"Ceritakan tentang Jackson Smith." Ucap terapis kepada Jack.
"Jackson Smith adalah aku. Berusia 26 tahun dan bekerja di perusahaan minuman keras SipSmith. Asistenku bernama Perry Sanders." Kata Jack menunjuk pada sebuah foto seorang pria, dan "aku mempunyai tunangan bernama Grace." Katanya lagi sambil menunjuk pada foto Grace yang sedang berpose berdua dengannya, "dan...dan kami melakukan perjalanan...dan..." Jack kembali mengerang dan memegangi kepalanya.
Sammy menghampiri Jack dan berusaha menenangkannya, "Tenanglah Jack. You're doing a great job. That was great, Jack." Bisik Sammy sambil memeluk Jack.
Jack memegangi Sammy erat-erat seperti anak kecil yang hendak ditinggalkan ibunya pada hari pertama masuk sekolah.
"Kita sudahi disini saja." Kata Sammy kepada Marcus.
Marcus mengangguk, " Oke. Kemajuannya cukup baik namun ketika mengingat hari kecelakaan itu, otaknya menolak dan memberikan reaksi kepada tubuhnya untuk berhenti. Aku pikir melihat opera sesuatu yang menyenangkan." Ucap Marcus.
"Seingatku hubungan Jack dengan Grace cukup baik. Apakah kecelakaan itu yang membuatnya trauma?" Tanya Sammy.
Marcus sejenak terdiam mengusap-usap dagunya dan setelah itu dia mengangguk, "Ada kemungkinan seperti itu. Jangan terlalu menekan dia suster dan jauhkan Tuan Smith dari stress." Pesan Marcus kepada Sammy.
"Baiklah. Tapi itu akan sulit karena peran Jack sebagai CEO akan terus menuntutnya kan?" Kata Sammy meragukan.
"Bagaimana kalau Jack mengambil cuti sementara dan ajaklah ia sesekali berlibur." Usul Marcus.
Sammy tersenyum, "Aku sudah memikirkannya. Hari Minggu ini adalah hari pertunjukkanku dan aku akan mengajaknya." Kata Sammy ceria.
Setelah mereka berpamitan kepada Marcus, mereka harus kontrol ke dokter saraf.
Sammy menitipkan Jack kepada Perry karena ia harus bekerja siang itu.
"Aku rasa amnesia Jack menular kepadaku." Ucap Sammy kepada Nora dan Bryan.
"Tidak mungkin kan? Sejak kapan amnesia menular? Bagaimana pelajaran patologimu, Sam? Aku meragukan kelulusanmu jika mendengar amnesia itu menular. " Bryan menanggapinya dengan pedas.
Sammy memberengutkan bibirnya, "Anggap saja iya. Tidak ada salahnya membuat temanmu ini terhibur." Kata Sammy memprotes kedua temannya.
Nora tertawa dan memeluk Sammy, "Hahaha...apakah jack pria yang manja? Atau dia pria yang misterius?" Tanya Nora menggoda.
"Sudah pasti misterius kan mengingat kondisinya yang seperti itu!" Tukas Bryan kesal.
Sammy memukul kecil Bryan, "Tidak boleh seperti itu, Bry. Oh iya, aku akan mengajak Jack ke acaraku hari Minggu besok." Kata Sammy.
"Yaaaaahh. Why Sam, why?" Tanya Bryan.
"Tidak masalah kan? Kamu sendiri yang bilang Jack itu anakku, sekarang siapa yang akan menjaganya kalau aku harus bekerja?" Sammy balik bertanya.
"Dia punya asisten Sam...ayolah." Tukas Bryan dan sebelum Sammy membantahnya seorang perawat sudah memberikan info kepada Bryan,
"Dokter Bryan, maaf menggangu jadwal pasien sore ini sudah ada di dalam list. Bisa dimulai sekarang." Kata perawat itu.
Sammy dan Nora mengibaskan tangan mereka, mengusirnya, "Hush! Hush! Ada pasien."
Bryan bergegas memakai pakaian putih kebanggaannya dan mengalungkan stetoskop di lehernya, "Siapa yang mendampingiku?" Tanya Bryan berharap itu Sammy.
"Aku di pos." Jawab Sammy bergegas menempati posnya untuk berjaga sambil menyeringai lebar.
***
Dua hari sebelum pertunjukkan Sammy berlangsung, Sammy mengajak Jack untuk melihat gladi resiknya. Mereka berjalan kaki sampai di stadium tempat perhelatan opera itu diadakan.
"Kita berjalan kaki saja, tidak apa-apa kan Jack?" Tanya Sammy.
Jack mengangguk.
Selama perjalanan, Jack ingin sekali menggenggam tangan walinya itu. Tapi Sammy selalu menggerakan tangannya ke atas atau ke samping atau ke bawah untuk melatih gerakan menarinya nanti.
Sampai ketika Sammy harus melakukan pointe dengan memakai sepatu kedsnya, ia terjatuh karena tidak seimbang. Jack menangkapnya, "Ups... Kamu baik-baik saja?" Tanya Jack.
Sammy mengangguk, "I...iya. Terimakasih." Jawab Sammy sambil memalingkan wajahnya.
"Sam, bolehkah aku memanggilmu demikian? Seperti dokter Bryan memanggilmu?" Tanya Jack berhati-hati.
"Boleh saja." Jawab Sammy tersenyum manis kepada Jack.
Deg!
Jack merasakan getaran aneh di hatinya. Getaran itu sudah ia rasakan sejak dua minggu yang lalu. Perhatian, sabar, dan sifat Sammy yang selalu siap untuknya berhasil mengisi dunia Jack yang kosong.
"Sam." Jack memanggilnya.
Sammy menoleh, "Ya?" Tanya Sammy melakukan curtsy kepada Jack.
Jack menangkap tangan Sammy dan meninggalkan kecupan di punggung tangannya.
"Kamu seperti seorang putri dan aku pangerannya." Kata Jack berusaha memecahkan kecanggungan di antara mereka.
Sammy melepaskan tangannya dengan cepat, "Hahaha... betul sekali." Sahutnya salah tingkah.
Mereka melanjutkan perjalanan dalam diam, sambil sesekali berbincang-bincang. Perjalanan itu terasa sangat lama padahal jarak rumah Sammy ke stadium pertunjukkan cukup dekat.
Sesampainya disana, Sammy meninggalkan Jack di kuris balkon supaya Jack dengan mudah melihat Sammy, "Duduklah disini. Kamu bisa melihatku dengan jelas dari sini. Kalau kepalamu itu pusing segera berikan tanda kepadaku. Oke Jack?" Tanya Sammy.
Jack mengangguk dan menarik Sammy lebih dekat. Jack bisa merasakan harum tubuh Sammy, "Jangan perlakukan aku seperti anak kecil, Sam. Tidak ada anak kecil yang akan melakukan ini kepadamu."
Cup!
Jack mengecup bibir Sammy dengan cepat. Kemudian tersenyum, "Lihat, aku sudah dewasa Sam. Hanya karena aku sedang tidak sehat bukan berarti aku anak kecil. Berjuanglah aku akan melihatmu." Kata Jack lagi dengan seringai lebarnya.
Sammy berlari menuruni tangga tanpa mengucapkan apa-apa lagi.
***
Hari pertunjukkan pun tiba, Sammy meminta Bryan untuk menjemput Jack.
"Nora, akuilah kalau aku pria sejati yang sangat baik." Kata Bryan.
Nora yang sibuk dengan make upnya hanya bergumam menjawab Bryan, "Hmmm" jawabnya.
"Ayolah Nora. Akui itu! Dan lagi kemana Jack ini? Apakah dia memakai make up sepertimu, ini sudah terlalu lama!" Tukas Bryan kesal. Dia tidak ingin terlambat datang ke pertunjukkan Sammy.
Bryan membuka pintu mobilnya dan melongok ke dalam rumah Sammy.
"Apakah Jack tau kita datang?" Tanya Bryan yang bingung apakah harus membunyikan klakson atau tidak.
Nora masih sibuk memoles wajahnya, dan dengan gusar ia menekan klaskon mobil,
Beep... Beep!
Tidak ada jawaban dari dalam. Bryan memutuskan untuk berjalan mendekat ke gerbang rumah Sammy dan memanggil Jack, "Jack. Ini aku." Sahutnya setelah itu ia merasa bodoh dan kembali lagi ke mobilnya.
"Aku merasa seperti tukang kredit. Memalukan sekali." Kata Jack kepada Nora yang dengan susah payah menahan tawa.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Jack keluar dengan di temani oleh Perry asistennya.
Nora terpukau dengan seorang Jackson Smith yang tampan dan malam itu dia tidak tampak seperti seorang pasien. Aura CEOnya tidak luntur. Dengan memakai setelan kemeja putih dengan kancing sedikit terbuka yang membuat rasa penasaran serta jas hitam tanpa kancing. Rambutnya yang biasa ke depan, malam itu Jack tampil dengan forehead.
"Bry, dia tampan sekali. Aku akan duduk di sebelahnya." Kata Nora buru-buru turun untuk duduk di samping Jack.
"Lalu? Aku apa? Supir kalian?" Tanya Bryan kesal.
Perry menawarkan diri untuk memakai mobil Jack, tapi Bryan tidak mau harga dirinya di jatuhkan di depan Jack sehingga ia menolak ide Perry tersebut.
Mereka berangkat dengan menaiki mobil Bryan yang di kendarai oleh Perry. Itu cukup adil menurut Bryan.
Sesampainya disana mereka mulai disajikan oleh pertunjukkan musik Tchaikovsky yang membawakan musik Swan Lake op 20. Dan tak lama para ballerina mulai memasuki panggung pertunjukan.
Sammy tampak di tengah memerankan Princess Odette sebagai seekor angsa putih. Yang nantinya akan berubah menjadi seekor angsa hitam karena pengaruh sihir.
Dengan gemulainya Sammy melompat dan berputar kesana kemari, penonton pun terhanyut menyaksikan pertunjuk yang bertajuk Swan Lake itu.
Sebagai puncak pertunjukkan Sammy berhasil melakukan 32 fouettes dan mengakhirinya dengan gerakan tangan ke atas yang sempurna.
*fouettes adalah putaran dengan satu kaki terangkat dan tubuh berputar dengan posisi kaki lain jinjit (pointe)
"Giselle!" Bisik Jack.
Bryan dan Nora berpandangan dan berusaha memahami maksud Jack tersebut.
***
"Sammy congratulations. Itu indah sekali. Aku hampir meneteskan airmataku. Dan satu hal kami tidak berteriak Bravo!" Seru Nora.
Mereka berpelukan dan melonjak-lonjak kegirangan, "Aku tau. Aku tidak mendengarnya." Jawab Sammy tersenyum lebar.
"Giselle!" Jack tiba-tiba muncul di kerumunan itu dan memberikan Sammy sebuket bunga berwarna putih.
"Giselle?" Tanya Sammy kepada Jack.
Wajah Jack tampak sangat bahagia seperti menemukan sesuatu yang berharga, "Aku mengingatmu, Giselle Samantha." Kata Jack.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Vi
gas poll
2022-09-29
0
Vi
gas polll
2022-09-29
0
Spyro
Woh... benih2 sudh tumbuh 😍 mas Jack wis berani kecap kecup 😆
2022-09-14
0