Oh Men

Sudah tiga minggu ini Samm, Bryan atau pun Nora tidak di tempatkan satu shift. Hal ini membuat mereka sulit untuk berkomunikasi.

Di tambah lagi, saat ini rumah sakit tempat mereka bekerja sedang mengalami peningkatan pasien. Untuk istirahat pun tidak ada waktu.

"Ah, lelahnya!" Sammy meregangkan tubuhnya di ruang istirahat khusus dokter dan perawat.

Dia mengambil ponsel yang ada di kantung pakaian perawatnya dan mengecek apakah ada pesan atau tidak di ponsel tersebut.

Sepuluh misscalled dari Jack, belasan pesan dari Jack, dan satu pesan dari Nora. Sammy membuka pesan Nora, ia membacanya dan tak lama tangannya tampak menari dengan cepat di atas keypad ponselnya.

Lima belas menit kemudian Nora datang dan merebahkan dirinya di samping Sammy. "Bagaimana kabarmu Nona Grey?" tanya Nora.

"Aku baik-baik saja Nona White. Just for your info i missed you." sahut Sammy.

Nora tersenyum dan memeluk sahabatnya itu. "Aku juga merindukanmu. Jadwal kita sebulan ini benar-benar gila, setiap selesai bertugas aku tidak mandi, tidak makan, dan hanya tidur." kata Nora menceritakan aktifitasnya.

Sammy menepuk punggung Nora. "Kita sedang banyak rejeki artinya." kata Sammy.

Nora dan Sammy berbaring berdampingan, sampai akhirnya Nora bertanya, "Sam, bolehkah aku bertanya?"

"Ya, silahkan." jawab Sammy.

"Sebenarnya apa yang terjadi antara kamu dan Jack? Bagaimana hubungan kalian?" tanya Nora.

Sammy tidak segera menjawab. "Hmmm, aku berkata kepadanya untuk tidak ada ikatan apa pu..."

"Tapi kalian berciuman. Apa kamu tau arti ciuman? Dan akan mengarah kemana aktifitas berciuman itu?" Nora bertanya lagi dengan nada sedikit kesal.

Sammy beranjak dari pembaringannya, "Apa kamu berbicara tentang Bryan?" tanya Sammy.

Tak lama Nora pun duduk bersandar di samping Sammy. "Tentu saja. Karena dia benar-benar seperti zombie." ucap Nora.

Sammy menghela nafas panjang, "Dia menyatakan cintanya kepadaku. Baik saat itu atau saat ini aku hanya menganggap Bryan sebagai seorang teman, tidak lebih. Berbeda dengan Jack. Awalnya memang dia pasienku, tapi seiring berjalannya waktu aku mengenalnya sebagai seorang pria." jawab Sammy

Nora merangkul pundak Sammy, "Aku hanya bersimpati untuk Bryan karena sepertinya dia sangat menyukaimu. Kadang aku merasa iri karena kamu mendapatkan perhatian lebih dari Bryan." Ucap Nora lagi.

"Apa kamu menyukai Bryan?" tanya Sammy.

Nora memilih untuk tidak menjawab dan Sammy pun tidak bertanya lagi.

***

Beberapa hari kemudian Jack menjemput Sammy yang sedang bertugas di rumah sakit. Dan kebetulan Sammy bertugas mendampingi Bryan praktek hingga sore hari.

"Dimana Nona Grey?" tanya Jack kepada perawat di Nurse Station.

"Nona Grey?" kata perawat itu bingung.

Raut wajah Jack mulai berubah, perawat di sebelahnya menyenggol sikut perawat itu, dan perawat itu dengan cepat memahami maksudnya.

"Oh, Nona Grey. Suster Samantha yah. Sebentar saya akan panggilkan." Jawab perawat itu.

Tak lama, Sammy datang dan menghampiri Jack di meja Nurse Station.

"Hei, nama Grey terpampang jelas di rumah sakit ini dan kamu masih bertanya siapa Nona Grey! Terlalu! Pecat dia!" tukas Jack.

Sammy tersenyum menenangkan perawat itu. "Jangan di ambil hati omongannya." ucapnya.

"Apa-apaan kamu begitu datang langsung memecat orang! Tidak baik memotong rejeki orang lain!" tukas Sammy kesal.

Jack menarik tangannya, "Temani aku rapat tiga hari ke depan!" Kata Jack.

"Aku belum selesai merapikan alat-alat yang baru di pakai." kata Sammy.

"Kan ada pegawaimu." Sahut Jack.

Sammy menahan kedua kakinya, "Lepaskan aku!"

Bryan berlari menghampiri Sammy, "Hei, hei, dia masih memiliki sisa jam kerja." Ucap Bryan.

Jack menghentikan langkahnya, "Dia istriku, ada masalah?"

Bryan mengambil tangan Sammy, "Ayo Sam." Ucapnya sambil menarik tangan Sammy.

"Tunggu!" Sahut Sammy melepaskan tangannya dari Bryan.

"Kamu mau pergi kemana?" Sammy bertanya kepada Jack.

"Suatu negara." Jawab Jack singkat.

"Kalau kamu mengajakku artinya kamu harus mengajak kawan-kawanku juga, Bryan dan Nora." Sammy menantang Jack.

Jack berdecak kesal akan tetapi Perry tersenyum dan menyembunyikan senyumannya.

"Oke, tapi kita pisah jalan! Sanders, kamu bersama dokter dan Nora siapalah itu! Aku bersama Sammyku!" Tukas Jack menggenggam erat tangan Sammy.

Jack segera mengajak Sammy ke bandara dan tentu saja Sammy yang mengendarai kendaraannya karena Jack masih trauma.

"Aku belum packing barang-barangku, Jack." ucap Sammy.

Jack menatap Sammy dengan tatapan iba. "Jangan seperti orang susah, Sam. Kamu bisa membeli apa yang kamu mau."

Sammy mengangkat alisnya, seumur hidupnya dia tidak pernah sesantai ini. Kalau ada yang gratis kenapa harus membeli. Begitulah.

Jack mengajak Sammy menaiki pesawat pribadi milik Jack sedangkan Perry, Bryan dan Nora menaiki pesawat first class dengan penerbangan tanpa transit.

Setelah enam belas jam berada di dalam pesawat akhirnya sampailah mereka di tempat yang dimaksudkan oleh Jack.

***

Malam itu di saat Sammy, Nora serta Perry sedang menikmati malam mereka di negeri orang. Bryan mengajak Jack untuk keluar juga.

"Jack, sedang senggang kah?" Tanya Bryan.

"Yes. What's up?" Sahut Jack.

"Let's drink." Ajak Bryan.

"Oke, let's go."

Mereka pergi ke sebuah bar di kota besar dengan lampu jalan yang sangat terang dan bar itu sepertinya cukup terkenal karena antrian masuknya yang panjang.

"Hei man, come on." Ajak Jack kepada Bryan.

Jack segera memasuki ruang VIP di bar itu dan begitu mereka masuk seluruh pegawai dan barista yang ada disana menundukan kepala mereka dengan hormat ketika Jack melewati mereka.

"Silahkan duduk, take your time karena ini bar milikku." Kata Jack memamerkan asetnya.

Bryan mengangguk-angguk, "Oke, you pay tonight huh?"

"Oke." Jawab Jack.

Mereka memesan minuman yang cukup mahal dan sanggup membuat mereka mabuk hanya dalam beberapa teguk saja.

"Siapa namamu, dokter?" Jack bertanya kepada Bryan

"Bryan Onelle. Dan apakah benar kamu sudah menikah dengan Sammy? Maksudku menikah secara resmi?" Bryan mulai menyelidiki Jack.

"Tentu saja, dokter Bryan." Jawab Jack yang mulai di kuasai oleh alkohol.

Bryan mengambil kesempatan dan bertanya lebih mendetail kepada Jack, "Apa kamu mencintainya?" Tanya Bryan lagi.

"Kalau soal itu aku tidak pernah ragu. Sanders bercerita kepadaku, saat awal aku memanggilnya Giselle karena dia sangat cantik saat memerankan Giselle." Jawab Jack, kemudian dia memukul pundak Bryan dengan tiba-tiba seakan teringat sesuatu.

"Giselle! Dokter aku ingat dia! Dia memakai gaun putih bermahkota bunga di kepalanya dan mempunyai sepasang sayap. Giselle Samantha. Aku mengingatnya dokter! Dan...dan kami bertemu kembali di bar ini! Dia memakai pakaian ballerina yang cantik dan berjinjit seperti ini,..." Jack memeragakan gerakan Sammy saat meminta gelas minuman.

"Kemudian ia melihatku, dan memegang kedua pipiku seperti ini, dokter ..." Jack memegang pipi Bryan yang sudah terpengaruh alkohol juga karena banyaknya minuman yang ia tenggak.

"Dan dia menciumku...." Secara tidak sadar Jack mengecup bibir Bryan.

Cup!

Gubrak!

Mereka berdua tidak sadarkan diri di sofa bar itu.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Noviyanti

Noviyanti

ya ampyun 🙈🙈

2022-12-23

0

Hulapao

Hulapao

astagaaa ciuman mereka

2022-09-26

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Bryan ama Nora aja
Time Travel Lia mampir

2022-09-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!