Seorang gadis remaja sederhana dari kota kecil, yang kerap dipanggil ARA, berumur 18 tahun, berparas lumayan cantik, dengan rambut sedikit ikal berwarna coklat gelap dan pipi sedikit cabi. (cabi loh ya, bukan cabe)
Ia pergi kekota besar diibu kota untuk melanjutkan sekolah di universitas xx bersama tiga sahabatnya yaitu Adelia, Aznie, dan Ricky.
Beberapa hari sebelum kekampus, mereka berempat mencari kosan kesana kemari, muter-muter kayak racun nyamuk, dan akhirnya ketemu dengan rumah susun, untung masih ada yang kosong, yaaa.. Lumayan kecil lah, tapi cukup untuk bertiga.
Sedangkan ricky enak banget, karna tinggal sendirian disebelah mereka.
Terpaksa deh tinggal disini, karna kosan gak ada yang murah dan gak ada yang dekat dengan kampus,
Hari pertama ngampus, mereka melongo, bengong, melotot, melihat kampus baru mereka yang gede, bertingkat, besar, lebar.
Ara memandanginya tanpa berkedip, kakinya melangkah tanpa melihat kedepan, yang dia lihat hanya keatas. Melihat kampusnya yang bertingkat.
Ehh.. Apa yang menghalangiku?
Tanya ara dalam hati. Ternyata ada seorang cowok yang tepat dihadapannya.
"Heii. Ngapain Lo menghalangi jalan?!" Tanya ara dengan mata melotot kearah cowok itu.
"Harusnya gue yang tanya, nih! Lo injek sepatu gue!" Timpal cowok itu dengan menunjukan sepatunya yang masih terinjak ara,
"Hah? Kirain tadi gue nginjek batu". Ara berbisik kecil. Dan langsung mengangkat kakinya. Bekas telapak sepatu ara tertinggal disepatu cowok tersebut.
"Tuh kan jadi kotor sepatu gue!, makanya jalan tuh pakek mata dong, liat kedepan!." Bentak cowok itu dengan tatapan tajam melihat sinis kepada ara.
"Hah? Jalan pakai kaki kale!! Masa' iya pakek mata, kan aneh kalau mata berjalan." Jawab ara dengan wajah yang seperti tidak bersalah. Teman teman ara tertawa kecil dengan menutup mulut mendengar ara yang berdebat dengan cowok itu.
Hmm dia benar juga ya, jalan itu pakai kaki.
Pikir cowok itu dalam hati dengan muka menunduk sambil menopang dagu.
"Banyak omong Lu ya!. Sekarang bersihin sepatu gue." Bentak cowok itu melotot kan matanya pada ara.
Dih wajahnya serem amat, kayak pembunuh.
"Gak mau! Tadi gue gak sengaja!, gue hanya perlu minta maaf oke. !" Jawab ara, dan melangkah pergi.
Cowok itu menarik tangan ara dan membuat ara jatuh didepannya. "Cepat bersihkan sepatu gue. !!" Bentak cowok tersebut sambil menekan bahu ara.
Merasa takut dan bersalah, ara pun mau membersihkan sepatu orang itu, demi mempercepat penyelesaian masalah.
Emm. Pakek apa ya ngelap nya? Batin ara. Kebetulan dia melihat kain kusam dan kucel didekat nya.
Hehe, pakai ini aja. Ucapnya dalam hati sambil menjulurkan lidahnya.
"Niihh.! ! Udah selesai, gue mau pergi sekarang." Ketus ara sambil berlalu.
Belum sempat cowok itu melihat sepatunya, tiba-tiba gerombolan cewek datang menghampirinya, hanya untuk selfi doang.
"Hei, urusan kita belum selesai ya, siang nanti gue tunggu lo dikantin, awas kalo lo gak dateng, gue cari sampai pelosok. Ngerti.!!" Teriak cowok tersebut ditengah kerumunan kaum hawa.
"Weekk.. Siapa peduli. !" Ucap ara dengan menjulurkan lidahnya dan menarik mata bawahnya.
"Guys, kita kekelas yukk."
"Ayookk.." Teman ara pun turut mengikitinya
_
Saat masuk kedalam kampus, ara dan temannya melihat segerombolan cewek-cewek berdesakan berkerumun kayak rebutan air bersih.
"Mereka ngapain sih, ngerumunin apa?" Tanya ara pada teman-temannya. mereka terhambat tidak bisa lewat.
"Gak tau ! Lagi ngantri sembako kali." Jawab adelia.
"Hei, kak boleh nanya, ada apa ya didepan kok rame gitu teriak -teriak juga, kayak lagi demo." Tanya ara pada seorang gadis yang kebetulan lewat didekatnya.
"Oh itu, para cewek itu sedang ngantri buat bersalaman dan minta foto bareng sama reynand. Kamu pasti murid baru ya?."
"Iya, kita baru masuk hari ini setelah ospek kemarin. Reynand itu siapa ya? Kok kayak artis terkenal gitu pakek ngantri buat foto sama dia." Pungkas aznie heran.
"Rey itu cowok paling kaya, keren dan ganteng dikampus ini, dia susah untuk ditemui, karna dia ada jalan khusus dan kelas pribadi disini, makanya orang jarang melihat dia, mereka berlomba untuk mendapatkan cintanya." Jelas gadis tersebut.
"Cuihh.. Sampai segitunya sama cowok!! Diihh gak banget, palingan masih gantengan guling gue." Ketus ara sinis.
"Eh.. Lo juga gak suka sama dia ya?, kalau gitu kita sama, hehe. Gue juga gak suka sama dia, orangnya sombong, dan cuek. Dia itu seangkatan sama gue, sering kelas bareng. oh iya, kenalin nama gue zeline, ini nomor hp gue, biar kita bisa berteman." Ucapnya sambil menunjukan nomornya pada ara.
"Oke.. Makasih ya, nanti gue chat, kita pergi dulu ya."
"Baiklah.. Daahh."
Ara dan yang lainnya berdiri tegak lurus melihat human yang ribut gak jelas didepannya.
"Huhh.. Sudah beberapa menit menunggu tapi lorong kelas ini masih padat kayak jalan macet, dasar cewek murahan, liat cowok gitu aja harus menghilangkan harga diri." Gumam ara kesal.
Seorang dosen wanita datang hendak masuk kelas. Ara pun menghentikannya sejenak.
"Ehh.. Buk, maaf nanya, siapa ya reynand yang sedang dikerumuni para cewek itu? emangnya gak ditegur apa sudah membuat onar dikampus, mau jalan aja susah." Tanya ara pada dosen yang sedang melintas didekatnya itu.
"Oh reynand itu orang terpopuler dikampus ini, semenjak dia masuk universitas ini setahun yang lalu, kampus ini selalu banyak murid mendaftar, kita tidak bisa menegurnya, karna orang tuanya berinvestasi sangat besar di universitas ini, dan mengembangkan kampus hingga sebesar ini." Jelas dosen itu pada ara.
"Ohh gitu, baiklah terimakasih ya buk, silahkan lanjutkan jalannya."
"Hei guys, gue penasaran siapa sih reynand itu, kayak mana sih mukanya." Tanya ara pada temannya.
"Ya udah kita terobos aja deh, kalo mau nunggu sepi, lama dong. biar gue yang lindungin kalian." Ujar Ricky,
"Oke, gue suka kalau menentang. Hehe." Ara menyeringai jahat.
Mereka berempat, memaksakan diri menerobos mahluk pecinta orang tamvan itu, dorong-mendorong, berdesak-desakan. Perlahan mereka bergeser melewati para cewek itu.
"Huff.. Huuf.. Nafas gue kayaknya udah putus-putus nih, gue udah gak bisa nahan lama-lama disini, pengap banget, mana bauk bawang bombai semua." Ucap ara pada temannya dalam kerumunan itu.
Gubraakkk! !!
Ara terpental karna didorong oleh cewek itu. Dia memejamkan mata karna takut merasakan sakit. "Ehh. Kok gak sakit, umm.. Wangi banget!" Gumam ara dengan nada kecil.
"Heii..ngapain lu merem kayak gitu, minggir.!!"
Ara kaget mendengar suara itu, ia pun membuka matanya dengan lebar.
"Hah? Elo?? Ngapain lu meluk-meluk gue?awas.!!." Ara langsung menjauh dari orang tersebut.
"Yang ada elo tiba-tiba jatuh dan meluk gue, pede banget Lo. Pergi sana!!" Cowok itu mendorong ara pada temannya.
Cewek-cewek disana merasa geram, dan menatap ara dengan tatapan tajam.
"Heii kau cewek udik, beraninya lo peluk-peluk rey kita. Kita aja jaga jarak, mau gue lempar kelaut Lo.!!" Ucap salah satu cewek yang jengkel pada ara dengan mata melotot.
Ohh. ternyata reynand tuh dia. idiih nih cewek, mulut udah kayak congor bebek, kalau aja disini gak rame, udah gue colok pakai sedotan es mata lo.
"Oke oke.. Slow kak, gue pergi, hehe.." Ara dan temannya dengan cepat meninggalkan segerombolan orang itu.
_
Saat jam makan siang.
"Guys, kita makan dikantin luar aja yook. Lumayan ngirit uang," Tutur Ricky pada temanya,
"Boleh deh, yook kita pergi." Jawab aznie. Mereka pun pergi kekantin diluar kampus, karna harga lebih murah, dan juga lebih sepi, jadi lebih nyaman buat makan.
"Eh Ra, bukannya tadi pagi lo disuruh kekantin kampus ya sama si reynand itu?" Tanya adelia pada ara yang sedang menyeruput mie dihadapannya itu.
"Ngapain juga del gue harus dengerin dia, mentang dia berkuasa disini gak bisa seenaknya ngatur gue." Jawab ara dengan santai. "Gak usah dipikirin, ayo makan lagi."
Terdengar suara langkah kaki yang berisik dari belakang ara. Tiba-tiba orang itu menarik tangan ara.
"Heii apa-apaan ini,? Gak liat orang lagi makan?, main tarik aja!" Bentak ara pada dua orang yang berotot kembung kayak balon itu,
"Kami kesini disuruh bos buat bawa lo kekantin kampus, mau membahas masalah yang tadi pagi belum kelar." Jelasnya pada ara.
"Apa lagi sih yang belum kelar, yang ada, gue yang belum kelar makan." Ketusa ara cuek.
"Nanti makan lagi saja disana, biar bos yang bayar." Timpal orang tersebut.
Ara pun berpikir sejenak.
Hehe.. Terbesit sedikit akal licik dibenak ara. "Oke kalau gitu, ntar gue mesen makan yang banyak, dan semua temen gue ikut juga kesana. Kalau mereka gak ikut, gue gak mau kesana."
Dua orang tersebut kebingungan, saling bersenggol bahu, dan saling bertanya,
"Gimana nih?"
"Ya udah biarin aja, dari pada nanti kita yang dimarah." Ucap mereka berbisik.
"Oke. Gak masalah temen lo ikut, cepat ikuti kami."
"Hehe.. Baiklah." Ara menyeringai senang.
Setibanya dikantin dalam kampus. Rey sudah menunggu santai.
"Bos, ini ceweknya."
"Hm." Jawab rey singkat.
Ara dan temannya langsung duduk dikursi yang kosong didekat rey.
"Hei, siapa yang nyuruh kalian duduk disini?terutama lo cewek udik!." Ucap rey dengan kasar.
"Gak ada yang nyuruh! Ini kan kantin, bukan rumah lo, dan gue memang udik, tapi gue cantik kok." Jawab ara pede.
"Hahaha.. Cantik dari mananya kayak gini,? muka bulet kayak es mochi, rambut berantakan kayak sabut kelapa, kusut kasat, jauh dari kata cantik, nilainya rendah dari yang paling rendah yaitu -Z (minus z)." Rey tertawa lepas sambil melihat ara dari atas sampai bawah dengan teliti.
"Ohh.. Berani lo hina gue!, mau gue kupas kulit lo hah!! Jangan mentang lo ganteng, mau seenaknya ngatain orang!, dasar cowok amatir,!" Ucap ara dengan menunujuk wajah rey.
"Heii mbak, sini dong." Ara memanggil pelayan kantin yang sedang lewat itu.
"Guys, silahkan pesen makanan sebanyaknya." Perintah ara pada tiga temnnya.
"Rey yang bayar ya mba, tadi dia sudah janji. Hehe." Ucap ara sambil menepuk pundak rey.
"Heii apaapan lo?. Siapa yang bilang kayak gitu?" Tanya rey molotot pada ara.
"Tuh.. Bodyguard yang dibelakang lu." Jawab ara sambil menunjuk dua orang yang menjemputnya tadi.
"Emm.. Biar kita jelasin nanti bos." Bisik bodyguard dibelakang rey.
"Haiss!! Ya sudah lah.." Ucap rey sambil menepuk keningnya.
Setelah ara dan temannya selesai makan, mereka merasa sangat kenyang, perut pun menjadi buncit kayak kucing lagi bunting.
"Udah makan nya? Kenyang? Sekarang kita urus dulu masalah kita." Ucap rey pada ara yang sudh tidak bisa bergerak kekenyangan.
"Hei guys, udah berapa lama ya kita gak makan sekenyang ini?, selama ini kita ngirit banget." Ucap ara pada temannya tanpa mempedulikan rey.
"Woii cewek udik.! Lo denger gue ngomong gak sih?" Bentak rey pada ara yang duduk bersandar dikursi makannya.
"Gue denger woi, gak usah teriak gitu juga kale, urusan apalah itu ntar aja!, perut gue lagi berat nih kayak ada sesuatu yang ngeganjel."
"Ya iyalah ,penuh dengan nasi gitu gimana nggak ganjel, dasar cewek aneh, bodoh, o'on lagi." Timpal rey sambil menunjuk perut ara yang kembung itu.
"Lo keterlaluan banget ya ngehina gue, kalau aja gue gak lagi kekenyangan gini, udah gue kepang tuh bibir. Ketus ara menunjuk ke bibir rey,
"Lo kira bibir gue rambut? Dasar cewek udik! udah kayak balon pelampung aja badan lo.!"
"Serah badan gue!."
Perseteruan itu tetap berlanjut sampai ara lapar lagi.
•••
BERSAMBUNG...
Jangan lupa LIKE & VOTE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 Ara bikin orang sakit perut
2021-02-10
0
Sazia Almira Santoso
kayak tomi jeri
2021-01-30
0
Rʜᴀʀᴀᴀ ᴘᴜᴛᴛʀɪɪ Aɴɢɢʀᴀᴇɴɪɪ 💕
bikin ngakak 🤣🤣
2020-08-27
1