Sulis kini berada di mobil ayahnya, saat sampai di dekat kantor ayahnya, Sulis minta diturunkan.
"Ayah, ingat! Ayah harus pura-pura tidak kenal aku! Jangan turunkan perintah buat nerima aku juga! Aku pokoknya mau kerja dengan kemampuan aku sendiri! Ayah paham tidak?" Sulis memberikan ultimatum kepada Ayahnya dengan semangat.
"Iya, sayang! Ayah paham. Udah sana masuk. Ayah mau urus keperluan ayah yang lain dulu." Sulis lalu keluar dan berjalan kaki ke arah kantor ayahnya, Sulis sudah berkeringat, karena memang jarak dia berjalan kaki agak lumayan jauh, sekitar 100 meter. Sulis tidak mau ada anak buah ayahnya yang melihat dirinya berkendara bersama dengan ayahnya.
"Wah, kalau begini terus setiap hari, bisa langsing aku! Ya Allah, maafkan Baim ya Allah, baru jalan segini udah lelah sekali!" rengek Sulis karena kelelahan. Sulis menggunakan sepatu high hell yang tingginya 15 cm, pantas saja kalau kakinya merasa sakit dan bengkak.
"Ayah kira-kira pergi kemana ya? Sudah sampai ke kantor atau belum ya?" tanya Sulis sambil berjalan. Sulis memperbaiki riasannya yang kacau gara-gara keringat.
"Ya Allah, jalan kaki ternyata sangat melelahkan!" dasar memang Sulis, anak papih yang selalu hidup di manjakan. Baru jalan segitu sudah heboh.
"Maaf, apa ada yang bisa saya bantu?" tiba-tiba seorang pria menyapa Sulis, pria itu menurunkan kaca mobilnya dan menyapa Sulis yang kini duduk di trotoar. Istirahat karena lelah.
"Bisa, Mas! Apa boleh aku nebeng sampai ke perusahaan Iswara Group?" tanya Sulis tanpa rasa malu. Capai bestie! rintih Sulis dalam hati.
"Iya, ayo! Kebetulan aku juga mau kesana! Masuklah!" pria baik hati itu lalu membukakan pintu di samping dirinya.
Tapi Sulis malah menutup pintu depan tersebut, lalu membuka pintu belakang. Sontak pria tersebut merasa heran dengan kelakuan Sulis.
"Aku bukan supir kamu, loh!" protesnya.
"Aku juga bukan istri kamu, loh!" jawab Sulis asal jeblak saja. Jawaban Sulis sukses membuat pria tampan tersebut melongo takjub.
"Apakah aku hanya boleh duduk bersebelahan dalam mobil dengan istriku? Aku masih single, berarti selamanya kursi di sampingku ini harus kosong?" tanya pria itu menatap Sulis dari kaca spion depan.
"Ya gak gitu juga, kamu bisa duduk bersebelahan dengan adikmu, kakakmu, ibumu, tunanganmu, atau siapapun yang kamu mau. Tapi orang itu bukan aku, pastinya!" jawab Sulis yakin.
"Kenapa orang itu bukan kamu?" pria itu semakin penasaran dengan jawaban Sulis tadi.
"Karena aku gak mau jadi istri kamu!" ucap Sulis dengan senyum tengilnya.
"Hehehe, kamu sungguh lucu! Emang siapa yang sedang melamar kamu?" ucap pria tampan itu.
"Oh, enggak, yah? Ya maaf, kalau salah!" ucap Sulis dengan senyum tak berdosa nya.
"Ya Allah, ini cobaan atau ujian? Masih pagi sudah ketemu perempuan gila!" lirih pria tampan itu.
"Apa kau bilang?" tanya Sulis auto melotot, dirinya dibilang perempuan gila.
"Gak bilang apa-apa, ayo kita langsung berangkat saja. Aku sudah terlambat masuk kerja gara-gara kamu!" ucap pria itu tak menghiraukan protes Sulis di belakangnya. Dia menyalakan mesin mobilnya dan langsung masuk area parkir Perusahaan Iswara Group.
Sementara itu, ayahnya Sulis yang sudah duluan datang langsung memanggil manager personalia untuk datang ke kantornya.
"Apa ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Bu Sita, manager personalia.
"Bu Sita, nanti ada seorang gadis bernama Sulis yang akan melamar kerja, nanti dites ya, bikin dia sampe nangis-nangis gitu, kalau belum nangis, gak boleh di terima, ok?" Bu Sita tampak melongo dengan instruksi aneh dari bos tampannya tersebut. Wajah herannya sungguh lucu, sehingga Bayu jadi terpingkal-pingkal.
"Apa ada yang lucu, Pak?" Bu Sita jadi salah tingkah di buatnya, masih pagi sudah lihat pesona bos tampannya.
"Gak apa-apa, kamu turuti saja perintah saya tadi. Buat Sulis menangis, baru di terima. Ok?" ujar Bayu lagi.
"Kalau sampai akhir, Sulis gak nangis juga bagaimana pak?" tanya Bu Sita bingung.
"Ya, itu tugas Bu Sita bikin dia nangis. Dia guling-guling lebih bagus. Nanti saya kasih bonus buat Bu Sita!" Bayu tersenyum licik, Bu Sita sudah merinding dibuatnya.
"Baiklah, Pak! Akan saya usahakan wanita bernama Sulis itu nangis sampai guling-guling! Sesuai perintah Anda!" Bu Sita lalu keluar ruangan Bayu dengan mata heran.
"Punya dosa apa perempuan bernama Sulis itu ya, sampai bikin Pak Bos jadi jahat kaya gitu? Kasihan sekali, baru mau kerja sudah dikerjain kaya gitu. Dasar Pak Bos! Ganteng-ganteng otaknya geser kayanya! Jadi gandeng kaya gitu!" ucap Bu Sita prihatin dengan nasib Sulis.
Sementara itu, di kantornya, Bayu sudah tertawa terbahak-bahak membayangkan putrinya akan dikerjain habis-habisan oleh karyawannya.
"Ayah mau lihat, seberapa hebat kekuatan mental Putri ayah, sang pewaris Iswara Group!" Bayu lalu memperhatikan layar LCD dihadapannya. Menampakkan kedatangan putrinya bersama seorang pria tampan.
"Eh, bagaimana bisa, Sulis datang bersama Adrian?" tanya Bayu masih fokus dengan CCTV yang langsung tersambung ke kantornya. Sultan mah bebas ya, mau kerja atau kagak. Hadeh!!!
Sulis langsung menuju resepsionis dan mengatakan tujuan kedatangan dirinya. Adrian tampak memperhatikan Sulis dengan seksama.
"Apakah kau akan melamar pekerjaan?" tanya Adrian masih memperhatikan Sulis.
"Iya, apakah kau bekerja disini juga?" tanya Sulis.
"Ya, kebetulan aku salah satu Direktur personalia disini. Apa kamu butuh bantuan ku?" tanya Adrian.
"Perkenalkan, nama saya Sulis. Nama Anda siapa?" tanya Sulis, berusaha ramah.
"Nama saya Adrian Abimana. Senang berkenalan dengan Anda!" Sulis tampak terkejut.
"Adrian Abimana? Pewaris Abimana Group?" Sulis nampak syock! Tapi sontak Adrian membekap mulut Sulis, dan membawa keluar dari gedung perkantoran tersebut.
"Dari mana kamu tahu, kalau aku pewaris Abimana Group?" tanya Adrian masih kaget.
"Namamu setiap hari wara Wiri di tivi!" jawab Sulis dengan menatap intens wajah Adrian yang begitu tampan dan mempesona.
"Eh, tunggu! Kamu pewaris Abimana Group, kenapa malah nyasar di sini? Apakah kamu salah satu mata-mata industri yang dikirim Abimana Group di perusahaan ini?" tanya Sulis dengan heboh. Sontak mata Adrian membola, terheran-heran dengan daya imajinasi perempuan cantik di hadapannya.
"Papah aku pemegang saham terbesar nomor dua di perusahaan ini. Aku mewakili Abimana Group untuk bekerja dan mengawasi kinerja perusahaan ini. Kamu paham sekarang? Jangan asal nuduh kamu!" protes Adrian.
Eh, tunggu dulu! Kalian pasti heran ya, kenapa ada Adrian disini? Ya betul, Adrian Abimana ini adalah anaknya Kesya Aprillia dan Andika Abimana yang ceritanya ada di assalamualaikum ustadz ku.
Kisah di novel ini menceritakan masa dewasa Adrian Abimana, jalan Adrian bertemu dengan jodohnya, lebih tepatnya. Hehehe.
"Kalau aku melamar pekerjaan disini, apa kau akan menerimaku?" tanya Sulis.
"Tergantung!" jawab Adrian dengan senyum tengilnya yang malah bikin Sulis jadi gemes.
"Kalau kamu menolak lamaran aku, aku akan teriak di sini, bilang kalau kamu adalah mata-mata Abimana Group!" ancam Sulis dengan tatapan horor yang mencekam.
"Aku akan menerima lamaran kamu, tapi bukankah lebih bagus kalau perempuan itu di lamar ya, sama cowok?" tanya Adrian dengan usilnya.
"Apa? Siapa juga yang mau melamar kamu? Jangan GR ya!" ucap Sulis dengan ketus.
Disana, di ruangan Bayu, Bayu tampak tersenyum melihat interaksi Adrian dan Sulis, hatinya sangat bahagia. "Semoga mereka berjodoh, ya Allah!" doa Bayu dalam hatinya. Doa author juga. Hehehe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments