"Arrggh!" Bryan memegangi rahangnya dan berbalik menghadang penyerangnya.
Namun, Sammy sudah berdiri di tengah diantara mereka berdua, "Stop! Kalian pikir ini arena tinju? Silahkan keluar dan selesaikan disana!" Tukas Sammy, tangannya terentang lebar.
"Kamu tidak melarangku untuk berkelahi?" Tanya pria yang ternyata Jack.
"Untuk apa aku melarang kalian. Kalau ada masalah yang belum selesai, segera di selesaikan dengan kepala dingin dan cara kalian." Ucap Sammy kesal dan dia bergegas keluar tapi Bryan memegangi lengannya,
"Sam, pikirkan ucapanku tadi." Katanya.
Sammy menyentakkan lengannya, "Aku tidak paham apa yang kamu bicarakan Bry." Jawab Sammy.
Nora dan beberapa perawat lain menunggu di depan pintu ruangan praktek Bryan. Begitu melihat Sammy keluar, Nor segera berjalan di sisinya.
"Apa yang terjadi Sam?" Tanya Nora.
Nafas Sammy masih memburu, emosinya masih membuncah ingin segera di keluarkan.
Dan di saat seperti itu Grace datang. Awalnya dia tidak menyadari Sammy, akan tetapi begitu ia mendengar kata Sam keluar dari mulut Nora, ia segera menghampiri Sammy.
"Permisi, suster Samantha?" Tanya Grace.
Sammy memejamkan matanya sesaat, ****!" Ucapnya dalam bisikan.
Dengan senyum manis ia menyambut Grace, "Ada yang bisa saya bantu Nona?" Tanya Sammy.
Ia menyeret tangan Sammy dengan cepat, sepatu hak tingginya bergaung ke segala penjuru. Ia mengajak Sammy untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Masuklah!" Perintahnya.
Sammy yang sedang kesak berdecak, walau pun demikian ia tetap masuk ke dalam mobil Grace.
"Apa yang ingin kamu bicarakan denganku sampai aku merasa diculik seperti ini?" Tanya Sammy.
"Kembalikan ingatan Jack! Buatlah Jack supaya ia mengingatku." Tukas Grace.
Sammy menarik nafas panjang, "Bisakah kamu lebih pintar sedikit? Oh my God! Nona Manor maafkan aku tapi aku hanyalah seorang perawat, silahkan bertanya kepada dokter yang memegang Jack baik di rumah sakit ini atau di rumah sakit yang kamu rekomendasikan." Jawab Sammy.
Grace menggerakan kepalanya sedikit, "Kalau begitu, jauhi Jack dan kembalikan ia padaku!" Perintah Grace.
"Ambillah! Aku tidak butu!" Sahut Sammy kemudian keluar dari mobil dengan membanting pintu mobil itu.
"Hei! Pelan-pelan!" Grace berseru dan segera keluar sambil memeriksa kondisi mobilnya.
Tak beberapa lama ia melihat Jack serta Perry asistennya keluar dari rumah sakit, dengan cepat ia berlari.
Tak tuk
Tak tuk
Suara sepatu hak tingginya kembali terdengar.
"Jack! Hei, Jack!" Panggil Grace.
Jack dan Perry mencari sumber suara dan begitu mereka menemukannya, mereka segera mempercepat langkah kaki mereka.
"Hei! Tunggu aku! Sanders!" Teriak Grace lebih kencang. Grace terpaksa mempercepat langkahnya untuk bisa mengejar Jack.
Bruk!
"Adduuuhhh!" Tangis Grace. Ia terjatuh saat mengejar Jack. Jack tidak menoleh sedikit pun, "Jackkk! Hiks...sakit!" Tangisnya.
Perry berbalik arah dan membantu Grace untuk berdiri, "Mari Nona." Kata Perry mengulurkan tangannya.
Dengan cemberut Grace meraih tangan Perry, "Antar aku ke rumah Jack sekarang!" Ucapnya.
Perry mengangguk karena melihat lutut serta sikut Grace yang berdarah dan mungkin kakinya terkilir sedikit karena jalannya menjadi pincang.
Jack sudah duduk dengan manis di kursi depan sebelah supir. Dia hanya melirik ke arah Grace, "Ada apa denganmu?" Tanya Jack dingin.
"Aku terjatuh saat mengejarmu, kenapa kamu tidak menolongku?" Tanya Grace kesal.
"Karena aku pria beristri dan aku sudah menikah." Jawab Jack tanpa menoleh ke arah Grace.
"Sanders, keluarkan dia!" Perintah Jack menunjuk Grace ketika Perry hendak mengemudikan mobilnya.
***
Sementara itu, Bryan yang sudah merapikan tempat pertarungannya dengan Jack segera menemui Nora yang sudah menunggunya.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya Nora melihat rahang bawah Bryan mulai berwarna ungu kehijauan.
Nora mengambil kompres di ruang perawat dan mengompres rahang Bryan, "Apa sih yang kamu lakukan sampai dapat oleh-oleh bogem mentah dari Jack begitu?" Tanya Nora tidak habis pikir.
Wajah Bryan merah padam, "I did something crazy, tapi belum terjadi. Sudahlah lupakan." Sahut Bryan.
Nora kemudian mengoleskan rahang Bryan dengan salep antiinflamasi, setelah selesai mereka pun pergi.
Beep!
Suara klaskson mobil Bryan mengejutkan Sammy yang berada di dalam mobil.
"Sam! Ikut kami yuk." Ajak Nora.
Sammy menggoyangkan tangannya, "Tidak perlu. Aku sedang ingin sendiri. Thanks anyway." Jawab Sammy berpamitan kepada Nora dan Bryan kemudian melajukan mobilnya menembus padatnya jalan raya saat itu.
Dia tidak tau kemana dia akan pergi, dan dalam waktu empat jam lagi dia harus mengajar sedangkan pikirannya sedang kalut.
Akhirnya Sammy memberhentikan mobilnya di depan studio ballet, sepi. Tentu saja, beruntunglah Sammy selalu membawa kunci sehingga ia tidak perlu menunggu untuk bisa masuk ke dalam.
Ia mulai mengganti pakaiannya dengan leotard serta stocking hitam, kemudian ia melakukan peregangan dalam hening. Tanpa suara dan tanpa musik.
Segala kepenatan ia lepaskan dalam gerakan yang terkadang lembut dan kadang menghentak.
Setelah sekitar satu jam ia melakukan gerakan tanpa suara, kini Sammy menggunakan musik kontemporer. Ia berlari dengan cepat dan melayang sesaat. Kemudian ia mendarat dengan lembut dan berputar cepat.
Tak beberapa lama, ada seseorang yang menangkap pinggangnya saat ia melayang,
"Hai." Sapanya.
Sammy terkejut, "Jack!" Seru Sammy tanpa berhenti menari.
"Aku tau kamu pasti lari kesini. Ada satu hal yang ingin kusampaikan, kalau di saat aku berbicara ternyata lebih dari satu penyampaian aku minta maaf karena aku tidak pandai merangkum sebuah kalimat." Ucap Jack yang kemudian menopang tubuh Sammy saat Sammy menjatuhkan tubuhnya ke belakang.
"Apa yang ingin kamu sampaikan?" Tanya Sammy.
"Aku memang belum mengingatmu serta segala sesuatu tentangmu, tapi apakah kamu tau Sam? Saat aku menari bersamamu tadi aku bisa merasakan kita pernah menari bersama sebelumnya." Kata Jack, yang sekarang memberanikan diri untuk memegang tangan Sammy.
"Dan saat aku melihatmu di bar malam itu, kamu menciumku, aku merasa kita terikat. Aku tidak tau apakah sebelumnya kita pernah punya hubungan spesial atau tidak. Tapi ada rasa rindu saat kamu datang dan menciumku. Itu sebabnya aku mencarimu dan mengajakmu menikah." Jack menyambung lagi penjelasannya.
Sammy terdiam, ia sedang menata hatinya. Karena Sammy ragu apakah ia yakin akan meneruskan hubungan ini atau tidak. Dan dia juga memikirkan Bryan.
"Bisakah kita memulainya dari awal saja Jack? Anggap saja ini pertemuan kita dan kita akan memulainya dari sini." Ungkap Sammy.
"Tidak masalah untukku. Aku sudah mengenalmu dengan baik dan jika sesuatu terjadi kepadaku kemudian aku melupakanku kamu boleh memgingatkanku saat itu, Sam. Aku berjanji. Aku tidak tau kapan kepala bodohku ini normal kembali." Jawab Jack.
"Aku akan meninjumu jika kamu melupakanku Jack." Seru Sammy tertawa.
Jack pun tersenyum, "I love you Sam. I really do." Sahutnya.
Dengan perlahan Jack menyatukan bibirnya dengan bibir Sammy.
Di luar studio, Bryan melihat Sammy dan Jack sedang berciuman. Maksud kedatangan Bryan kesana adalah ingin memberikan camilan kesukaan Sammy yang baru saja di belinya bersama Nora.
"Nora?" Tanya Bryan saat kembali ke dalam mobilnya.
"Hmmm?" Jawab Nora yang sedang asik membaca komik.
"Menurutmu, apakah aku harus mundur atau tetap maju?" Bryan bertanya lagi.
Nora menutup buku komiknya, "Apanya yang harus maju mundur?" Tanya Nora.
"Sammy!" Tukas Bryan kesal.
Nora tersenyum, "Follow your heart, Bry. Tapi kalau aku menjadi kamu, aku akan sadar diri karena sainganku lebih tampan, lebih keren, lebih seksi dan lebih kaya. Hahahaha!" Jawab Nora menggoda Bryan.
"Aaah, sialan!" Seru Bryan marah.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
EYN
jawaban khas seorang sahabat 😅
by the way, aku suka persahabatan Bryan, Sammy dan Nora 😘
2022-10-24
0
Boenga
semangat ka thor
2022-09-25
1
goresan rindu
jawabannya jujur...hahaha 🤣
2022-09-23
1