Ibu Mau Ke Mana?

"Amin," dengan senyum yang mengembang di pipi.

Sungguh hari yang melelahkan karena seharian penuh berjalan dan naik turun bis hanya demi sebuah lowongan pekerjaan dengan harapan supaya bisa mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik dan bisa membantu orang tua, aku yang telah berganti baju dan membersihkan diri kini mencoba merebahkan tubuh yang terasa lelah menyiapkan mental untuk hari esok yang aku harap bisa jauh lebih baik dari hari ini.

Malam dingin penuh dengan suara burung hantu yang terdengar begitu jelas, entah siapa yang memeliharanya sudah dua hari ini aku mendengar burung hantu itu terus berkicau di malam hari membuat bulu kuduk setiap orang yang mendengarnya berdiri, aku terlelap tanpa ku sadari entah sejak kapan? dan kini pagi mulai menyapa mentari merangkak naik menyinari bumi yang gelap semalam.

"Ibu mau ke mana? "Tanya aku saat melihat ibu sudah rapi dan bersiap untuk pergi.

"Hari ini Ibu ingin melamar pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga," jawab ibu dengan ekspresi wajah penuh semangat dan penuh kebahagiaan yang terpancar jelas di wajahnya, padahal pekerjaan yang dia dapat bukanlah pekerjaan bagus, menjadi pembantu rumah tangga bukanlah hal yang membanggakan, tapi bagi ibu menjadi pembantu rumah tangga sudah cukup memberi harapan baru, karena gaji menjadi pembantu rumah tangga jauh lebih besar dari pada menjadi buruh cuci yang selama ini Ibu lakukan.

"Memangnya Ibu mau melamar pekerjaan di mana?" tanyaku penuh rasa penasaran melihat pakaian yang Ibu gunakan begitu rapi tidak seperti biasanya.

"Kemarin Ibu mendapat tawaran dari ibu-ibu yang sering meminta bantuan ibu untuk mencucikan bajunya, dia bilang di desa sebelah ada orang yang membutuhkan asisten rumah tangga, karena itulah Ibu direkomendasikan untuk menjadi pembantu di sana, dan hari ini aku ingin pergi untuk melihat situasi di sana barangkali tempatnya cocok dengan ibu." Jelas Ibu.

"Maaf, Ibu," ucapku dengan ekspresi wajah lesu menatap sendu ke arah Ibu yang masih terlihat bersemangat.

"Kenapa kamu minta maaf?" tanya Ibu seraya memegang kedua bahuku, menatap penuh rasa penasaran yang terlihat jelas di wajahnya.

"Maaf, karena aku masih belum bisa membantumu, dan aku masih belum bisa membahagiakanmu Ibu," aku mengatakan semua yang ku rasakan, sungguh jika saat ini aku bisa memilih, lebih baik aku saja yang bekerja menjadi asisten rumah tangga di mana Ibu ingin bekerja.

"Bagaimana kalau aku saja yang melamar menjadi pembantu rumah tangga, Ibu?" usulku.

Ibu cukup terkejut mendengar usulan yang aku ucapkan barusan, mungkin Ibu merasa jika saat ini aku sedang bercanda, tapi aku yang tidak sedang bercanda memasang wajah serius menunjukkan jika saat ini aku benar-benar serius dengan apa yang aku ucapkan.

"Jangan, Nak! kamu menjadi asisten rumah tangga bukanlah hal yang Ibu inginkan, biarlah Ibu yang menjadi asisten rumah tangga, kamu harus jadi orang yang jauh lebih baik dari Ibu," pesan Ibu yang sering sekali aku dengar, hal itu pula yang cukup membuatku terenyuh dan kecewa pada diriku sendiri, aku kecewa karena sampai saat ini aku tidak bisa menjadi orang yang di harapkan oleh Ibu.

"Maafkan aku Ibu, aku tidak bisa jadi seperti yang Ibu harapkan," ujarku seraya memeluk erat tubuh Ibu yang aku rasa semakin kurus dan keriput.

"Sudahlah, Nak, jangan bersedih seperti ini, Ibu sama sekali tidak kecewa padamu, lagi pula kamu juga baru saja lulus sekolah, dan kamu juga sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi mungkin tuhan belum berpihak pada kita, jadi jangan merasa kecewa ataupun menyerah sebelum berjuang! ingatlah jika kesuksesan tidak datang dengan instan, semua butuh perjuangan," Ibu selalu bisa membuatku merasa kembali bersemangat dan melupakan rasa kecewa yang kadang muncul tanpa aku perintah dan aku kendalikan.

"Terima kasih, karena sudah menjadi Ibu yang paling baik sedunia, aku akan selalu mengingat pesanmu dan akan aku jadikan pedoman hidup, mengingatnya di setiap saat dan aku yakin jika pesan itu mampu membawaku kembali ke niat awalku yang ingin sukses, saat ada banyak godaan yang datang," ujarku pada Ibu yang tersenyum manis ke arahku.

"Harusnya Aku yang berterima kasih padamu, Nak, karena kamu sudah menjadi penguat bagi ibu, dan kamu sudah menjadi putri ibu yang paling baik dan bijaksana, kamu dunia Ibu, maka dari itu jaga diri baik-baik! karena Ibu bisa sekuat ini hanya karena dirimu, " ujar ibu dan senyum Ibu terlihat semakin melebar menunjukkan sebuah kebahagiaan yang tak dapat diartikan oleh siapapun termasuk diriku.

Suasana kembali sepi saat aku melepas pelukanku dan Ibu mulai berjalan meninggalkan diriku, dia yang kini kembali bersiap-siap untuk pergi ke tempat majikan baru di mana ibu akan memulai aktivitasnya.

"jangan terlalu memaksakan diri, ibu!" Pesanku saat melihat ibu yang masih bersemangat berjalan meninggalkan rumah. Sedangkan aku masih saja berdiri menetap kepergian Ibu hingga dia tak terlihat.

Aku yang tak Memiliki pekerjaan apapun alias pengangguran kini memilih berjalan masuk ke dalam kamar. Belajar dan mempersiapkan diri untuk mengikuti tes yang pasti akan dilakukan di pabrik yang kemarin sudah aku taruh lamaran.

Aku masih saja terdiam hingga suara dering ponsel dalam saku Celanaku mengejutkan lamunanku yang kini sudah berkelana entah ke mana.

Sungguh hatiku merasa begitu gembira saat aku melihat Siapa yang meneleponku ternyata HRD dari sebuah pabrik yang kemarin Aku datangi karena sedang membutuhkan seseorang untuk membersihkan seluruh ruangan yang ada di sana atau membuatkan kopi untuk para staf, karena kemarin aku melihay lowongan kerja di sana sebagai Office girl.

"asik!" Girangku saat mendengar kabar jika Aku mendapat panggilan kerja, dengan langkah penuh semangat aku langsung menyahut buku dan bolpoin yang aku letakkan di meja kemudian memasukkannya ke dalam tas.

"Alhamdulillah, akhirnya aku bisa mendapat kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik" lirih Ku menatap panggilan ponsel yang baru saja aku jawab.

"Akhirnya aku mendapatkan pekerjaan juga, besok aku akan berusaha sebisa mungkin agar aku bisa diterima di pabrik yang baru saja menelfonku," ucapnya penuh semangat mengingat jika besok pagi aku akan datang ke perusahaan itu untuk melakukan tes.

Terpopuler

Comments

bunda syifa

bunda syifa

bener tu Thor, aq dari kecil pasti gc bisa tidur klo udah denger suara burung hantu sampai sekarang pun, apalagi rumah nya d desa yg d sekeliling nya masih hutan

2023-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Cucu Yang Sombong
3 Do'a Ibu
4 Ibu Mau Ke Mana?
5 Iya, Saya sendiri,
6 Menggantikan Ibu
7 Bertemu Oma
8 Cucu Oma
9 Nasehat Ibu
10 Di Jemput Sam
11 Aku Kangen Mbak Senja
12 Ungkapan Hati Sam
13 Telfon dari Tania part 1
14 Kedatangan Sam di Pagi Hari
15 Calon Menantu
16 Mengajari Tania
17 Senja ingin pulang
18 Senja Mau Servis
19 Di Terima
20 Makan Bersama Ibu
21 Bertemu Calon Mertua
22 Makan Bersama Calon Mertua
23 Salim Ke Calon Suami
24 Hari Pertama Bekerja
25 Ide Cemerlang
26 Iri
27 Sam Penyelamat
28 Kedatangan Tania
29 Sikap Lucu Tania
30 Papa Tania
31 Berpamitan pada Ibu.
32 Naik Motor Lebih Menyenangkan
33 Ini Pesta Siapa?
34 Pesta
35 Calon Istri?
36 Jalan-jalan ke Taman
37 Ucapan Terima Kasih Tania
38 Camilan Untuk Tania
39 Ote-Ote
40 Perintah Tuan Arka
41 Tebakan Ibu
42 Sam Datang Lagi
43 Heran
44 Reyhan yang Jahil
45 Penyebab Mandi Di Malam Hari
46 Kebingungan Senja
47 Jawaban Senja
48 Bertemu Tania Di Kantor
49 Senyum Arka
50 Makan Siang
51 Senja
52 Salah
53 Kemarahan Angel
54 Luapan Emosi Arka
55 Keinginan Mama Sam
56 Are You Okey?
57 Sedingin Salju
58 Kebohongan Angel
59 Pertanyaan Oma
60 Pintar Bersandiwara
61 Perintah Tuan Arka
62 Berusaha Menjauh
63 Membuat Tania Bahagia
64 Rencana Piknik
65 Uang Dari Arka
66 Menggemaskan
67 Piknik part 1
68 Piknik Part 2
69 Hujan
70 Senyum Bahagia Tania
71 Kebingungan Senja
72 Kata-kata menyebalkan
73 Sam Meminta penjelasan Senja
74 Enak Atau Tidak?
75 Hutang Irang Tua Senja
76 Kata Maaf dari Ibu
77 Pengganggu Hari Libur
78 Tidak apa-apa, BiK?
79 Khusus Hari Ini
80 Bertemu Sam Di Restauran
81 Berusaha Membuat Sam Ilfil
82 Meminta tolong Reyhan
83 Permintaan Tania?
84 Diam Seperti Patung
85 Memulai hari Di Sekolah Tania
86 Bersandar Di Bahu Sam
87 Merasa curiga
88 Kecewa
89 Hari Paling Indah Oma
90 Ungkapan Rasa Sedih Sam
91 Kata Cerai Dari Arka
92 Menguatkan Diri
93 Setengah Hati
94 Bingung
95 Suara Menusuk Hati
96 Terserah Padamu, Sam!
97 Permintaan Tania
98 Izin Dari Tuan Arka
99 Tempat Paling Nyaman
100 Kedatangan Tuan Arka part 1
101 Rencana Perceraian
102 Kekecewaan Oma
103 Izin Bercerai
104 Terima Kasih Oma
105 Pergi Ke Pasar Malam part 1
106 Biang Lala
107 Tatapan penuh tanya
108 Perceraian
109 Di Paksa Berangkat Bersama
110 Menikahlah Denganku!
111 Jangan Suka Melamun
112 Keputusan Senja
113 Sah
114 Pengganggu
115 Akhir cerita
116 Bonus Part
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
Cucu Yang Sombong
3
Do'a Ibu
4
Ibu Mau Ke Mana?
5
Iya, Saya sendiri,
6
Menggantikan Ibu
7
Bertemu Oma
8
Cucu Oma
9
Nasehat Ibu
10
Di Jemput Sam
11
Aku Kangen Mbak Senja
12
Ungkapan Hati Sam
13
Telfon dari Tania part 1
14
Kedatangan Sam di Pagi Hari
15
Calon Menantu
16
Mengajari Tania
17
Senja ingin pulang
18
Senja Mau Servis
19
Di Terima
20
Makan Bersama Ibu
21
Bertemu Calon Mertua
22
Makan Bersama Calon Mertua
23
Salim Ke Calon Suami
24
Hari Pertama Bekerja
25
Ide Cemerlang
26
Iri
27
Sam Penyelamat
28
Kedatangan Tania
29
Sikap Lucu Tania
30
Papa Tania
31
Berpamitan pada Ibu.
32
Naik Motor Lebih Menyenangkan
33
Ini Pesta Siapa?
34
Pesta
35
Calon Istri?
36
Jalan-jalan ke Taman
37
Ucapan Terima Kasih Tania
38
Camilan Untuk Tania
39
Ote-Ote
40
Perintah Tuan Arka
41
Tebakan Ibu
42
Sam Datang Lagi
43
Heran
44
Reyhan yang Jahil
45
Penyebab Mandi Di Malam Hari
46
Kebingungan Senja
47
Jawaban Senja
48
Bertemu Tania Di Kantor
49
Senyum Arka
50
Makan Siang
51
Senja
52
Salah
53
Kemarahan Angel
54
Luapan Emosi Arka
55
Keinginan Mama Sam
56
Are You Okey?
57
Sedingin Salju
58
Kebohongan Angel
59
Pertanyaan Oma
60
Pintar Bersandiwara
61
Perintah Tuan Arka
62
Berusaha Menjauh
63
Membuat Tania Bahagia
64
Rencana Piknik
65
Uang Dari Arka
66
Menggemaskan
67
Piknik part 1
68
Piknik Part 2
69
Hujan
70
Senyum Bahagia Tania
71
Kebingungan Senja
72
Kata-kata menyebalkan
73
Sam Meminta penjelasan Senja
74
Enak Atau Tidak?
75
Hutang Irang Tua Senja
76
Kata Maaf dari Ibu
77
Pengganggu Hari Libur
78
Tidak apa-apa, BiK?
79
Khusus Hari Ini
80
Bertemu Sam Di Restauran
81
Berusaha Membuat Sam Ilfil
82
Meminta tolong Reyhan
83
Permintaan Tania?
84
Diam Seperti Patung
85
Memulai hari Di Sekolah Tania
86
Bersandar Di Bahu Sam
87
Merasa curiga
88
Kecewa
89
Hari Paling Indah Oma
90
Ungkapan Rasa Sedih Sam
91
Kata Cerai Dari Arka
92
Menguatkan Diri
93
Setengah Hati
94
Bingung
95
Suara Menusuk Hati
96
Terserah Padamu, Sam!
97
Permintaan Tania
98
Izin Dari Tuan Arka
99
Tempat Paling Nyaman
100
Kedatangan Tuan Arka part 1
101
Rencana Perceraian
102
Kekecewaan Oma
103
Izin Bercerai
104
Terima Kasih Oma
105
Pergi Ke Pasar Malam part 1
106
Biang Lala
107
Tatapan penuh tanya
108
Perceraian
109
Di Paksa Berangkat Bersama
110
Menikahlah Denganku!
111
Jangan Suka Melamun
112
Keputusan Senja
113
Sah
114
Pengganggu
115
Akhir cerita
116
Bonus Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!