Makan Bersama Ibu

Menutup makan malam dengan satu porsi martabak yang biasa aku makan bersama dengan Ibu kini aku bisa memakannya sendiri dan akhirnya aku merasa sedikit sakit perut setelah bangun di pagi hari.

"Ahh perutku sakit, ini pasti gara-gara semalam aku makan terlalu banyak, alhasil aku kelaparan di pagi hari,' batinku yang langsung berjalan menuju meja makan setelah selesai mandi tadi.

"Ibu, Aku lapar sekali," keluhku sambil duduk melihat apa yang Ibu masak hari ini.

"Makanlah yang banyak! biar nanti kuat menghadapi pekerjaan," sahut Ibu sambil membawa satu piring makanan di tangannya.

"Apa ini Ayam bakar yang kemarin di bawakan Sam, Ibu?" tanyaku saat aku melihat satu piring ayam goreng yang sangat mirip dengan ayam yang di bawakan oleh Sam kemarin.

"Iya, kemarin ayamnya masih banyak dari pada di buang lebih baik angetin, lagi pula ayamnya tidak basi," ujar Ibu.

Ibu adalah tipe orang yang sangat menghindari buang membuang, dalam hal apapun terutama makanan, ahh Ibu bukan cuma menyimpan makanan yang Ibu simpan, bahkan kantong plastik bekas belanjaan kalau menurutnya masih bagus pasti ikut di simpan, setiap kali aku bertanya jawabannya tetap sama, suatu saat pasti kuta butuh kantong plastik ini dan kita tidak perlu bingung jika sewaktu-waktu membutuhkannya.

"Kenapa diam? apa kamu tidak mau makan ayam ini?" Ibu mulai mengintrpgasi aku yang memang sedang diam tanpa kata.

"Tidak Ibu, Aku cuma heran, Sam kemana ya? biasanya pagi-pagi begini dia sudah ada di sini," tanyaku yang sejak tadi tidak melihat Sam yang seharusnya sudah ada di rumah.

"Kok tanya Ibu, mana Ibu tahu Senja, bukankah dia sahabatmu? harusnya kamu yang tahu Sam ada di mana? lagi pula tumben amat kamu tanya Sam sepagi ini, biasanya kalau dia tidak jemput kamu juga diam aja," jawab Ibu yang kini duduk di sampingku sambil membawa piring yang itu artinya beliau mau makan bersamaku pagi ini.

"Ibu bener juga ya, ngapain aku tanya ke Ibu," lidahku sambil menggelengkan kepala menyadari kebodohan yang sudah aku lakukan.

"Oh ya, hari ini biar Ibu yang pergi ke rumah Tuan Arka, kamu bisa istirahat di rumah," ujar Ibu di tengah-tengah kami makan.

"Astaghfirullah, Senja lupa Ibu, hari ini ada interview di perusahaan yang waktu itu Senja datangi," tidurku yang baru ingat jika semalam ada chat yang memberitahukan jika ada interview untukku.

"Alhamdulillah, kalau begitu kamu segera siap-siap dan berangkat, jangan sampai kesiangan," sahut Ibu yang terlihat bahagia mendengar aku mendapat panggilan kerja.

"Do'akan Senja agar bisa lolos dan keterima kerja di sana ya Bu," pintaku.

"Do'a Ibu selalu menyertaimu, Nak, semoga kamu bisa di terima bekerja di sana," Ibu meramalkan do'a yang aku yakini selalu terucap di setiap sujudnya.

"Nanti kalau berangkat hati-hati! kalau jawab pertanyaan juga di fikirkan dulu, jangan asal jawab saja," Ibu kembali mengingatkan aku yang akan selalu mengingatnya.

Dengan gerakan cepat aku segera menghabiskan satu porsi penuh makanan yang ada di piringku, sungguh aku sangat lalai, bisa-bisa nya aku lupa jika hari ini ada interview, ini pasti karena aku memiliki status baru bukan jomblo lagi.

"Ibu aku berangkat kerja dulu ya," pamitku sambil meraih tangan Ibu dan mencium punggung tangannya.

"Ya sudah, hati-hati! jangan terburu-buru!" sahut Ibu yang mulai mengingatkanku lagi.

"Baik, Bu," sahutku sambil memakai sepatu satu-satunya yang ku miliki dan itupun hadiah ulang tahun dari sahabatku, siapa lagi sahabat yang selalu bisa mengerti apa yang aku butuhkan tanpa aku ucapkan jika bukan Sam yang kini sudah resmi menjadi kekasihku.

Dengan langkah yang selalu di penuhi semangat aku melangkah keluar dari rumah menuju tempat di mana aku akan bekerja jika nanti aku di terima, sungguh aku merasa begitu bersemangat hari ini, meskipun Sam tidak datang tapi aku tetap bersemangat.

"Permisi, di mana tempat untuk interview?" tanyaku pada resepsionis yang ada di kantor itu.

"Mbak jalan saja lurus lalu belok kiri, ada ruangan pertama bertuliskan Bu Lia, di sana ruang HRD dan tempat untuk menginterview karyawan baru," jawab resepsionis yang saat ini terlihat tersenyum manis ke arahku.

"Terima kasih Mbak," jawabku seraya melenggang pergi meninggalkannya menuju ruang HRD yang tadi sudah di beritahukan.

Tok ... tok ... tok ....

Jantungku berpacu dengan kencang mengingat sebentar lagi aku akan di interview, hal yang menentukan di terima atau tidaknya diriku di perusahaan ini.

"Masuk!" sahut seseorang yang ada di dalam ruangan itu.

"Permisi Bu," sapaku sesaat setelah pintu ruangan aku buka perlahan.

"Iya, masuklah!" sahut seorang wanita paruh baya yang aku lihat masih sangat cantik dan awet muda meski aku tahu umurnya pasti sudah berkepala tiga.

"Ada apa?" sambungnya sambil meletakkan pulpen di atas meja dan menumpang dagu dengan kedua tangannya memperhatikan diriku yang berdiri dengat kaki sedikit gemetaran tak jauh dari tempatnya duduk.

"Perkenalkan nama saya Senja, kemarin ada yang menghubungi saya dan meminta saya datang ke sini untuk interview," jawabku seperlunya.

HRD yang ternyata memang bernama Bu Lia sesuai dengan tulisan yang ada di depan pintu tadi memiliki sikap yang ramah tapi tegas, pertanyaan yang di ajukan juga simpel tapi menjebak, aku yang sudah di peringatkan sebelumnya untuk berhati-hati setiap mau menjawab pertanyaan yang di ajukan, dan aku berhasil menjawab semuanya dengan begitu tenang dan tegas.

"Selamat, kamu di terima bekerja di perusahaan ini, besok pagi datanglah ke kantor!" titah Bu Lia yang berarti aku di terima bekerja di perusahan yang cukup besar ini.

"Baik, Bu, terima kasih sudah menerima Saya," ucapku penuh dengan rasa bahagia dengan senyum lebar yang terlihat jelas di wajahku, sungguh saat ini aku merasa dangan bahagia karenanya.

"Sama-sama, bekerjalah dengan baik!" sahut Bu Lia.

Aku melangkah keluar dari ruangan Bu Lia dengan senyum yang cukup lebar menandakan jika saat ini Aku tengah merasa bahagia, apa yang aku dan Ibu harapkan akhirnya terjadi juga, aku bisa bekerja di kantoran mulai besok, meskipun pekerjaanku hanya seorang office girl, tapi aku tetap merasa sangat bahagia, setidaknya aku tidak jadi buruh cuci seperti Ibuku dulu.

"Sam," lirihku saat aku melihat Sam sudah ada di parkiran tepat di depan kantorku, entah siapa yang memberitahukan dia jika aku ada di sini.

Dengan langkah lebar aku berjalam mendekat ke arah Sam yang baru menyadari kehadiranku, sama seperti diriku, Sam tersenyum bahagia melihat kedatanganku.

"Sejak kapan kamu ada di sini, Sam?" tanyaku saat melihat Sam masih duduk anteng di atas motor.

Episodes
1 Prolog
2 Cucu Yang Sombong
3 Do'a Ibu
4 Ibu Mau Ke Mana?
5 Iya, Saya sendiri,
6 Menggantikan Ibu
7 Bertemu Oma
8 Cucu Oma
9 Nasehat Ibu
10 Di Jemput Sam
11 Aku Kangen Mbak Senja
12 Ungkapan Hati Sam
13 Telfon dari Tania part 1
14 Kedatangan Sam di Pagi Hari
15 Calon Menantu
16 Mengajari Tania
17 Senja ingin pulang
18 Senja Mau Servis
19 Di Terima
20 Makan Bersama Ibu
21 Bertemu Calon Mertua
22 Makan Bersama Calon Mertua
23 Salim Ke Calon Suami
24 Hari Pertama Bekerja
25 Ide Cemerlang
26 Iri
27 Sam Penyelamat
28 Kedatangan Tania
29 Sikap Lucu Tania
30 Papa Tania
31 Berpamitan pada Ibu.
32 Naik Motor Lebih Menyenangkan
33 Ini Pesta Siapa?
34 Pesta
35 Calon Istri?
36 Jalan-jalan ke Taman
37 Ucapan Terima Kasih Tania
38 Camilan Untuk Tania
39 Ote-Ote
40 Perintah Tuan Arka
41 Tebakan Ibu
42 Sam Datang Lagi
43 Heran
44 Reyhan yang Jahil
45 Penyebab Mandi Di Malam Hari
46 Kebingungan Senja
47 Jawaban Senja
48 Bertemu Tania Di Kantor
49 Senyum Arka
50 Makan Siang
51 Senja
52 Salah
53 Kemarahan Angel
54 Luapan Emosi Arka
55 Keinginan Mama Sam
56 Are You Okey?
57 Sedingin Salju
58 Kebohongan Angel
59 Pertanyaan Oma
60 Pintar Bersandiwara
61 Perintah Tuan Arka
62 Berusaha Menjauh
63 Membuat Tania Bahagia
64 Rencana Piknik
65 Uang Dari Arka
66 Menggemaskan
67 Piknik part 1
68 Piknik Part 2
69 Hujan
70 Senyum Bahagia Tania
71 Kebingungan Senja
72 Kata-kata menyebalkan
73 Sam Meminta penjelasan Senja
74 Enak Atau Tidak?
75 Hutang Irang Tua Senja
76 Kata Maaf dari Ibu
77 Pengganggu Hari Libur
78 Tidak apa-apa, BiK?
79 Khusus Hari Ini
80 Bertemu Sam Di Restauran
81 Berusaha Membuat Sam Ilfil
82 Meminta tolong Reyhan
83 Permintaan Tania?
84 Diam Seperti Patung
85 Memulai hari Di Sekolah Tania
86 Bersandar Di Bahu Sam
87 Merasa curiga
88 Kecewa
89 Hari Paling Indah Oma
90 Ungkapan Rasa Sedih Sam
91 Kata Cerai Dari Arka
92 Menguatkan Diri
93 Setengah Hati
94 Bingung
95 Suara Menusuk Hati
96 Terserah Padamu, Sam!
97 Permintaan Tania
98 Izin Dari Tuan Arka
99 Tempat Paling Nyaman
100 Kedatangan Tuan Arka part 1
101 Rencana Perceraian
102 Kekecewaan Oma
103 Izin Bercerai
104 Terima Kasih Oma
105 Pergi Ke Pasar Malam part 1
106 Biang Lala
107 Tatapan penuh tanya
108 Perceraian
109 Di Paksa Berangkat Bersama
110 Menikahlah Denganku!
111 Jangan Suka Melamun
112 Keputusan Senja
113 Sah
114 Pengganggu
115 Akhir cerita
116 Bonus Part
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
Cucu Yang Sombong
3
Do'a Ibu
4
Ibu Mau Ke Mana?
5
Iya, Saya sendiri,
6
Menggantikan Ibu
7
Bertemu Oma
8
Cucu Oma
9
Nasehat Ibu
10
Di Jemput Sam
11
Aku Kangen Mbak Senja
12
Ungkapan Hati Sam
13
Telfon dari Tania part 1
14
Kedatangan Sam di Pagi Hari
15
Calon Menantu
16
Mengajari Tania
17
Senja ingin pulang
18
Senja Mau Servis
19
Di Terima
20
Makan Bersama Ibu
21
Bertemu Calon Mertua
22
Makan Bersama Calon Mertua
23
Salim Ke Calon Suami
24
Hari Pertama Bekerja
25
Ide Cemerlang
26
Iri
27
Sam Penyelamat
28
Kedatangan Tania
29
Sikap Lucu Tania
30
Papa Tania
31
Berpamitan pada Ibu.
32
Naik Motor Lebih Menyenangkan
33
Ini Pesta Siapa?
34
Pesta
35
Calon Istri?
36
Jalan-jalan ke Taman
37
Ucapan Terima Kasih Tania
38
Camilan Untuk Tania
39
Ote-Ote
40
Perintah Tuan Arka
41
Tebakan Ibu
42
Sam Datang Lagi
43
Heran
44
Reyhan yang Jahil
45
Penyebab Mandi Di Malam Hari
46
Kebingungan Senja
47
Jawaban Senja
48
Bertemu Tania Di Kantor
49
Senyum Arka
50
Makan Siang
51
Senja
52
Salah
53
Kemarahan Angel
54
Luapan Emosi Arka
55
Keinginan Mama Sam
56
Are You Okey?
57
Sedingin Salju
58
Kebohongan Angel
59
Pertanyaan Oma
60
Pintar Bersandiwara
61
Perintah Tuan Arka
62
Berusaha Menjauh
63
Membuat Tania Bahagia
64
Rencana Piknik
65
Uang Dari Arka
66
Menggemaskan
67
Piknik part 1
68
Piknik Part 2
69
Hujan
70
Senyum Bahagia Tania
71
Kebingungan Senja
72
Kata-kata menyebalkan
73
Sam Meminta penjelasan Senja
74
Enak Atau Tidak?
75
Hutang Irang Tua Senja
76
Kata Maaf dari Ibu
77
Pengganggu Hari Libur
78
Tidak apa-apa, BiK?
79
Khusus Hari Ini
80
Bertemu Sam Di Restauran
81
Berusaha Membuat Sam Ilfil
82
Meminta tolong Reyhan
83
Permintaan Tania?
84
Diam Seperti Patung
85
Memulai hari Di Sekolah Tania
86
Bersandar Di Bahu Sam
87
Merasa curiga
88
Kecewa
89
Hari Paling Indah Oma
90
Ungkapan Rasa Sedih Sam
91
Kata Cerai Dari Arka
92
Menguatkan Diri
93
Setengah Hati
94
Bingung
95
Suara Menusuk Hati
96
Terserah Padamu, Sam!
97
Permintaan Tania
98
Izin Dari Tuan Arka
99
Tempat Paling Nyaman
100
Kedatangan Tuan Arka part 1
101
Rencana Perceraian
102
Kekecewaan Oma
103
Izin Bercerai
104
Terima Kasih Oma
105
Pergi Ke Pasar Malam part 1
106
Biang Lala
107
Tatapan penuh tanya
108
Perceraian
109
Di Paksa Berangkat Bersama
110
Menikahlah Denganku!
111
Jangan Suka Melamun
112
Keputusan Senja
113
Sah
114
Pengganggu
115
Akhir cerita
116
Bonus Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!