Rey mengajak ara ketoko pakaian yang branded.
"Selamat datang tuan reynand. Ada yang bisa kami bantu?" Ucap salah satu pelayan yang menyapa dengan ramah.
"Iya. Gue minta tolong sama kalian, tolong carikan baju yang cocok untuk cewek ini, dan tolong dandani dia sedikit." Ujar rey pada pelayan itu.
"Hei aron jangan melongo aja, cepetan ikut mereka, gue tunggu disini.!"
"Baiklah bos reboy.. Hehe."
Ara mengikuti para pelayan tersebut untuk mengganti bajunya. Sedangkan reynand berkeliling mencari beberapa baju.
"Mba, tolong bungkus baju-baju dan sepatu ini ya, oh iya ada skin care untuk cewek gak?" Tanya rey pada kasir yang melayaninya.
"Baik tuan, ini skin care yang paling bagus ditoko kami, sudah banyak yang cocok memakai ini."
"Oke, bungkus aja semua. Berapa totalnya. Sekalian sama baju yang dipakek cewek itu tadi." Rey mengeluarkan kartu dari dompetnya.
"Oh baiklah tuan, itu ceweknya ya? Dia sangat cantik. Tuan sangat pengertian membelikannya baju sebanyak ini. Oh iya total semuanya 35juta."
"Baiklah, ini kredit card gue." Rey memberikan kartu untuk membayarnya.
Setelah membayar, rey menunggu ara yang masih di makeup. Beberapa menit kemudian ara muncul dengan penampilan yang berbeda, dengan gaun yang dia kenakan, dia terlihat anggun dan lebih dewasa.
"Reboy, ayo pergi, gue udah selesai nih." Ucap ara sambil berjalan mendekati rey.
Saat rey menoleh padanya, rey kaget melihat penampilan ara yang seperti perempuan itu ( selama ini gak pernah pakai gaun).
"Aron? Ini beneran lo? Lo kayak perempuan. Lo can..." Rey menghentikan ucapannya. Tidak mau memuji ara dengan lisan, cukup memujinya dalam hati, ntar dia GR.
"Hah? Ya ini gue lah, masa' jelmaan. Lo tuh otaknya rusak ya, gue memang perempuan, masa' dibilang kayak perempuan. Mata lo sumbing ya." Ketus ketus.
"Woi. Mana ada mata sumbing, yang ada tuh bibir yang sumbing. Dasar o'on. Udah yuk kita makan direstoran sebelah, dan ini, lo bawain. Taruh dulu didalam mobil." Rey memberikan bungkusan baju-baju dan sepatu yang tadi dia beli, tapi ara tidak tau apa isi dalam tas kecil tersebut.
"Mentang bos, sukanya merintah doang, padahal belanjaan sendiri, gue buang baru tau rasa lo." Ara menggerutu sepanjang jalan menuju mobil, dia pun menaruh barang-barang itu dimobil rey. Kemudian dia menyusul rey yang sudah menunggunya diluar restoran. Lalu mereka pun masuk.
Melihat rey membuka pintu restoran itu, para pelayan wanita pun menyerbu datang menjemput dan melayani rey dan ara.
"Selamat datang tuan reynand, ini pacar barunya ya? Silahkan duduk. Kita boleh minta foto dulu gak?" Ucap para pelayan itu sambil mengeluarkan hp nya untuk ber sua foto dengan rey satu persatu.
"Huh.. Gue diabaikan,, gue heran deh, kayaknya semua orang tuh pada kenal sama si reboy amatir itu, emang dia nya se-terkenal itu? Tiap masuk sana sini pasti selalu ada yang minta foto." Ara menggerutu, bosan menunggu rey, dia duduk sendirian dikursi makan.
Selang beberapa menit, akhirnya selesai juga pelayan itu minta foto. rey pun kembali duduk didekat ara
"Udah foto fotonya? Gue heran ya sama lo, selalu ada aja yang minta foto, memangnya lo tuh siapa sih? kok semua orang tu kenal gitu sama lo?" Ketus ara.
"Lo mau tau aja apa mau tau banget? Cari tau aja sendiri. Gue mau pesen makan dulu." Timpal rey cuek.
"Ggrrr.. Lo tu bener-bener ya, apa susahnya sih tinggal bilang aja!
gue udah pesan makanan nya."
"Loh, bukanya tadi siang lo juga bilang gitu sama gue pas gue nanya nama lo siapa? Kesel kan? Nah gue juga gitu. Cari tau aja sendirii, apa susah nya." Timpal rey.
"Ohh gitu? Baiklah, gue gak bakal nanya lagi, dan gue gak bakal mau ngomong lagi sama lo.!" Ucap ara sambil memalingkan wajahnya.
"Yakin?" Tanya rey melihat wajah ara
"Yakin lah!! Huh.."
"Ohh.. Oke.. Kita liat sampai berapa lama lo bertahan gak ngomong sama gue." Ucap rey menyeringai
"Hm.. " Jawab ara dengan singkat.
Makanan pun siap disajikan oleh para pelayan, mereka berdua makan dengan tenang, tanpa saling mencaci dan tidak bicara sama sekali, rey merasa sepi saat ara hanya diam, tidak ada topik yang ingin dibicarakan, sesekali dia melihat pada ara yang sedang makan dengan lahap, terkadang dia tersenyum melihat ara makan sambil cemberut itu.
"Wajah nya kayak bokong m*nyet." Ucap rey dalam hati sambil tertawa kecil.
Setelah selesai makan mereka kemudian masuk ke mobil dan bergegas pulang.
Kali ini ara tidak duduk didepan, karna dia sedang tidak akur sama rey (emang nya selama ini akur?)
Ara sedang tidak ingin berbicara pada rey, dia memilih duduk dikursi belakang.
"Aduh.. Ada apa nih basah-basah dikursi mobil?." Gumam ara sambil meraba kursi. Dia pun mencari sumber dari penyebab basah tersebut.
"Wahh.. Es krim nya cair. Aduhh es krim gue. Sayang banget!" Ara meraba es krim yang sudah cair itu.
"Udah buang aja!" Ucap rey dari depan. Ara hanya diam.
"Lo beneran mau duduk dibelakang? Kursi nya basah loh, perjalanan kita lumayan jauh baru sampai rumah."
Ara pun masih tetap diam. Kemudian rey menyala kan mobilnya. "Ya udah kalau gak mau pindah depan, kita jalan aja sekarang."
"Ehh tunggu!! Gue mau pindah." Dengan cepat ara keluar dan pindah kedepan disamping rey yang menyetir itu.
Rey hanya tersenyum dan mengemudikan mobilnya.
Karna ara hanya diam, dia pun merasa mengantuk, sayup-sayup matanya mulai redup hingga dia terlelap, mungkin karna seharian ini terlalu banyak kegiatan yang dia lakukan membuatnya lelah.
Rey melihat kearahnya yang sedang tertidur itu, ia pun mengecilkan volume musiknya dan mengecilkan AC mobil nya.
Sebelum sampai dirumah, rey mampir sebentar ketoko es krim yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahnya, dia membeli beberapa es krim rasa stroberi untuk menggantikan es krim ara yang sudah cair, kemudian dia berlanjut nyetir menuju rumahnya.
Setelah tiba, rey membangun kan ara.
"Aron, bangun weii.!! Kita udah sampai nih." Teriak rey sambil menggoyangkan tubuh ara. Tapi ara masih tidak bergeming, walau sudah berulang kali rey menggoyangkan tubuhnya.
Tiba-tiba ara berteriak dan langsung berdiri dalam mobil. "Aaahhhh...!!" Suaranya sangat kencang membuat rey kaget.
Geedebuukk!! Suara yang lumayan keras. Ternyata kepala ara kejedot atap mobil karna dia tiba-tiba berdiri.
"Haha,, dia mimpi apa sih?" Rey kaget sekaligus bingung dan lucu, dia langsung tertawa melihat ara yang tengah kesakitan itu.
"Aron! Lo ngapain? Lo mimpi? sampai ngos-ngosan gitu, Haha..."
"Huff..huff.. Duhh kepala gue sakit banget! Iya.. Gue kira tadi gue jatoh dari rusun, ternyata cuma mimpi. gue udah deg-degan, jantung gue hampir loncat keluar." Jawab ara sambil mengelus kepalanya.
Rey menghentikan tawanya. "Ternyata dia masih trauma karna mau terjatuh tadi siang."
"Udah yuk turun, kita udah sampai nih." Rey membuka pintu mobilnya dan langsung turun, mengambil semua barang belanjaan dan membawanya masuk, sedangkan ara masih berdiam didalam mobil.
Rey menghentikan langkahnya, ditangannya penuh tas-tas kecil berisi barang belanjaan tadi.
"Woii Aron! Buruan masuk, ngapain lagi lo dalam mobil, barang-barang nya udah gue bawa semua nih, cepetan keluar!!" Teriak rey.
Ara membuka kaca jendela mobil. "Sabar weii, nafas gue masih berterbangan, gue mau ngumpulin nyawa gue dulu." Timpalnya kesal.
Rey heran dengan yang dikatakan ara. "'Hah? Ngumpulin nyawa? Emangnya nyawa lo ada banyak ya. Hahhaa.. Dasar cewek aneh. Serah lo deh, gue mau masuk!" Rey pergi meninggalkan ara masuk kedalam rumah.
"Mang.!! Mang dimas, tolong masukin mobil ke garasi ya. Masih ada ara disana, suruh dia masuk!" Ucap rey pada salah satu scurity dirumahnya.
"Baik den." Sahut mang dimas dari kejauhan.
Tidak lama kemudian, ara masuk melangkah dengan perlahan, wajahnya tertunduk lesu.
"Gimana? Udah ngumpul semua nyawa lo? " Tanya rey sambil tertawa geli.
Ara tidak menghiraukannya, dia berlalu melewati rey yang sedang duduk disofa ruang keluarga itu.
"Heii mau kemana lo.?" Tanya rey mencoba menghentikan ara, tapi ara masih lanjut berjalan kayak mayat hidup, jalan tanpa tujuan yang jelas dengan tatapan kosong.
"Woi aron!, gue udah beliin es krim stroberi yang baru nih, ntar cair lagi." Teriak rey.
Mendengar es krim stroberi itu, lampu-lampu yang ada dalam tubuh ara langsung menyala, wajahnya kembali terang ceria, senyumnya kembali hadir. Dia pun menghentikan langkahnya dan membalikan badannya, lalu mendekat dan duduk disamping rey.
"Heh, lo tuh gak kuat ya kalau udah denger es krim stroberi, dasar bocah. Nih es krim lo, dan barang-barang ini semua punya lo."
Ara yang tadinya memilih membungkam mulut nya, seketika gemboknya terbuka,
"Hah buat gue? Emangnya ini apaan?, bukannya tadi lo yang beli.?" Timpal ara sambil membuka es krim.
"Udah buka aja. Eh bentar, mending lo makan dulu es krimnya, trus sisanya lo taruh di kulkas, setelah itu baru lo buka belanjaan ini, biar gak kotor." Ucap rey sambil main game di hp nya.
Beberapa menit berlalu, ara sudah melakukan apa yang dikatakan rey, kemudian dia membuka isi tas-tas itu.
Ara kaget dengan mata terbelalak.
"Hah? Baju? Banyak banget? Ini juga, ada shampo, lotion, deodoran dan segala macam makeup. Banyak banget, gimana cara gue makai nya. Hah? Ada sepatu-sepatu juga, heels? Ngapain lo beliin gue barang kayak gini, ntar gue dikira matre." Ucap ara bingung.
"Udah, gue bilang pakek ya pakek, jangan banyak bacot, lo jangan GR dulu, gue beliin semua ini bukan karna gue tulus mau beliin lo, lagian gue gak mau asisten pribadi gue terlihat kumuh, kucel dan kampungan, apa kata orang sekampus!." Ketus rey cuek, tanpa menatap ara, dia sibuk dengan game nya.
"Ohh jadi gitu? Baiklah, makasih! Gue gak perlu barang ini, lo kasih aja sama cewek-cewek lo yang tiap hari ngantri itu." Pungkas ara dengan cemberut, tapi rey tidak menghiraukannya sama sekali.
"Woyy reboy amatir! lo denger gue ngomong gak sih!" Teriak ara dengan kesal.
"Lo sibuk ngapain sih?. Dari tadi liat hp mulu." Tanya ara sambil mengintip hp rey.
"Gue lagi maen game mobile legend."
"Hah mobil legen?" Tanya ara bingung
"Mobile Legend, Bacanya mobail lejen, bukan mobil legen, pakai J bukan G." Jelas rey kesal.
"Mobil Legen?" Ucap ara mengikuti kata rey.
"Mobail lejen woii mobail lejen baca nya! kesel gue. Lo tuh bene- bener bodoh ya,, belajar lagi sono lo bahasa inggris nya. Bikin gue gak fokus main aja." Pungkas rey kesal.
"Ya udah ih gak usah marah-marah juga kale, bodo' amat, mau mobil legen kek, mau apa kek, serah lo. Dahh gue mau tidur dulu. Dan ini barang-barang ini lo ambil lagi aja." Ara mengembalikan barang yang dibelikan oleh rey.
"Oh, jadi lo gak mau pakek barang yang gue beliin.?" Rey berdiri meletak kan hp nya diatas meja.
"Ya udah kalau lo gak mau pakek semua ini, lo gak usah jadi asisten dan pembantu gue lagi, tapi lo harus bayar utang lo." Ucap rey kesal.
"Dih muka nya, udah kayak terong rebus, cemberut nya gak beraturan."
"Oke oke.. Gue terima, gue terima, makasih ya bos reboy." Ucap ara sambil membawa semua barangnya pergi, dari belakang rey, dia menjulur kan lidahnya mengejek rey.
"Hei, mau kemana lo?" Tanya rey tegas.
"Mau kekamar lah, gue capek, gue mau tidur." Jawab ara masih terus berjalan.
"Emangnya lo udah tau kamar lo dimana?"
"Eh!." Ara menghentikan langkah nya
"Belum." Jawab ara cuek.
Rey pun hanya geleng kepala.
•••
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤
🤣🤣🤣🤣 Lama" si Rey jadi punya darah tinggi kalo terus"an sama Ara🤣🤣🤣
2021-02-11
0
Septia nizha
ngakak bngt,, beruntung bngt ya ara dapet bos baik gitu
2020-04-27
1
TitinOla Djaitalsa
sumpah kocak banget buat tertawa terus , anak saya pikir mamanya sudah gila kali yaaaa 😃😃😃😃😃
2020-02-24
6