Baru Nyemplung

Sementara di tempat lain, seorang wanita berdiri di depan jendela kamarnya, yang menghadap pemandangan kota di malam hari, wanita itu tampak menyipitkan matanya.

"Sebentar lagi aku pulang, Mas! Aku tidak terima jika kamu memutuskan hubungan sepihak, Aku harus cari tahu kenapa kamu tiba-tiba bisa berubah," ucapan dengan tatapan yang tajam.

Talita Anindya, gadis berwajah manis yang kini tengah berada di Amerika untuk melanjutkan studinya, Talita atau biasa disebut Lita, adalah pacar Martin, hubungan mereka sudah hampir 3 tahun, dan Martin akan berjanji kepada Lita untuk menikahinya setelah kepulangan Mita dari luar negeri. Namun, Martin tiba-tiba memutuskan hubungan sepihak dengan Lita, karena Martin merasa Lita secara tak langsung sudah merendahkannya sebagai laki-laki. Dan itu yang membuat Martin merasa tak berguna.

Martin tidak bilang kepada Lita jika dirinya akan menikahi mantan kakak iparnya, karena pada awalnya Martin pasti mengira jika Pernikahan mereka tidak akan bisa bertahan lama. Tapi, nyatanya kini Martin merasa, jika Pernikahannya itu adalah sebuah anugerah, sehingga Martin memantapkan hatinya untuk mempertahankan pernikahannya dengan Aira.

Martin berharap Lita tidak mengganggu hidupnya lagi, meskipun ini sedikit kejam untuknya, setidaknya Martin harus bersikap tegas, antara dua orang wanita yang berada di tengah-tengah hatinya. Lita dan Aira. Tapi nyatanya Martin lebih memilih Aira, karena Ia merasa gadis itu adalah anugerah yang diberikan oleh Allah untuknya, lewat pernikahan yang biasa di sebut dengan pernikahan turun ranjang. Tak ada cinta diantara mereka, keduanya bertemu sebagai suami istri saat Aira sudah melewati masa Iddah.

*

*

*

Senyuman sang Surya sudah menghiasi langit pagi ini, begitupun dengan senyuman dua insan yang tengah berbahagia itu, Martin dan Aira.

"Terima kasih, Sayang! Pagi ini kamu sudah membuatku fresh, Aku jadi semangat untuk bekerja, hmm kamu benar-benar luar biasa!" puji Martin sembari mengecup kening istrinya. Aira tersenyum sembari merapikan dasi dan jas suaminya.

"Aku bahagia jika Suamiku bahagia, katakan padaku, Mas! Apa ada yang kurang dengan pelayanan ku? Jika iya, kamu katakan saja, Aku akan memperbaiki pelayanan ku agar suamiku selalu puas." Aira berkata sembari tersenyum malu.

Martin tertawa kecil, kemudian Ia memasangkan hijab sang istri, karena sebentar lagi mereka akan turun untuk sarapan pagi.

"Tak ada yang kurang dari dirimu, cukup jaga hatimu untukku, baik buruknya dirimu itu adalah tanggung jawabku, Aku ingin melihat istri ku selalu tersenyum, karena aku tahu kamu tercipta untuk menjadi jodohku, wajahmu sangat cantik sekali, secantik hatimu, Aira!" puji Martin tatkala dirinya melihat wajah sang istri dalam balutan hijab panjang yang Ia pakai kan untuk istrinya.

"Jangan buka hijab ini di luar kamar, Aku tidak mau orang lain melihat rambutmu yang wangi, hanya Aku saja yang boleh melihatnya, mengerti!"

"Ya Allah, Mas! Nggak mungkin lah Aku membuka hijabku sembarangan, sekarang Aku adalah milik suamiku, jadi hanya kamu yang paling berhak melihat seluruh yang ada dalam diriku, hanya kamu!" ucapan Aira mengingatkan Martin akan dirinya saat melihat seluruh lekuk tubuh sang istri yang sukses membuatnya terbayang-bayang.

"Ayo kita turun, Mas! Mama dan Papa pasti sudah menunggu kita!" ajak Aira kepada Martin untuk sarapan. Martin pun mengangguk dan menggandeng tangan istrinya dengan mesra.

Sementara di ruang makan, Asri dan Burhan sudah duduk di kursi, sembari menunggu Martin dan Aira datang. Dan tak berselang lama, Martin dan Aira datang dengan senyuman yang membuat Asri terkejut.

"Pa ... Pa! Coba lihat deh!" seru Asri sembari menunjuk ke arah anak dan menantunya yang datang bersama, dan yang lebih mengejutkan lagi adalah tangan Martin yang menggenggam erat tangan Aira. Sontak apa yang dilakukan oleh Martin membuat Asri sangat bahagia, Ia pun lekas memberi tahukan kepada sang suami, jika anak dan menantunya sudah akur.

"Lihat, Pa! Alhamdulillah akhirnya kita bakalan punya cucu, Pa! Mama yakin mereka berdua pasti sudah akur dan rukun." ucap Asri dengan wajah yang sangat gembira.

"Wahh ... Mama bener nih, semoga saja cepat terkabul ya, Ma!" timpal Burhan yang juga ikut bahagia melihat anak dan menantunya terlihat romantis. Martin dan Aira menghampiri Asri dan Burhan yang terlihat senyum-senyum melihat kedatangan Martin dan Aira. Membuat Martin terkejut dengan sikap kedua orang tuanya yang terlihat senyum-senyum sendiri itu.

"Assalamualaikum Pa! Ma!"

"Waalaikum salam." jawab keduanya.

Martin pun menggeser tempat duduk untuk Aira, agar istrinya itu bisa duduk di sampingnya. Melihat pemandangan yang indah itu, Burhan terdengar berdehem, membuat Martin menoleh ke arah sang Ayah dan berkata. "Papa kenapa?" tanyanya sambil melihat kedua orang tuanya.

"Rupanya ada yang meleleh nih kayaknya!" jawab Burhan sembari menatap wajah sang istri, tentu saja Aira sangat malu. Ia tahu jika mertuanya itu pasti sedang menggoda dirinya dan Martin.

"Meleleh! Apaan sih, Pa! apanya yang meleleh itu?" Martin pura-pura tidak tahu, karena sebenarnya dia juga sangat malu kepada Asri dan Burhan, karena Martin dulu sangat keukeuh untuk menolak di jodohkan dengan Aira, mantan istri sang Kakak.

"Tanya sendiri sama hatimu, apa yang membuat hatimu meleleh, kemarin aja kamu bersikeras untuk menjauhi Aira, nggak mau menyayanginya, batu banget kamu saat itu. Eh pagi ini kok beda banget! Kamu kedatangan mu'jizat, kah?" mendengar penuturan dari sang mertua kepada suaminya, Aira tampak Menutup mulutnya dengan satu tangan, karena Ia merasa sangat malu.

"Jangan gitu dong, Pa! Martin menyesal, ternyata Martin baru sadar jika pernikahan itu sangatlah sakral dan suci, Martin tidak mau kehilangan Aira, Pa! Terima kasih banyak buat Mama dan Papa karena sudah memberikan saran untuk menyetujui permintaan almarhum Mas Panji, Martin berjanji akan selalu menjaga istri Martin, karena Martin sadar jika Aira adalah gadis yang sudah diciptakan oleh Allah untuk Martin!" jawabnya sembari tersenyum malu.

"Nah! Gitu dong! Itu baru anak Papa, Papa bangga sama kamu, akhirnya kamu bisa menerima Aira sebagai istrimu, Mas mu Panji tidak akan salah memberikan wasiat itu untukmu, Papa bahagia akhirnya bisa melihat kalian berdua bersatu. Oh ya pesan Papa cuma satu." ucap Burhan sembari menyela minum air putih.

Pesan? Pesan apa, Pa?" Martin tampak mengerutkan keningnya sembari menatap wajah Asri dan Burhan bergantian.

"Mama juga bahagia melihatmu semakin romantis sekarang, Mama juga punya satu permintaan untuk kalian berdua."

Martin dan Aira saling menatap, kemudian Burhan mengatakan sesuatu yang membuat pasangan pengantin baru itu tersipu malu.

"Papa pesan berikan Papa cucu laki-laki kalau bisa lebih dari satu, Papa suka bermain dengan mereka, biar ada yang nemenin Papa main badminton."

"Kalau permintaan Mama, tolong berikan cucu perempuan untuk Mama, biar ada yang nemenin Mama nanem kembang, hmm pasti anak kalian nanti lucu-lucu iya kan, Pa!"

"Aduhh Pa, Ma! Nggak bisa satu-satu aja dulu! Lagipula Martin juga baru nyemplung! Mana bisa langsung jadi!" rupanya ucapan Martin membuat Aira mencubit pinggangnya. Martin pun mengusap pinggang nya dengan meringis menahan sakit.

"Mas Martin! Apa-apaan sih, Mas! Malu."

"Aww ... apa sih, Sayang! Kan emang gitu. Kita kan baru saja nyemplung, eh maksudnya baru jadi pengantin baru!" jawab pria itu diiringi tawa Asri dan Burhan.

...BERSAMBUNG ...

Terpopuler

Comments

Yustipa Wati

Yustipa Wati

emang nya belut Thor,pake nyempung.

2023-11-23

1

Vera Wilda

Vera Wilda

ikan kali Thor nyemplung .... 🤭😀😀

2023-05-18

1

Sheila Silvia

Sheila Silvia

js

2022-11-16

0

lihat semua
Episodes
1 Wasiat
2 Qodarullah
3 Pemandangan
4 Minggat ke sofa
5 Dia masih perawan
6 Sabar ini ujian
7 Terserah
8 Berkunjung ke panti
9 Lemparan bola
10 Mulai menyukai
11 Aku minta maaf
12 Merapikan peci
13 Kepala pusing
14 Surga istri ada pada suaminya
15 Kenapa kamu lepas hijabmu
16 Ibadah terbaik
17 Mandi
18 Peraturan baru
19 Baru Nyemplung
20 Menerima Kenyataan
21 Kedatangan Lita
22 Apa kabar kamu, Mas?
23 Sangat istimewa
24 Alesha Zahra
25 Panah cinta
26 Bidadari hatiku
27 Makan malam
28 Kebetulan
29 Hampir tergoda
30 Belum sholat Isya
31 Jangan lupa berdoa
32 Bangun setengah lima
33 Berita buruk
34 Berkunjung ke restoran
35 Mencari bukti
36 Istri idaman
37 Kedatangan Tirta
38 Hadiah dari Tirta
39 Hamil
40 Mendapat keringanan
41 Hamba menyesal
42 Belanja sayur
43 Buah kedondong
44 Penyesalan Hilda
45 Kekecewaan Lita
46 Apakah Aku yang bersalah?
47 Dugaan Martin
48 Golongan darah AB-
49 Astagfirullahal adzim
50 Kedekatan emosional
51 Tes DNA
52 Kebahagiaan yang berlipat ganda
53 Sujud sepertiga malam
54 Tidak ada kata terlambat
55 Aira kakak kandung Lita
56 Sapu tangan Tirta
57 Kesebelasan
58 Jangan nakal
59 Halalkan aku
60 Pertemuan Kakak beradik
61 Pertemuan Aira dan kedua orang tuanya
62 Bertemu kedua bayi ku
63 Sepasang bayi kembar
64 Pernikahan Tirta dan Lita
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Wasiat
2
Qodarullah
3
Pemandangan
4
Minggat ke sofa
5
Dia masih perawan
6
Sabar ini ujian
7
Terserah
8
Berkunjung ke panti
9
Lemparan bola
10
Mulai menyukai
11
Aku minta maaf
12
Merapikan peci
13
Kepala pusing
14
Surga istri ada pada suaminya
15
Kenapa kamu lepas hijabmu
16
Ibadah terbaik
17
Mandi
18
Peraturan baru
19
Baru Nyemplung
20
Menerima Kenyataan
21
Kedatangan Lita
22
Apa kabar kamu, Mas?
23
Sangat istimewa
24
Alesha Zahra
25
Panah cinta
26
Bidadari hatiku
27
Makan malam
28
Kebetulan
29
Hampir tergoda
30
Belum sholat Isya
31
Jangan lupa berdoa
32
Bangun setengah lima
33
Berita buruk
34
Berkunjung ke restoran
35
Mencari bukti
36
Istri idaman
37
Kedatangan Tirta
38
Hadiah dari Tirta
39
Hamil
40
Mendapat keringanan
41
Hamba menyesal
42
Belanja sayur
43
Buah kedondong
44
Penyesalan Hilda
45
Kekecewaan Lita
46
Apakah Aku yang bersalah?
47
Dugaan Martin
48
Golongan darah AB-
49
Astagfirullahal adzim
50
Kedekatan emosional
51
Tes DNA
52
Kebahagiaan yang berlipat ganda
53
Sujud sepertiga malam
54
Tidak ada kata terlambat
55
Aira kakak kandung Lita
56
Sapu tangan Tirta
57
Kesebelasan
58
Jangan nakal
59
Halalkan aku
60
Pertemuan Kakak beradik
61
Pertemuan Aira dan kedua orang tuanya
62
Bertemu kedua bayi ku
63
Sepasang bayi kembar
64
Pernikahan Tirta dan Lita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!