"Nora, sudah selesai shift?" Tanya Sammy melalui panggilan telpon.
"Give me fifteen minutes later, Sam." Jawab Nora.
"Oke. I'll pick you up. See you." Ucap Sammy mengakhiri panggilannya.
Ia kembali melihat ponselnya, satu pesan dari Bryan yang mengajaknya kencan malam ini dan satu lagi pesan dari Jack, yang juga mengajaknya makan malam ini.
Sammy menggaruk-garuk rambutnya yang masih tercepol dengan kasar sehingga beberapa helai rambutnya keluar dari hair net.
Tak lama Sammy membersihkan dirinya, merapikan rambutnya kembali, memakai kaos dan jins biru bututnya kemudian ia mengambil kunci mobil tuanya untuk pergi menjemput Nora.
Sesampainya di rumah sakit, Sammy mengirimkan pesan kepada Nora bahwa ia sudah menunggunya di basement rumah sakit blok B1.
Lima menit Sammy menunggu Nora, dan tak lama Nora datang dengan masih mengenakan seragam perawatnya.
"Berapa persentase kaca film mobilmu?" Tanya Nora.
"Delapan puluh persen dan....demi Tuhan! Apa yang kamu lakukan Nora!" Pekik Sammy terkejut karena melihat temannya berganti baju di sampingnya.
"Kamu memintaku untuk cepat-cepat menemuimu, jadi aku tidak punya waktu untuk berganti baju di atas. Bersyukurlah aku tidak lupa absen." Sahutnya santai.
Dengan cepat ia mengganti pakaian perawatnya dengan jumpsuit tanpa lengan berwarna orange menyala.
"Kemana kita?" Tanya Nora lagi tersenyum lebar sambil merapikan pakaiannya.
"Ikut sajalah." Seru Sammy. Ia melajukan mobil tuanya ke arah kota. Agak jauh dari tempat tinggalnya, kemudian ia berbelok dan berhenti di sebuah tempat dengan nuansa chick yang kental dengan lampu led di langit-langitnya.
Bar de Cafe, nama tempat itu.
"Ayo turun." Sahut Sammy.
Nora memandang Sammy tak percaya, "Mau apa kita kesini, Sam?" Tanya Nora.
"Mau operasi. Tidak mungkin kan? Ayolah turun dan kita nikmati saja malam ini, aku akan mentraktirmu." Jawab Sammy tersenyum.
Nora berpikir sebentar kemudian turun dan menyusul Sammy yang sudah masuk lebih dulu.
"Bagaimana shift kita besok?" Tanya Nora khawatir.
"Shiftku malam ini sampai besok siang." Jawab Sammy santai.
"Lalu? You want to do something crazy this time?" Tanya Nora.
"Yeah, we'll see Nora." Jawab Sammy tersenyum.
Bartender datang dan menanyakan menu kepada dia wanita itu, "New York Sour, please." Kata Sammy.
*New York Sour : campuran minuman beralkohol Whiskey dan lemon
"Aku...mmmm, Gin Gimlet." Ucap Nora.
*Gin Gimlet : campuran minuman beralkohol Gin, jeruk nipis dan blackberry.
"Jadi, apa yang membawamu kesini suster Samantha?" Tanya Nora.
Sammy menarik nafas panjang, "Entahlah. Aku hanya ingin menggila sebentar." Jawab Sammy.
"Apa yang terjadi?" Nora bertanya lagi.
Sammy memberikan ponselnya kepada Nora dan menunjukan pesan dari Jack dan Bryan kepada sahabatnya itu.
"Siapa yang mengajakmu lebih dulu?" Tanya Nora.
"Bryan." Jawab Sammy.
"Terima ajakan dia. Jack bisa menunggu." Kata Nora sambil mengucapkan terimakasih kepada bartender yang memberikan pesanan mixology mereka.
Sammy menyesap minuman itu, "Aku ingin memberikan batasan kepada Bryan atau pun Jack. Jack...Jack...Jack...dia ingin aku tinggal bersamanya. Bagaimana kalau dia menyukaiku?" Tanya Sammy putus asa. Ia membaringkan kepalanya di atas meja.
Nora menatap Sammy dengan iba, "Karena kesalahan pertama ada padamu, Sam." Jawab Nora.
"Sebutkan! Apa kesalahanku?" Tanya Sammy.
"Kamu menjadi walinya dan memanjakannya dan itu seakan memberinya sebuah harapan di tengah kekosongan memorinya, Sam." Sahut Nora menjelaskan.
Sammy kembali mengangkat kepalanya, "Aku ingin membantunya. Hanya itu niatku." Jawab Sammy menyesap kembali minumannya.
"Aku tau. Aku paham." Balas Nora mengangguk-angguk dengan wajah mengerti.
***
Sesudah malam itu, Sammy memenuhi jadwalnya sehingga ia tidak punya waktu untuk melakukan kunjungan ke tempat Jack.
Dan hal ini membuat Jack gusar, "Perry antar aku ke rumah sakit sekarang!" Perintah Jack suatu siang.
"Kamu tidak ada jadwal kontrol, Jack. Duduklah dan lanjutkan tugasmu." Jawab Perry tanpa menoleh ke arah Jack.
Jack semakin gusar, "Aku akan ke rumah sakit sendiri!" Sahut Jack, kemudian Jack mengambil kunci mobilnya yang tergantung di nakas.
Perry tidak melarangnya, dia ingin melihat seberapa jauh Jack mampu mengingat jalan dari rumahnya ke rumah sakit. Sesuai dengan apa yang di tugaskan oleh Marcus, terapis Jack.
Klik...klik
Jack telah membuka kunci mobil sportnya, dan membuka pintu mobilnya itu. Namun, rasa takut menjalar ke seluruh tubuhnya dengan cepat.
Jantungnya berdebar tidak normal, nafasnya tercekat dan membuat Jack sesak nafas.
"Pe...Perry! Tolong aku! Pe.. Perry!" Jack berteriak dengan panik. Seolah ada yang mengancamnya untuk tidak bergerak, Jack tetap diam di tempat.
Wajahnya membiru perlahan, "Pe...Perry!" Jack mulai kesulitan untuk mengeluarkan suaranya sendiri.
Perry yang sedang sibuk, berpikir Jack hanya ingin menggodanya sehingga ia tidak segera keluar.
"Pe... Perry!" Panggil Jack dari luar.
"Jika kamu ingin mengajaknya kencan, paling tidak sebelum kita mendapatkan supir, kamu harus mengendarai mobilmu sendiri Jack!" Canda Perry sambil berteriak juga.
Namun, setelah beberapa lama Perry tidak mendengar suara Jack lagi.
"Apakah dia sudah pergi?" Tanya Perry dalam hati.
Ia berjalan keluar dan mengecek keadaan Jack, dan betapa kagetnya ia karena melihat Jack terkaparndi sebelah mobilnya sendiri, tak berdaya.
Perry segera berlari menghampiri Jack, "Jack! Jack!" Perry berusaha membangunkannya tapi Jack tidak sadarkan diri.
Perry menghubungi Sammy,
Ring....ring
Ring...ring
Tidak ada jawaban.
Perry memapah Jack untuk masuk ke dalam mobil dan membaringkannya di kursi tengah. Kemudian ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi ke arah rumah sakit.
Selama di perjalanan, Perry terus menghubungi Samantha melalui perangkat nirkabel.
Sampai akhirnya Sammy mengangkat panggilan Perry, "Tuan Sanders." Jawab Sammy.
"Jack tidak sadarkan diri, aku menuju kesana. Bisa bantu siapkan dokter dan ruangan untuk Jack?" Tanya Perry.
"Segera!" Balas Sammy.
***
"Apa yang terjadi dengannya Tuan Sanders?" Tanya Sammy.
Perry menceritakan kejadiannya kepada Sammy, "Begitulah. Ini salahku yang tidak segera keluar menolongnya ketika ia berteriak." Kata Perry. Ada nada penyesalan dalam suaranya.
"Apakah kepalanya terbentur lagi?" Tanya Sammy.
Belum sempat Perry menjawab pertanyaan itu, dokter sudah memanggilnya untuk masuk ke dalam ruangan.
"Bagaimana dokter?" Tanya Sammy.
"Trauma. Ada bagian dari otaknya yang mengingat kejadian kecelakaan itu, dan ia memerintahkan tubuh untuk mengeksekusi aktifitas yang membuatnya trauma dengan cara seperti ini tadi." Jawab dokter menjelaskan.
"Jadi, apakah akan bisa kembali normal?" Tanya Sammy lagi.
"Tidak ada benturan, tapi kita tetap berharap progress yang sudah ada saat ini tidak hilang." Ucap dokter.
Sammy dan Perry mengangguk-angguk sambil melihat ke arah Jack yang tertidur.
***
Sementara itu dokter Bryan sedang mencurahkan isi hatinya kepada Nora.
"Aku menyukainya." Ucap Bryan jujur.
Nora berakting shock dan seolah terpukul, "Kupikir kamu menyukaiku, Bry. Dengan tiket itu? Dengan tumpangan yang kamu berikan? Hiks...hiks." Tangis Nora dalam kepura-puraan.
Bryan memukulkan stethoscopenya kepada Nora, "Kamu itu adikku, tidak lebih." Kata Bryan merangkul Nora dengan sayang.
Tak lama, Sammy datang menghampiri mereka.
"Bry, ikut aku sebentar." Pinta Sammy.
Nora dan Bryan saling berpandangan, dan Bryan segera menyusul Sammy untuk berjalan di sampingnya.
Sesampainya di kantin tempat mereka biasa makan, Sammy meminta Bruan duduk di depannya.
"Ada yang ingin kubicarakan." Kata Sammy.
"Bicaralah." Ucap Bryan.
"Aku tidak bisa menerima ajakan kencanmu kemarin dan untuk itu aku meminta maaf kepadamu." Sahut Sammy,
"Tidak masalah." Balas Bryan yang tampak lega.
"Aku tidak bisa menerima kencanmu selamanya, Bry." Kata Sammy memperjelas.
"Jadi?" Tanya Bryan.
"Sepertinya aku menyukai Jack. Begitu aku mendengar dari Tuan Sanders bahwa Jack pingsan dan tak berdaya entah kenapa aku ingin berada di sisinya. Menjaga dan mendampinginya sampai Jack pulih sepenuhnya." Ucap Sammy.
"Itu kan memang tugasmu, bukan berarti kamu menyukainya, Sam." Tukas Bryan.
"Aku menyukainya, Bry. Aku sungguh menyukainya." Jawab Sammy.
Sebuah perasaan aneh menyeruak masuk ke dalam hati Bryan. Ia mengepalkan tangannya dan meluapkan kekesalannya disana.
.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Makin Seru Kk
Ry suka ama sikap Sam yang tegas
Time Travel Lia mampir
2022-09-13
0
Alvina mayasha
lanjut ka
2022-09-13
0