Alesya dan teman-teman kelompoknya sudah berpencar ke seluruh bagian desa. Mereka mendapat tugas yang berbeda-beda untuk persiapan KKN mereka nanti. Hingga menjelang maghrib, seluruh aktivitas sudah selesai.
Selama Alesya sibuk mencari data dan informasi kepada beberapa pihak, perhatian Daniel tak luput dari Alesya. Meskipun dia tidak selalu menemani Alesya, namun Daniel selalu mengamati Alesya dari kejauhan.
Setelah semua selesai, rombongan teman-teman Alesya pun membubarkan diri. Mereka langsung berpencar dengan arah tujuan berbeda-beda. Hal yang sama juga dilakukan oleh Yusa, teman Alesya.
"Aku langsung balik, ya. Yakin kalian nggak apa-apa nih pulang hampir malam motoran gini?" tanya Yusa sambil mengiringi langkah kaki Alesya menuju tempat kendaraan mereka terparkir.
"Tenang saja. Nggak apa-apa, kok. Jalanan kan rame. Beruntung kita dapat desa yang mudah dijangkau." Alesya menjawab sambil menepuk-nepuk bahu Yusa.
Setelah berpamitan, Yusa dan yang lainnya langsung beranjak dari desa tersebut. Kini, tinggal Daniel dan juga Alesya yang bersiap untuk pulang.
"Cari rumah makan sekalian yang ada musholanya. Lengket nih rasanya badan gue. Mau mandi," ucap Alesya sambil memasang helm.
Daniel menoleh ke arah Alesya sambil mengernyitkan kening.
"Lo bawa baju ganti?" tanya Daniel.
"Bawa kaos doang."
Daniel mencebikkan bibir. Setelahnya, kedua orang tersebut langsung beranjak meninggalkan desa. Daniel yang sudah mendapatkan beberapa informasi dari penduduk desa yang ditemui tadi, merasa cukup beruntung. Dia bisa mengetahui letak rumah makan yang ada di sekitar desa tersebut.
Tak berapa lama kemudian, motor yang dikemudikan Daniel sudah berhenti di sebuah rumah makan yang ada di tepi jalan utama. Sepertinya, rumah makan tersebut memang banyak dikunjungi oleh para sopir atau pemudik.
Alesya segera membersihkan diri untuk menyegarkan tubuhnya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Daniel. Meski tidak membawa baju ganti, namun Daniel masih bisa memakai hoodie yang dipakainya tadi.
Setelah beristirahat, sholat, dan makan malam, perjalanan kembali dilanjutkan. Perjalanan pada malam hari, tidak seperti saat siang hari yang lebih banyak diisi dengan kemacetan lalu lintas. Hal itu yang membuat Alesya dan Daniel bisa cepat sampai di rumah.
Jarum jam menunjukkan pukul 21.10 saat Daniel dan Alesya tiba di rumah. Keduanya langsung selonjoran di sofa ruang tamu rumah Alesya.
Ibu yang melihat kedatangan keduanya, langsung membawakan teh hangat dan kopi untuk Daniel.
"Kalian sudah makan malam?" tanya Ibu setelah meletakkan minuman.
"Sudah, Bu. Tadi sudah mampir sebelum pulang." Kali ini Alesya yang menjawab. Sementara Daniel, dia sepertinya sudah hampir terlelap.
Ibu yang melihat tingkah Daniel, hanya bisa menggelengkan kepala. Beliau sudah sangat hafal dengan tingkah Daniel.
Setelah cukup beristirahat, Alesya segera beranjak menuju kamar untuk membersihkan diri. Sementara ibu, berusaha membangunkan Daniel yang sudah terlelap.
"Dan, bangun dulu. Kamu mau tidur di sini apa pulang?" Ibu menggoyang-goyangkan bahu Daniel.
Daniel yang merasa terganggu, langsung mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. Dia menggeliatkan tubuhnya saat menyadari jika dirinya masih berada di rumah Alesya.
"Eeuhhmmm, apa Bu?" tanya Daniel sambil mengucek kedua matanya.
"Kamu mau menginap disini atau pulang? Ini sudah hampir jam sepuluh malam."
Daniel menoleh ke arah jam dinding, setelahnya, dia menatap Ibu Alesya sambil meraih ponselnya.
"Aku pulang saja, Bu. Rumah nggak ada orang. Nanti digotong semut lagi," ucap Daniel sambil beranjak berdiri.
Ibu mencebikkan bibir sambil menggelengkan kepala.
"Emang seberapa gedenya semut hingga mampu menggotong rumah kamu yang segede gaban itu, Dan?"
Daniel tidak menyahuti ucapan Ibu dan hanya mengedikkan bahu. Setelahnya, Daniel langsung beranjak menuju teras untuk mengambil motornya. Tak lama setelah itu, Daniel segera mengendarai motor gedenya menuju rumah.
Keesokan hari, Alesya sudah bangun subuh seperti biasa. Dia segera membantu sang ibu untuk menyiapkan sarapan.
"Pagi, Bu," sapa Alesya saat mendapati sang ibu sudah berkutat di dapur.
"Pagi, Ca. Tolong bantu ibu angkatin kolak pisang tuh," ucap ibu sambil menunjuk masakan yang masih berada di atas kompor.
Dengan sigap, Alesya langsung melakukan perintah sang ibu. Dia memindahkan kolak pisang tersebut pada sebuah tempat yang memang sudah disiapkan.
"Kok tumben buat kolak pisang, Bu." Alesya beralih mencuci bekas kolak setelah memindahkan isinya.
"Ada pisang yang sudah matang. Kebetulan, si Daniel juga paling suka kolak pisang ini. Jadi, sekalian ibu buatkan," jelas ibu.
Alesya mencebikkan bibir. "Jadi ini buat Kuda?"
"Ya, sekalian buat dia. Kasihan, orang tuanya juga nggak ada di rumah, kan?"
"Papa dan mama kapan baliknya sih, Bu?"
Ibu mengedikkan bahu sambil menggelengkan kepala.
"Ibu juga tidak tahu, Ca. Mungkin, akhir pekan ini."
Alesya hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala. Setelah itu, dia melanjutkan aktivitas membantu sang ibu memasak sambal goreng kentang kesukaan sang ayah.
Hingga menjelang pukul enam pagi, semua makanan sudah siap. Ibu meminta Alesya untuk membangunkan Daniel.
"Cckkk. Ngapain dibangunin sih, Bu. Nanti jika lapar pasti juga kesini." Alesya terlihat malas menuruti permintaan ibu.
"Jangan begitu, Ca. Kamu nggak ingat kemarin Daniel sudah mengantar kamu seharian, lho. Bahkan, sampai malam juga pulangnya."
Diingatkan begitu, Alesya hanya bisa mendesahkan napas berat. Meskipun dengan berat hati, Alesya bergegas menuju rumah Daniel yang ada di sebelah rumahnya.
Alesya yang memang mempunyai kunci cadangan rumah Daniel, langsung membuka pintu rumah tersebut. Dia juga segera membuka jendela yang masih tertutup rapat tersebut. Dan, Alesya sangat yakin jika Daniel masih belum bangun tidur.
Setelah semua jendela terbuka dengan benar, Alesya segera beranjak menuju kamar Daniel yang berada di lantai dua rumahnya. Seperti dirinya, Daniel juga jarang mengunci pintu kamar. Dia lebih suka hanya menutup pintu kamarnya tersebut.
Ceklek.
Alesya langsung melongokkan kepala ke dalam kamar. Dia melihat Daniel yang masih bergelung di dalam selimut.
Setelah mendesahkan napas beratnya, Alesya berjalan memasuki kamar Daniel. Dia segera menuju ke arah jendela dan membuka tirai serta jendela kamar tersebut. Ada dua buah jendela besar di dalam kamar Daniel. Jika semuanya dibuka dengan lebar, kamar tersebut benar-benar terang tanpa perlu memakai lampu di siang hari.
Setelah memastikan semua jendela terbuka dengan benar, kini Alesya langsung beranjak menuju tempat tidur. Dia menarik selimut yang membungkus hampir seluruh tubuh Daniel yang tidur terlentang tersebut. Alesya hanya bisa melihat satu kaki kiri dan rambut Daniel. Dia tidak bisa melihat bagian tubuh Daniel secara keseluruhan.
Sreeett.
Dengan sedikit tenaga, Alesya menarik selimut yang menyelimuti tubuh Daniel dengan sedikit lebih kencang. Alhasil, selimut tersebut benar-benar terlepas dari tubuh Daniel. Namun ternyata, tindakan Alesya tersebut justru membuatnya memekik histeris.
"Aaarrggghhh, Kuda. Kenapa 'gagang cangkul' lo berdiriin, sih!"
***
Jangan lupa tinggalkan jejak ya, like, komen dan vote banyak-banyak. Twrima kasih. 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
🤣🤣🤣.. pagi2 sdh dapet surprise si Ale ale
2023-06-18
0
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
lagian orang ngantuk diajak ngobrol Bu kan asal aja jadi nya jawabannya
2023-06-18
1
Siti Ainaa
Kyk makku aj selalu ngmng klok hujan2 rumah gk ad orng entr digondol siput🐌 loo🤣🤣🤣🤣
2023-01-23
0