Begitu sampai di rumah, Fathu langsung mengunci kamarnya. Sapaan para santri dan asatizh yang kebetulan berpapasan dengan mereka sama sekali tidak di gubris oleh Fathu. Amira sudah keringat dingin. Takut dengan tatapan horor sang suami.
"Mas, maafkan, ya? Udah, dong! Jangan ngambek lagi! Maafkan, Amira!" Rajuk Amira gak tahan melihat suaminya hanya diam saja sejak dari di mobil tadi. Amira merasa seperti akan kejatuhan bom Nagasaki rasanya.
"Kamu tahu kalau kamu salah?" tanya Fathu lirih. Menatap wajah istrinya yang semakin menundukkan kepalanya. Amira sudah menangis.
"Maafkan Amira, Mas! Amira janji, lain kali gak akan berdua dengan Om Bayu lagi!" ucap Amira bergetar suaranya karena merasa takut.
"Mas hanya ingin, kamu mampu menjaga Marwah kamu sebagai seorang istri. Itu saja!" ucap Fathu pelan, kini dia duduk di sebelah Istrinya.
"Maafkan, kalau Mas sudah bikin kamu ketakutan. Mas gak mau nanti kamu kena fitnah karena berduaan dengan pria yang bukan mahram kamu. Bukan hanya dengan Bayu, kamu harus menghindari berduaan, tapi dengan semua pria. Hanya Mas yang boleh berdua sama kamu, kamu paham?" tanya Fathu sambil menatap wajah istrinya yang mulai sembab karena menangis.
"Iya, Mas! Amira paham, maafkan ya?" tanya Amira lagi, sambil menyembunyikan wajahnya di dada suaminya. Hati Amira sungguh tenang, mendengar alasan sang suami.
"Sayang, tapi kamu harus tetap dapat hukuman, loh! Kamu udah pergi keluar tanpa ijin Mas!" ucap Fathu dengan wajah horornya. Menginterupsi sang istri yang kini lesu kembali.
"Hukuman nya apa, Mas? Jangan berat-berat ya, kan Amira baru satu kali ini doang, melanggar aturan Mas!" ucap Amira dengan manja.
"Ini hukumannya!" ucap Fathu yang langsung ******* bibir istrinya yang sedang monyong. Gemes soalnya. Amira memang selalu sukses membuat hati Fathu tidak karuan.
Tadi sebenarnya jadwal mengajar Fathu sampai jam lima sore, tapi dia sudah rindu sekali dengan istrinya. Makanya dia hanya meninggalkan tugas makalah untuk para mahasiswa nya. Dia langsung meluncur pulang ke rumahnya.
Tapi di perjalanan pulang, dirinya ingat kalau tadi pagi Umynya pesan minta di belikan apel Malang. jadilah Fathu berhenti di depan toko buah, yang lokasinya tidak jauh dari pondok pesantren.
Saat dirinya akan masuk ke mobil, tanpa sengaja dirinya melihat Amira yang begitu dekat dengan Bayu, tampaknya itu adalah saat Bayu membantu Amira melepaskan seat belt. Darah Fathu sudah mendidih karena cemburu, tapi sebisanya dirinya menahan, agar tidak membuat keributan.
Niatnya tadi mau marah, tapi melihat Amira yang sudah ketakutan bahkan sampai menitikan air mata, tiba-tiba hati Fathu jadi gak tega. Istri kecilnya begitu lembut dan polos, tidak mungkin berbuat macam-macam. Sikaap positif itulah yang di sugesti kan ke alam bawah sadar Fathu, sehingga kemarahan tidak sampai membakar hatinya. Sehingga tadi di hadapan Bayu, dirinya bisa tersenyum manis. Tapi tetap saja, jiwa kompetensi tidak bisa lepas dari seorang lelaki. Fathu ingin menunjukkan kepada Bayu. Bahwa dirinya adalah pemilik Amira, suami Amira. Sehingga tanpa malu dan canggung, dirinya mencium sekilas bibir Amira dan memeluk pinggang Amira secara posesif. Fathu ingin menunjukkan daerah teritorial kepada Bayu.
'Sungguh menggelikan, ternyata aku bisa bersikap konyol seperti ini!' rutuk Fathu sepanjang perjalanan pulang tadi. Makanya tadi Fathu terus diam. Amira mengira Fathu sedang marah, padahal tidak. Fathu sedang merutuki dirinya sendiri karena terlalu bucin dengan Amira.
'Baru nikah seminggu doang, tingakt bucin ku sudah seakut ini. Aduh, sudah gak bisa tertolong diriku ini!' Fathu terus saja bermonolog sendiri.
"Mas, udah dong, aku gak bisa bernafas ini! Kamu terlalu ganas!" rajut Amira sambil memukul dada Fathu yang masih belum mau melepaskan pagutan bibirnya. Sudah rasa kebas bibirnya, tapi belum ada hilal bahwa Fathu akan mengakhiri ciuman panasnya.
'Duh, laki gue kalau udah cemburu, gini amat ya?' bathin Amira berusaha mencari oksigen.
"Mmmmuuaachhhhh" Amira kehabisan nafasnya.
Fathu akhirnya melepaskan bibir Amira, dia tersenyum saat melihat bibir istrinya sampai bengkak karena hasil karyanya.
"Dasar suami mesum!" ucap Amira sambil memukul dada bidang Fathu. Fathu tersenyum melihat Amira yang terus merajuk manja dengan kelakuan dirinya yang sewenang-wenang.
Fathu menatap sayu sang istri, rasa cintanya teramat besar untuk istrinya, sungguh tidak rela kalau melihat Amira begitu dekat dengan pria lain.
Fathu kembali ******* bibir Amira yang terlihat bengkak. Tapi hal itu malah membuat hati Fathu semakin gemas. Amira hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan oleh suaminya. Hati Amira sungguh telah terpaut kepada suaminya.
Di luar hujan masih mengguyur bumi, menambah suasana romantis di kamar pengantin baru tersebut. Amira makin mencintai suaminya, tiada penyesalan dalam hatinya, menerima pernikahan karena paksaan ayahnya yang sedang sekarat.
Fathu adalah type suami yang baik dan pengertian. Amira seperti menemukan sosok ayah, kakak, adik dan suami dalam pribadi Fathu yang selalu memahami dirinya yang masih labil. Maklumlah namanya anak ABG, baru lulus SMA, sudah begitu, sejak kecil Mamahnya sudah pergi menghadap yang maha kuasa.
"Jangan lakukan hal tadi lagi, ya? Mas cemburu!" ucap Fathu saat mereka selesai berolahraga di sore itu, ya, masalah rumah tangga memang paling afdhol di selesaikan di atas ranjang. Dijamin mantul! Fathu lalu mengajak istrinya untuk mandi bersama. Biar cepat katanya. Mereka hampir ketinggalan sholat ashar.
"Ah, dasar suami mesum! Punya sejuta alasan buat bermanja-manja!" protes Amira.
"Bermanja-manja dengan istri itu pahalanya banyak sayang, malahan di anjurkan. Dengan kita memelihara hubungan harmonis dengan pasangan kita, maka hidup kita serasa di surga." ucap Fathu sambil mencium istrinya.
"Usah, dong sayang! Nanti ujung-ujungnya kita malah sholat Maghrib, bukannya sholat ashar!" Amira protes karena suaminya dari tadi gak mau melepaskan dirinya.
"Hehehe, kamu tahu aja niat Mas!" Fathu memang paling senang kalau godaain istrinya. Amira itu gemesin banget. Selalu bikin dirinya kangen.
Tok tok tok
Suara pintu kamar yang di ketuk dari luar. Fathu masih belum mau menyahut juga.
"Fathu, cepat keluar, di kasih makan istrinya! Jangan cuma kau garap terus! Nanti mantu Umy bisa mati kelaparan! Umy tuntut kau nanti!" ucap Umy di balik pintu.
"Iya, Umy! Fathu lagi mandi, bentar lagi keluar!" Fathu teriak di kamar mandi, biar suaranya sampai ke luar kamar. "Cepat! Itu Aby juga sudah menunggu kamu, ada yang mau di diskusikan sama kamu!" ucap Umy lagi.
"Iya, Umy. Sebentar!" Umy lalu pergi ke ruang tengah, suaminya sedang membaca Al-Quran. Murojaah. Keluarga Kiai Jamaludin Memang keluarga Hafizh, Umy dan Fathu sendiri seorang hafiz dan Hafizah. Mungkin hanya Amira yang bukan Hafizah di dalam keluarga ini.
Fathu segera menyelesaikan mandinya, lalu sholat ashar berjamaah dengan Amira, setelah itu mereka berdua ke ruang keluarga, menemui Aby dan Umy yang sudah menunggu mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐
masyallah teryata keluarga hafidz
2022-11-06
1