Setelah sholat, Fathu dan Amira kemudian menemui Aby dan Umy. Yang sudah menunggu mereka berdua.
"Ini pengantin baru, maunya mojok aja di kamar!" goda Umy sambil melambaikan tangannya pada Amira agar duduk dekat dengan nya.
"Suruh makan dulu Umy, ini sudah terlambat untuk makan siang!" Aby mengingatkan istrinya.
"Oh, ya, Umy jadi lupa. Makan dulu gih, itu Umy udah siapin makanan untuk kalian. Ayo Amira, jangan malu-malu, kamu harus makan, biar bisa layani maunya Fathu di ranjang. hehehe!" ucap Umy tanpa sensor sama sekali.
Amira tertunduk malu dengan apa yang dikatakan mertuanya. Fathu tersenyum sambil mengelus pipi merona sang istri.
"Umy kayak gak pernah muda aja. Hehehe!" ucap Fathu lalu mereka fokus makan. Aby sedang menunggu mereka untuk diskusi. Entah apa yang akan mereka diskusikan. Fathu juga penasaran.
Setelah makan, Fathu dan Amira menuju ruang keluarga, Aby masih fokus ber murajaah. Sampai Fathu dan Amira duduk di sampingnya, baru Aby berhenti. Melihat pengantin baru tersebut.
"Amira, apakah Fathu selama menjadi suami kamu, sewenang-wenang?" tanya Aby pelan.
"Tidak, Aby! Mas Fathu baik sekali dengan Amira!" jawab Amira, Fathu meremas tangan istrinya yang berkeringat dingin.
"Amira sayang, kalau Fathu berbuat jahat sama kamu, jangan takut buat laporkan sama Umy, ok? Nanti Umy ketok kepalanya!" ucap Umy bersemangat. Amira tersipu malu-malu.
"Iya, Umy, terima kasih!" ucap Amira.
"Fathu ini sejak kecil selalu di manjakan sama Aby. Kebiasaan maunya selalu di turuti. Maklumlah, namanya anak laki, Abynya ini penggemar beratnya Fathu. Jadi mau salah bagaimana selalu di bela. Tapi kamu gak usah takut, Umy pasti bela kamu kalau Fathu macam-macam sama kamu!" Amira tersenyum.
"Umy ini, jangan menistakan anak sendiri. Nanti kalau Amira jadi ilfell sama Fathu gimana? Umy mau tanggungjawab?" Fathu protes sama Umynya.
"Hehehe, kamu ada-ada aja!" Umy tertawa melihat Fathu yang misuh misuh. Lucu wajahnya.
"Ada apa, Aby? Kata Umy ada yang mau di diskusikan?" tanya Amira mulai serius.
"Bagaimana dengan kuliah kamu, Amira? Apa sudah mendaftar? Minta Fathu untuk antar kamu. Fathu, biar Amira daftar kuliah di tempat kamu saja. Supaya kamu gampang pantau dan antar jemputnya. Amira, apa ada universitas yang ingin kamu tuju, sayang?" tanya Aby dengar serius.
"Amira akan break dulu, Aby. Biar kita fokus bikin Baby dulu. Katanya, Aby pengen gendong cucu." ucap Fathu dengan senyum tengilnya.
"Itu mah maunya kamu, enak aja kau menjual nama Umy dan Aby. Amira, jangan dengerin Fathu. Walaupun kamu perempuan, kamu tetap harus berpendidikan yang tinggi. Umy dukung pokoknya!" Amira sangat bahagia melihat Umy sangat sayang kepadanya. Amira memeluk Umy dengan haru. Serasa menemukan sosok ibu yang selama ini tidak dia miliki. Amira menangis.
"Kanapa sayang? Apa Umy menyakiti hati kamu? Maafkan Umy kalau bikin kamu sedih!" Umy mengelus punggung Amira dengan lembut.
"Hiks hiks hiks!" Amira masih menangis, sekarang malah tambah kencang.
"Umy tanggungjawab loh, udah bikin istri Fathu menangis!" ucap Fathu mencoba menarik istrinya ke pelukannya. Tapi Amira keukeuh maunya di peluk sama Umynya.
"Amira, Mas yang suami kamu, loh! Kok kamu lebih milih peluk Umi sih?" Fathu protes tidak terima dengan Amira yang makin erat peluk Umy.
"Dasar Bucin tingkat akut! Umynya saja di cemburu in! Anak durhaka!" Umy gemes dengan kelakuan anaknya.
"Amira istriku, kenapa dia lebih milih peluk umy?" Fathu masih misuh misuh.
"Umy, gak usah ladenin Mas Fathu. Dia mah kaya gitu orangnya. Amira cuma boleh sama dia. Masa Amira main ke rumah Sulis aja, dia marah-marah, cuma gara-gara Amira di antarkan sama Om Bayu. Padahal kami gak ngapa-ngapain. Kebetulan saja. Om Bayu mau kembali ke kantor nya dan kebetulan satu arah. Tapi Mas Fathu marahin Amira Umy, Hiks hiks!" Amira nangis tambah kencang. Membuat Fathu jadi salah tingkah.
"Gak usah berlebihan Fathu, istri kamu juga butuh bergaul. Selama tidak bertentangan dengan syariat dan norma. Kamu jangan suka menindas istri kamu!" perintah Aby dengan wajah horor.
Fathu menunjukkan kepalanya. Merasa salah sudah bikin Amira menangis.
"Maafin Mas, ya?Sayang!" ucap Fathu mencoba deketin istrinya lagi. Tapi Amira masih betah dalam pelukan Umynya.
"Kamu lebih cinta sama Umy, daripada sama Mas?" tanya Fathu mulai dengan kekonyolannya.
"Umy, Amira nangis bukan gara-gara Mas Fathu. Amira nangis karena ingat Mamah. Selama ini Amira gak punya mamah. Terima kasih, karena umy udah baik dan mau nerima Amira. Kalau Amira punya salah, tolong di tegur Umy. Amira pasti akan memperbaiki diri. Jangan benci Amira. Amira pasti sedih kalau Umy benci dengan Amira. Hiks hiks!" Amira menangis lagi.
"Iya, sayang! Kamu bisa anggap Umy sebagai Umy kamu sendiri. Kalau Fathu menindas kamu, laporkan sama Umy, nanti Umy yang akan menegur Fathu. Gini-gini, Umy itu pawangnya suami kamu. Hehehe!" ucap Umy sambil tertawa.
"Jangan dengerin Umy Amira! Mas gak akan pernah menindas kamu, kok!" ucap Fathu membela dirinya sendiri.
"Awas saja, kalau kamu berani macam-macam sama Putri Umy! Tak ketok kepalamu!" ancam Umy. Fathu sudah ngeri-ngeri sedap dengan ancaman Umynya tercinta.
"Umy, udah dong, jangan ngebully Fathu terus. Sini balikin istri Fathu. Mau peluk juga!" akhirnya anak dan emaknya saling berebut Amira.
"Udah, kalian kalau bertemu selalu begitu! Umy, stop jahilin mereka berdua. Aby ada hal penting yang mau dibicarakan. Masalah masa depan Amira." Aby mulai dengan mode seriusnya.
"Bagaimana, Amira? Nanti Fathu akan membiayai semua kuliah dan kebutuhan kamu. Itu tanggung jawab suami kamu. Tugas kamu hanya belajar dan meraih impian kamu!" ucap Aby.
"Tidak Aby, Amira pokoknya tahun ini break dulu. Tahun depan baru boleh kuliah. Fathu ingin fokus punya baby dulu. Kalau nanti kuliah, kapan Fathu punya baby? Usia Fathu sudah 32 tahun Aby!" protes Fathu pada Abynya.
"Kamu gak bisa sewenang-wenang sama istri kamu. Harus bertanya juga. Apa keinginannya Amira! Fathu, Aby gak pernah ajarin kamu buat bersikap otoriter!" Aby sudah melotot marah.
"Maafkan, Fathu Aby!" Fathu menundukkan kepala.
'Ternyata pawangnya suamiku itu Aby, bukanlah Umy!' bathin Amira.
"Gak apa-apa Aby, beginilah nasibnya kalau menikah sama Om Om!" ucap Amira sambil terkekeh. Melihat ekspresi gemesin suaminya.
Fathu merasa gemes dengan istri kecilnya, ini kali ke dua Amira ngatain dirinya Om Om. 'Awas saja, nanti di kamar aku kasih hukuman!' ucap Fathu sambil tersenyum licik pada istrinya.
"Om Om? Hehehe!" Umy malah tertawa mendengar anaknya di katain Om Om.
"Ya, kan Umy? Papahnya Sulis, usianya sama dengan Mas Fathu sudah punya anak segede Sulis!" ucap Amira membela argumennya.
"Fathu ini, dia hanya fokus mondok dan kuliah, dulu di Mesir saja hampir 10 tahun. Jadi menikah lambat. Kamu maklumlah Amira. Anak Umy ini terlalu cinta sama agama, sampai lupa dengan dirinya, hanya asyik bercumbu dengan Alquran dan kitab-kitab nya saja." ucap Umy mencoba memberikan pengertian kepada menantunya.
"Iya, Umy. Amira paham. Amira juga cuma bercanda, kok. Maafkan Amira, ya Mas!" Amira lalu melompat ke pelukan suaminya, bergelayut manja pada suaminya.
"Ya sudah, kita putuskan begitu saja. Amira, turuti kemauan suami kamu. Semoga dalam setahun ini kamu bisa hamil, jadi tahun depan bisa daftar kuliah. Ayo, kita siap-siap, sebentar lagi mau Maghrib." mereka akhirnya bubar dan bersiap ke masjid. Amira memeluk suaminya dengan penuh cinta. Fathu jadi gemes melihat istrinya.
"Aku cinta sama kamu, sayang!" ucap Fathu saat keduanya sudah dalam kamar mereka.
"Aku juga cinta kamu, suamiku yang Om Om!" ucap Amira sambil tertawa.
"Awas kamu, ya! Ngatain Om Om terus!" Fathu mengejar Amira yang masih tertawa meledeknya.
"Mas, ayo kita sholat. Nanti ketinggalan jama'ah loh!" ucap Amira.
"Sayang, kamu sholat di rumah saja ya? Biar Mas yang sholat di masjid." ucap Fathu sambil mencium kening istrinya.
" Kenapa, Mas?" tanya Amira heran.
"Sebaik-baik sholat seorang wanita adalah di rumahnya. Kalau bisa di tempat gelap. Itu lebih baik daripada menjaga fitnah." ucap Fathu.
"Baiklah, sayang! Aku sholat di rumah. Udah sana, siap-siap, nanti ketinggalan jama'ah di masjid!" mereka berdua akhirnya bersiap untuk melaksanakan sholat Maghrib.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments