"Mari lo ikut gue keatas, sini gue bantu bawain barangnya." Rey membawa beberapa barang ditangan ara dan membawanya kelantai atas.
Setelah tiba didepan kamar, rey memberitahu kamar yang akan ara tempati.
"Nih, kamar lo yang sebelah kanan, inget! Sebelah kanan, jangan salah masuk. Sebelah kiri kamar gue. Silahkan lo masuk, nih barang barang lo."
"Tolong taruh didalam kamar dong, dan nyalain dulu lampunya, gelap amat kayak didalam rahim." Ucap ara sambil meraba masuk kamarnya.
"Emangnya lo inget dalam rahim itu seperti apa hah?" Timpal rey melangkah masuk.
"Yaa gak lah, kan logikanya aja, hehe."
"Nih udah nyala lampunya, kamarnya sudah dibersihkan bik yam, kalau tidur jangan lupa lampunya dimatiin." Pesan rey sebelum ia keluar.
"Gak ah, gue takut gelap." Timpal ara sambil menaruh barangnya diatas kasur.
"Kan ada lampu tidur." Sahut rey menunjukan lampu tidur disamping ranjangnya.
"Nggak,, pokoknya gue gak mau matiin lampu kalau tidur, gue takut."
"Serah lo deh. Udah ya gue kekamar dulu." Rey membalikan badan melangkah pergi.
Ara menghentikannya dengan menarik tangannya.
"Reboy! Anu.. Makasih ya, lo udah beliin gue barang sebanyak ini." Ucap ara sambil menatap mata rey.
Tiba-tiba ada cicak jatuh dipundak ara, ara merasa geli karna dia pobia dengan cicak. Melihat cicak itu berjalan dibahunya dia pun langsung loncat dan memeluk rey.
"Ahhh cicak,, tolong rey,, tolong!! Gue gak mau mati! " Ucap ara sambil memeluk rey dengan kuat.
Rey merasa geli dengan tingkah ara, dia pikir ara hanya tidak menyukai cicak, dia pun mengambil cicak itu dan menaruhnya dalam baju ara.
Merasakan cicak yang berjalan dalam bajunya, ara makin memeluk rey kencang, badannya langsung menggigil gemetaran, tak sanggup menahan itu, ara pun tak berdaya, pingsan dalam pelukan rey.
Saat rey menyadari ara tidak bergerak lagi, diapun memanggilnya. "Aron!! Hey bangun,, cicaknya udah gue keluarin nih, lo kok gak gerak sih, jangan lebai lo, cicak doang, heii cewek bodoh! jangan nakutin gue lo."
Rey melihat wajah ara, dia kaget saat melihat wajah ara yang sudah pucat pasi seperti mayat itu. kaki dan tangannya terasa dingin, pikiran rey mulai panik, dia pun menaruh ara dikasurnya dan menyelimutinya,
"Bik yam!! Bik.. Cepat panggilkan dokter, suruh dia datang kesini sekarang!!" Teriak rey pada bik yam dari atas koridor kamarnya.
Beberapa menit kemudian dokter tiba dan langsung memeriksa keadaan ara.
"Bagaimana dok? Apa yang terjadi padanya?" Tanya rey cemas.
"Tuan. Sebelumnya nona ini melakukan apa sampai tubuhnya gemetar dan suhu tubuhnya turun drastis seperti ini?" Tanya sang dokter.
"Tadi dia tertimpa cicak dok, sepertinya dia sangat takut pada cicak." Jawab rey dengan rasa bersalah.
"Ohh, sudah bisa dipastikan kalau dia pobia terhadap cicak, jangan sekali-kali dia melihat cicak, karna itu ancaman baginya, dan ini bisa berakibat fatal, saking takutnya dia pada cicak, bisa saja suhunya menurun seperti sekarang, dan bisa juga dia jantungan bahkan meninggal tragis."
"Hah? Separah itu kah?" Rey kaget mendengar tuturan dokter.
"Iya, jadi mulai saat ini, jangan sampai dia melihat cicak lagi dari dekat, apalagi sampai menyentuhnya,, kamu harus mengawasinya, karna cicak bisa dimana saja. Baiklah itu saja yang saya sampaikan, saya permisi dulu."
"Baik dok, terimakasih banyak.
Bik yam. tolong Antar dokter keluar."
Setelah mengetahui semua itu, rey merasa sangat bersalah pada ara, dia menyesal sudah melakukan hal yang konyol itu. Dia berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Malam ini dia berjaga disamping ranjang ara, menemaninya tidur, sesekali ara mengigau sambil berteriak ketakutan,
"Hais.. Aron! Ternyata kamu setakut ini pada cicak, maaf kan aku, aku tidak mengetahuinya, aku hampir saja mencelakimu." Rey menundukan kepalnya disamping ara yang sedang tidur, perlahan dia mulai merasakan ngantuk, dan ahirnya terlelap.
Keesokan paginya, rey terbangun dan membuka matanya
"Aduh! Badanku pegel semua, leher gue sakit tidur menunduk semalaman. Eh. Dia belum bangun apa belum sadar dari pingsan ya? Atau dia sedang tertidur pulas, biasanya dia tidur kayak b*bi, selalu mendengkur. tapi semalam dia anteng banget. Gue cek dulu deh nafas nya." Rey mendekatkan wajahnya pada ara.
"Eh, dia cantik juga kalau dari dekat kayak gini."
Tiba tiba ara bangun dan langsung duduk.
Gedebuukk!!! Jidat mereka saling beradu.
"Aduhh,, jidat gue, sakit banget! Eh, reboy, lo ngapain sih dekat banget sama gue, sakit nih kepala gue!." Teriak ara.
"Lo tuh yang tiba-tiba bangun, tadi gue mau ngecek nafas lo, kirain lo udah koid, abisnya dari semalam gak gerak-gerak." Timpal rey sambil mengelus jidatnya.
"Hah? Semalaman?" Ara mengingat kembali kejadian semalam.
"Oh iya,, gue.. Gue kejatuhan cicak, mana cicak nya.(celingak celinguk mencari cicak).
"Udah gak ada cicak lagi, semalam lo ketakutan sampai pingsan, tau gak? Gue semalaman tidur dikursi ini nungguin lo sadar, sampai badan gue pegel semua."
"Iya kah,, maaf sudah membuatmu susah!" Ucap ara tertunduk.
"Walaupun dia kayak bocah labil, tapi dia murah kata maaf."
"Lo gak perlu minta maaf, harusnya gue yang minta maaf karna gue gak tau kalo lo pobia pada cicak. Maaf ya!." Ujar rey menatap ara.
"Iya gak apa-apa, lo tau? Gue paling takut dengan dua hal yaitu ketinggian dan cicak. Sebisa mungkin gue menghindar dari dua hal ini." Jelas ara tertunduk sedih karna rasa takutnya.
"Eh. Dia sedih kah? "
"Heii Aron! Lo tuh gak pantas pasang muka sedih kayak gitu tau gak? Kayak udah emak-emak aja lo!." Ketus rey.
"Hah? Mending gue kayak emak-emak. Lah elo kayak kakek buyut." Timpal ara geram.
"Haha.. Gini dong, Lo tu memang cocok dengan kesangaran lo. Ya udah turun yuk, kita sarapan dulu, hari ini lo ada kelas jam berapa?"
"Gue ada kelas siang sama sore."
"Ya udah ntar bareng aja ya. Yuk kita turun." Rey menggandeng tangan ara dan turun kebawah menuju dapur.
"Dia kok beda dari sebelum nya ya? Sekrang lebih lembut." Batin ara sambil tersenyum.
Siang hari, ara dan rey berangkat ke kampus. Kebetulan teman ara juga baru tiba, terlihat mereka turun dari mobil alvin.
"Hay guys!! Hai vin! Kalian baru dateng? Aku kangen sama kalian." Ara memeluk adelia dan aznie.
"Lebay lo, baru sehari aja tinggal sama reynand. Eh tapi lo tampil beda banget ra! Baju dan sepatu lo bagus banget, dan muka lo? Lo pakek makeup ya?." Tanya adelia.
"Ah,, nggak kok, gue cuma pakek bedak doang, kalau baju sama sepatu ini dia yang beliin." Sahut ara sambil melirik rey yang sedang bersandar dimobilnya.
Rey merasa dicuekan setelah ara bertemu sahabatnya itu. "Huh.. Dia riang sekali ketemu teman sesama labil nya, dasar bocah!" Gumam rey sambil memutar konci mobil dijarinya.
Kemudian, segerombolan cewek pun datang menghampirinya seperti biasa, karna dia tidak menggunakan jalan khusus, jadi semua orang bisa melihat dan mendekatinya.
"Rey!! Reynand!! Aku boleh peluk gak!"
"Rey aku boleh cium kan!"
"Rey kita foto bareng yuk. !"
"Rey nanti siang makan bareng ya, biar gue yang traktir."
Sekumpulan cewek itu berkerumun mendekati rey.
"Haha,, dasar cewek-cewek gila, segitunya mereka merendahkan diri demi mendekati rey, ampun deh." Ucap ara saat melihat kerumunan itu dari jauh.
"Udah yuk guys kita pergi aja."
"Iya. Pergi yuk, biarin mereka dengan kesibukan nya."
Saat mereka melangkahkan kaki untuk pergi, alvin menarik tangan ara. "Ra! Bisa jalan bareng gue dibelakang?"
"Hah? Iya gak masalah." Ara memperlambat langkahnya, kemudian berjalan bersama alvin di belakang temannya yang lain.
Ricky menoleh kebelakang meihat ara dan alvin yang sedang berbincang. Dia ingin tahu apa yang mereka bicarakan, lalu dia memperlambat langkahnya.
"Ra, apa lo betah tinggal dirumah rey? Apa dia suka jahilin Lo?" Tanya alvin serius.
"Gue gak mungkin bilang gak betah pada alvin, bisa-bisa dia cemas."
"Gue betah banget kok disana, pembantunya rey baik-baik banget sama gue, rey gak pernah jahilin gue, karna kalau lagi dirumah dia sibuk terus main game." Jawab ara dengan senyuman.
"Bagus deh,, gue lega dengernya." Sahut alvin sambil mengelus kepala ara.
Melihat ara dan alvin makin akrab, membuat ricky seperti tidak suka kalau alvin dekat dengan ara apalagi dia tau kalau alvin menyukai ara sejak sma.
Saat alvin pergi dari mengantar ara masuk kelasnya. Tiba-tiba tiga cewek itu dateng lagi menghampiri ara dan temannya dalam kelas.
"Heii ara udik! Lo gak bisa dikasih tau dengan kata-kata ya!. Gue udah pernah bilang, jangan dekati alvin lagi, tapi lo masih aja nempel sama dia, mau gue hajar lo hah!." Ujar nesya si ketua geng itu.
"Woi nesya! Lo pikir gue takut sama lo, lagian siapa juga yang dekatin alvin, dia sendiri yang dekatin gue, kita juga cuma temen, emang nya dia pacar lo? Atau keluarga lo? Apa hak lo ngelarang gue dekat dengan seseorang hah?" Timpal ara kesal.
"Ohh, mentang sekarang udah jadi asisten nya rey, kamu sudah berani ngelawan ya?." Ketus neysa
"Heh! Bukanya dari dulu gue emang udah ngelawan? Apa lo lupa saat kita duel satu lawan satu, lo kalah sama gue. Hahhaa. Jangan main keroyok woi kalau berani." Timpal ara kembali.
"Hm.. Lo beneran mau ngelawan gue? Guys, ayo kita beraksi." Nesya menyuruh teman-temannya untuk memegangi kedua tangan ara. Teman dalam kelas itu tidak berani berbuat apa-apa untuk menolong ara, mereka takut terlibat masalah.
"Heii apa-apaan kalian? Lepasin gue, kalau mau berantem sini, satu lawan satu. Jangan keroyokan!" Teriak ara yang berusaha melepaskan diri dari kirana dan kayla yang memegangi kedua tangannya.
Nesya melangkah perlahan menuju ara, diapun menarik rambut ara dengan kuat! "Heh? Lo pikir lo siapa? Berani nyuruh duel satu lawan satu, didunia ini yang kuat yang berkuasa, ngerti! Terserah gue dong mau keroyokan kek, mau apa kek, asal gue puas udah nyakitin lo. Dasar katrok, lo tuh gak pantes kuliah disini tau gak?" Cengkraman nesya pada rambut ara makin kuat, membuat ara teriak kesakitan.
"Ahhh.. Lepasin gue!! Kalian awas aja ya, gue gak akan tinggal diam, liat aja nanti. Ahhh." Teriak ara kesakitan.
Gubrakkk!! Suara pintu kelas terdengar terbuka sangat keras.
Ternyata reynand yang menendang pintu itu, dia tidak sengaja melewati kelas ara untuk menuju kelas nya, tapi dia mendengar teriakan ara yang kesakitan.
Diapun menerobos pintu dengan menendangnya.
Semua orang dikelas itu kaget dengan kedatang rey.
Saat rey masuk, kirana dan kayla langsung melepaskan ara. Sedangkan nesya seperti ketakutan, dia hanya tertunduk diam.
•••
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Yenta Yenta
asli lucu bnget
2020-02-11
2
Wiwik Nda ZahirAlea
hadeuuuuuuhhh jadi gatal tangan pingin ikut nonjok Nasya dkk ,,, cih berani nya kroyokan
2020-01-29
6
love u...
sang pahlawan datang...heeee
2019-10-16
6