febry tak risih,"wah... ternyata kamu bisa seliar ini saat mabuk ya,"
Reihan sampai di rumah dan menuntun istrinya itu dan kemudian memandikannya dengan air dingin.
dia juga mandi di bawah guyuran shower. setelah itu dia memapah wanita itu dan menidurkannya di ranjang.
sedang Reihan memilih merokok di balkon kamarnya,meski istrinya bisa luar, tapi baginya tidak ada yang bisa menggantikan teriakan dari Indar yang bisa membuatnya lebih buas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
🎎 Lestari Handayani 🌹
hadir disini 🤭🤭
2022-09-25
0