Menuju Lokasi KKN

Ibu yang melihat perdebatan antara Alesya dan Daniel, segera melerai. Beliau sudah cukup capek mendengar debat yang hampir setiap saat dilakukan oleh mereka.

"Sudah, sudah. Mau sampai jam berapa kalian ribut terus? Ini sudah hampir jam tujuh, kamu bisa ketinggalan nanti, Ca." Ibu berusaha melerai perdebatan Alesya dan Daniel.

Alesya hanya bisa mencebikkan bibir sambil memasang helm. Hal yang sama juga dilakukan oleh Daniel. Setelah itu, keduanya segera berpamitan kepada Ibu. Seperti biasa, Ibu selalu memberikan pesan ini itu sebelum Alesya pergi. Entah mengapa hal itu masih sering dilakukannya padahal usia Alesya sudah cukup matang.

Tak berapa lama kemudian, motor yang dikemudikan Daniel sudah keluar dari halaman rumah Alesya. Sebenarnya, Alesya sempat protes saat Daniel memaksa akan mengantarnya untuk survey lokasi KKN. Dia tidak terlalu nyaman dibonceng motor besar untuk perjalanan jarak jauh. Namun, bukan Daniel namanya jika tidak berhasil membuat Alesya menuruti keinginannya.

Sepanjang perjalanan, masih ada perdebatan-perdebatan kecil yang mereka lakukan. Hal itu tak jauh-jauh dari celetukan-celetukan Daniel yang sering membuat Alesya emosi.

Hingga sekitar tiga puluh menit kemudian, motor yang dikemudikan Daniel sudah berhenti di tempat yang sudah dijanjikan oleh teman-teman Alesya. Begitu berhenti, Alesya langsung beranjak turun. Dia berjalan menghampiri beberapa orang yang akan menjadi teman satu kelompoknya saat KKN nanti.

"Yang lainnya mana, Fa?" tanya Alesya kepada Fani.

"Belum datang. Ada juga beberapa yang membatalkan untuk tidak jadi ikut," jawab Fani sambil sesekali melirik ke arah Daniel yang masih berada di atas motornya sambil memainkan ponsel.

Kening Alesya berkerut. "Kok gitu? Kenapa tiba-tiba tidak ikut?"

"Entahlah. Mungkin ada urusan lain kali." Fani menhawab acuh sambil mengedikkan bahu.

Tidak ada yang bisa Alesya lakukan tentang hal itu. Dia mengedarkan pandangan saat mendapati seorang teman yang sudah cukup akrab. Alesya berjalan ke arah temannya tersebut.

"Yus, sendirian nih?" tanya Alesya sambil mendudukkan diri di samping Yusa.

Yusa yang saat itu tengah memainkan ponselnya, langsung menoleh ke arah Alesya.

"Eh, Sya. Iya, nih. Arina mendadak batalin ikut acara kita hari ini," ucap Yusa menjelaskan.

"Arin? Anak Kimia?"

"Iya. Dia masih sodaraan sama gue."

Alesya mengangguk-anggukkan kepala menanggapi penjelasan Yusa.

"Sepertinya, nggak banyak yang bakal ikut acara kita hari ini," gumam Alesya sambil mengedarkan pandangan.

Yusa mengangkat kepalanya dan mengikuti arah tatapan Alesya. "Lo bener. Mungkin, sekitar sebelas atau dua belas anak yang ikut dari jumlah total dua puluh anak."

"Lo bener."

"Eh, ngomong-ngomong, kok gue nggak lihat mobil lo? Mana Jessi?" tanya Yusa sambil menoleh ke kiri dan ke kanan untuk mencari keberadaan Jessi, mobil Alesya.

"Gue nggak bawa mobil. Sama temen tadi," Alesya menjawab singkat.

Kening Yusa berkerut. "Sama temen? Cowok lo?"

"Cckkk. Bukan, lah. Tuh, gue sama Daniel." Alesya menunjuk ke arah Daniel yang masih sibuk dengan ponselnya. 

Yusa menolehkan kepala ke arah yang sudah ditunjuk oleh Alesya. Setelahnya, dia hanya mengangguk-anggukkan kepala. Hampir semua orang yang mengenal Alesya dan Daniel, sudah cukup mengetahui kedekatan keduanya. 

Awalnya, banyak diantara mereka yang beranggapan jika Alesya dan Daniel berpacaran mengingat mereka sudah sangat dekat layaknya sepasang kekasih. Namun, hal itu teebantahkan saat baik Alesya dan Daniel memiliki kekasih masing-masing.

Terhitung, Daniel pernah berpacaran sebanyak tiga kali. Satu kali semasa SMA, dan dua kali saat kuliah. Namun, sejak sekitar setengah tahun yang lalu, jalinan kisah kasih Daniel harus kandas saat mendapati sang kekasih ternyata bermain hati dengan laki-laki lain. Tentu saja Daniel tidak terima dengan hal itu. Sejak saat itu, Daniel memutuskan hubungannya dengan kekasihnya.

Hal yang sama juga dialami oleh Alesya. Alesya pernah berpacaran sebanyak dua kali. Satu kali saat di akhir SMA hingga awal kuliah. Hubungan Alesya berakhir saat kekasihnya harus melanjutkan kuliah ke luar negeri. Kisah kasih kedua Alesya cukup lama, hampir dua tahun. Namun, hubungan itu kembali pupus saat kekasihnya kedapatan bermalam di sebuah hotel dengan sahabatnya. Sejak saat itu, Alesya memilih mundur dan memutuskan untuk tidak berpacaran.

Setelah hampir tiga puluh menit kemudian, rombongan teman-teman Alesya segera berangkat menuju lokasi KKN yang hendak di survey. Hampir semua calon peserta KKN mengendarai mobil. Hanya ada dua orang yang menggunakan motor termasuk Alesya.

"Ini yakin nggak mau tukar kendaraan saja?" tanya Alesya saat sudah mulai menyusuri jalanan menuju lokasi.

"Nggak usah. Naik motor saja." Daniel tetap kekeh untuk menggunakan motor.

Jika sudah seperti itu, Alesya hanya bisa pasrah. Dia semakin mengeratkan pegangan pada pinggang Daniel saat motor yang ditumpanginya berjalan meliuk liuk membelah jalanan ibukota.

Menjelang makan siang, rombongan calon peserta KKN tersebut sudah sampai di tempat lokasi. Sebelum berpencar, mereka memutuskan untuk beristirahat makan siang dulu. Hal yang sama juga dilakukan oleh Alesya dan Daniel. Keduanya segera memasuki warung makan dan langsung memesan makan siang.

"Mau makan apa?" tanya Alesya sambil menoleh ke arah Daniel.

"Apa aja boleh. Yang penting, ada sambalnya," jawab Daniel sambil membuka jaketnya.

Alesya segera mengangguk dan langsung memesan makan siang untuknya dan untuk Daniel.

Tak berapa lama kemudian, seorang pelayan mengantarkan pesanan makan siang mereka. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Alesya dan Daniel langsung menyantap makan siang mereka. Hal yang sama juga dilakukan oleh teman-teman Alesya.

Tak sampai satu jam kemudian, perjalanan kembali dilanjutkan. Kali ini, perjalanan menyusuri jalan desa yang lumayan masih cukup ramai. Daniel menoleh ke kanan dan ke kiri seperti sedang mencari sesuatu.

Hal tersebut juga sempat diperhatikan oleh Alesya.

"Ada apa, Da? Lo punya kenalan disini?" tanya Alesya.

"Nggak ada."

"Lalu, apa yang sedang lo cari?"

"Penginapan." Daniel menjawab dengan santai.

Kening Alesya berkerut setelah mendengar jawaban Daniel.

"Penginapan? Ngapain lo cari penginapan? Mau menginap disini?"

Daniel terdengar mendenguskan napasnya dengan kesal.

"Cckkk. Bukan. Setidaknya, gue harus cari penginapan untuk gue. Jika lo KKN di sini, gue juga harus ikut."

Sontak saja jawaban Daniel membuat Alesya terkejut.

"Eh, ikut? Maksud lo apa? Kuda, jangan aneh-aneh, deh."

"Cckkk. Siapa yang aneh-aneh. Gue serius, tau."

"Lo mau ikut KKN di sini sama gue?" tanya Alesya memastikan.

"Iya."

Refleks Alesya langsung menoyor kepala Daniel dari belakang. Tentu saja hal itu membuat Daniel kaget.

"Apaan sih lo, Le?" Daniel langsung protes.

"Lo yang apa-apaan. Enak saja ikut KKN, kuliah lo gimana? Gue nggak mau ya mama dan papa ngomel-ngomel lagi jika kuliah lo molor lagi."

"Tenang saja. Nggak bakalan molor," jawab Daniel sombong.

"Apanya yang nggak molor. Buktinya, tagihan kuliah lo masih banyak."

***

Jangan lupa tinggalkan banyak dukungan untuk cerita baru ini ya. Terima kasih. 🤗

Terpopuler

Comments

π!!

π!!

makin seru dan penasaran

2022-12-27

0

Tas Ridah

Tas Ridah

aku suka cerita nya thoor.....lanjuuuut 👍

2022-10-05

1

Sunarty Narty

Sunarty Narty

y Allah ada2 aja tingkah kudanil😂😂😂😂😂😂

2022-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 Numpang Sarapan
2 Ulah Kudanil
3 Debat Lagi
4 Menuju Lokasi KKN
5 Perkara Gagang Cangkul
6 Kampus
7 Rengekan Daniel
8 Butik
9 Kedai
10 Cerita Daniel
11 Persiapan Hari H
12 Kejutan Dini Hari
13 Permintaan Keluarga
14 Alhamdulillah Sah
15 Numpang Mandi
16 Mulai Dari Awal
17 Canggung
18 Penjelasan Daniel
19 Daniel Minta Dirukiah
20 Pacaran Halal
21 Sudah Tahu Pemenangnya
22 Nafkah Daniel
23 Permintaan Tolong
24 Aktivitas di Rumah
25 Rencana Daniel
26 Alasan Daniel
27 Tindakan Tiba-Tiba
28 Mengantar Mertua
29 Pertemuan
30 Menunggu Daniel
31 Berusaha Menjelaskan
32 Cicilan Daniel
33 Pacaran Halal Jilid Dua
34 Jamu
35 Hari H Bagian 1
36 Hari H Bagian 2
37 Mau Ngapain?
38 Bertemu Teman
39 Kamu Mau?
40 Obat Pilek
41 Kenapa Sekarang?
42 Selimut Kulit
43 Belajar dari Mana?
44 Berangkat KKN
45 Pelan-pelan
46 Boleh Kenalan?
47 Telepon Daniel
48 Pertanyaan Nick
49 Dapur
50 Pengakuan
51 Kangen?
52 Tugas Pertama
53 Jamur
54 Ikut Pulang Saja
55 Hubungannya Apa?
56 Temani Aku
57 Ini Istri Saya
58 Keputusan Daniel
59 Klarifikasi Daniel
60 Menuruti Daniel
61 Pemanasan
62 Sensasi Awal
63 Sensasi Inti
64 Sensasi Penutup
65 Kok Sudah Bangun?
66 Sarapan Dulu
67 Ada Yang Baper
68 Kembali Ke Pos
69 Telepon
70 Bukan Udang, Tapi Lobster
71 Tidak Tinggal Diam
72 Tidak Sabar Lagi
73 Kedatangan Daniel
74 Malu
75 Ariel Dan Briana
76 Mengamuk
77 Kerusuhan Pagi
78 Penjelasan
79 Kecurigaan Daniel
80 Kecolongan
81 Ajakan Galih
82 Tumbal
83 Cerita Galih dan Nick
84 Kecelakaan
85 Mulai Terungkap
86 Kaget
87 Cerita Gea 1
88 Cerita Gea 2
89 Pulang
90 Jangan Bermimpi
91 Bukan Balapan
92 Hendak Balik
93 Kembali Pulang
94 Minta Ritual
95 Telepon Tengah Malam
96 Butuh Wadahnya
97 Mengunjungi Desi
98 Tawaran untuk Daniel
99 Tidak Sengaja Bertemu
100 Pertemuan
101 Obrolan
102 Mampir ke Tempat Kakak
103 Penjelasan Kakak 1
104 Penjelasan Kakak 2
105 Penjelasan Kakak 3
106 Mantri
107 Cerita Sebenarnya
108 Belajar Praktik
109 Rem Blong
110 Kejutan Pagi
111 Tidak Capek
112 Hattrick
113 Galau
114 Perkara Sarapan
115 Telepon Alesya
116 Balik ke Jakarta
117 Tamu?
118 Ada Hal Penting?
119 Panggil Nama Saja
120 Tidak Bisa
121 Kami Sudah Tahu
122 Saya Akan Datang
123 Persiapan
124 Penghilang Stress
125 Tambah Semangat
126 Sah!
127 Dijalani Saja
128 Sudah Halal, Kan?
129 Makan Malam
130 Pembiasaan
131 Biar Semua Tahu
132 Gempa
133 Wisuda?
134 Tidak Sabar
135 Malu Jika Dilihat
136 Anak Siapa?
137 Nunggu Apa Lagi?
138 Jangan Ditahan
139 Pagi Pertama
140 Kedondong
141 Trauma Daniel
142 Hasil Tes
143 Kejutan 1
144 Kejutan 2
145 Kejutan 3
146 Reka Ulang
147 Mengunjungi Dokter
148 Kembali Bekerja
149 Tambah Usaha
150 Baterai Habis
151 Sarapan
152 Membantu Anggi
153 Pokoknya Ikut
154 Kehilangan Bayi
155 Ke Jogja
156 Ke Dokter
157 Kebetulan
158 Teman Kantor
159 Bertemu Senior
160 Obrolan Dengan Senior
161 Kamu Tidak Apa-apa?
162 Cerita Alesya
163 Meminta Bantuan
164 Makan Malam Terlambat
165 Rekaman Video
166 Pengintai
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Numpang Sarapan
2
Ulah Kudanil
3
Debat Lagi
4
Menuju Lokasi KKN
5
Perkara Gagang Cangkul
6
Kampus
7
Rengekan Daniel
8
Butik
9
Kedai
10
Cerita Daniel
11
Persiapan Hari H
12
Kejutan Dini Hari
13
Permintaan Keluarga
14
Alhamdulillah Sah
15
Numpang Mandi
16
Mulai Dari Awal
17
Canggung
18
Penjelasan Daniel
19
Daniel Minta Dirukiah
20
Pacaran Halal
21
Sudah Tahu Pemenangnya
22
Nafkah Daniel
23
Permintaan Tolong
24
Aktivitas di Rumah
25
Rencana Daniel
26
Alasan Daniel
27
Tindakan Tiba-Tiba
28
Mengantar Mertua
29
Pertemuan
30
Menunggu Daniel
31
Berusaha Menjelaskan
32
Cicilan Daniel
33
Pacaran Halal Jilid Dua
34
Jamu
35
Hari H Bagian 1
36
Hari H Bagian 2
37
Mau Ngapain?
38
Bertemu Teman
39
Kamu Mau?
40
Obat Pilek
41
Kenapa Sekarang?
42
Selimut Kulit
43
Belajar dari Mana?
44
Berangkat KKN
45
Pelan-pelan
46
Boleh Kenalan?
47
Telepon Daniel
48
Pertanyaan Nick
49
Dapur
50
Pengakuan
51
Kangen?
52
Tugas Pertama
53
Jamur
54
Ikut Pulang Saja
55
Hubungannya Apa?
56
Temani Aku
57
Ini Istri Saya
58
Keputusan Daniel
59
Klarifikasi Daniel
60
Menuruti Daniel
61
Pemanasan
62
Sensasi Awal
63
Sensasi Inti
64
Sensasi Penutup
65
Kok Sudah Bangun?
66
Sarapan Dulu
67
Ada Yang Baper
68
Kembali Ke Pos
69
Telepon
70
Bukan Udang, Tapi Lobster
71
Tidak Tinggal Diam
72
Tidak Sabar Lagi
73
Kedatangan Daniel
74
Malu
75
Ariel Dan Briana
76
Mengamuk
77
Kerusuhan Pagi
78
Penjelasan
79
Kecurigaan Daniel
80
Kecolongan
81
Ajakan Galih
82
Tumbal
83
Cerita Galih dan Nick
84
Kecelakaan
85
Mulai Terungkap
86
Kaget
87
Cerita Gea 1
88
Cerita Gea 2
89
Pulang
90
Jangan Bermimpi
91
Bukan Balapan
92
Hendak Balik
93
Kembali Pulang
94
Minta Ritual
95
Telepon Tengah Malam
96
Butuh Wadahnya
97
Mengunjungi Desi
98
Tawaran untuk Daniel
99
Tidak Sengaja Bertemu
100
Pertemuan
101
Obrolan
102
Mampir ke Tempat Kakak
103
Penjelasan Kakak 1
104
Penjelasan Kakak 2
105
Penjelasan Kakak 3
106
Mantri
107
Cerita Sebenarnya
108
Belajar Praktik
109
Rem Blong
110
Kejutan Pagi
111
Tidak Capek
112
Hattrick
113
Galau
114
Perkara Sarapan
115
Telepon Alesya
116
Balik ke Jakarta
117
Tamu?
118
Ada Hal Penting?
119
Panggil Nama Saja
120
Tidak Bisa
121
Kami Sudah Tahu
122
Saya Akan Datang
123
Persiapan
124
Penghilang Stress
125
Tambah Semangat
126
Sah!
127
Dijalani Saja
128
Sudah Halal, Kan?
129
Makan Malam
130
Pembiasaan
131
Biar Semua Tahu
132
Gempa
133
Wisuda?
134
Tidak Sabar
135
Malu Jika Dilihat
136
Anak Siapa?
137
Nunggu Apa Lagi?
138
Jangan Ditahan
139
Pagi Pertama
140
Kedondong
141
Trauma Daniel
142
Hasil Tes
143
Kejutan 1
144
Kejutan 2
145
Kejutan 3
146
Reka Ulang
147
Mengunjungi Dokter
148
Kembali Bekerja
149
Tambah Usaha
150
Baterai Habis
151
Sarapan
152
Membantu Anggi
153
Pokoknya Ikut
154
Kehilangan Bayi
155
Ke Jogja
156
Ke Dokter
157
Kebetulan
158
Teman Kantor
159
Bertemu Senior
160
Obrolan Dengan Senior
161
Kamu Tidak Apa-apa?
162
Cerita Alesya
163
Meminta Bantuan
164
Makan Malam Terlambat
165
Rekaman Video
166
Pengintai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!