Do'a Ibu

Aku yang kesal tak mau lagi memperdulikan orang yang terlihat begitu sombong dan tidak punya rasa terima kasih itu.

Dengan langkah penuh emosi aku terus berjalan hingga sampailah aku di halte bus, tanpa banyak berpikir aku berjalan dan masuk ke dalam bus menuju tempat di mana ada banyak pabrik dan mencari lowongan pekerjaan yang bisa aku datangi.

Langkahku tak pernah berhenti sama seperti semangatku yang terus berkobar, mengingat wajah Ibu yang pasti sedang menungguku dengan sejuta harapan di rumah membuatku merasa terus bersemangat dan menghilangkan rasa penat yang saat ini aku rasakan.

Daerah industri ini begitu banyak pabrik tapi sampai saat ini aku tak menemukan pabrik yang memberi pengumuman bahwa mereka membutuhkan pegawai baru, hingga aku menemukan satu pabrik berukuran cukup besar dan aku yakin jika di sana memiliki gaji yang cukup besar pula.

"Permisi, pak," sapaku pada seorang satpam bertugas menjaga.

"Iya, ada apa, neng?" Sahut satpam itu sambil tersenyum ramah ke arahku.

"Apa benar di sini sedang membutuhkan karyawan baru, Pak?" Tanyaku dengan ekspresi wajah penuh harap yang ku yakin pasti dimengerti oleh satpam yang bername tag sandi.

"Iya, benar," jawabnya.

"Kebetulan sekali Pak, saya sedang mencari pekerjaan, apa saya bisa melamar di sini?" Aku kembali bertanya dengan ekspresi yang masih sama seperti sebelumnya, wajah penuh harap yang memang menggambarkan perasaanku saat ini.

"Tentu saja, siapapun berhak melamar di sini, jika kamu mau melamar di sini tinggalkan saja surat lamarannya! jika memang memenuhi kriteria perusahaan, besok pasti akan ada panggilan masuk di ponselmu," satpam itu kembali menjawab dengan wajah yang tetap terlihat ramah sungguh orang yang baik hati.

"Terima kasih, Pak sandi," aku tak lupa berterima kasih sebelum pamit dan aku sengaja memanggil namanya setelah melihat name tag yang tertempel di atas saku baju seragam yang dia pakai, Pak sandi yang memang ramah dan terlihat welcome dengan orang baru langsung tersenyum dan mengangguk sebagai pertanda jika dia menerima ucapan terima kasih yang baru saja aku ucapkan.

Meski aku telah menemukan satu perusahaan yang membutuhkan karyawan, dan telah menaruh satu lamaran yang aku bawa, aku tak berhenti dan tak pernah menyerah, dengan langkah dan semangat yang sama aku kembali berjalan menyusuri pabrik-pabrik mencari lowongan pekerjaan dengan harapan bisa menemukan pekerjaan secepat mungkin.

Tiga dari lima lamaran pekerjaan yang aku bawa sudah aku letakkan di berbagai perusahaan yang membutuhkan karyawan baru, panas yang begitu terik hari ini berganti senja sore yang terlihat begitu sangat indah menghiasi langit, badan yang sejak tadi tak terasa apapun kini mulai terasa pegal, aku yang sejak tadi bersemangat memutuskan untuk kembali pulang dan beristirahat berharap esok akan ada salah satu pabrik yang memanggil dirinya, meski harus melalui beberapa tes aku takkan pernah menyerah untuk mendapatkan pekerjaan dan membantu ekonomi ibuku, aku memang baru saja lulus dari sekolah, bahkan ijazah aku pun baru saja keluar, tapi aku tak bisa santai seperti teman-temanku yang lain, aku tak bisa diam atau bahkan memilih universitas untuk melanjutkan sekolahku ke jenjang yang jauh lebih tinggi, bagiku saat ini sudah waktunya aku mencari kerja dan membantu ibu, sudah cukup ibu bekerja keras sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupku dan hidupnya, kini waktunya aku yang menggantikan tugas ibuku mencari nafkah.

Dengan langkah pelan aku berjalan masuk ke dalam rumah, setelah turun dari bus yang baru saja mengantarku.

"Ibu!"panggilku sesaat setelah aku sampai di depan rumah ku yang terlihat tertutup rapat pintunya.

"Kamu sudah pulang, Nak?" Tanya ibuku setelah membuka pintu yang ada di hadapanku.

"sudah, Ibu," jawabku sambil menunjukkan senyum manis yang aku yakini bisa membuat ibuku jauh lebih tenang dari sebelumnya.

"Masuklah, Nak! "Sahut Ibu Seraya berjalan mendahuluiku, seolah memberi tanda jika aku harus mengikuti langkahnya masuk ke dalam rumah.

Tanpa harus disuruh aku yang mengerti bahasa isyarat dari tubuh ibu langsung berjalan mengikuti langkah ibuku yang terlihat berjalan pelan masuk ke dalam ruang makan.

"Kamu pasti sangat lelah," ujar ibu ku yang baru saja menyambutku pulang.

"Lelah, tidak juga, rasa lelahku sudah hilang saat aku melihat senyumanmu, ibu," jawabku yang tak ingin melihat ibu kebingungan atau memikirkan keadaanku yang sebenarnya lelah, meski saat ini aku merasa sedang lelah dan ingin segera tidur tapi perasaan itu langsung terkubur oleh senyuman indah yang muncul di wajah ibuku.

"sudahlah jangan menggombal terus pada ibu!" Ujar Ibuku

"Aku tidak sedang menggombal Ibu," ujarku sambil menatap mata Ibu penuh cinta yang justru kini sedang fokus mengambilkan makan untukku.

"Sudah, di makan dulu! nanti gombal menggombalnya di bahas lagi," ujar Ibu seraya memberikan satu porsi makanan ke hadapanku yang kini mulai memakan makanan yang Ibu ambil dengan lahapnya.

Makanan buatan Ibu memang selalu jadi makanan favorit yang tidak pernah ada duanya, meski hanya masakan sederhana, tapi memiliki raa yang begitu istimewa.

"Terima kasih Ibu," ujarku penuh ketulusan ku tatap wajah Ibu yang kini terlihat semakin tua.

"Doakan aku, Ibu!" pintaku ke arah Ibu yang tersenyum tulus ke arahku.

"Aku selalu mendoakan dirimu Anakku, semoga kamu jadi orang sukses dan berhasil suatu hari nanti," Do'a Ibu selalu bisa membuatku merasa jauh lebih baik.

Terpopuler

Comments

Zia Azizah

Zia Azizah

masih ada kesalahan ketik dek , sebelum diserahkan , baiknya adek baca ulang .
😁 .
semangat semangat semangatttt 🥰🥰🥰🥰

2022-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Cucu Yang Sombong
3 Do'a Ibu
4 Ibu Mau Ke Mana?
5 Iya, Saya sendiri,
6 Menggantikan Ibu
7 Bertemu Oma
8 Cucu Oma
9 Nasehat Ibu
10 Di Jemput Sam
11 Aku Kangen Mbak Senja
12 Ungkapan Hati Sam
13 Telfon dari Tania part 1
14 Kedatangan Sam di Pagi Hari
15 Calon Menantu
16 Mengajari Tania
17 Senja ingin pulang
18 Senja Mau Servis
19 Di Terima
20 Makan Bersama Ibu
21 Bertemu Calon Mertua
22 Makan Bersama Calon Mertua
23 Salim Ke Calon Suami
24 Hari Pertama Bekerja
25 Ide Cemerlang
26 Iri
27 Sam Penyelamat
28 Kedatangan Tania
29 Sikap Lucu Tania
30 Papa Tania
31 Berpamitan pada Ibu.
32 Naik Motor Lebih Menyenangkan
33 Ini Pesta Siapa?
34 Pesta
35 Calon Istri?
36 Jalan-jalan ke Taman
37 Ucapan Terima Kasih Tania
38 Camilan Untuk Tania
39 Ote-Ote
40 Perintah Tuan Arka
41 Tebakan Ibu
42 Sam Datang Lagi
43 Heran
44 Reyhan yang Jahil
45 Penyebab Mandi Di Malam Hari
46 Kebingungan Senja
47 Jawaban Senja
48 Bertemu Tania Di Kantor
49 Senyum Arka
50 Makan Siang
51 Senja
52 Salah
53 Kemarahan Angel
54 Luapan Emosi Arka
55 Keinginan Mama Sam
56 Are You Okey?
57 Sedingin Salju
58 Kebohongan Angel
59 Pertanyaan Oma
60 Pintar Bersandiwara
61 Perintah Tuan Arka
62 Berusaha Menjauh
63 Membuat Tania Bahagia
64 Rencana Piknik
65 Uang Dari Arka
66 Menggemaskan
67 Piknik part 1
68 Piknik Part 2
69 Hujan
70 Senyum Bahagia Tania
71 Kebingungan Senja
72 Kata-kata menyebalkan
73 Sam Meminta penjelasan Senja
74 Enak Atau Tidak?
75 Hutang Irang Tua Senja
76 Kata Maaf dari Ibu
77 Pengganggu Hari Libur
78 Tidak apa-apa, BiK?
79 Khusus Hari Ini
80 Bertemu Sam Di Restauran
81 Berusaha Membuat Sam Ilfil
82 Meminta tolong Reyhan
83 Permintaan Tania?
84 Diam Seperti Patung
85 Memulai hari Di Sekolah Tania
86 Bersandar Di Bahu Sam
87 Merasa curiga
88 Kecewa
89 Hari Paling Indah Oma
90 Ungkapan Rasa Sedih Sam
91 Kata Cerai Dari Arka
92 Menguatkan Diri
93 Setengah Hati
94 Bingung
95 Suara Menusuk Hati
96 Terserah Padamu, Sam!
97 Permintaan Tania
98 Izin Dari Tuan Arka
99 Tempat Paling Nyaman
100 Kedatangan Tuan Arka part 1
101 Rencana Perceraian
102 Kekecewaan Oma
103 Izin Bercerai
104 Terima Kasih Oma
105 Pergi Ke Pasar Malam part 1
106 Biang Lala
107 Tatapan penuh tanya
108 Perceraian
109 Di Paksa Berangkat Bersama
110 Menikahlah Denganku!
111 Jangan Suka Melamun
112 Keputusan Senja
113 Sah
114 Pengganggu
115 Akhir cerita
116 Bonus Part
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
Cucu Yang Sombong
3
Do'a Ibu
4
Ibu Mau Ke Mana?
5
Iya, Saya sendiri,
6
Menggantikan Ibu
7
Bertemu Oma
8
Cucu Oma
9
Nasehat Ibu
10
Di Jemput Sam
11
Aku Kangen Mbak Senja
12
Ungkapan Hati Sam
13
Telfon dari Tania part 1
14
Kedatangan Sam di Pagi Hari
15
Calon Menantu
16
Mengajari Tania
17
Senja ingin pulang
18
Senja Mau Servis
19
Di Terima
20
Makan Bersama Ibu
21
Bertemu Calon Mertua
22
Makan Bersama Calon Mertua
23
Salim Ke Calon Suami
24
Hari Pertama Bekerja
25
Ide Cemerlang
26
Iri
27
Sam Penyelamat
28
Kedatangan Tania
29
Sikap Lucu Tania
30
Papa Tania
31
Berpamitan pada Ibu.
32
Naik Motor Lebih Menyenangkan
33
Ini Pesta Siapa?
34
Pesta
35
Calon Istri?
36
Jalan-jalan ke Taman
37
Ucapan Terima Kasih Tania
38
Camilan Untuk Tania
39
Ote-Ote
40
Perintah Tuan Arka
41
Tebakan Ibu
42
Sam Datang Lagi
43
Heran
44
Reyhan yang Jahil
45
Penyebab Mandi Di Malam Hari
46
Kebingungan Senja
47
Jawaban Senja
48
Bertemu Tania Di Kantor
49
Senyum Arka
50
Makan Siang
51
Senja
52
Salah
53
Kemarahan Angel
54
Luapan Emosi Arka
55
Keinginan Mama Sam
56
Are You Okey?
57
Sedingin Salju
58
Kebohongan Angel
59
Pertanyaan Oma
60
Pintar Bersandiwara
61
Perintah Tuan Arka
62
Berusaha Menjauh
63
Membuat Tania Bahagia
64
Rencana Piknik
65
Uang Dari Arka
66
Menggemaskan
67
Piknik part 1
68
Piknik Part 2
69
Hujan
70
Senyum Bahagia Tania
71
Kebingungan Senja
72
Kata-kata menyebalkan
73
Sam Meminta penjelasan Senja
74
Enak Atau Tidak?
75
Hutang Irang Tua Senja
76
Kata Maaf dari Ibu
77
Pengganggu Hari Libur
78
Tidak apa-apa, BiK?
79
Khusus Hari Ini
80
Bertemu Sam Di Restauran
81
Berusaha Membuat Sam Ilfil
82
Meminta tolong Reyhan
83
Permintaan Tania?
84
Diam Seperti Patung
85
Memulai hari Di Sekolah Tania
86
Bersandar Di Bahu Sam
87
Merasa curiga
88
Kecewa
89
Hari Paling Indah Oma
90
Ungkapan Rasa Sedih Sam
91
Kata Cerai Dari Arka
92
Menguatkan Diri
93
Setengah Hati
94
Bingung
95
Suara Menusuk Hati
96
Terserah Padamu, Sam!
97
Permintaan Tania
98
Izin Dari Tuan Arka
99
Tempat Paling Nyaman
100
Kedatangan Tuan Arka part 1
101
Rencana Perceraian
102
Kekecewaan Oma
103
Izin Bercerai
104
Terima Kasih Oma
105
Pergi Ke Pasar Malam part 1
106
Biang Lala
107
Tatapan penuh tanya
108
Perceraian
109
Di Paksa Berangkat Bersama
110
Menikahlah Denganku!
111
Jangan Suka Melamun
112
Keputusan Senja
113
Sah
114
Pengganggu
115
Akhir cerita
116
Bonus Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!