Setelah pemakaman, kami semua kembali ke rumah, Sulis dan ayahnya juga sudah pulang. Aku selalu di sisi istriku. Tidak mau kalau ayahnya Sulis berusaha mendekati istriku. Kekanak-kanakan ya? Biarin ah!
"Fathu, ajak istrimu istirahat di kamar, kasihan dia, sejak semalam belum sempat istirahat. Bawakan juga makanan untuk istrimu." Perintah Abyku.
"Iya, Aby!" aku lalu mendekati istriku.
"Sayang, mau makan di kamar atau di ruang makan?" tanyaku sambil menggandeng tangannya. Dia tampaknya masih sedih.
"Kita makan di kamar saja, ya? Malu kalau di luar banyak orang." aku segera ke dapur. Lalu membawa makan siang kami yang agak terlambat. Acara pemakaman tadi sungguh membuat kami semua sibuk, sampe lupa makan.
"Sayang, ayo kita makan dulu!" ajakku.
"Terima kasih, maaf ya, Aby jadi melayani saya."
"Gak apa-apa, kan kamu belum terbiasa dengan rumah ini, lagi pula kamu masih berkabung, Aby paham!" aku lalu menggandeng tangan istriku untuk makan bersama di sofa yang ada di kamar.
"Istirahatlah setelah makan, nanti lepas Isya kita mau ngadain tahlilan untuk ayah. Aby gak mau kalau kamu sakit karena kelelahan." aku mengelus pipi istriku.
Setelah makan, kami berdua duduk di ranjang kami. Ini pertama dalam hidupku duduk bersama seorang gadis di ranjang begin. Hatiku deg-degan rasanya. Aku menggenggam tangan istriku yang terasa sangat dingin.
"Sayang, apa kamu sakit? Kenapa tanganmu dingin sekali?" tanyaku khawatir.
"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja!" ucapnya. Aku mengusap-usap telapak tangannya agar lebih hangat. Gak tega rasanya.
"Aby, boleh saya bertanya?"
"Tanyakanlah apapun, Aby pasti jawab!"
"Apakah Aby mencintaiku?" tanyanya agak ragu.
"Tentu saja, kamu sekarang adalah istriku, tentu aku harus mencintaimu!" jawabku yakin.
"Kalau kita tidak menikah, apakah Aby juga akan mencintai ku?" tanyanya lagi.
"Ko nanya yang aneh-aneh sih? Kita sekarang suami istri. Cinta atau tidak, kita harus berusaha saling mencintai, jangan menghancurkan harapan orang tua kita. Setelah tujuh harian Ayah, kita daftarkan pernikahan kita ke catatan sipil lalu mengadakan resepsi. Kamu mau kan?" tanyaku.
"Aby, sebenarnya, saya memiliki seorang kekasih, saya mencintai dia. Hanya saja, kisah cinta kami tidak direstui oleh orang tua Mas Erik. Mas Erik sudah dijodohkan dengan Silvia, anak rekan bisnis ayahnya." aku terkejut mendengar pengakuannya.
"Kenapa kamu menceritakan hal ini sama Aby?" tanyaku mulai tak senang. Ada rasa cemburu dalam hatiku, ketika mengetahui ada nama laki-laki lain di hati Istriku.
"Saya menyampaikan hanya untuk jujur, jangan sampai nanti Aby mendengarkan hal tersebut dari orang lain!" aku sudah mulai kesal.
"Kita sekarang sudah menikah, Aby mohon, kubur nama pria lain di hatimu. Jangan kecewakan orang tua kita." perintahku.
"Aby, pernikahan kita karena terpaksa. Jika kelak Aby menemukan cinta dalam hidup Aby, saya bersedia mundur!" ucapannya sungguh membuat hatiku tak karuan.
"Aby sudah menikahimu, itu artinya Aby sudah siap dunia akhirat bersama MU. Tolong jangan pernah mengatakan hal yang gak penting!"
"Maafkan!" ucapnya lalu berbaring di sampingku.
"Sayang, apakah kau tidak mencintaiku?" tanyaku ragu. Aku takut mendengar jawabannya.
"Aku tidak tahu, By. Hanya saja, dihatiku saat ini masih ada Mas Erik. Maafkan aku!" hatiku sudah tidak tahan lagi, aku langsung mengambil bantal dan selimut, aku memilih tidur di sofa saja.
"Selamat malam!" ucapku langsung menutup mataku. Hatiku sakit mendengar pengakuannya.
Cinta memang tidak bisa dipaksakan, aku juga gak akan membuang harga diriku demi mengemis cinta istriku. Tidak akan!
Pov Amira
Malam ini harusnya menjadi malam pertama kami. Tapi tampaknya aku telah membuat suamiku marah dengan kejujuran ku. Aku memang masih mencintai Mas Erik, kami belum putus. Meninggalnya ayahku yang tiba-tiba, membuat pikiranku tidak jernih.
Saat ini Mas Erik berada di Jerman, ada urusan bisnis di sana. Sudah hampir satu bulan kami lose komunikasi.
"Aby, kenapa tidur di sofa?" tanyaku pelan, tapi tidak di gubris sama sekali.
"Kelihatannya dia marah padaku," bathinku.
Di luar tampaknya pada santri sedang menyiapkan acara tahlilan untuk ayah, aku sangat lelah, jadi aku memutuskan untuk tidur saja. Biarlah, nanti kalau sudah bangun, aku akan mencoba bicara lagi dengan suamiku." aku akhirnya nyenyak juga. Rasa lelah si tubuhku berhasil membawaku ke alam mimpi.
Saat aku terjaga, ternyata Mas Fathu sudah tidak ada di kamar ini. Aku ke kamar mandi dan mandi sore, lalu sholat ashar. Aku ingin keluar tapi rasanya tubuhku masih lelah.
Aku memutuskan untuk menelpon Sulis saja. Hanya dia yang bisa aku ajak diskusi di saat hatiku galau begini.
"Assalamualaikum, Sulis. Apa nanti bisa ke rumah suamiku?" tanyaku lesu.
"Ya, nanti aku datang sama Papahku, ada apa? Sudah rindu padaku, bestie?" tanyanya dengan nada urakan. Sulis ini walaupun berpenampilan ukhti tapi sikapnya kaya Kunti. Sebelas dua belas denganku. Sama-sama urakan dan manja.
"Aku sangat merindukan kamu, kapan kamu datang kesini?" tanyaku sendu.
PoV Fathu.
"Dengan siapa istriku berteleponan? Bilang rindu segala. Apa dia sedang bicara dengan pacarnya?" tiba-tiba hatiku rasanya sakit bukan kepalang.
Tega sekali istriku padaku. Tidak menghargai pernikahan kami sama sekali, padahal pernikahan kami belum masuk hitungan Minggu. Baru dua hari. Tapi dia berani main gila dihadapanku.
Jiwa lelakiku tidak terima, bagaimanapun aku harus menyelamatkan harga diriku sebagai seorang suami. "Aby sama Umy menunggumu di luar!" ucapku ketus. Sekuat tenaga menahan rasa amarah di hatiku. Melihat istriku begitu mesra bicara dengan seseorang. Sakit hatiku rasanya.
"Udah dulu, sayang! Aku sudah ditungguin, mmuaach... bye!" apa itu tadi? Istriku memberi ciuman jauh kepada pacarnya di depanku, sungguh keterlaluan sekali. Hatiku sudah panas tidak karuan. Saat istriku pergi keluar, aku mengambil ponselnya yang sedang di carge, aku membuka ponselnya, tidak di kunci untungnya.
Aku mencari riwayat panggilan terakhir. Aku mengambil ponselku, lalu memasukkan nomor yang di beri nama oleh istriku dengan Hayati.
Romantis sekali, Hayati itu artinya hidupku. Hatiku sungguh panas luar biasa.
Setelah memasukan nomor tersebut ke ponselku, aku langsung mencoba mengirim chatting kepadanya.
"Assalamualaikum, aku adalah suami Amira Usmanova, tolong jangan hubungi istriku lagi. Menjauhlah sejauh jauhnya dari hidup istriku. Jangan menghancurkan rumah tangga kami!"
Send
Tidak menunggu lama, aku menerima balasan dari nomor yang tidak terlihat foto profilnya tersebut. Mungkin dia hanya mengijinkan orang dalam kontaknya dapat melihat profil dia.
"Kamu siapa sih? Aku dan Amira sudah kenal sejak kecil, bukan hak Anda untuk memisahkan kami berdua. Kami saling mencintai satu sama lain. Sebelum Anda, dia adalah milikku!"
Geram sekali aku rasanya membaca pesan dari selingkuhan istriku. Awas saja, kalau aku bertemu dengan dia, aku pasti akan memberi dia pelajaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐
wkwkwk ketemulah yg satu salah paham yg satu kata katanya buat salah paham🤭
2022-11-05
3
༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐
ada yg lain di hati Amira teryata 🤦♀️
2022-11-05
3
Syhr Syhr
Mudah-mudahan Amira bisa mencintai kamu. Amin....😊
2022-10-31
1