Beberapa menit kemudian, rey kembali lagi menemui ara dengan beberapa plastik yang berisi makanan ditangannya.
"Woyy cewek jelek, bangun!! Sudah sore nih, tidur dibangku aja bisa sepulas ini. Hoii aron bangun!!" Rey menggoyangkan tubuh ara dengan kuat. Perlahan mata ara terbuka, dia kaget melihat ada rey disana, dan matahari sudah tidak terlihat lagi.
"Reboy? Ngapain lo kesini? lo nyariin gue?" Tanya ara sambil menggosok matanya.
"Iya, gue nyariin lo, kirain lo kabur." Jawab rey dengan santai.
"Lo bodoh ya, gimana caranya gue kabur coba, tempat ini aja gue baru kali ini menginjakkan kaki. Dan apa lagi tuh yang lo sebut Aron tadi hah?"
"Aron itu adalah Ara o'on!." Timpal rey tertawa kecil.
"Hah? lo seenak jidat aja ya ganti nama orang. Nama gue Zahra Adora, inget!! Jangan asal aja ngasih orang nama." Pungkas ara geram.
"Ohh gitu! Lo pikir, lo gak seenaknya aja ganti nama orang! Lo panggil gue reboy tuh apaan? Nama gue Reynand Albert, nama yang paling keren dari yang terkeren, ngerti!"
"Ho'ohh. serah elu!. Gue mau masuk, laper! Gue mau makan!!" Ara berlalu melangkah pergi. Namun rey menarik tangannya.
"Woi aron, lo gak liat gue bawa apaan?. gue udah susah-susah beliin buat lo, disini ada es krim stroberinya nih ntar cair." Ucap rey sambil mengangkat kantong plastik yang ia bawa.
Ara menghentikan langkahnya dan berbalik badan. "Wahh es krim stroberi. Mana? Sini.." Ara langsung membuka plastik tersebut dan mencari es krim stroberi didalamnya.
"Nah ketemu, gue paling suka sama es krim stroberi, coba aja lo belinya banyakan. Umm yammmii.. Eh, tapi dari mana lo tau kalau gue suka es krim stroberi? lo peramal ya kayak Dillan gitu?" Ujar ara yang gak jelas karna mulutnya terisi es krim.
"Ho'ohh peramal gundul mu?"Jawab rey sambil menjentik kening ara.
"Woi gue punya rambut pe'ak!!" Teriak ara sambil memegang keningnya dari kena jentikan telunjuk rey.
"Lo bilang gue pe'ak? Mau gue geprek kepala o hah? Biar jadi gepeng."
"Silahkan aja kalau bisa! lo gak liat apa kepala lo tuh gak rata kayak gitu." Ujar ara menunjuk kepala rey sambil menjilati es krim yang meleleh ditangannya.
"Hah? Kepala tuh gak ada yang rata o'on!emangnya kepala lo yang bulat." Sahut rey geram.
"Apa?? " Ara memegang kepalanya sambil meraba perlahan.
"Kepala gue gak bulat weii,, yang bulat itu labu kuning. Lo tau? Labu kuning yang biasa di helloween itu?"
"Iya gue tau. Labu kuning yang punya mata sama mulut itu kan? yang kayak setan itu?" Jawab rey santai.
"Nah iya, yang bisa nyala dan bisa jalan itu, haha. tiap helloween muncul tuh dia, laris amat yang jualan tuh labu. Hahaha." Ara terbahak sampai tersedak.
"Iya.. Bener.. Bener.. Kadang labunya juga serem. Haahaha." Sahut rey ikut tertawa
Tanpa sadar, rey dan ara tertawa terbahak-bahak, hingga keduanya tersadar, kemudian sama-sama diam dan saling menatap.
Kecanggungan pun terjadi, mereka berdiri saling natap, gak gerak. Kayak manusia batu, tapi bernyawa,
Ceplukkk..!
Es krim ditangan ara terjatuh karna mencair, suasana itu langsung berubah.
"Waahh.. Es krim gue.. Kan jatoh! Coba beli dua tadi reboy. Hikss." Ara memungut es krimnya tapi tinggal stiknya doang, esnya sudah meleleh.
"Woii jangan lebay, es krim doang, ntar gue beliin sama tokonya sekalian, biar lo bisa mati ditumpukan es krim, supaya lo tenang." Pungkas rey heran melihat ara yang sok sedih melihat es krimnya jatoh.
"Lo nyumpahin gue mati? Walaupun beneran gue mati, gue gak akan abis-abisnya ngerjain lo.
Udah ahh gue mau masuk, mau makan, gak kenyang gue kalau gak makan nasi."
Ara berlalu meninggalkan rey.
"Woii aron,,, tunggu!!" Rey menyusulnya dan menghentikan langkahnya,
"Ada apa lagi sih reboy.?" Ucap ara berbalik badan.
"Ini sudah sore, kamu ngemil aja dulu, ntar malam kita makan bareng." Ucap rey menatap ara.
"Hah? baiklah.. Baiklah,, tapi sekarang antar dulu gue pulang kerusun buat ambil pakaian gue, terus beliin gue es krim stroberi lagi."
"Iya.. Iya bawel. Udah yuk masuk, lo ganti dulu baju pelayan itu, baru kita pergi." Rey menarik tangan ara.
_
Beberapa menit kemudian, ara dan rey berangkat menuju rusun tempat ara dan temannya tinggal.
Setelah tiba, ara membuka pintunya dengan kunci cadangan yang dia punya.
Ara kaget melihat kamarnya kosong. "Hah. Kemana mereka? kok pada ngilang? apa mereka ninggalin gue?" Mata ara mulai berkaca kaca.
"Atau jangan-jangan mereka ditelan mahluk penunggu kamar ini?. ah tidak! Guys, kalian dimana?. "Teriak ara meneteskan air mata.
Rey juga ikut heran. "Woi aron, lo punya hp kan? Kenapa gak telpon aja."
"Ah iya, gue lupa. hehe." Sahut ara sambil mengelap air matanya yang hanya setetes itu. Kemudian dia menghubungi adelia.
"Dasar gadis bodoh, gak salah gue namain lo aron!" Rey bergumam sambil menunggu ara menelpon temannya.
Beberapa saat kemudian.
"Reboy, ternyata mereka pindah ke apartemennya alvin, kita kesana yuk.
Ricky udah ngirim lokasinya, tapi gue gak ngerti yang beginian." Ucap ara sambil menunjukan layar hpnya.
"Ya iyalah, otak lo kecil gitu, mana bisa ngerti yang beginian, sini hp lo biar gue yang cari." Rey merebut hp ditangan ara.
"Hp zaman kapan ini? Jadul amat." Ejek rey saat melihat hp ara.
"Gak usah banyak bacot lo, untung-untung gue punya hp.
Ayo kita pergi, ngapain lagi nungguin rumah kosong ini, ntar ada sesuatunya lagi."
Ara dan rey pun keluar dari kamar rusun itu.
"Hati-hati, tangga itu banyak lumut, ntar kepleset." Ucap ara sambil melangkah pergi. Rey pun mengiring dari belakang ara.
"Ini rusun apa gudang sih, jorok amat" Gumam rey sambil berjalan.
Tangga yang berlumut dan tidak memiliki pegangan tangan itu membuat ara harus berhati-hati melewatinya, dia pun melepaskan sepatunya karna takut terpeleset.
Tapi saat dia mengangkat sebelah kakinya. kaki yang satunya lagi goyang dan tak seimbang, ara pun hampir terjatuh, beruntung rey sempat menangkap tangannya.
"Aron bodoh, lo sembrono amat ya!, gimana kalau lo jatoh dari lantai tiga ini, bisa mati lo.
Ntar orang nuduh gue yang membunuh lo, dasar o'on. Lo bikin jantung gue hampir copot tau gak."
Teriak rey emosi. tangannya masih mendekap tubuh ara yang hampir jatoh itu, ara tidak bergeming mendengar ocehan rey, tubuhnya gemetar karna dia hampir saja jatuh, kakinya tadi sempat menjuntai kebawah.
Rey menghentikan ocehannya saat merasakan tubuh ara bergetar.
Tangan ara langsung dingin, kakinya tak henti gemetaran.
Rey menatap wajah ara yang pucat dan masih memejamkan matanya. Tanpa pikir panjang, rey langsung menggendongnya dan membawanya turun, lalu masuk kedalam mobilnya.
"Heii ara, bangun, kita sudah dalam mobil nih" Ucap rey, namun ara masih memeluk rey dengan kencang, tanpa mengeluarkan satu kata pun.
"Woii bangun, gimana caranya gue mau nyetir kalau lo gak lepasin gue." Teriak rey berusaha melepaskan pelukan ara.
"Rey. Gue mohon, tolong gue, kali ini aja. Gue takut banget, izinin gue meluk lo bentar aja. Hiks." Ara menangis dalam pelukan rey, dia tidak sanggup membuka matanya, bayangan hampir jatuh itu masih teringat jelas dibenak ara.
"Haiss.. Gadis ini, baiklah." Rey menyetujui membiarkan ara memeluknya erat, dia pun menelpon temannya untuk mengemudikan mobilnya.
Beberapa menit kemudian poldi datang menghampiri mobil rey.
"Bos. Ada ap... " Poldi menghentikan ucapanya melihat rey berpelukan bersama ara.
"Bos, bukannya dia asisten pribadimu itu?." Tanya poldi kaget.
"Ssttt!! Jangan berisik, dia sedang tertidur, kayaknya dia trauma, tadi dia hampir jatoh dari rusun itu, tubuhnya sampai gemetaran. Ayo kita jalan!."
"Baik bos. Kita kemana bos?" Tanya poldi sambil menyalakan mobilnya.
"Cari tempat es krim yang paling besar dan enak."
"Baik bos."
_
Setelah tiba ditoko es krim yang, rey langsung membangunkan ara.
"Hei bangun!" Ucap rey sambil mencubit pipi ara dengan kuat.
"Aduhh.. Sakit tau,, kenapa harus cubit sih?" Perlahan ara membuka matanya, saat sadar dia berada dalam pelukan rey, dia pun langsung melepaskan diri.
"Ehh. Lo ngapain gue?, kenapa lo meluk gue? lo mau berniat jahat ya sama gue?" Teriak ara sambil menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya.
"Lo tuh bener-bener o'on ya!" Ucap rey sambil menjentikkan jarinya dikening ara.
"Dasar gak tau terima kasih, Lo lupa? Lo sendiri yang maksa meluk gue sampai kaki gue keram. Lo gak sadar udah nangis didada gue sampai baju gue basah?. masih nuduh gue yang macem-macem lagi."
"Eh.. Iya kah? kirain tadi gue cuma mimpi. Hehe. Maaf ya reboy, maaf banget, makasih banyak ya." Ucap ara tersenyum manis menatap rey sambil memeluk tangannya.
Deg.. Deg.. Jantung rey berdegup kencang.
"Iya deh,, udah yuk kita keluar, tuh didepan ada toko es krim yang gede, tadi kamu bilang mau beli es krim." Rey menunjuk lewat jendela mobilnya
"Ohmaigad!. Ini tuh bener-bener toko es krim yang paling gede, bagus, indah, cantik yang pernah gue lihat." Ucap ara sambil melongo.
"Dih lebay amat sih loh, dasar udik. Udah yuk turun."
"Eh. Reboy! Sepatu gue sebelahnya mana? Kok gak ada?" Tanya ara sambil celingak-celinguk mencari sepatunya.
"Hah.? Mungkin tinggal dirusun tadi.
Tadi tuh lo hampir pingsan, gue yang gendong lo dari atas sampai bawah, mana sempat gue liat sepatu lo masih ada atau nggak. Udah biarin aja, gak usah pakek sepatu."
"Masa' nyeker sih? lo kira gue ayam, malu lah." Jawab ara nyinyir.
"Hais.. Lo tuh ngerepotin ya. Berapa ukuran sepatu Lo?" Rey kembali lagi masuk kedalam mobil.
"Size 37." Jawab ara singkat.
Ngapain coba nanya ukuran sepatu?
Kemudian rey memberikan sebuah credit card pada poldi. "Lo tau kan apa yang harus lo lakuin?, gue beri waktu 10 menit." Ucapnya pada poldi.
"Baik bos." Poldi pun pergi sambil berlari.
Beberapa menit kemudian. Poldi kembali dengan sebuah kotak dalam kantong plastik yang dia bawa, dan diberikannya pada rey.
"Ini bos."
"Baiklah, terimakasih."
"Aron! Nih pakai sekarang!" Rey memberikan kantong itu pada ara.
"Eh, apaan ini? Tanya ara bingung.
"Udah. buka aja, cepetan pakek, udah hampir malam, kita masih harus ke mana itu."
"Eh sepatu? Kapan lo beli nya?" Tanya ara sambil menggunakan sepatunya.
"Tadi gue nyuruh poldi yang beli."
"Wahh! warnanya putih ping, cantik banget, kok lo tuh tau semuanya yang gue suka. Kayaknya lo tu beneran dilan ya yang bisa ngeramal." Ucap ara yang baru saja selesai memakai sepatunya.
"Ho'oh beneran dilan, dilan-da emosi kalau selalu dekat ko. Udah cepetan keluar."
Rey dan ara turun dari mobil dan menuju kekafe es krim tersebut.
"Wah.. Tempatnya bagus banget, rame banget. Es krimnya gede banget. semuanya pake banget!" Ara celingak-celinguk melihat sekitar.
"Udah ngeliat nya? Ayo duduk sini, jangan kayak orang kampung, malu-maluin aja."
"Iya.. Iya, bawel, gak bisa liat orang seneng dikit." Ara pun duduk dikursi berhadapan dengan rey.
Disana banyak sekali pasangan yang terlihat sangat romantis, mereka makan, ngobrol sambil bercanda. Sedangkan ara dan rey, selalu kayak kucing sama ******, gak pernah akur.
•••
BERSAMBUNG...
Jangan lipa like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Rʜᴀʀᴀᴀ ᴘᴜᴛᴛʀɪɪ Aɴɢɢʀᴀᴇɴɪɪ 💕
rey suka ara nih..
2020-08-27
1
A7T
ckakakakakakakk
asik serrrrrrrrrrrr
2020-03-18
1
Sari
emng cm.jahil yaaa gk.ada kelanjutan nya lg
2020-02-25
3