Pacaran Halal

Daniel masih menatap punggung Alesya yang tidur memunggunginya tersebut. Dia hanya bisa mendesahkan napas berat sambil menarik selimut. Setelah itu, Daniel merebahkan diri dengan memunggungi Alesya seperti permintaan gadis tersebut.

Meskipun keduanya sama-sama sudah berbaring dengan saling memunggungi, namun rupanya mereka masih belum bisa memejamkan mata. Hal itu terlihat dari gerakan yang dibuat oleh Alesya. Dia bergerak-gerak gelisah hingga menarik perhatian Daniel.

Daniel mengubah posisi tidurnya hingga berbalik ke arah Alesya. Dan, betapa terkejutnya Daniel saat Alesya ternyata juga sudah berbalik ke arahnya. Keduanya sama-sama salah tingkah hingga membuat kedua pasang mata mereka membulat dengan sempurna. Refleks, Alesya dan Daniel langsung mengubah posisi tubuh menjadi terlentang.

Cukup lama keduanya hanya terdiam. Hingga pada akhirnya, Daniel membuka suara.

"Le…,"

"Hhmmm?"

"Ehm, bagaimana menurut lo dengan pernikahan kita kali ini?" tanya Daniel pada akhirnya.

Kening Alesya berkerut. Dia masih belum bisa mengerti maksud pertanyaan Daniel.

"Maksudnya apa?"

"Ehm, ki-kita kan menikah dadakan. A-apa lo masih merasa keberatan dengan pernikahan ini?" tanya Daniel sambil menolehkan kepala ke arah Alesya.

Lama kedua pasang mata tersebut saling bertemu. Hingga Alesya menggelengkan kepala dengan pelan.

"Tidak. Gue nggak menyesal dengan pernikahan ini. Lo, sendiri bagaimana?" tanya Alesya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Daniel. Dia menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan Alesya.

"Sama. Gue juga nggak menyesal dengan pernikahan ini. Gue yakin, orang tua kita nggak mungkin memilihkan pilihan yang buruk untuk anak-anaknya."

Alesya menganggukkan kepala dengan keyakinan yang sama.

"Le, lo tahu gue sayang sama lo. Kita sudah tumbuh besar sejak kecil. Bahkan, kita hampir selalu bersama-sama. Gue juga yakin lo sayang sama gue. Tapi, untuk rasa yang lebih dari itu, gue belum yakin," ucap Daniel sambil mengubah posisinya hingga menghadap ke arah Alesya.

Alesya masih bergeming. Dia sebenarnya juga merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan oleh Daniel.

"Ehm, kalau boleh jujur, gue juga merasakan hal yang sama. Gue juga sayang sama lo, Dan. Tapi, untuk yang lainnya, gue masih bingung."

Daniel segera beranjak dari tempat duduknya. Dia bersila dan menghadap ke arah Alesya.

"Lo mau serius menjalani pernikahan ini kan, Le?" tanya Daniel memastikan.

Alesya mengangguk mengiyakan. "Iya."

"Kalau begitu, bagaimana jika kita mulai semuanya dari awal."

Karena masih bingung dengan maksud ucapan Daniel, Alesya pun beranjak duduk mengikuti Daniel. Kali ini, Daniel dan Alesya sudah sama-sama duduk bersila saling berhadapan.

"Maksudnya bagaimana?"

"Ya, kita mencoba pacaran dulu. Biasanya, kalau pernikahan itu kan diawali dengan kenalan, pacaran, tunangan, terus nikah. Lha kalau kita kan kebalik urutannya."

Alesya tampak mulai memahami maksud ucapan Daniel. Sebenarnya, ada baiknya juga jika dia mencoba untuk mengikuti saran tersebut. 

"Ehm, boleh." Alesya menjawab sambil menganggukkan kepala. 

Daniel yang mendengar hal itu langsung sumringah. Sepertinya, mulai malam ini dia punya aktivitas baru yang akan dilakukannya. Dan, semua itu sudah pasti halal untuk dilakukan. 

Otak Daniel pun langsung membuat daftar aktivitas yang akan dilakukannya. Sambil tersenyum-senyum bahagia, Daniel mulai memilih dan memilah apa-apa yang sekiranya bisa mulai dilakukan. Dia tidak mungkin langsung menyerang Alesya dan meminta haknya malam itu juga.

Selain karena Daniel khawatir akan membuat Alesya takut dan marah, dia juga masih belum siap untuk melakukannya dalam waktu dekat ini. Daniel perlu pemanasan. 🙄

Alesya yang melihat tingkah laku Daniel, langsung mencubit paha sahabat yang sudah menjadi suaminya itu. Karena Alesya sudah mengenal Daniel sejak kecil, dia sudah bisa menebak apa yang ada di dalam pikiran suaminya itu.

"Lo mikir apa tadi, hah? Lo berpikiran meshoom, iya?" Alesya menatap wajah Daniel dengan tatapan menyelidik.

Tentu saja Daniel langsung mengelak.

"Ccckkk. Apaan sih, Le. Nggak, lah. Gue nggak mikirin hal-hal begituan," elak Daniel.

Alesya mencebikkan bibir sambil menyipitkan mata ke arah Daniel.

"Halah, bohong kan, lo? Pikiran cowok mah pasti nggak jauh-jauh dari hal begituan."

"Eh, gue nggak, ya. Gue lagi mikirin kira-kira apa yang bisa kita lakukan untuk memulai kencan kita. Ya, setidaknya yang sedikit lebih berbeda dari biasanya, sih. Kita sudah menikah. Jadi, sudah halal mau ngapa-ngapain, kan?" 

Alesya langsung mengerucutkan bibir. Kelihatan sekali ekspresi wajahnya sangat kesal.

"Tuh, kan. Maksudnya yang berbeda dari biasanya itu apa? Emang saat pacaran lo ngapain aja, Da? Lo civokan? Tusuk-tusukan, iya?" Alesya mencecar Daniel dengan beberapa pertanyaan.

Daniel langsung menggelengkan kepala untuk membantah tuduhan Alesya.

"Eh, nggak, ya. Suer, Le. Gue belum pernah nusuk cewek. Serius. Gue masih perjaka tulen, Le. Rudal gue belum pernah nyungsep kemana-mana. Jika lo nggak percaya, gue tunjukin nih sekarang," ucap Daniel sambil bersiap memelorotkan celananya.

Alesya yang melihat tingkah nekat Daniel, langsung berteriak-teriak histeris sambil memukuli Daniel. Dia sampai lupa jika saat itu sudah malam. Alesya masih terus berteriak-teriak sambil memukuli Daniel agar Daniel menghentikan tindakannya. Alesya langsung menubruk tubuh Daniel, dan mengapit lehernya dengan lengannya.

Sontak saja Daniel ikut berteriak-teriak heboh.

"Aduuhh, duuhhh, Le. Ampuunn, nggak kuat gue. Aduuhhh, kejepit nih gue, mau muntah rasanya."

Pasangan pengantin baru tersebut masih sibuk baku hantam di dalam kamar. Mereka benar-benar tidak menyadari jika tingkah keduanya tersebut membuat kedua orang tua Alesya yang kebetulan belum tidur, menjadi salah sangka.

"Yah, Ibu tidak menyangka jika putri kita seganas itu. Daniel sampai teriak-teriak kejepit dan mau muntah begitu," ucap Ibu sambil mencengkram lengan ayah.

"Biarkan saja, Bu. Namanya juga anak muda. Apalagi, mereka sudah halal."

"Iya, Yah. Besok kita lihat, kira-kira siapa yang KO duluan. Hihihi." Ibu cekikikan membayangkan apa yang akan dilakukannya untuk menggoda anak dan menantunya.

"Memangnya bagaimana cara melihat siapa yang menang dan siapa yang kalah, Bu?" tanya ayah bingung.

"Gampang. Kita lihat dari cara jalan mereka. Hehehe."

Ayah hanya menggelengkan kepala sambil beranjak menuju kamar. Sementara ibu, langsung mengekori langkah kaki ayah menuju kamar.

****

Bantu promosiin cerita ini ya teman-teman. Biar tambah rame 🤗

Terima kasih sebelumnya

Terpopuler

Comments

Odaniel Slt

Odaniel Slt

aseekkk

2023-10-13

0

Fitri Saniah

Fitri Saniah

wakakak lucu bngt dah ah.. lanjut❤❤❤❤

2023-07-23

0

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

🤣🤣🤣🤣.. Pak Bu mending menyingkir deh

2023-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 Numpang Sarapan
2 Ulah Kudanil
3 Debat Lagi
4 Menuju Lokasi KKN
5 Perkara Gagang Cangkul
6 Kampus
7 Rengekan Daniel
8 Butik
9 Kedai
10 Cerita Daniel
11 Persiapan Hari H
12 Kejutan Dini Hari
13 Permintaan Keluarga
14 Alhamdulillah Sah
15 Numpang Mandi
16 Mulai Dari Awal
17 Canggung
18 Penjelasan Daniel
19 Daniel Minta Dirukiah
20 Pacaran Halal
21 Sudah Tahu Pemenangnya
22 Nafkah Daniel
23 Permintaan Tolong
24 Aktivitas di Rumah
25 Rencana Daniel
26 Alasan Daniel
27 Tindakan Tiba-Tiba
28 Mengantar Mertua
29 Pertemuan
30 Menunggu Daniel
31 Berusaha Menjelaskan
32 Cicilan Daniel
33 Pacaran Halal Jilid Dua
34 Jamu
35 Hari H Bagian 1
36 Hari H Bagian 2
37 Mau Ngapain?
38 Bertemu Teman
39 Kamu Mau?
40 Obat Pilek
41 Kenapa Sekarang?
42 Selimut Kulit
43 Belajar dari Mana?
44 Berangkat KKN
45 Pelan-pelan
46 Boleh Kenalan?
47 Telepon Daniel
48 Pertanyaan Nick
49 Dapur
50 Pengakuan
51 Kangen?
52 Tugas Pertama
53 Jamur
54 Ikut Pulang Saja
55 Hubungannya Apa?
56 Temani Aku
57 Ini Istri Saya
58 Keputusan Daniel
59 Klarifikasi Daniel
60 Menuruti Daniel
61 Pemanasan
62 Sensasi Awal
63 Sensasi Inti
64 Sensasi Penutup
65 Kok Sudah Bangun?
66 Sarapan Dulu
67 Ada Yang Baper
68 Kembali Ke Pos
69 Telepon
70 Bukan Udang, Tapi Lobster
71 Tidak Tinggal Diam
72 Tidak Sabar Lagi
73 Kedatangan Daniel
74 Malu
75 Ariel Dan Briana
76 Mengamuk
77 Kerusuhan Pagi
78 Penjelasan
79 Kecurigaan Daniel
80 Kecolongan
81 Ajakan Galih
82 Tumbal
83 Cerita Galih dan Nick
84 Kecelakaan
85 Mulai Terungkap
86 Kaget
87 Cerita Gea 1
88 Cerita Gea 2
89 Pulang
90 Jangan Bermimpi
91 Bukan Balapan
92 Hendak Balik
93 Kembali Pulang
94 Minta Ritual
95 Telepon Tengah Malam
96 Butuh Wadahnya
97 Mengunjungi Desi
98 Tawaran untuk Daniel
99 Tidak Sengaja Bertemu
100 Pertemuan
101 Obrolan
102 Mampir ke Tempat Kakak
103 Penjelasan Kakak 1
104 Penjelasan Kakak 2
105 Penjelasan Kakak 3
106 Mantri
107 Cerita Sebenarnya
108 Belajar Praktik
109 Rem Blong
110 Kejutan Pagi
111 Tidak Capek
112 Hattrick
113 Galau
114 Perkara Sarapan
115 Telepon Alesya
116 Balik ke Jakarta
117 Tamu?
118 Ada Hal Penting?
119 Panggil Nama Saja
120 Tidak Bisa
121 Kami Sudah Tahu
122 Saya Akan Datang
123 Persiapan
124 Penghilang Stress
125 Tambah Semangat
126 Sah!
127 Dijalani Saja
128 Sudah Halal, Kan?
129 Makan Malam
130 Pembiasaan
131 Biar Semua Tahu
132 Gempa
133 Wisuda?
134 Tidak Sabar
135 Malu Jika Dilihat
136 Anak Siapa?
137 Nunggu Apa Lagi?
138 Jangan Ditahan
139 Pagi Pertama
140 Kedondong
141 Trauma Daniel
142 Hasil Tes
143 Kejutan 1
144 Kejutan 2
145 Kejutan 3
146 Reka Ulang
147 Mengunjungi Dokter
148 Kembali Bekerja
149 Tambah Usaha
150 Baterai Habis
151 Sarapan
152 Membantu Anggi
153 Pokoknya Ikut
154 Kehilangan Bayi
155 Ke Jogja
156 Ke Dokter
157 Kebetulan
158 Teman Kantor
159 Bertemu Senior
160 Obrolan Dengan Senior
161 Kamu Tidak Apa-apa?
162 Cerita Alesya
163 Meminta Bantuan
164 Makan Malam Terlambat
165 Rekaman Video
166 Pengintai
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Numpang Sarapan
2
Ulah Kudanil
3
Debat Lagi
4
Menuju Lokasi KKN
5
Perkara Gagang Cangkul
6
Kampus
7
Rengekan Daniel
8
Butik
9
Kedai
10
Cerita Daniel
11
Persiapan Hari H
12
Kejutan Dini Hari
13
Permintaan Keluarga
14
Alhamdulillah Sah
15
Numpang Mandi
16
Mulai Dari Awal
17
Canggung
18
Penjelasan Daniel
19
Daniel Minta Dirukiah
20
Pacaran Halal
21
Sudah Tahu Pemenangnya
22
Nafkah Daniel
23
Permintaan Tolong
24
Aktivitas di Rumah
25
Rencana Daniel
26
Alasan Daniel
27
Tindakan Tiba-Tiba
28
Mengantar Mertua
29
Pertemuan
30
Menunggu Daniel
31
Berusaha Menjelaskan
32
Cicilan Daniel
33
Pacaran Halal Jilid Dua
34
Jamu
35
Hari H Bagian 1
36
Hari H Bagian 2
37
Mau Ngapain?
38
Bertemu Teman
39
Kamu Mau?
40
Obat Pilek
41
Kenapa Sekarang?
42
Selimut Kulit
43
Belajar dari Mana?
44
Berangkat KKN
45
Pelan-pelan
46
Boleh Kenalan?
47
Telepon Daniel
48
Pertanyaan Nick
49
Dapur
50
Pengakuan
51
Kangen?
52
Tugas Pertama
53
Jamur
54
Ikut Pulang Saja
55
Hubungannya Apa?
56
Temani Aku
57
Ini Istri Saya
58
Keputusan Daniel
59
Klarifikasi Daniel
60
Menuruti Daniel
61
Pemanasan
62
Sensasi Awal
63
Sensasi Inti
64
Sensasi Penutup
65
Kok Sudah Bangun?
66
Sarapan Dulu
67
Ada Yang Baper
68
Kembali Ke Pos
69
Telepon
70
Bukan Udang, Tapi Lobster
71
Tidak Tinggal Diam
72
Tidak Sabar Lagi
73
Kedatangan Daniel
74
Malu
75
Ariel Dan Briana
76
Mengamuk
77
Kerusuhan Pagi
78
Penjelasan
79
Kecurigaan Daniel
80
Kecolongan
81
Ajakan Galih
82
Tumbal
83
Cerita Galih dan Nick
84
Kecelakaan
85
Mulai Terungkap
86
Kaget
87
Cerita Gea 1
88
Cerita Gea 2
89
Pulang
90
Jangan Bermimpi
91
Bukan Balapan
92
Hendak Balik
93
Kembali Pulang
94
Minta Ritual
95
Telepon Tengah Malam
96
Butuh Wadahnya
97
Mengunjungi Desi
98
Tawaran untuk Daniel
99
Tidak Sengaja Bertemu
100
Pertemuan
101
Obrolan
102
Mampir ke Tempat Kakak
103
Penjelasan Kakak 1
104
Penjelasan Kakak 2
105
Penjelasan Kakak 3
106
Mantri
107
Cerita Sebenarnya
108
Belajar Praktik
109
Rem Blong
110
Kejutan Pagi
111
Tidak Capek
112
Hattrick
113
Galau
114
Perkara Sarapan
115
Telepon Alesya
116
Balik ke Jakarta
117
Tamu?
118
Ada Hal Penting?
119
Panggil Nama Saja
120
Tidak Bisa
121
Kami Sudah Tahu
122
Saya Akan Datang
123
Persiapan
124
Penghilang Stress
125
Tambah Semangat
126
Sah!
127
Dijalani Saja
128
Sudah Halal, Kan?
129
Makan Malam
130
Pembiasaan
131
Biar Semua Tahu
132
Gempa
133
Wisuda?
134
Tidak Sabar
135
Malu Jika Dilihat
136
Anak Siapa?
137
Nunggu Apa Lagi?
138
Jangan Ditahan
139
Pagi Pertama
140
Kedondong
141
Trauma Daniel
142
Hasil Tes
143
Kejutan 1
144
Kejutan 2
145
Kejutan 3
146
Reka Ulang
147
Mengunjungi Dokter
148
Kembali Bekerja
149
Tambah Usaha
150
Baterai Habis
151
Sarapan
152
Membantu Anggi
153
Pokoknya Ikut
154
Kehilangan Bayi
155
Ke Jogja
156
Ke Dokter
157
Kebetulan
158
Teman Kantor
159
Bertemu Senior
160
Obrolan Dengan Senior
161
Kamu Tidak Apa-apa?
162
Cerita Alesya
163
Meminta Bantuan
164
Makan Malam Terlambat
165
Rekaman Video
166
Pengintai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!