Beberapa menit menunggu ara. Rey sudah tidak sabar dengan tingkahnya.
"Heii gadis udik, kesabaran gue udah abis ya, kalau lo masih gak mau ngomong, kalian bayar sendiri makanannya." Ucap rey kesal.
"Iya.. iya, ,lama-lama mulut lo kayak ikan mujaer ya, memangnya ada apa lagi sih?, kan tadi pagi sepatu lo udah gue elap kan?."
Rey melapaskan sepatunya dan meletakkannya diatas meja.
"Nihh lo liat!. Lo ngelapnya pakek apa? Warnanya berubah coklat, kotor, lecet lagi. Kamu tau harga sepatu ini berapa hah?" Bentak rey kesal.
"Palingan juga 150 ribu doang." Jawab ara dengan santai dan menaikan kedua bahunya.
"150 ribu kepala lo gepeng.!" Rey menjentik kening ara dengan telunjuknya.
"Perasaan kepala gue bulat lonjong". Gumam ara dengan kedua tangannya memegang kepala.
"Asal lo tau, harga sepatu ini 200 juta.!" Ucap rey sambil menepuk sepatunya.
Ara terbelalak kaget. "Weew.!! 200 juta? Itu duit semua?" Tanya ara ragu-ragu sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Iya lah ,, emangnya bisa beli sepatu pakek daun! Liat nih sepatu gue pada lecet, walau dibersihkan juga gak bisa bagus lagi, pokoknya lo harus ganti baru!." Rey terlihat kesal karna sepatunya rusak.
"Hah? Kalau gue tau harganya semahal gitu, gak akan gue elap pakek kain kusut tadi. Gimana nih?" Gumam ara bersuara kecil.
"Heii apa yang lo gumamkan? pokoknya lo ganti, kalau gak bisa semuanya, setengahnya aja. Gimana?"
Ricky yang sedari tadi diam, ia pun berdiri dengan kesal. "Hei lo kelewatan ya, lo pikir kita ini orang kaya? Ara mana ada uang segitu banyak, untuk biaya kuliah aja dia harus kerja sampingan." Ricky membentak rey yang semena-mena pada sahabatnya itu.
"Iya, kita aja tinggal di rusun, masa lo tega sama ara. Udah, ikhlasin aja ya, please. Lo kan orang kaya, lo bisa beli baru lagi kan?" Sahut adelia kemudian.
"Gak bisa!! Walau gue orang kaya, tapi gue dibatasi buat ngeluarin uang sebanyak itu, kalian pikirin lah gimana caranya biar bisa ngumpulin uang."
Ara gugup, baru kali ini dia bisa terjerat masalah uang yang sangat besar, dia bingung, sambil berpikir gimana cara supaya bisa keluar dari masalah ini.
"Um.. Gue gak tau harus gimana, gue bakal lakuin apa aja deh biar gue bisa bayar duit lo, tapi gue harus kerja, jadi gue bayarnya nyicil aja ya. Gimana?" Ujar ara gugup dan menundukkan kepala.
Tiba-tiba muncul lampu kuning di benak rey, pertanda dia mempunyai ide. "Aaa. Gimana kalau lo jadi pembantu dan asisten pribadi gue. Ntar gue bayar 10 juta per bulan, tapi harus dipotong setengahnya buat ganti utang lo. Jadi gaji lo tinggal lima juta, gimana?" Rey tersenyum tipis pada ara,
"What?? Lima juta? mana cukup buat idup gue, bayar sewa rusun aja, tiap bulan, belum bayar kuliah, makan minum. Mau dikemanain uang segitu? Kira-kira dong kalau mau ngasih orang kerja! dasar idiot!." Ara berdiri dari kursinya, marah pada rey dan menunjuk mukanya dengan kesal.
Padahal dalam hatinya seneng banget tuh dapet gaji segitu.
Rey pun berdiri juga menghadap ke ara. "Siapa yang idiot hah?" Ucap rey sambil menjentikkan telunjuknya dikening ara.
"Udah sukur lo gue kasih kerja, cukup gak cukup itu kan urusan lo. Lagian lo gak usah tinggal dirusun lagi.
Lo harus tinggal dirumah gue, jadi lo gak usah bayar sewa lagi."
"Hah? Tinggal dirumah lo? Gak mau! Mending gue tinggal dirusun dari pada harus tinggal bersama lo, bisa-bisa gue jadi kurus kering kayak tokek panggang." Jawab ara dan kembali duduk dikursinya.
"Iya, kita juga gak mau kalau ara harus tinggal dengan orang kayak lo." Sahut aznie.
"Oh jadi begitu?, ya udah kalau gitu gue minta ganti 100 juta itu sekarang juga!" Ucap rey sambil menepuk meja.
"Hah??" Ara dan temannya kaget. Hanya bisa diam.
"Iya deh gue mau!, tapi jangan kecil amat gitu lah gajinya, naikin dikit ya." Ucap ara menghadap rey, menggodanya dengan mengedipkan mata, membuat matanya menjadi imut.
Dih apaan sih ni cewek, kayak ikan piranha. "Ya udah gue tambah tiga juta lagi, gimana deal?" Rey memberikan tangannya pada ara.
"Deal.. Hehe.." Sahut ara cengengesan, mereka membuat kesepakatan dengan berjabat tangan.
"Nah, jadi mulai hari ini, lo sudah resmi jadi pembantu dan asisten pribadi gue, ngerti!"
"Siap bos.!" Jawab ara tegas.
"Ayo guys kita pergi." Ucap rey pada keempat teman sekaligus bodyguardnya itu, mereka pun pergi meninggalkan kantin kampus.
"Weekk.." Ara memelet kan lidahnya dan menarik kantung mata kanannya kearah rey yang sedang berjalan.
Rey menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang, menatap ara dengan mata tajamnya sambil memicingkan sebelah alisnya. Kemudian dia berlanjut pergi
"Fiuuhh.. Untung deh dia udah pergi, Apes banget ya gue bisa ketemu orang kayak gitu, ganteng tapi hanya diluar." Gerutu ara sambil mengelus dada.
Tiba-tiba ada tiga cewek yang datang menghampiri mereka yang masih duduk dibangku kantin.
"Wah.. Wah,, gak nyangka ya, kita bisa bertemu lagi dikampus yang sama setelah di SMA yang sama juga, emangnya kampus disini tuh cuma ini doang ya? Kok ada ya orang-orang miskin yang bisa masuk kesini, dihari pertama aja udah bikin masalah haha." Ujar salah satu cewek tersebut.
Nesya, Kirana dan Kayla, mereka adalah orang yang sangat membenci ara dan temannya sejak dibangku SMA, awal mula mereka bermusuhan karna satu cowok.
Nesya menyukai cowok tampan bernama "Alvin". Namun alvin tidak pernah menanggapi Neysa, karna alvin hanya menyukai ara sampai saat ini, tapi ara tidak peka, dan tidak tau kalau alvin menyukainya sejak SMA, karna cowok dan cewek itu sama dimata ara. Semua dianggapnya hanya teman. Ya namanya orang yang gak pernah jatuh cinta, ya gitu deh.
Ricky dan yang lainnya juga kaget melihat ketiga cewek itu.
"Mau apa kalian? Jangan coba mengganggu ara lagi, kalau aja kita tau kalian itu kuliah disini juga, gak bakal kita mau masuk kekampus ini." Bentak ricky berusaha melindungi ara.
"Wooww. Ada pahlawan kesiangan nih.. Haha. Kita gak akan ganggu kalian kok, asal kalian menjauh dari alvin.
Lagian disini sudah banyak musuh baru kalian." Jawab nesya dengan sombong.
"Mari kita pergi guys, gak perlu lama-lama ngobrol sama orang udik kayak mereka, tanpa kita bully, mereka udah sengsara dengan musuh barunya haha." Mereka bertiga meninggalkan ara serta temannya.
"Ampun deh, ketemu lagi sama tiga kuyang. gak inget apa mereka pernah gue ceburin di got dulu." Gerutu ara heran.
_
Waktu pulang kampus, ara dan temannya berjalan menuju keluar gerbang. Kemudian muncul mobil mewah berwarna hitam yang berhenti disamping mereka.
"Woii cewek o'on!, cepat naik sini?" Teriak rey dari jendela mobilnya.
"Dih ngapain sih tuh orang, dia manggil siapa ya?" Tanya ara, dia tidak mempedulikan rey, karna ia tidak merasa dipanggil.
"Dasar gadis idiot! dia pura-pura gak dengar ya." Rey menggertakkan giginya sambil membuka pintu mobil. Lalu ia keluar dan bersandar duduk didepan mobilnya.
"Heii asistenku.! Cepat kesini!" Ucapnya memanggil ara, karna dia belum mengetahui namanya.
"Eh.. Ternyata dia manggil gue?" Tanya ara pada temannya.
"Iya, ,dia manggil lo tuh, buruan kesana." Sahut aznie.
Kemudian ara melangkah menuju rey dengan buru-buru.
Sudah hampir mendekat pada rey, tiba-tiba dia tersandung batu besar didepannya, membuatnya sempoyongan dan terjatuh.
Beruntung rey sempat menangkapnya.
Tersadar dia berada dipelukan rey, ara pun langsung melepaskan diri dan berdiri tegak.
"Aduh. !! Kaki gue! Siapa sih yang naruh batu disitu?, ganggu orang jalan aja.
Dasar batu gak punya kaki! minggir kek kalau ada orang lewat." Gumam ara sambil memegang kakinya yang sedikit terluka.
"Dasar cewek aneh, yang salah tuh elo gak liat-liat jalan, batu itu udah bertahun-tahun tertanam disitu, malah lo salahin dia. Makanya kalau jalan liatin kebawah, jangan melongo kayak piranha!. Udah jelek, bodoh, o'on, udik, sembrono pula." Ucap rey mengejek ara.
"Heh. Lengkap amat lo ngehina gue ya? Gue sumpahin lo cinta mati sama gue, secinta cintanya sampai lo gila karna mencintai gue." Timpal ara kesal.
"Hahaha. Cinta sama lo? idihh, ngebayanginnya aja udah kriting otak gue. Gak banget, pengen muntah gue dengernya." Rey tertawa lepas merasa geli dengan ucapan ara yang tidak masuk akal baginya.
"Dih. Lucu ya?? Nyampe gede banget tuh mulut ketawa. Awas ntar mobil lo kesedot!." Ucap ara merasa heran dengan apa yang ditertawakan rey.
Rey menghentikan tawanya seketika dan kembali kemode dingin. "Ehem.. Ayo naik ke mobil gue!." Rey menarik tangan ara memaksa untuk masuk kemobilnya.
"Hah? Mau ngapain? Gue mau pulang, temen gue udah nunggu tuh!" Ara berontak melepaskan tangan rey.
"Hei lo lupa ya?, tadi gue udah bilang, mulai hari ini lo udah jadi pembantu gue. Ayo cepetan naik!." Rey menarik tangan ara kembali.
"Ohh iya gue lupa, tapi kan gue mesti pulang dulu, gue mau ganti baju!!" Teriak ara sembari melepaskan tangan rey yang memegangnya terlalu kuat.
"Gak perlu!! ntar pake celemek aja, lagian dirumah gue ada baju khusus pembantu, buruan naik!" Rey memaksa ara, menariknya kedalam mobil.
"Aduhh!! Sakit bodoh! Gue bisa naik sendiri gak perlu lo tarik, jadi cowok kok kasar banget." Gerutu ara sambil menggosok pergelangan tangannya yang memerah.
"Guys! Maaf ya gue gak bisa pulang bareng kalian, gue dipaksa sama ****** liar buat ikut dia, doain biar nanti gue pulang dalam keadaan selamat , gue pergi dulu ya, bye..
Kalian jangan merindukan gue ya." Ara berpamitan pada temannya lewat kaca jendela mobil reynand.
"Ara apaan sih, siapa juga yang merindukan dia, malahan lebih bagus kalau gak ada dia, gak terlalu berisik, tapi juga sepi." Ucap aznie pada ricky dan adelia.
"Iya, udah yuk kita pulang."
Saat mereka melangkah keluar gerbang kampus, tiba-tiba didepan ada mobil berwarna merah yang sedang parkir.
"Mobil ini? Kayaknya gue kenal." Pikir ricky.
Orang itu keluar dari mobilnya dan menghampiri mereka.
"Alvin? lo kuliah disini juga? Kok gak bilang-bilang, kalau gue tau, kita bisa barengan aja kan!" Tanya ricky heran pada teman SMAnya itu.
"Iya ki. Gue udah daftar lebih dulu dari kalian, eh, ara kemana?" Tanya alvin melihat sekitar.
"Em.. Itu.. " Ricky bingung harus bilang apa pada alvin, kalau alvin tau ara bekerja dirumah rey bisa-bisa alvin dan rey jadi musuhan, dan itu gak baik buat ara.
"Ara sekarang kerja part time, jadi tadi dia langsung pergi buru-buru, kita juga belum tau dia kerja apa." Sahut adelia dengan cepat untuk menutupinya.
"Oh jadi begitu, baiklah. Sekarang kalian masuk kemobil, biar gue antar pulang, sekalian gue mau tau kalian tinggal dimana." Ucap alvin sambil membukakan pintu mobilnya.
"Ehh. Boleh kah?" Tanya ricky
"Tentu dong! Kita sudah berteman sejak SMA, jangan terlalu sungkan, kalian juga bukan pertama kalinya naik mobil gue. Buruan naik gih."
"Baik lah, makasih vin."
"iya."
_
Diwaktu bersamaan, ara bersama rey masih dalam perjalanan menuju rumah rey yang jaraknya agak jauh dari kampus.
"Hei berani lo ya ngatain gue bodoh dan ****** liar tadi?." Ujar rey dengan tatapan kesal.
"Emang iya kan?" Jawab ara dengan santai.
"Yang ada tuh o yang bodoh. Dan lo adalah anj*ng peliharaan gue sekarang. Lo harus nurut apa kata gue, kalau gak, gue gak akan bayar gaji lo."
"lu hurus nurut upu kutu guwu, kulu guk, guwu guk ukun buyur guju lu." Ujar ara meniru gaya bicara rey dengan mulut monyongnya.
"Dih, mulutnya kayak mulut itik." Gumam rey menahan tawa.
•••
BERSAMBUNG...
Jangan lupa Like dan tambahkan ke pavorite
Terimakasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤
🤣🤣🤣🤣🤣Kalo mulutnya Ara kayak itik langsung sosor aja Rey🤣🤣🤣🤣
2021-02-10
0
Wiwik Jaya Kartika
lanjuuuut..
2020-02-21
1
Yanti Yanti
hmmmmmm
2020-02-04
1