"Kuda, jangan malu-maluin gue. Jangan merem begitu. Nanti salah tempat," ucap Alesya.
Daniel yang semula memejamkan mata, langsung membuka kedua mata saat wajahnya sudah mendekati wajah Alesya.
"Cckkk. Jangan berisik. Diam saja. Nanti yang lain curiga," bisik Daniel tak kalah lirihnya.
Belum sempat Alesya menjawab ucapan Daniel, tiba-tiba dia merasakan sebuah kecupan di keningnya.
Cup.
Kecupan pertama tersebut, tidak lama. Namun, cukup mampu membuat denyar-denyar aneh di hati keduanya. Entah mengapa desiran darah Alesya dan Daniel langsung terasa mengalir deras ke seluruh bagian tubuh.
Rasa panas juga menjalar ke seluruh bagian wajah Daniel dan Alesya. Rasanya panas hingga keduanya yakin jika wajah mereka saat itu pasti bagaikan kepiting rebus. Namun, keduanya berusaha bersikap normal saat kembali menghadap ke arah penghulu.
Beberapa saat kemudian, prosesi ijab kabul telah benar-benar selesai. Penghulu juga sudah berpamitan dari rumah keluarga Daniel. Beliau harus menghadiri acara pernikahan di tempat lain.
Sementara di rumah Daniel, para tetangga dan tamu undangan yang hadir, langsung memberikan ucapan selamat dan doa terbaik untuk kedua pengantin. Tak lupa juga mereka sempat mengabadikan hari bahagia tersebut dengan berfoto bersama.
Desi, kakak Daniel, juga ikut berfoto untuk mengabadikan acara sekali seumur hidup bagi adiknya tersebut. Meski dengan perasaan yang masih campur aduk, Desi tetap berusaha untuk bersikap tegar.
Acara selanjutnya, adalah ramah tamah. Seluruh tamu undangan pun makan bersama-sama di halaman samping rumah Daniel yang disulap menjadi tempat prasmanan.
Hingga menjelang pukul satu siang, seluruh rangkaian acara sudah selesai. Kini, hanya ada pihak keluarga besar Daniel yang masih berada di rumah tersebut. Ada kakek dan nenek Daniel, paman, bibi, serta beberapa orang keponakan.
Setelah acara selesai, Alesya memilih berganti baju di rumah. Dia juga merasa seluruh tubuhnya sangat lelah. Ibu dan ayah masih berada di rumah Daniel untuk membantu membereskan beberapa peralatan.
Begitu membersihkan seluruh make up di wajahnya, Alesya segera memutuskan untuk mandi. Rasanya tubuhnya sudah sangat lengket. Alesya langsung berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.
Tak berapa lama kemudian, Daniel yang memang ingin membersihkan diri, dia mulai bersiap-siap untuk pergi ke rumah Alesya. Dia tidak bisa menggunakan kamar mandi di rumahnya karena masih dipakai oleh keluarganya. Dengan terpaksa, Daniel akan menumpang mandi di rumah Alesya. Daniel juga sudah mendapat izin dari orang tua Alesya yang saat ini sudah resmi menjadi mertuanya.
"Kamu bawa saja baju-baju kamu ke kamar Caca, Dan. Kamar kamu pasti dipakai oleh keluarga kamu, kan?" ucap ibu saat Daniel meminta izin untuk menumpang mandi.
"Eh, ke-kenapa, Bu?" tanya Daniel bingung.
"Kok kenapa, sih? Kalian kan sudah menikah. Jadi, sudah wajar jika kalian tinggal bersama. Lagian, tadi pagi sudah ada kesepakatan jika kalian akan tinggal di rumah ibu, kan?"
Daniel menelan salivanya dengan susah payah. Dia sama sekali tidak mengingat kesepakatan yang telah dibicarakan bersama keluarga besarnya tadi pagi. Mau tidak mau, Daniel hanya bisa mengangguk mengiyakan.
Dengan membawa beberapa baju yang disimpan di dalam kresek, Daniel berjalan menuju rumah Alesya dengan menyampirkan handuk di bahu kanannya. Dia sempat berpapasan dengan Mila, anak bibi yang sedang berusaha menidurkan putrinya.
"Yang semangat berusahanya. Jangan sampai kalah sama Ale. Semangat," ucap Mila sambil mengepalkan tangan menyemangati Daniel yang saat itu lewat di depannya. Jangan lupakan ekspresi wajah Mila yang tampak tersenyum jahil saat menggoda Daniel.
"Cckkk. Apaan sih? Dikira mau ikut lomba agustusan disemangatin begitu," Daniel langsung mendengus kesal.
Mila yang mendengar jawab Daniel bukannya marah, dia justru langsung tertawa sambil tangannya menutupi mulut agar tidak membuat putrinya yang tengah terlelap terbangun.
Setelahnya, Daniel langsung melanjutkan langkah kakinya menuju rumah Alesya. Daniel yang sudah biasa memasuki rumah tersebut, langsung membuka pintu samping. Setelahnya, dia segera bergegas menuju kamar mandi yang ada di dekat dapur. Daniel yakin, jika saat ini Alesya sedang membersihkan diri di kamarnya.
Tak butuh waktu lama bagi Daniel untuk membersihkan diri. Sekitar lima belas menit kemudian, dia sudah selesai mandi dan mengganti bajunya juga. Daniel langsung keluar dari kamar mandi sambil menggosok-gosok rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil.
Begitu keluar dari pintu kamar mandi, Daniel cukup terkejut saat melihat Alesya yang ternyata juga baru memasuki dapur. Hal yang sama juga dirasakan oleh Alesya. Dia cukup kaget saat melihat keberadaan Daniel di rumahnya.
"Lhoh? Ngapain lo disini?" tanya Alesya.
Daniel yang awalnya terkejut, langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi cuek seperti biasanya.
"Mandi, lah. Emang mau ngapain lagi di kamar mandi."
Alesya mencebikkan bibir setelah mendapati jawaban Daniel. Dia melanjutkan langkah kakinya menuju depan kompor dan langsung mengambil panci air. Alesya ingin membuat kopi. Jadi, dia harus merebus air terlebih dahulu.
Daniel yang melihat hal itu, sudah langsung tahu apa yang akan dilakukan oleh Alesya.
"Mau buat kopi? Gue juga mau dong, Le. Ngantuk banget gue. Semalaman nggak tidur, nih." Daniel berjalan mendekati Alesya yang sedang menyiapkan gelas dan kopi.
"Hhmmm."
Daniel menoleh ke arah lemari makanan dan melihat beberapa bungkus mie instan. Melihat hal itu, perut Daniel langsung meronta-ronta. Daniel terakhir hanya makan sarapan yang disiapkan oleh ibunya tadi pagi. Saat acara ramah tamah, Daniel bahkan belum sempat menyentuh makanan apapun.
"Le, ada mie instan. Buatin gue dua bungkus, dong. Laper banget nih, gue." Daniel mengusap-usap perutnya dengan ekspresi memelas.
Alesya yang mendengar hal itu langsung menoleh dan menatap ke arah Daniel dengan kening berkerut.
"Lo belum makan siang?" tanya Alesya.
"Belum. Tadi mana sempat makan, boro-boro deketin tempat prasmanan, bapak-bapak RT sudah narik-narik tangan gue untuk dikasih prifatan," jawab Daniel sambil memasang wajah cemberut kesal.
"Prifatan? Emang mau privat apa sama bapak-bapak RT?" tanya Alesya sambil mengambilkan dua bungkus mie instan untuk Daniel.
Mendengar pertanyaan Alesya, sontak saja Daniel tersadar dengan ucapannya tadi. Mana mungkin dia mengatakan jika tadi bapak-bapak RT memberinya prifatan tentang cara menyenangkan istri yang bisa berdampak pada kesenangannya juga.
Daniel langsung menggaruk tengkuknya sambil memutar otak bagaimana menjawab pertanyaan tersebut.
"Oh, itu. Tadi mereka hanya memberitahu beberapa hal tentang pernikahan. Ya, sebatas menasehati gitu, lah. Lo tau sendiri kita juga dadakan nikahnya," ucap Daniel. Dia memang tidak sepenuhnya berbohong karena tadi bapak-bapak RT juga memberikan nasehat tentang hal itu.
Alesya tampak percaya-percaya saja dengan apa yang diucapkan oleh Daniel. Melihat ekspresi Alesya, Daniel langsung mengusap dadanya lega. Dia pasti akan malu jika mengatakan hal sebenarnya kepada Alesya.
'Jika Ale Ale tahu apa yang bapak-bapak tadi sampaikan, bisa-bisa dia langsung menuduh gue punya berpikiran meshoom," gumam Daniel.
Setelah itu, Daniel memutuskan untuk menunggu kopi dan mie instan miliknya di ruang tengah. Kedua mata Daniel benar-benar terasa sangat berat. Maklum, semalaman dia tidak tidur. Ditambah lagi, ada kegiatan beradu mulut dan fisik dengan Angga, mantan calon kakak iparnya.
Wajah Daniel juga mengalami memar di pipi dan ujung bibir. Beruntung, semua itu berhasil disamarkan oleh make up. Namun, setelah semua make up dibersihkan, kini baru mulai tampak bekas kebiru-biruan dan robekan pada bibir Daniel. Alesya pun belum sempat memperhatikan jika ada bekas pukulan pada wajah Daniel yang terlihat.
Sambil menunggu makanannya siap, Daniel merebahkan diri di sofa yang berada di ruang tengah rumah Alesya. Tak butuh waktu lama, akhirnya Daniel langsung terlelap. Rupanya, dia sudah tidak sabar menunggu makanan dan kopinya siap. Kedua mata Daniel benar-benar tidak mau diajak kompromi.
***
Jangan lupa tinggalkan jejak buat Kudanil dan Ale Ale ya. Kasih vote, like dan komen banyak-banyak biar bisa double up hari ini. 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
makanya Nil jangan gabung sama Bapak-Bapak biar gak terkontaminasi otaknya.. ups🤭
2023-06-18
0
Dewi Etikawati
harus semangat jihadnya ya, Mil? 🤭
2022-10-15
0
Defi
Mila somplak 🤣🤣
2022-10-01
1