Sulis mengajak bertemu dengan Amira, tetapi Amira menolak untuk datang ke rumah Sulis lagi. Suaminya mengamuk kalau Amira ke sana lagi.
"Baiklah, aku akan datang ke rumahmu. Jangan pakai lama ya, nanti aku sekalian bantu loe beresin barang yang ada di rumah ayahmu."
"Baiklah, aku berangkat sekarang." ucap Amira.
"Kamu mau kemana, sayang?" tanya Fathu yang masih bersiap untuk berangkat ke kampus.
"Mau ke rumah ayah. Mau beres-beres, kemarin ada pasangan suami istri yang mau ngontrak rumah ayah. Dari pada kosong, jadi aku rencananya mau di kontrakan saja sama pasangan itu." ucap Amira sambil bersiap-siap. Amira sekarang sudah konsisten menggunakan hijab. Fathu sampai membawakan gamis banyak sekali yang di beli dari butik kakaknya.
"Kamu cantik sekali, sayang! Semoga kamu istiqamah menggunakan hijab, ya?" ucap Fathu dengan mata berbinar-binar. Melihat istrinya mau menuruti nasehatnya untuk pakai hijab.
"Emang aku gak cantik kalau gak pakai hijab?" tanya Amira sambil menatap sang suami.
"Kamu cantik, sayang! Lebih cantik kalau gak pakai apapun, tapi cukup di depan Mas aja ya!" bisik Fathu di telinga Amira lengkap dengan senyum tengilnya. Bikin Author jadi gemes deh!
"Ih, dasar suami mesum!" Amira memukul dada suamainya yang sudah siap berangkat ke kampus.
Suaminya kalau berangkat ke kampus menggunakan baju Koko dan peci putih. Tampan pokoknya. Amira jadi tambah cinta lihat sang suami yang super keren dimatanya.
"Ayo, Mas antar ke rumah ayah. Nanti kalau sudah pulang, telpon Mas ya, biar Mas jemput," pesan Fathu sambil mengecup kening sang istri.
"Nanti aku bisa di antar oleh Sulis, kan arah rumah dia searah ke mari. Mas yang tenang aja, kerjanya. Jangan cemas sama Amira! Aku cuma sama Sulis doang, ko!" Amira mengalungkan tangannya di leher sang suami. Mengecup bibir suaminya yang sudah jadi candunya.
"Sayang, kalau kau bersikap manis kayak gini, Mas gak jadi berangkat ke kampus, loh! Kamu harus bertanggung jawab sama Mas!" ucap Fathu memeluk pinggang Amira dengan gemes.
"Aku kangen terus sama kamu, sayang! Belum pergi tapi rasanya udah kangen, gak bisa jauh-jauh!" rajut Amira masih mengalungkan tangannya di leher suami tampannya.
"Ayo, Umy sama Aby pasti sudah menunggu kita untuk sarapan." Fathu mendorong tubuh Amira supaya mau keluar kamar. Amira tertawa dengan kelakuan suaminya yang makin gemesin.
"Pengantin baru, yang lain serasa ngontrak aja!" ucap Kakaknya Fathu yang kebetulan sedang main ke rumah orang tuanya.
"Kakak kapan datang?" tanya Fathu sambil duduk di kursi makan. Amira melayani suaminya dengan telaten."Terima kasih, sayang! Ayo kamu juga makan yang banyak! Supaya Fathu junior on the way! Mas udah gak sabar rasanya!" Fathu menatap istrinya yang kini tersipu malu.
"Nikmati bulan madu dulu, jangan langsung punya anak! Nanti kalau sudah punya anak, stress urus anak loe!" ucap Kakaknya lagi.
"Gak, kok! Pokoknya Fathu mau segera punya baby. Gak akan mundur walau selangkah!" ucap Fathu semangat!
"Kaya lagu aja! Dasar bucin!" cibir kakaknya yang hanya beda dua tahun itu.
Kak Ichsan tinggal di Bandung, mungkin ada keperluan dengan Aby, makanya tumben pagi-pagi sudah ada di sana.
Setelah makan sarapan mereka, Fathu dan Amira langsung berpamitan. Aby saat ini sedang pergi ke Bogor, mau meninjau pembangunan Pondok pesantren baru, yang rencananya mau di serahkan kepada Fathu untuk di kelola.
"Hati-hati, sayang ya! Jangan terlalu capai di luar. Menantu Umy gak usah melakukan apapun. Cukup bahagiakan anak Umy saja. Umy udah bahagia juga!" ucap Umy sambil mencium pipi Amira. Kasih sayang kedua orang tua Suaminya menjadi pelipur lara bagi Amira. Kehilangan ayahnya menjadi tidak terlalu membuat down dirinya. Tidak merasa sebatang kara di dunia ini.
"Nanti telpon, Mas! Kalau udah mau pulang!" ucap Fathu sambil mencium istrinya. Fathu lalu kembali masuk ke mobilnya.
Mereka berdua terlalu fokus dengan satu sama lain, sehingga tidak melihat kedatangan seorang pria yang saat ini sedang menatap nanar ke arah Amira. Setelah Fathu pergi, dan Amira masuk ke teras ayahnya. Pria itu mendekati Amira.
"Amira, apa kabarmu?" tanya seseorang itu.
"Mas Erik? Kenapa kamu ada di sini, Mas?" tanya Amira bingung. Amira melihat ke sekeliling. Mencari Sulis, tapi tidak Amira ketemukan.
"Tadi Sulis sudah datang, tapi Mas suruh pulang lagi. Ada hal penting yang ingin Mas bicarakan sama kamu." ucap Erik menatap sendu Amira.
"Hal apa? Amira kira sudah gak ada yang bisa kita bicarakan lagi. Bukankah Mas Erik sudah menikah dengan Kimberly? Bulan lalu, aku baca beritanya di internet." ucap Amira ketus.
"Amira, pernikahan itu hanya pernikahan bisnis. Mas sama sekali gak cinta dengan Kimberly. Bagi Mas, dia hanyalah Aset. Gak lebih!" Amira menggelengkan kepalanya tidak percaya laki-laki dihadapannya pernah dia cintai dahulu kala.
"Pernikahan itu bukan mainan Mas! Bertobat sebelum terlambat. Hargailah istri kamu! Jangan mau dipermainkan oleh perasaan yang hanya semu. Kamu sekarang sudah menikah, jadikan rumah tangga kamu sebagai ladangmu menuju surganya Allah, bukan menuju nerakanya Allah! Lupakan aku, Mas! Kamu sudah menikah, begitu juga aku! Aku gak akan pernah menodai pernikahanku demi hubungan haram yang di murkai oleh Allah!" ucap Amira dan bersiap untuk pergi dari sana.
"Amira! Aku hanya mencintaimu! Aku mohon! Terimalah aku kembali dalam hidup kamu! Aku sudah mencoba, sebulan ini untuk mencintai Istriku, tapi aku sama sekali gak berhasil. Aku hanya mencintaimu, Amira!" Erik mencoba membawa Amira dalam pelukannya. Tapi Amira langsung menendang kaki Erik.
Saat itu, tiba-tiba Fathu sudah datang di sana. Langsung memukul wajah Erik dengan emosi.
"Mas! Sudah, jangan layani dia lagi!" Amira berusaha melerai mereka berdua. Tapi Fathu yang sudah emosi lihat istrinya hampir di cium oleh Erik, sudah mendidih hatinya.
Kok bisa Fathu tiba-tiba disana?
Jadi ceritanya, Fathu sudah mau pergi dari rumah Amira, setelah Amira keluar dari mobilnya. Tapi kemudian Fathu ingat, kalau kunci rumah mertuanya itu dia yang pegang. Niatnya kembali untuk memberikan kunci kepada Amira. Tapi saat mau memberikan kuncinya, Fathu melihat Amira sedang bicara dengan seseorang pria.
Fathu diam saja, berdiri di sana. Mau melihat apa yang dilakukan oleh istrinya bersama pria yang baru dilihatnya. Fathu mendengarkan semua percakapan mereka. Merasa bangga dengan Amira, karena lebih memilih pernikahan mereka dari pada ajakan selingkuh Erik, sang mantan kekasihnya. "Jadi itu yang bernama Erik, aku masih lebih tampan dari pria manja itu!" ucap Fathu sambil terus menatap interaksi mereka berdua. Fathu merasa marah, saat Erik hampir saja mencium sang istri.
Hingga terjadi pertengkaran itu, kini, Amira sedang berusaha memisahkan kedua pria tampan itu. Amira akhirnya kehilangan akal, dan memilih pergi meninggalkan mereka berdua.
Fathu yang melihat istrinya pergi, langsung melepaskan Erik dari cengkeraman tangannya. Wajah Erik sudah babak belur. Fathu itu jago karate dan taekwondo. Jadi gak heran kalau dia bisa mengalahkan Erik dengan waktu singkat.
Di pondok pesantren, Fathu adalah pelatih para santri dalam hal seni bela diri. Pokoknya, Fathu itu paket super komplit pokoknya! Amira sangat beruntung punya suami bernama Fathu Al Ghazali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments