Kepala pusing

Hingga akhirnya Aira tersadar jika waktunya sekarang sholat berjamaah, Ia memalingkan wajahnya dari pandangannya Martin yang sempat membuatnya tidak bisa konsentrasi "Ayo kita sholat, Mas!" ucapnya kepada Martin yang juga terlihat salah tingkah.

"Iya!" jawabnya sembari membalikkan badannya untuk menghadap kiblat. Kemudian mereka pun melaksanakan sholat berjamaah, mereka berdua terlihat khusyuk menjalankan perintah wajib itu, Aira sebagai makmum mengikuti gerakan Martin dengan tertib, hingga akhirnya pada rokaat terakhir, setelah keduanya mengucapkan salam, Martin terlihat memimpin doa, Aira tidak menyangka jika Martin bisa memimpin doa, sementara pria itu berbeda sekali dengan Panji yang lebih agamis, tapi nyatanya sang adik tak kalah dengan almarhum kakaknya.

"Subhanallah! Ternyata Mas Martin tak seburuk yang ku kira, Aku pikir dia berbeda dengan Mas Panji, tapi ternyata kakak beradik ini sama-sama memiliki keistimewaan, bacaan Al Quran nya sangat fasih!" batin Aira sembari memperhatikan Martin yang sedang memanjatkan doa dengan khusyuk.

Ada senyum terukir dari bibir Aira saat melihat Martin, ada kekaguman pada sosok pria yang awalnya membuat dirinya kesal. Tapi, senyum itu seketika hilang saat Aira mengingat pacar Martin, yaitu Lita.

"Astaghfirullah, kenapa Aku jadi berpikir seperti itu, Mas Martin tidak mungkin tertarik denganku, dia sudah mempunyai seorang kekasih dan tentunya Mas Martin pasti sangat mencintainya, ya Allah maafkanlah hamba , hamba sudah menyusahkan Mas Martin, dia pasti sangat terluka dengan pernikahan kami." batin Aira sembari diam memandangi wajah Martin.

Martin mengusap wajahnya seusai berdoa, dan tiba-tiba saja dirinya melihat wajah Aira yang sedang memikirkan sesuatu. Martin duduk menghadap kepada istrinya yang masih duduk di atas sajadah miliknya.

"Apa yang kamu pikirkan?" tanyanya kepada Aira.

Aira terkesiap dan Ia mencoba mengalihkan perhatian Martin dengan berkata, "Tidak! Aku tidak memikirkan apa-apa, Mas!" jawabnya sembari menggelengkan kepalanya.

"Oh ya! Kamu nggak usah berbohong, kamu sedang memikirkan Aku, bukan?" ucap Martin dengan nada menggoda. Aira pun dibuat terkejut dengan penuturan Martin yang membuatnya menutupi senyumnya karena malu.

Martin yang melihat itu segera menahan tangan Aira agar gadis itu tidak menutupi senyumnya. Tentu saja apa yang dilakukan oleh Martin membuat Aira menatap dalam-dalam bola mata Martin yang menyorot kepadanya.

"Mas Martin!"

"Jangan pernah kamu tutupi keindahan senyum itu dari mataku, Aku ingin selalu melihatnya." ucapan Martin membuat Aira gugup dan salah tingkah.

"Apa maksudmu, Mas?"

"Bukankah Aku adalah suamimu, Aku berhak bukan untuk melihat senyum istriku sendiri?"

Aira tersipu malu, pipinya kian merona kala suaminya memuji dirinya, tapi sejenak Aira berubah ekspresi saat dirinya ingat jika Martin tidaklah mencintainya.

"Kamu memang Suamiku, tapi hatimu tidak pernah ada untukku, tidak apa-apa Mas, Aku mengerti, Aku juga minta maaf jika pernikahan kita membuatmu tidak nyaman dan kamu harus berpisah dengan Lita, jika kamu merasa ini tidak akan bisa membahagiakan mu, Aku iklhas jika kamu menceraikan ku, karena Aku sadar Aku tidak akan pernah bisa membuatmu bahagia, bukankah Pernikahan harus saling mengasihi dan menyayangi, dalam pernikahan kita aku rasa kasih sayang itu tidak ada, yang ada hanyalah keterpurukan seperti yang pernah kamu katakan dan ...." Aira tidak melanjutkan kata-katanya karena Martin menutup bibir Aira dengan satu jarinya.

"Jangan katakan itu lagi, karena Aku tidak akan pernah menceraikan mu, kamu akan tetap menjadi istriku!" ucapan Martin membuat Aira menundukkan wajahnya.

"Kamu tidak akan menceraikan ku? Itu berarti kamu akan meluruskan niatmu untuk memberikan madu untukku dengan menikah dengan Lita? Bukankah kamu sudah berjanji untuk menikahi nya setelah Dia pulang dari luar negeri?"

Martin menghela nafasnya dan membuka kancing baju Kokonya, Ia tampak kepanasan saat Aira berbicara itu kepadanya.

"Jangan bicarakan itu lagi, Aku dan Lita sudah putus!" jawaban Martin membuat Aira mengerutkan keningnya, entah kenapa tiba-tiba dirinya merasa senang mendengar kenyataan jika Martin dan Lita sudah putus, ada senyum tipis yang terukir pada bibir Aira. Yang tak sengaja Martin melihatnya.

"Apa kamu senang mendengar Aku sudah putus dari Lita? Kamu senang, kan?" pertanyaan konyol macam apa yang diutarakan Martin kepada Aira, Gadis itu menatap wajah Martin sembari berkata, "Apa Mas? Aku senang? Bagaimana kamu bisa menyimpulkan seperti itu, Bagaimana mungkin Aku bahagia di atas kesedihan orang lain, ada-ada saja kamu. Udah ah Aku mau tidur, istirahatlah Mas! Besok kamu harus kerja!" Aira berdiri dari tempat duduknya, Ia pun mulai melepaskan mukenanya dan menyimpannya kembali.

Martin terus memperhatikan Aira yang sedang berjalan ke sana-kemari, sehingga membuat Aira sedikit risih Martin yang terus melihatnya dengan tatapan yang aneh.

"Kenapa kamu melihatku seperti itu, Mas? Tidurlah! Ini sudah malam!" ucap Aira sembari beranjak untuk tidur dan menutupkan selimut pada tubuhnya.

"Aku tidak bisa tidur! Temani Aku ngobrol dong!" pinta Martin dengan berbaring di samping Aira yang sedang tidur membelakanginya.

"Ini sudah malam, Mas! Ngobrolnya besok saja!"

"Tidak bisa! Aku inginnya sekarang." ucap Martin sembari memainkan ponselnya keras-keras agar Aira tidak bisa tidur. Tentu saja Aira sangat terganggu dengan suara dari ponsel Martin yang sedang memainkan game.

Aira terpaksa bangun dan menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur. Kemudian Dia berkata kepada Martin yang sedang asik bermain game pada ponselnya.

"Oke! Apa yang ingin kamu katakan! Cepetan, Aku udah ngantuk berat nih!" ucap Aira sembari menyilangkan kedua tangannya. Martin pun mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas nakas.

Kemudian tiba-tiba saja Martin meletakkan kepalanya pada pangkuan Aira dan menyuruhnya untuk memijit kepalanya pelan-pelan. Sontak apa yang dilakukan oleh Martin membuat Aira sangat kaget.

"Mas Martin! Apa yang kamu lakukan?" seru gadis itu saat kepala Martin tidur di pangkuannya.

"Kepala ku pusing banget, kelamaan nyetir mobil tadi, jadinya pusing. Tolong! Pijitin sebentar dong, Aku mohon! Biasanya Mama yang selalu mijitin kepala ku kalau sedang kumat gini, sekarang masa Aku harus minta Mama sih yang melakukannya, kan sekarang ada kamu!" ucapan Martin membuat Aira malu, bagaimana bisa seorang pria tiba-tiba tidur di pangkuannya, meskipun itu suaminya sendiri. Karena dulu mendiang Panji belum pernah melakukan hal itu kepada Aira.

"Ayo dong cepetan, biar Aku cepat tidur, dan kamu tidak akan Aku ganggu lagi." pinta Martin yang tidur dengan posisi wajahnya menghadap tubuh Aira. Bagaimana gadis itu tidak deg-degan, posisi kepala Martin yang menghadap ke perutnya membuat Aira sangat tidak nyaman.

"Astaghfirullah! Aku benar-benar deg-degan, Aku bisa saja menolak permintaannya. Tapi Aku lebih takut murka Allah, Mas Martin benar-benar membuatku semakin pusing!"

...BERSAMBUNG ...

Terpopuler

Comments

Fikavindia

Fikavindia

manisnya yg lagi caper ma istri😍😂

2024-12-26

0

Rodiah Rodiah

Rodiah Rodiah

siiiiiiiip

2023-10-22

0

Alvaro Alfahri

Alvaro Alfahri

mulai modus ya bang 🤭

2022-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 Wasiat
2 Qodarullah
3 Pemandangan
4 Minggat ke sofa
5 Dia masih perawan
6 Sabar ini ujian
7 Terserah
8 Berkunjung ke panti
9 Lemparan bola
10 Mulai menyukai
11 Aku minta maaf
12 Merapikan peci
13 Kepala pusing
14 Surga istri ada pada suaminya
15 Kenapa kamu lepas hijabmu
16 Ibadah terbaik
17 Mandi
18 Peraturan baru
19 Baru Nyemplung
20 Menerima Kenyataan
21 Kedatangan Lita
22 Apa kabar kamu, Mas?
23 Sangat istimewa
24 Alesha Zahra
25 Panah cinta
26 Bidadari hatiku
27 Makan malam
28 Kebetulan
29 Hampir tergoda
30 Belum sholat Isya
31 Jangan lupa berdoa
32 Bangun setengah lima
33 Berita buruk
34 Berkunjung ke restoran
35 Mencari bukti
36 Istri idaman
37 Kedatangan Tirta
38 Hadiah dari Tirta
39 Hamil
40 Mendapat keringanan
41 Hamba menyesal
42 Belanja sayur
43 Buah kedondong
44 Penyesalan Hilda
45 Kekecewaan Lita
46 Apakah Aku yang bersalah?
47 Dugaan Martin
48 Golongan darah AB-
49 Astagfirullahal adzim
50 Kedekatan emosional
51 Tes DNA
52 Kebahagiaan yang berlipat ganda
53 Sujud sepertiga malam
54 Tidak ada kata terlambat
55 Aira kakak kandung Lita
56 Sapu tangan Tirta
57 Kesebelasan
58 Jangan nakal
59 Halalkan aku
60 Pertemuan Kakak beradik
61 Pertemuan Aira dan kedua orang tuanya
62 Bertemu kedua bayi ku
63 Sepasang bayi kembar
64 Pernikahan Tirta dan Lita
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Wasiat
2
Qodarullah
3
Pemandangan
4
Minggat ke sofa
5
Dia masih perawan
6
Sabar ini ujian
7
Terserah
8
Berkunjung ke panti
9
Lemparan bola
10
Mulai menyukai
11
Aku minta maaf
12
Merapikan peci
13
Kepala pusing
14
Surga istri ada pada suaminya
15
Kenapa kamu lepas hijabmu
16
Ibadah terbaik
17
Mandi
18
Peraturan baru
19
Baru Nyemplung
20
Menerima Kenyataan
21
Kedatangan Lita
22
Apa kabar kamu, Mas?
23
Sangat istimewa
24
Alesha Zahra
25
Panah cinta
26
Bidadari hatiku
27
Makan malam
28
Kebetulan
29
Hampir tergoda
30
Belum sholat Isya
31
Jangan lupa berdoa
32
Bangun setengah lima
33
Berita buruk
34
Berkunjung ke restoran
35
Mencari bukti
36
Istri idaman
37
Kedatangan Tirta
38
Hadiah dari Tirta
39
Hamil
40
Mendapat keringanan
41
Hamba menyesal
42
Belanja sayur
43
Buah kedondong
44
Penyesalan Hilda
45
Kekecewaan Lita
46
Apakah Aku yang bersalah?
47
Dugaan Martin
48
Golongan darah AB-
49
Astagfirullahal adzim
50
Kedekatan emosional
51
Tes DNA
52
Kebahagiaan yang berlipat ganda
53
Sujud sepertiga malam
54
Tidak ada kata terlambat
55
Aira kakak kandung Lita
56
Sapu tangan Tirta
57
Kesebelasan
58
Jangan nakal
59
Halalkan aku
60
Pertemuan Kakak beradik
61
Pertemuan Aira dan kedua orang tuanya
62
Bertemu kedua bayi ku
63
Sepasang bayi kembar
64
Pernikahan Tirta dan Lita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!