Alesta hanya bisa mencebikkan bibir setelah mendengar ucapan Daniel. Setelahnya, dia hanya bisa mengikuti Daniel saat menarik tangannya menuju tempat parkir. Tak berapa lama kemudian, Daniel dan Alesya keluar dari area parkir butik tersebut.
Udara panas ibukota, sudah semakin terasa panas. Alesya yang saat itu hanya mengenakan kaos tanpa jaket, langsung merasakan udara panas menyengat kulit. Beberapa kali dia bahkan menggosok-gosok punggung tangannya karena cukup terasa panas.
Daniel yang mengerti tingkah Alesya, langsung menghentikan motornya di dekat halte. Dia segera membalik jaketnya hingga resletingnya mengarah ke belakang.
"Masukin tangan lo ke dalam jaket gue biar nggak kepanasan," ucap Daniel.
Alesya yang sudah mengerti pun langsung memasukkan tangannya ke dalam jaket, dan melingkarkan tangannya di atas perut Daniel. Mereka tidak merasa canggung melakukan hal itu karena sudah sering Alesya lupa membawa jaket. Bahkan, saat masih SMA pun Alesya sering lupa.
Daniel bukannya tidak menyadari ada yang menempel pada punggungnya. Namun, karena memang sudah terbiasa dengan hal itu, dia berusaha untuk mengalihkan pikiran dari bayangan yang iya iya.
Hingga beberapa saat kemudian, Daniel sedikit menoleh ke arah Alesya.
"Mau mampir makan siang dulu?" Daniel menawarkan karena cuaca sudah cukup panas.
"Masih kenyang, gue. Ke kedai lo saja," jawab Alesya.
Kedai Daniel? Ya, Daniel memang mempunyai sebuah usaha kedai kecil-kecilan yang terletak di sebuah ruko di dekat SMA mereka dulu. Sebenarnya, ruko itu bukan milik Daniel atau keluarganya. Ruko tersebut milik teman papanya Daniel yang disewakan.
Bukan kedai besar, hanya kedai sederhana yang biasa digunakan untuk nongkrong anak-anak SMA. Kedai tersebut juga hanya menjual makanan biasa yang ramah di kantong anak-anak SMA. Namun, justru karena itu kedai tersebut cukup Ramai.
Dari penghasilan yang diperoleh Daniel dari usaha kedai tersebut, dia sudah bisa membeli motor sendiri tanpa meminta uang dari orang tuanya. Daniel juga mendapat penghasilan dari kedai tersebut yang bisa digunakan untuk jajan dan keperluannya sendiri. Ya, meskipun Daniel juga masih mendapatkan subsidi uang kuliah dari orang tuanya.
Daniel menatap wajah Alesya dari spion motornya. Dia cukup heran saat Alesya tumben meminta ke kedai. Meskipun begitu, dia menuruti permintaan Alesya dengan membelokkan motornya menuju jalan pintas yang akan membawanya menuju kedai.
"Tumben minta ke kedai? Ada apa?" tanya Daniel.
"Ya, sudah lama aja nggak kesana. Kangen es campur buatan Bu Aan."
Daniel hanya mengangguk-anggukkan kepala. Sebenarnya, dia juga sudah hampir empat hari ini tidak menengok kedainya tersebut.
Kedai Daniel, memang dijaga dan di kelola oleh sepasang suami istri, Pak Usman dan Bu Aan. Keduanya adalah orang rantau asli Jawa yang kebetulan mengontrak di belakang SMA. Mereka yang awalnya bekerja sebagai buruh di rumah makan, langsung menerima tawaran Daniel yang menawarinya untuk menjaga kedainya. Sejak saat itu, Pak Usman dan Bu Aan resmi menjaga dan mengelola kedai tersebut.
Sekitar empat puluh lima menit kemudian, motor Daniel sudah berhenti di depan kedai miliknya. Di hari libur seperti ini, kedai Daniel masih lumayan ramai. Hal itu dikarenakan masih banyak anak-anak muda yang menghabiskan waktu untuk nongkrong di tempat tersebut sebelum mereka bermain futsal. Ada sebuah lapangan futsal yang terletak tak jauh dari lokasi tersebut.
Pak Usman dan Bu Aan yang sudah cukup mengenal Alesya, langsung terlihat akrab dengannya. Alesya tanpa sungkan segera meminta dibuatkan es campur yang sudah sejak tadi diinginkannya.
"Dari mana atau mau kemana, Mbak?" tanya Bu Aan saat sedang membuatkan es campur untuk Alesya. Sementara Daniel, langsung membantu Pak Usman membenahi tiang lampu yang patah karena terserempet truk tadi pagi.
"Dari nemenin Daniel ke butik, Bu," jawab Alesya.
Bu Aan hanya mengangguk-anggukkan kepala. Beberapa saat kemudian, es campur pesanan Alesya sudah siap. Dengan senang hati, Alesya langsung menyantap es tersebut.
Ketika sedang menyantap es campurnya, tiba-tiba Daniel datang dan merebut sendok Alesya. Dia segera menyendok es tersebut hingga membuat Alesya kesal.
"Cckkk, Kuda! Sana minta Bu Aan buatin sendiri, ih. Ngapain rebut punya gue?!" Alesya langsung mencak-mencak.
"Kelamaan. Ini gue tinggal dulu sebentar cari lampu. Nanti gue balik lagi," ucap Daniel sambil mengembalikan sendok tanpa rasa bersalah.
Alesya hanya mencebikkan bibir. Dia sudah sering diganggu Daniel saat sedang makan. Setelah kepergian Daniel, Alesya kembali menyantap es campurnya yang masih tersisa.
Tak berapa lama kemudian, datanglah beberapa orang di depan kedai Daniel. Mereka membawa beberapa motor dan berboncengan. Beberapa diantaranya, Alesya cukup kenal.
"Lho, Sya? Disini juga lo ternyata?" sapa Edrik teman masa SMA Alesya dan Daniel.
"Eh, Drik? Mau main futsal, lo?" jawab Alesya sambil menyambut uluran tangan Edrik.
"Ya, gitu deh. Nemenin anak-anak latihan. Mau ikut turnamen," jawab Edrik sambil mendudukkan diri di depan Alesya.
Mendengar jawaban Edrik, Alesya hanya mengangguk-anggukkan kepala. Dia sudah tahu jika Edrik adalah donatur beberapa turnamen futsal mengingat orang tuanya adalah anggota DPR dan pengusaha tambang.
Alesya mengamati beberapa orang teman Edrik sudah mulai memesan makanan. Sementara Edrik, mengedarkan pandangan untuk mencari seseorang.
"Lo kesini sama siapa? Tumben nggak barengan Daniel," tanya Edrik.
"Gue sama Daniel. Tapi, dia keluar cari lampu. Lo kok bisa makan disini? Bukannya nyokap lo punya restoran, ya?"
Edrik mencebikkan bibir sebelum menjawab pertanyaan Alesya.
"Ya kali gue bawa anak-anak makan di restoran nyokap gue? Sampai sini, mereka sudah lapar lagi. Restoran nyokap gue di Bogor."
Sontak Alesya langsung tergelak mendengar jawaban Edrik. Dia memang tidak tahu lokasi restoran orang tua Edrik. Alesya hanya pernah dengar saat SMA jika Edrik adalah anak orang yang cukup berada. Ayahnya seorang pengusaha tambang, sedangkan sang ibu adalah anggota DPR.
"Ya, sorry. Gue kan nggak tau," ucap Alesya setelah tawanya reda.
"Lagian, rumah anak-anak juga juga dekat-dekat sini. Mereka lebih nyaman makan disini katanya. Banyak jajanan pasar," ucap Edrik sambil mencomot ote-ote yang berada di depannya.
Alesya hanya mengangguk-anggukkan kepala mengerti. Hingga pesanan makanan Edrik datang, Alesya masih mengobrol dengan Edrik. Bahkan, keduanya sudah bertukar nomor ponsel.
Tak berapa lama kemudian, terdengar suara motor Daniel berhenti di depan kedai. Dia langsung menghampiri Edrik yang tengah mengobrol dengan Alesya.
"Drik? Apa kabar, lo?" sapa Daniel saat sudah berada di dekat Edrik.
"Baik. Lo apa kabar? Gue beberapa kali mampir kesini nggak pernah ketemu lo." Edrik membalas sapaan Daniel.
"Jelas lo nggak pernah ketemu gue, lo mainnya malem." Daniel mencebikkan bibir.
"Hehehe, iya. Lagian, gue juga baru sekitar satu bulan ini latihan di sini."
"Mau ada turnamen?" tanya Daniel sambil menggeser tempat duduk Alesya.
"Iya. Ini persiapan."
"Lo jadi donaturnya?" Daniel penasaran.
"Hhmm, begitulah."
"Hebat. Anak bos tambang harusnya memang begitu." Daniel menimpali.
"Cckkk. Apaan sih, lo. Anak bos tambang apaan, dah." Edrik hanya memutar bola matanya dengan jengah. Dia tidak terlalu nyaman dengan celotehan seperti itu sejak SMA.
Setelahnya, obrolan kembali dilanjutkan. Sesekali, Alesya ikut menimpali di tengah-tengah aktivitasnya berbalas pesan dengan beberapa orang teman di group KKN nya. Sementara Daniel, kembali membantu Pak Usman memasang lampu yang rusak.
Hingga sebelum Edrik dan teman-temannya beranjak, sebuah celetukan berhasil membuat Alesya terkejut.
"Sya, lo kok mainnya barengan Daniel terus? Nggak takut cowok lo cemburu?" tanya Edrik.
Sontak saja pertanyaan Edrik tersebut membuat Alesya kaget.
"Gue lagi nggak punya pacar, Drik," jawab Alesya sambil menoleh ke arahnya.
"Eh, serius lo lagi nggak ada pacar?" Edrik tampak bersemangat.
"Bohong!"
"Eh?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
pengusaha muda rupanya si Daniel
2023-06-18
0
Sunarty Narty
wah Daniel ne yg g rela Ale Ale d deketin cowok lain
2022-09-29
1
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
wah wah sepertinya Edric naksir Caca nih tapi yang bilang bohong Daniel bukan ya
2022-09-12
1