Minggat ke sofa

Dengan cepat, Aira membalikkan badan dan terlihat gugup ketika Martin tanpa sengaja melihat dirinya yang sedang tidak memakai tutup kepala. Martin tampak memalingkan wajahnya, Ia segera pergi mengambil sajadah untuk melaksanakan sholat Isya. Namun tiba-tiba saja Aira memanggil namanya. Membuat pria itu terpaksa menghentikan aktivitasnya.

"Mas! Boleh Aku minta tolong sebentar?" suara merendah Aira membuat Martin menoleh kearah wanita yang dulu menjadi kakak iparnya itu.

Aira terpaksa minta tolong kepada Martin untuk melepaskan benang yang terkait pada anting-antingnya. Aira mendekati Martin yang sedang memegang sajadah, kemudian Ia berkata, "Tolong! Lepasin benang yang nyangkut ini, Aku tidak bisa melepaskannya, susah banget!" pinta gadis itu sembari memperlihatkan anting-antingnya.

Sejenak Martin menghela nafas, dengan terpaksa Ia pun menolong Aira yang kesusahan melepaskan benang yang tersangkut itu pada anting-antingnya. Martin tampak mengulurkan tangan dan melepaskan benang yang terkait itu, tanpa sengaja Ia pun melihat leher jenjang istrinya yang membuat susah menelan ludah. Sungguh seperti mutiara yang tersimpan dengan baik, begitu bersih dan sehat, kulit bersinar yang dimiliki oleh Aira membuat Martin sedikit berkeringat dingin.

"Astaghfirullah! Nggak -nggak, Martin tahan dirimu! Kamu tidak boleh tergoda!" batinnya sembari menyipitkan kedua matanya. Hingga akhirnya benang itupun terlepas dari anting-anting Aira, dan tak sengaja tangan Martin menyentuh pipi Aira. Martin terkejut, seperti sebuah kapas yang lembut menyentuh kulit tangannya. Spontan Aira menjauhkan dirinya dari sang suami.

"Terima kasih, Mas sudah membantu Aku, lebih baik Mas pergi wudhu lagi! Kamu udah batal!" ucap Aira sembari memasang kerudung nya kembali. Martin yang mulai sadar jika tangannya tanpa sengaja menyentuh pipi Aira, Ia pun meletakkan kembali sajadahnya dan segera pergi ke kamar mandi seraya berkata kepada Aira. "Ini semua gara-gara kamu, Aku jadi wudhu lagi, nih!" ucapnya sembari menyingkap kembali lengan kemejanya.

"Ma-maaf Mas! Aku tidak bermaksud ...!"

"Hah ... sudah nggak usah bicara lagi!" Martin pun segera masuk ke kamar mandi untuk berwudhu lagi, sementara Aira tampak merasakan jika daun telinganya terasa sakit, karena anting-anting yang terlalu kuat tertarik oleh benang tadi membuat telinganya terasa sakit. Ia membuka jilbabnya dan berkaca, rupanya akibat benang yang terkait pada anting-antingnya tadi, kini telinganya menjadi sedikit memar dan terasa nyeri. Ia pun segera mencari salep untuk meredakan rasa nyeri itu.

Aira keluar dari kamar dan mencoba mencari kotak obat yang terletak di ruang tengah, sementara Martin yang selesai berwudhu, kemudian Ia keluar dari kamar mandi dan Ia melihat sekeliling, Ia mendapati Aira sedang tidak ada di dalam kamar.

"Kemana dia? Keluar kamar nggak izin dulu, dia pikir bisa seenaknya keluar masuk tanpa seizin dariku!" umpat Martin yang belum Ia sadari jika dirinya sudah posesif terhadap Aira.

Kemudian Martin bergegas untuk melaksanakan sholat Isya yang tertunda tadi, dan setelah beberapa saat, Martin telah selesai melaksanakan sholat Isya, Ia pun melihat ke arah pintu, namun Ia belum juga melihat Aira yang masuk ke dalam kamarnya.

"Kemana sih tuh perempuan, dah lah nggak penting juga, mending aku tidur saja," Martin tampak mengganti bajunya dengan piyama tidur, namun tiba-tiba saja Aira masuk ke dalam kamar dan tanpa sengaja ia melihat Martin yang sedang mengganti bajunya, sontak apa yang Aira lihat membuatnya sedikit menjerit, Ia melihat tubuh Martin yang hanya menggunakan boxer warna hitam, dengan cepat Martin berlari dan membekap mulut Aira dengan telapak tangannya.

"Sssttt! Bisa diam tidak! Kamu bisa-bisa membangunkan seisi rumah!" ucap Martin yang tampak di belakang Aira dengan satu tapak tangannya menutupi mulut Aira, membuat gadis itu susah mengambil nafas, Ia pun dengan cepat menepuk-nepuk tangan Martin agar pria itu melepaskan dirinya.

"Hmmm ...!" suara Aira yang tampak tertahan oleh telapak tangan Martin. Karena Martin yang tidak menggubris permintaan Aira. Maka, terpaksa Aira mengambil jurus pamungkas nya yaitu menyikut bagian terpenting dari tubuh Martin yang tertutup oleh boxer warna hitam itu. Spontan apa yang dilakukan oleh Aira membuat Martin melepaskan tangannya dari tubuh istrinya. Pria itu terlihat meringis kesakitan karena si pejantan tangguhnya sedang mengalami goncangan hebat.

"Awwww ... kamu sudah gila, ya! Sakit tahu!" Martin terlihat meringkuk kesakitan sembari mendekap burung kesayangannya itu.

"Huffftt ... huffftt ... kamu gimana sih, Mas! Main bekap aja, untung aja Aku nggak kehabisan nafas!" umpat Aira sembari memalingkan wajahnya dari Martin yang tampak sedang bertelanjang dada sembari mendekap erat burung kesayangannya itu.

"Salah kamu! Bikin orang kaget aja, dengar ya sebelum masuk ke dalam kamar, wajib hukumnya kamu mengetuk pintu dulu, nah! Jadi gini kan jadinya, lagipula ngapain kamu keluar tanpa izin dariku dulu, main nyelonong saja!" ucap Martin kepada Aira yang masih dengan ekspresi menahan rasa sakit.

"Ma-maaf, tadi Aku mengambil salep di ruang tengah, telingaku sedikit nyeri gara-gara tadi!" jawabnya sembari menunjukkan salep yang Ia bawa. Martin melihat salep itu dan dirinya tidak perduli dengan apapun yang Aira lakukan. Ia pun segera beranjak untuk mengambil piyama. Namun rupanya Martin kesusahan untuk mengambilnya karena Ia masih merasakan sensasi sakit luar biasa pada burung kesayangannya akibat sikutan tangan Aira.

Aira yang mengetahui jika suaminya kesusahan meraih piyama, dengan cepat gadis itu mengambilkan untuk suaminya, kemudian Ia memberikannya kepada Martin sembari memalingkan wajahnya, karena tentunya akan ada pemandangan yang mempesona jika Ia melihatnya secara langsung. Dengan cepat Martin mengambil piyama itu dari tangan Aira. Martin memakai piyama sembari melirik ke arah Aira yang terlihat masih memalingkan wajahnya. Seusai Martin mengenakan piyamanya, Ia pun beranjak untuk pergi tidur.

Aira melihat suaminya yang mulai berbaring di atas ranjang, dan Ia pun segera ikut beranjak untuk tidur di samping Martin. Namun, rupanya Martin tidak mengizinkan Aira untuk tidur satu ranjang dengannya.

"Eh ... eh ... mau ngapain kamu?" tanyanya kepada Aira yang sedang berbaring di atas ranjang tidurnya.

"Turun!" titah Martin sembari menunjuk ke arah Aira.

"Apa, Mas?"

"Turun! Dan tidurlah di sofa itu!"

"Ngapain Aku harus turun, ini kan juga tempat tidurku, kalau kamu nggak suka tidur sama Aku, ya sudah! Mending kamu aja yang tidur di sofa, gitu aja kok repot!" jawab Aira yang terlihat cuek dengan perintah Suaminya.

"Eh ... kamu berani menentang perintahku! Aku ini Suamimu!" ujar Martin yang tidak terima jika dirinya di suruh tidur di sofa.

"Aku juga istrimu, Mas! Aku tidak akan mematuhi perintah yang membuat hubungan suami istri merenggang, Aku mempunyai kewajiban untuk menemani suamiku tidur, apa Aku salah?" jawab Aira dengan tatapan yang serius.

"Tapi Aku tidak suka kamu berada di sini!" Martin pun tidak mau kalah dengan ucapan Aira.

"Apa yang membuatmu tidak suka, Mas? Apa karena Aku ini bekas kakak ipar mu, kamu pikir Aku tidak tertekan dengan pernikahan ini, kamu pikir kamu saja yang tidak suka, apakah kamu pernah berfikir di posisi ku, ditinggal oleh orang yang paling dicintai saat hari-hari bahagia kami menikmati kehidupan rumah tangga untuk kali pertama, dan tiba-tiba saja suamiku pergi meninggalkan ku untuk selamanya, dan dia secara terang-terangan menyuruhku menikahi adiknya yang tentunya ini adalah pernikahan yang paling berat, menikah dengan orang yang tidak pernah sama sekali mencintaiku Tapi, Aku akan tetap menjadi istri yang baik untukmu, karena sekarang peranku sudah berubah, meskipun tidak ada cinta diantara kita, Aku akan tetap berusaha menjadi makmum yang baik untuk suamiku!" Aira menatap tajam wajah Martin.

Sejenak Martin menghela nafasnya, Ia pun tampak memalingkan wajahnya, ucapan Aira membuatnya merasa tertampar, bagaimana bisa gadis ini bertahan dengan sikap Martin yang tampak dingin kepadanya.

"Keras kepala juga nih cewek!" batin laki-laki itu sembari pergi dengan membawa bantal dan selimut. Aira hanya memperhatikan suaminya yang sedang beranjak tidur di sofa.

"Kamu mau kemana, Mas?" tanya Aira dengan menatap wajah sang suami yang menunjukkan ekspresi kesal.

"Minggat ke sofa!" jawabnya sembari berjalan menuju sofa di sudut ruangan. Sejenak apa yang dikatakan oleh Martin membuat Aira tertawa kecil.

...BERSAMBUNG...

*

*

*

Hai hai mampir yuk ke novel karya Kak Warnyi yang berjudul PENAKLUK SANG CASANOVA,

Diandra, perempuan dingin dan cenderung angkuh, berusia 27 tahun. Kehidupannya begitu rumit, dengan berbagai masalah yang mengelilinginya. Pertemuannya dengan laki-laki yang merupakan seorang pemain wanita, perlahan mulai merubah kehidupannya.

Giovano, laki-laki dewasa berusia 32 tahun. Seorang casanova juga pewaris perusahaan keluarganya. Dia hidup dengan sebuah janji kepada mending ayahnya. Hingga akhirnya dia harus pergi ke suatu tempat terpencil, untuk mengembalikan kembali kejayaan hotel peninggalan kakeknya. Giovano merasa tertanang saat bertemu dengan seorang perempuan yang terus menolak pesonanya.

Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka berdua?

Mampukan Giovano membantu Diandra untuk menyelesaikan semua permasalahannya?

Terpopuler

Comments

Nay

Nay

keluar kamar suruh ijin,keluar negri no baru ijin/Sneer/

2024-12-25

0

Isna Wati

Isna Wati

lanjut

2023-08-01

0

Vera Wilda

Vera Wilda

mantap Aira 👍😄😄

2023-05-17

0

lihat semua
Episodes
1 Wasiat
2 Qodarullah
3 Pemandangan
4 Minggat ke sofa
5 Dia masih perawan
6 Sabar ini ujian
7 Terserah
8 Berkunjung ke panti
9 Lemparan bola
10 Mulai menyukai
11 Aku minta maaf
12 Merapikan peci
13 Kepala pusing
14 Surga istri ada pada suaminya
15 Kenapa kamu lepas hijabmu
16 Ibadah terbaik
17 Mandi
18 Peraturan baru
19 Baru Nyemplung
20 Menerima Kenyataan
21 Kedatangan Lita
22 Apa kabar kamu, Mas?
23 Sangat istimewa
24 Alesha Zahra
25 Panah cinta
26 Bidadari hatiku
27 Makan malam
28 Kebetulan
29 Hampir tergoda
30 Belum sholat Isya
31 Jangan lupa berdoa
32 Bangun setengah lima
33 Berita buruk
34 Berkunjung ke restoran
35 Mencari bukti
36 Istri idaman
37 Kedatangan Tirta
38 Hadiah dari Tirta
39 Hamil
40 Mendapat keringanan
41 Hamba menyesal
42 Belanja sayur
43 Buah kedondong
44 Penyesalan Hilda
45 Kekecewaan Lita
46 Apakah Aku yang bersalah?
47 Dugaan Martin
48 Golongan darah AB-
49 Astagfirullahal adzim
50 Kedekatan emosional
51 Tes DNA
52 Kebahagiaan yang berlipat ganda
53 Sujud sepertiga malam
54 Tidak ada kata terlambat
55 Aira kakak kandung Lita
56 Sapu tangan Tirta
57 Kesebelasan
58 Jangan nakal
59 Halalkan aku
60 Pertemuan Kakak beradik
61 Pertemuan Aira dan kedua orang tuanya
62 Bertemu kedua bayi ku
63 Sepasang bayi kembar
64 Pernikahan Tirta dan Lita
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Wasiat
2
Qodarullah
3
Pemandangan
4
Minggat ke sofa
5
Dia masih perawan
6
Sabar ini ujian
7
Terserah
8
Berkunjung ke panti
9
Lemparan bola
10
Mulai menyukai
11
Aku minta maaf
12
Merapikan peci
13
Kepala pusing
14
Surga istri ada pada suaminya
15
Kenapa kamu lepas hijabmu
16
Ibadah terbaik
17
Mandi
18
Peraturan baru
19
Baru Nyemplung
20
Menerima Kenyataan
21
Kedatangan Lita
22
Apa kabar kamu, Mas?
23
Sangat istimewa
24
Alesha Zahra
25
Panah cinta
26
Bidadari hatiku
27
Makan malam
28
Kebetulan
29
Hampir tergoda
30
Belum sholat Isya
31
Jangan lupa berdoa
32
Bangun setengah lima
33
Berita buruk
34
Berkunjung ke restoran
35
Mencari bukti
36
Istri idaman
37
Kedatangan Tirta
38
Hadiah dari Tirta
39
Hamil
40
Mendapat keringanan
41
Hamba menyesal
42
Belanja sayur
43
Buah kedondong
44
Penyesalan Hilda
45
Kekecewaan Lita
46
Apakah Aku yang bersalah?
47
Dugaan Martin
48
Golongan darah AB-
49
Astagfirullahal adzim
50
Kedekatan emosional
51
Tes DNA
52
Kebahagiaan yang berlipat ganda
53
Sujud sepertiga malam
54
Tidak ada kata terlambat
55
Aira kakak kandung Lita
56
Sapu tangan Tirta
57
Kesebelasan
58
Jangan nakal
59
Halalkan aku
60
Pertemuan Kakak beradik
61
Pertemuan Aira dan kedua orang tuanya
62
Bertemu kedua bayi ku
63
Sepasang bayi kembar
64
Pernikahan Tirta dan Lita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!