Suara teriakan tersebut sudah biasa didengar hampir setiap hari. Bukannya marah, Daniel justru tertawa terbahak-bahak karena sudah berhasil membuat kesal sahabatnya tersebut.
Melihat tingkah Danil, si perempuan langsung melempar bantalnya ke arah Daniel. Namun, dengan sigap bantal tersebut langsung ditangkap oleh Daniel.
"Kuda, kebiasan banget sih, bangunin orang begitu. Kalau gue jantungan terus metong gimana?!" ucap si perempuan yang baru bangun tersebut dengan wajah kesal.
"Nggak bakalan. Jantung lo itu kebal sama kejutan seperti ini." Daniel menjawab sambil melempar kembali bantal yang sudah berhasil ditangkapnya tadi.
Si perempuan mencebikkan bibir sambil menatap kesal ke arah Daniel.
"Cckkk. Ngapain lo kesini pagi-pagi buta begini?" Si perempuan masih merasa kesal.
"Pagi buta apanya, Neng? Tu lihat, sudah siang bolong melompong itu tuh. Mataharinya juga sudah mulai ngintip, tuh." Daniel menunjuk ke arah jendela.
Si perempuan hanya mencebikkan bibir sambil meregangkan tubuhnya. Daniel hanya bisa mendesahkan napas berat melihat tingkah sahabatnya tersebut.
"Buruan mandi, gih. Katanya hari ini lo mau survey tempat KKN?" Daniel mengingatkan.
Sontak saja ucapan Daniel tersebut sukses membuat si perempuan terkejut. Dia benar-benar lupa dengan agenda yang akan dilakukannya hari ini. Salah sendiri dia begadang semalaman untuk melihat drakor favoritnya. Dia sudah sejak beberapa hari yang lalu sengaja menimbun episode untuk ditontonnya agar tidak penasaran.
"Aiisshhh. Kok gue bisa lupa gini, sih?" Si perempuan memijat kedua pelipisnya dengan kedua tangan.
Mendengar hal itu, Daniel langsung mencebikkan bibir.
"Cckkk. Wajar saja sudah tua. Pasti juga pelupa."
Si perempuan tidak terima dengan ucapan Daniel.
"Sembarangan. Gue masih dua puluh satu tahun juga. Bagian mananya yang terlihat tua?!"
Daniel menelisik tubuh si perempuan dengan kedua matanya. Sambil bergaya sedang berpikir keras, Daniel kembali melanjutkan ucapannya.
"Tuh, yang di depan dada. Wajar nggak sih usia dua puluh satu tahun tapi sudah seperti emak-emak usia tiga puluh lima tahun?"
Sontak saja jawaban Daniel sukses membuat si perempuan langsung naik pitam. Dia beranjak turun dari tempat tidurnya dan berteriak-teriak sambil mengumpat kesal sahabat lucknutnya tersebut.
Tentu saja Daniel langsung lari keluar kamar untuk menyelamatkan diri dari cakaran dan juga pukulan dari sahabatnya tersebut.
"Kuda! Sini lo! Awas saja lo ledekin gue lagi. Gue sunat sampai pangkal tahu rasa lo!"
Bukannya takut, Daniel masih tertawa terbahak-bahak karena sudah berhasil membuat kesal sang sahabat. Dia langsung berjalan menuju teras saat mendengar suara pemilik rumah berada.
Hhmmm. Siapa sih perempuan yang sudah berhasil dibuat emosi oleh Daniel pagi itu? Dia adalah Alesya Fanindya Resanti. Dia adalah putri tunggal dari pasangan Toni Budianto dan Eni Rahmawati. Alesya atau Ale, itu adalah nama panggilan perempuan tersebut ketika di luar rumah. Namun, ketika di rumah, orang tuanya lebih suka memanggilnya dengan Caca.
Namun, bagi seorang Daniel, dia memiliki nama panggilan khusus untuk sang sahabat. Apalagi jika bukan Ale Ale seperti nama sebuah merek minuman. Sedangkan untuk Daniel, Alesya selalu memanggilnya dengan Kuda atau Kudanil. Meskipun begitu, tidak ada yang protes dengan panggilan keduanya.
Daniel dan alesya, berkuliah di kampus yang sama. Namun, mereka berbeda jurusan. Alesya mengambil jurusan Pendidikan, sedangkan Daniel mengambil jurusan Teknik. Meskipun begitu, keduanya tampak masih bisa menjadi sahabat yang selalu ada satu sama lain.
Lalu, apakah mereka berpacaran? Hhmmm, bagaimana jawabannya, ya?
***
Berhubung ini masih cerita baru, jangan lupa klik 🖤, kasih like dan komen banyak-banyak ya. Dukung cerita ini biar tambah rame. Hehehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Ika Kaa
cerita yang sangat bangu baik 👍
2024-03-28
0
Ika Kaa
cerita yang sangat bagus
2024-03-28
0
Efvi Ulyaniek
menarik "
2023-04-18
0